New York, terkenal dengan gedung-gedung pencakar
langit lengkap dengan gemerlapnya. Di sebuah ruang, tampak seorang lelaki
sedang menyusun sebuah puzzle bergambar dua orang berdansa. Tapi, puzzle itu
tak selesai. Ada sekeping puzzle yang hilang. Lalu lelaki itu, mengetik nama
Kim Hye Jin di komputernya, tapi orang yang ingin ia cari tidak ditemukannya di
media sosial. Kemudian ia membuka amplop-amplop surat yang pernah ia kirimkan
namun dikembalikan lagi. Sudah Pasti dia adalah Ji Sung Joon.
Lalu kita dialihkan pada pesawat terbang yang
mendarat. Yup, Ji Sung Joon kembali ke Korea. Seorang wanita tengah menari-nari
di sebuah pesta. Dia tampak cantik dan elegan. Dia bernama Ha Ri. Di sisi lain
seorang wanita berambut pendek keriting dan berpenampilan tidak menarik alias
jelek, sibuk membawa minuman untuk para pelanggan restoran. Wanita itu adalah Kim Hye Jin. Tiba-tiba
teleponnya berdering karena panggilan dari “Suami Bos”. Ternyata telepon itu
dari Ha Ri.
Hye Jin berbohong kalau dia berada di jembatan
Hannam. Sontak saja, Ha Ri berteriak “Pembohong! Kau bilang berada di jembatan
30 menit yang lalu. Apa masuk akal kau tidak di sini saat saat ulang tahunku?”
“Ya, aku bohong?” Hye Jin pun menyerah. Karena
banyak pelanggan yang memanggilnya dia
pun menutup telpon.
Untungnya, saat Hye Jin membawa makanan pada
sekelompok pria, salah satu dari mereka bertanya “Bukankah pelayan kami tidak
cukup memadai untuk menerima pesanan?”
Hye Jin pun melihat teman kerjanya yang sedang
melayani pelanggan. “Itu benar. Aku memang enggak punyak penampilan menarik
untuk menyajikan. Aku akan meminta wanita membwakan makanan pembuka untuk
kalian. Jangan khwatir.”
Dia pun segera pergi ke pesta Ha Ri membawa
bendo. Sedangkan Ha Ri bersama beberapa pria dengan wajah lusuh, karena Hye Jin
belum juga datang. Salah satu teman prianya pun, bertanya bagaimana dengan
pesta yang dibuat? Ha Ri menjawab dengan nada yang lemah. “Ya, sedikit.
Terimakasih. Lalu, pria yang lain memberi kado kalung dari paris. Tapi Hye Jin
tidak terlalu antusia. Tiba-tiba Ha Ri berteriak “Kim Hye Jin di sini!” sambil
melambaik-lambaikan tangan. Dan si pria kalung itu, pun mengejek Hye Jin
“Daebak, kau punya teman seperti itu?” Ha Ri pun langsung menginjak kakinya
dengan tumit highlist dan berkata supaya jangan lagi muncul dihadapannya.

Ha Ri menghampiri Hye Jin dengan bahagianya.
Hye Jin langsung memakaikan bendo yang dibawanya di kepala Ha Ri. Hye Jin yang
sangat tahu diri merasa kalau dia tak pantas berada di sini. “Aku saat senang
kau ada di sini” ujar Ha Ri. Ha Ri mengajak Hye Jin untuk makan, Tapi Hye Jin
enggak mau. Biarkan ia sendiri dan menyuruh Ha Ri pergi dan bermain-main.
Hye Jin pun makan dan masuk sms ke hpnya,
tagihan pinjaman pendidikan. Ia lalu menatap orang-orang di sekitarnya sambil
berkata lirih “Semua orang terlihat seperti tidak punya rasa khawatir. Hye Jin
lalu bersemangat. Oh… mereka mengatakan makan selagi ada dalam situasi apa pun.
Dan akau harus kuat untuk terus menghasilkan uang.”
Ha Ri berjalan di pinggir kolam. Dia tidak
bisa menjaga keseimbangan dan jatuh ke kolam. Semua pria pada terjun
menolongnya. Hye Jin yang panik juga hendak menghampirinya. Tapi ia tersenggol
dan jatuh ke kolam dan tidak ada yang memdulikannya. Hye Jin pulang dengan basah
kuyup dengan pikiran ia hanya cocok jadi pemeran figuran yang tidak bearti
apa-apa.
***
Esok paginya, terlihat lah perbedaan yang
mencolok antara Ha Ri dan Hye Jin. Dimulai dari kamar Hye Jin berhias
potongan-potongan kertas kecil yang ditempelkan di dinding dan buku-buku di
atas meja. Kamar Ha Ri berjejer tas, baju dan alat make up. Bangun tidur Ha Ri
langsung menyemproti wajahnya dengan penyegar wajah. Hye Jin menempuk-nempuk
pipinya. Ternyata mereka tinggal serumah dan rebutan kamar mandi. Begitu juga saat
sarapan. Ha Ri cukup dengan satu apel. Hye Jin semangkuk nasi penuh.
