Kamis, 12 November 2015

Review Ending She Was Pretty: Seperti Permen Lolipop


-a-: Sebenarnya daritadi siang itu, aku sudah tak sabar lagi untuk segera menuliskannya.

-b-: Kenapa? kan episode 15 saja belum rampung, kenapa sudah sibuk dengan episode 16?

-a-: Tenang, kalau itu tetap akan kurampungkan sampai tamat.

-b-: Ohh… tapi tunggu dulu. Kok bawa-bawa lolipop sih?

-a-: Karena drama ini sangat manis seperti permen polipop, penuh warna, penuh keceriaan, dan penuh cinta.

Review Ending She Was Pretty

Sung Joon dan Hye Jin memutuskan untuk pacaran jarak jauh. Mereka menunda pernikahan selama setahun, karena Hye Jin mau mengejar impiannya sejak kecil untuk menjadi penulis cerita anak. Sedangkan, Sung Joon harus kembali ke Amerika. 


Tetapi baru beberapa bulan saja, Sung Joon tidak tahan. Maka mucul-lah dia secara mendadak di hadapan Hye Jin. Tentunya Hye Jin sangat senang.     


Hye Jin heran dengan kedatangan Sung Joon ke Korea. Apa Sung Joon itu sedang libur? Sung Joon bilang dia akan menetap di Korea. Hye Jin lalu tanya soal kerjaan. Sung Joon berkata sepertinya Hye Jin yang harus kerja membiayai hidup mereka berdua. Hye Jin sibuk mengurangi kebutuhannya yang tidak penting. Sung Joon tertawa karena Hye Jin percaya begitu saja pada candaannya.

Jadi, Sung Joon kerja apa? Apalagi kalau tidak kembali ke The Most Korea, namun kali ini Sung Joon naik pangkat sebagai Pemred. Terus nasib Ra Ra gimana? Ternyata Ra Ra mau menikah dengan model asal Italia yang pernah bekerja sama dengan The Most. Wow, Ra Ra ini hebat juga, bisa mengaet pria yang lebih mudah 15 tahun darinya. Owalah, pria ini sama lebay-nya seperti Ra Ra.

Karena mendengar Ra Ra mau menikah. Han Sul juga pingin menikan dengan Joon Woo tahun ini. Namun sekarang Han Sul bukan-lah Han Sul yang dulu, dia menginginkan pernikahan yang sederhana saja dengan biaya yang murah.


Oya, sekarang Ha Ri sangat serius belajar. Namun pesona Ha Ri tak pernah luntur di mana pun dia berada. Terbukti seorang pria yang lebih muda darinya mengejar-ngejar Ha Ri dan menyakan kalau pria itu mencintai Ha Ri
  

Hye Jin pulang ke rumah orangtuanya dan terkejut melihat Sung Joon tinggal di rumahnya. Hahaha… yang dimaksud Sung Joon dengan tempat tinggal, ternyata rumah Hye Jin. Hye Jin omel kenapa tidak diberitahu. Ayah, ibu dan Hye Rin kompak membela Sung Joon. Karena itu akan membuat Hye Jin akan terus mengomeli Sung Joon. Hye Jin menyela kapan dia melakukan itu? Bukankah setiap Sung Joon datang ke rumah, Hye Jin memang selalu omel-omel.


Hye Jin memberikan buku tabungannya pada ayah untuk membeli mesin cetak yang baru. Ingatkan alasan kenapa Hye Jin mau kembali ke The Most dan mengubah penampilannya? Ayah menolak dan bilang sebaiknya uang itu digunakan untuk pernikahan Hye Jin. Sung Joon menyela. Kalau Hye Jin tak perlu membawa apa-apa cukup dirinya Hye Jin saja.


Hye Jin dan Sung Joon berangkat kerja bersama. Hye Jin menemukan buku tabungan ayah di tas dan membukanya. Ternyata selama ini ayah menabung sedikit demi sedikit untuk hadiah pernikahannya daripada membeli mesin cetak. Hye Jin menangis terharu. Sung Joon heran melihat Hye Jin menangis tiba-tiba. Sung Joon sungguh merasa kalau dia sudah menjadi anggota keluarga Hye Jin.

Sung Joon tetaplah Sung Joon yang dulu, Sung Joon yang sangat-sangat fokus hingga dia selalu salah masuk ruang kerjanya. Sung Joon beralibi karena sudah terbiasa dengan ruangan itu. Joo Young pun mengumal “Pantas saja dia sering disebut si bodoh Ji”


Buku pertama Hye Jin sudah terbit. Dia tampak bahagia membaca namanya tercantum sebagai pengarang cerita anak (aku tahu betul, bagaimana perasaan Hye Jin saat membaca namanya sendiri ada di dalam buku. Perasaan bahagia tiada tara dan bangga pada diri sendiri bahkan lebih dari itu yaitu kepuasaan batin).
 
Sung Joon tetaplah Sung Joon yang dulu, yang tak pernah segan membuang hasil kerja anah buahnya ke tong sampah jika tidak maksimal. 


Setelah marah-marah, Sung Joon membagi-bagikan amplop pada anak buahnya? Lo, mau bagi-bagi uang? Tidak, tapi sekarang Sung Joon memamerkan jarinya yang melingkar cincin dan mengatakan kalau dia akan menikah (kayaknya lagi musim nikah ya? sudah tiga pasang berniat nikah). Semua anak buahnya terkejut apalagi saat tahu calon Sung Joon adalah Hye Jin. Secara Poong Ho menduga Hye Jin dan Shin Hyuk-lah yang mempunyai hubungan khusus.


Ha Ri mengajak Hye Jin pergi ke rumah kaca yang benar-benar indah untuk memberi ucapan selamat atas pernikahan Hye Jin sekaligus merayakan keberhasilan Ha Ri yang diterima bekerja di hotel dengan usahanya sendiri. Bahkan Ha Ri membuat khusus mahkota bunga dan buket bunga untuk Hye Jin agar digunakan di hari pernikahannya.


Hari pernikahan Hye Jin dan Sung Joo pun tiba. Mereka berjalan di altar dengan mantap menyongsong masa depan. Lalu bagaimana dengan kehidupan pernikahan mereka? Hye Jin masih sibuk menulis  mengejar deadline sampai-sampai Sung Joon sengaja mencari-cari perhatian. Hahaha… belum tahu Sung Joon kalau seorang penulis sudah di depan leptop mana bisa diganggu kecuali ada gempa. Nah, ternyata gempa itu mengguncang Hye Jin, Sung Joon berteriak kalau dia sangat kesepian padahal kan dia sudah menikah. Hye Jin menyerah, menutup leptopnya tanda Sung Joon boleh beraksi.

Lalu apa kabar Shin Hyuk? Dia benar-benar menghilang dari kehidupan orang yang mengenalnya, bahkan SNS-nya sudah tidak aktif lagi. Sekarang dia berpindah-pindah tempat dari satu negara ke negara lainnya seperti traveler atau backpacker. Tetapi, dia mengeluarkan novel terbaru dengan judul “Ten”. Novel itu dipersembahkannya buat sahabat terbaiknya, Jackson alias Kim Hye Jin. 

Oya, Shin Hyuk selalu memaki topi yang dibelikan Hye Jin. 

Ternyata saat Shin Hyuk mengucapkan selamat tinggal buat Hye Jin, dia meminta agar Hye Jin mengingatnya setiap makan acar lobak. Owalah… emang Hye Jin akan makan acar lobak setiap hari.


Drama ini ditutup dengan seorang anak kecil perempuan dan seorang pria dewasa berjalan di trotoar, memakai payung kuning dan merah. Di lampu penyeberangan, anak itu mengatakan “Ayo jalan” saat melihat lampu berubah jadi hijau persis dengan kebiasaan Hye Jin kan? Anak itu juga berambut keriting dan berpipi merah. Dan pria yang memegang tangannya adalah Sung Joon. Sung Joon tersenyum dan mengatakan “Yeon Woo, ayo cepat! Ibu sudah menunggu.”  

Sudah pasti anak yang bernama Yeon Woo itu adalah anak Sung Joon dan Hye Jin kan? Meski tidak dibilang secara langsung, tapi dilihat dari kebiasaan dan kemiripannya dengan Hye Jin, ditambah ada Sung Joon di samping anak itu. Sudah anak itu adalah anak mereka. (trauma karna aku salah tebak soal keponakan Ra Ra dan penulis Ten).
 
Drama ini mempunyai tema, konflik, dan alur yang paling sederhana sepanjang sejarah Kdrama yang pernah kutonton meski rasanya tidak sesederhana itu. Selama delapan minggu mengikuti drama ini dari awal sampai akhir, terasa ringan dan menyenangkan. Menurutku drama ini sudah pas tak lebih ataupun kurang gula. Pantes saja pihak produksi tak mau menambahkan episodenya.  

Secara garis besar, drama ini sangat kental dengan hubungan persahabatan yang terjalin antara Hye Jin dan Ha Ri. Persahabatan yang begitu menyentuh. Selain itu, tentang makna di balik kata 'cantik'.