Sampai-sampai Ha Ri menyidir “Mengapa tak kau buat sebuah menara dari itu?”
“Aku ada jadwal wawancara. Jadi aku harus
makan supaya enggak gugup.” Ujar Hye Jin.
***
Hye Jin berlari terburu-buru dan masuk ke lift
dan seorang wanita pun menyusul. Tapi lift enggak mau menutup karena lebih
kuato. Hye Jin yang tahu diri pun mengalah keluar. “Ah, aku sudah terlambat,”
gumamnya. Namun, pintu lift terbuka lagi menyuruh Hye Jin masuk dan wanita yang
terakhir masuk keluar.
Saat wawancara Hye Jin sangat gugup. Karena
teman wawancaranya menggunakan bahasa inggris. Salah satu pewawancara bertanya
“Terletak di mana Universitas Yeongmin?”. “Sedikit kecil di luar Seoul,” jawab
Hye Jin. “Hal ini tidak dikenal tetapi merupakan kampus yang punya visi. Kampus
ini juga indah,” tambahnya.
***
Hye Jin sedang berjalan menuju rumahnya sambil
menggumal tentang hujan yang membuat rambutnya semakin besar. Rambut Hye Jin
akan semakin keriting jika kena hujan. Umpatan itu berhenti saat melihat Ha Ri
sedang berciuman dengan teman prianya. Hye Jin bertanya “Apakah dia pacarmu?”.
Ha Ri menjawab tidak. Makin mengomel lah Hye Jin. Ha Ri pun menyanggah dia
harus berciuman dulu baru bisa memutuskan apa ia harus menerimanya apa tidak.
(aih, dunia bisa gawat kalau semua perempuan punya prinsip kayak Ha Ri).
Hye Jin dan Ha Ri belanja di supermarket. Hye
Jin berandai-andai jika dia bisa meminjam tubuh Ha Ri untuk wawancara kerjaan
supaya mudah mendapatkan kerjaan. Ha Ri membalas bahwa ia akan melakukannya 100
kali kalau itu bisa. Hye Jin bicara tentang cinta sejati. Apakah Ha Ri percaya
pada cinta sejati. Tapi Ha Ri sangat apatis tentang itu.
Baru saja bercerita tentang cinta sejati. Di
rumah Hye Jin mendapatkan email dari Ji Seong Joon teman kecilnya yang ingin
mengajak ketemuan. Hye Jin dengan penuh semangat dan bahagia mengiyakan
permintaan Ji Sung Joon.
Hye jin berkata pada Ha Ri bahwa Ji Sung Joon
itu adalah cinta pertamanya Ha Ri juga mengenal Ji Seong Joon “Anak gendit itu
kan?”.
Di museum tiba-tiba Ji Sung Joon menyela
penjelasan seorang guru tentang lukisan yang gambarnya sama seperti puzzle yang
disusunnya. JI Seong Joon juga berpapasan dengan Kim Shin Hyuk.
Hye Jin menepuk punggung seorang pria gendut
yang ia sangka adalah Sung Joon. Hye Jin pun menghubungi Sung Joon dan berkata
bahwa ia berada air terjun. “Aku juga dekat air terjun,” jawab Seong Joon. “Ya,
aku melihatmu,” ujar Seong Joon. Hye Jin juga melihatnya. Tapi saying, Seong
Joon melewatinya dan menghampiri wanita lain. Baru lah Hye jin sadar, bahwa dia
sekarang sudah berubah.
Dulu, Hye Jin seorang gadis cantik, pintar dan
banyak pria yang merebut untuk jadi teman sebangkunya. Seong Joon yang waktu
kecil bersifat pemalu karena penampilannya yang gendut sering dikucilkan
teman-temannya. Hye Jin lah yang membelanya dan mereka pun jadi sahabat. Mengingat
hal itu, Hye Jin bersembunyi dari Sung Joon.
Hye Jin pun bertemu dengan Ha Ri dan
menceritakan bahwa ia takut jika Sung Joon terkejut melihat Kim Hye Jin yang
sekarang jadi ia memutuskan melarikan diri. Entah ide gila dari mana, Hye Jin
meminta Ha Ri menggantikan posisinya.
Ha Ri dan Sung Joon pun bertemu. Sung Joon
yang saking senangnya langsung memeluk Ha Ri yang dipikirnya Hye Jin. Air
terjun pun seketika hidup. Dan Hye Jin melihat mereka. “Aku merindukanmu, Kim
Hye Jin,” ucap Sung Joon. Hye Jin mengingat tentang puzzle lukisan orang
berdansa yang di sisi bawahnya ada gadis pengintip. Ia mengatakan “Gadis yang
mengintip ini seperti gambar tersembunyi. Lihat, kau tak bisa melihat jika
tidak mendekat. Sama seperti gambar tersembunyi.” Dan Kini Hye Jin lah yang
menjadi gambar tesembunyi ini.