Istimewanya lagi dalam drama ini, tidak orang yang super jahat, malah orang yang super 'aneh' yang banyak.
 

Entah kenapa melihat moment kebersamaan ayah anak ini terasa sangat-sangat hangat. Apalagi ketepatan dengan Fatherday. Selamat Hari Ayah buat seluruh ayah terhebat di dunia.  


Selasa, 10 November 2015

Balik Layar She Was Pretty (4)

 Bercanda, tertawa... 

 Berfoto

Berdiskusi

 Syuting, syuting dan syuting lagi

Tetapi tetap semangat


Berfoto bersama fans

Sinopsis She Was Pretty Episode 14




Sung Joon mengutarakan niatnya untuk melamar Hye Jin jika The Most sukses dan  kembali dibuka. Sung Joon merasa takut kehilangan Hye Jin lagi. Selama 15 tahun dia merindukan Hye Jin dan menemukan Hye Jin setelah 15 tahun. Sung Joon ingin selamanya bersama Hye Jin. 

Sung Joon menebak pasti Hye Jin terkejut, tetapi sebenarnnya dia juga gugup mengatakannya. Sung Joon bilang selam hidupnya baru ini perama kalinya dia begitu yakin akan sesuatu. Makanya, dia ingin Hye Jin tahu bagaimana perasaannya. Sung Joon memakaikan topi jaket Hye Jin. Hye Jin bilang dia sungguh berharap Sung Joon berhasil menghidupkan The Most lagi. Sung Joon pun mencium Hye Jin.

Betapa terkejutnya, Sung Joon mendapat SMS, Leonard Kim membatalkan wawancara dengan Most. Sung Joon langsung menelepon untuk memastikan hal itu. Shin Hyuk juga yang mungkin mendapatkan kabar itu, segera menemui Sung Joon.  Ternyata Leonard Kim mau mengadakan press minggu depan.


Semua Tim pusing, karena kan mustahil meraih peringkat pertama tanpa wawancara Leonard Kim. Poong Ho yang sedang memegang buku Ten mengusulkan untuk mewawancarai Ten saja. Shin Hyuk yang ada di sebelah melirik tajam. Poong Ho bilang belakangan ini baru diketahui kalau Ten adalah orang korea dan novelnya yang terbaru laris di pasaran. Joo Young bilang orang yang bersembunyi dengan baik, apa mau diwawancarai bahkan difoto?  Sung Joon berkata kalau orangnya selevel Ten tanpa foto akan menjadi isu terhangat.


Semuanya pesimis kalau Ten bersedia diwawancara. Sung Joon akan mencoba menghubunginya lewat penerbitnya. Dan menyuruh yang lain untuk mencari kandidat jika Ten tidak bisa. Ra Ra mendengar hal jika Ten akan menjadi incaran Most.


Sung Joon menemui pihak penerbit Ten. Ternyata, pihak penerbit juga tidak mengetahui informasi pribadi Ten. Selama ini Ten mengirim naskah lewat email. Sung Joon meminta untuk memberitahukan Ten tentang wawancara melalui email. Sung Joon memberikan kartu namanya dan memintanya menghubungi kalau ada kabar dari Ten. Pihak penerbit bilang jangan terlalu berharap, kemungkinan besar Ten akan menolak.


Sung Joon bertemu Hye Jin di koridor. Hye Jin bertanya bagaimana hasil pertemuan dengan penerbit Ten. Sung Joo bilang peluangnya tidak tinggi. Jadi mereka hanya bisa menunggu saja. Hye Jin berdiri di hadapan Sung Joon mencondongkan wajahnya. Sung Joon pun jadi heran.

Hye Jin berujar kalau Sung Joon pernah bilang jika melihat dirinya, Sung Joon akan bersemangat lagi. Jadi lihatlah dengan sepenuh hati. Sung Joon tersenyum deh. Hye Jin meyakinkan kalau ada jalan keluarnya. Sung Joon bertanya, edisi special ultah ke-20 akan bisa dirilis dengan baik? Hye Jin mengiyakan karena artikelnya yang akan diterbitkan. Sung Joon memegang tangan Hye Jin.


Joon Woo langsung menanyakan pada Han Sul kenapa dia menghindarinya, tak mejawab telponnya, tak membalas sms nya. Han Sul meminta untuk mempertimbangkan lagi hubungan mereka. Artinya minta putus. Joon Woon jadi lemas mendengarnya.



Ha Ri bertemu dengan ayahnya di depan rumahnya. Ayah bilang dia akan untuk mencari pekejaan yang lain untuk Ha Ri jika merasa lelah di hotel. Ha Ri bilang tak perlu. Dia hanya mau memastikan apa yang bisa dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ayah Ha Ri dapat telpon dari ibu tirinya, kali ini ayah tidak berbohong, ayah memberitahukan kalau dia sedang bersama Ha Ri.  