Sekarang Sung Joon makan malam bersama Ha Ri
di restoran. Sedangkan Hye Jin jadilah penguntit. Mulailah percakapan Seong
Joon dan Ha Ri.
“Apa yang harus aku tanyakan dulu? Begitu
banyak yang ingin aku ketahui,” ujar Sung Joon. “Bagaimana dengan pekerjaanmu?
Kau bekerja apa sekarang?” tanya Seong Joon.
“Aku masih belajar. Dan masih mementingkan
belajar,” jawab Ha Ri berdasarkan intruksi Hye Jin sebelumnya. “Bagaimana
denganmu?”
“Aku bekerja di Art Directing.” Jawab Sung
Joon.
Sampai akhirnya Ha Ri bertanya apa yang
membuat dia menghubungi dirinya. Sung Joon menjawab, “Sebelum kembali ke korea,
dia memilah-milah barang. Aku menemukan kotak, aku tidak tahu bahwa aku masih
memlikinya. Ada huruf yang sempat kita tukar. Aku membacanya, aku pikir itu
tentang masa kecil kita. Jadi tiba-tiba aku ingin melihatmu.” Jelas Sung Joon.
***
Sebelum berpisah, Ha Ri mengatakan bahwa ia
ingin pergi ke London untuk belajar. Kim Sung Joon terlihat kecewa dan
memintanya tunggu lima menita. Ternyata Seong member kado payung. “Gunakan ini
untuk menghindari dari yang kau benci.” Mereka pun bersalaman. Seong Joon yang
berat melepaskan tangan Ha Ri kembali memeluknya.
Sampai di rumah Ha Ri terlelap tidur. Hye Jin
menghapus semua email yang masuk. Hye Jin kembali mengingat masa kecilnya.
Seong Joon kecil meminta supir membuka pintu bus. Ia seperti ketakutan. Hye Jin
juga turun menyusul. Dan menutupi kepala mereka dengan baju Hye Jin. Seong Joon
masih ketakutan, Hye Jin memberikan handset ke telinga Sung Joon. Barulah Sung
Joon tenang. Sebelum Sung Joon pergi ke
luar negeri, ia memberi potong puzzle lukisan itu pada Hye Jin.
Esok paginya, Hye Jin menjerit histeris,
sampai-sampai Ha Ri terkejut. Ternyata Hye Jin diterima kerja. Saking
bahagianya, mereka pesta semalaman suntuk.
Hari pertama Hye Jin bekerja penuh dengan
kesialan tapi ia tetap bersemangat. Pertama, celananya koyak, kedua
pertemuannya dengan Kim Shin Hyuk melalui cara yang tak biasa. Ketiga dibalik
ia diterimanya bekerja adalah “Apakah kau pikir dia pernah mendapatkan
panggilan telepon dari seorang pria? Bahkan jika dia bekerja lembur dia tidak
punya seorang pria untuk bertemu. Mempunyai riwayat hidup yang mengenaskan. Itu
juga bagus. Apakah dia akan berpikir untuk pindah perusahaan.“ ucap Manajer
Tim. Semua orang tertawa dan kim Hye Jin juga ikut tertawa. “Ah, Manajer Tim kaulah
yang terbaik.” Ucap Hye Jin
Sebelum pulang kerja, Tim Manajer meminta Hye
Jin membawa kotak ke Tim Editing. Dan yang terjadi adalah Hye Jin pulang malam.
Kenapa? Karena semua orang di Tim Editing menyuruh ini-itu pada Hye Jin. Hye
Jin yang kebinggunga pun bertanya pada Tim Pendukung. Tapi tak digubris.
Ternyata Tim Editing salah orang, orang yang
seharusnya membantu mereka datang terlambat. Tapi karena kerjaan Hye Jin bagus.
Maka besoknya ia dipindah sementara ke Tim Editing. Dan di sinilah ia kembali
bertemu dengan Ji Sung Joon, orang yang sangat ingin dihindarinya.
bersambung ke episode 2
Komentar:
Akhirnya, saya terjun juga nulis sinopsis, meski agak terlambat sih. karena drama ini sudah tayang 4 episode. Saya rasa tulisan saya ini sangat kacau balau..
Hmmm.... benarkah keputusan Kim Hye Jin adalah keputusan yang tepat. Menjadi "Gambar Tersembunyi"?
Menurut saya tidak. Kenapa? karena sesuatu yang dimulai dengan kebohongan akan berakhir tidak baik.
Dan yang terpenting drama ini roncom tulen secara nonton Yong Pal yang bawaan terus menegangkan... jadi rasanya sedikit fres lihat drama ini.