Ayah Ha Ri berpesan kalau Ha Ri dalam keadaan kesulitan, mintalah bantuannya. Ha Ri bilang jika dia meminta bantuan saat dia menyerah, jangan membantunya itu baru membantu. Setelah ayah pergi barulah Ha Ri menyesal kenapa terus mengatakan akan berusaha sendiri. Tapi dia lalu menyemangati dirinya sendiri kalau dia pasti bisa.

Joo Young memberitahu kalau minggu depan putra Presdir akan dilantik sebagai Wapres. Han Sul resah karena tidak sempat merayu anak presdir, padahal anak presdir itu ada di antara mereka. Han Sul tidak yakin pada Poong Ho yang jorok memakan makanan yang telah jatuh. Jadi dia menargetkan untuk mendekati Shin Hyuk.

Han Sul mengajak Shin Hyuk makan. Tapi Shin Hyuk bilang ada bulu hidung Han Sul terlihat. Han Sul pun kesal. Shin Hyuk berujar traktirnya lain kali saja.

Sung Joon belum mendapatkan kabar dari Ten. Jadi dia menyuruh semua Tim untuk pulang dan rapat besok. Sun Min bertanya apa yang akan terjadi pada Wapemred jika The Most tutup. Joo Young bilang Sung Joon tidak akan mendapat posisi walaupun kembali ke Amerika. Hye Jin pun mencemaskan hal itu. Shin Hyuk yang melihat itu menyemangati Hye Jin kalau semua belum berakhir jadi jangan khawatir.

Joon Woon mengatakan pada Han Sul, kalau dia ada kencan buta. Apa dia boleh pergi? Han Sul mengizinkannya. Joon Woo pun pergi dengan sedih. Awalnya Han Sul tidak peduli, tetapi setelah mengingat semua perhatian Joon Woo padanya, Han Sul lalu mengejar Joon Woo yang telah naik bus. Joon Woo melihatnya dan meminta pada supir untuk berhenti. Supir bilang tidak bisa, harus berhenti di halte selanjutnya. Joon Woo bergumam kalau di dalam drama biasanya bisa berhenti kalau disuruh berhenti.



 Joon Woo membuka jendela bus dan berteriak kalau dia akan turun di halte selanjutnya. Han Sul terus berlari hingga bertemu Joon Woo. Han Sul meminta jangan meninggalkannya dan pergi ke kencan buta. Joon Woon mengiyakan dengan senang. Han Sul bilang mulai sekarang dia akan terus menyukai Joon Woo. Mereka pun baikan dan berciuman.

Sung Joon berolahraga malam untuk menghilangkan stress. Hye Jin meneleponnya. Sung Joon memanggil Hye Jin dengan maniak ciuman. Hye Jin protes. Hye Jin tanya Sung Joon ada di mana. Sung Joon bilang dia di pinggir sungai sedang berolahraga. Nanti Sung Joon akan menelepon balik kalau sudah sampai rumah.

Sung Joon kembali melanjutkan larinya hingga ke lapangan. Wajahnya masih terlihat sedih. Tiba-tiba terdengar Hye Jin yang mengajak bermain basket dan melempar bolanya pada Sung Joon. Hye Jin bilang yang kalah harus traktir minum. Sung Joon masih tampak keheranan melihat Hye Jin, langsung menyetujui.




Hye Jin dan Sung Joon bermain basket dengan riang. Hye Jin lebih banyak memasuki bola ke ring hingga Sung Joon melakukan trik curang. Sung Joon berpura-pura menyapa Pemred. Hye Jin terkejut mencari sosok Pemred. Sung Joon mencium kening Hye Jin dan mencuri bolanya. Hye Jin kesal karena Sung Joon curang. Sung Joon yang takut Hye Jin marah padanya, menggendong Hye Jin ke bahunya agar memasuki bola dengan mudah ke ring. Hye Jin turun di ke punggung Sung Joon dan mencium pipinya. Sung Joon yang senang mengajak pulang. Benaran?

Ternyata, mereka belum pulang. Hye Jin dan Sung Joon duduk di pinggir lapangan sambil meminum minuman kaleng. Hye Jin memotong kuku Sung Joon (tau kan Sung Joon itu kidal, jadi radah susah gunting kuku sendiri). Hye Jin menyemangati Sung Joon kalau Sung Joon sudah berusaha yang terbaik, jika terjadi hal yang tidak inginkan, maka itu di luar kemampuan Sung Joon. Jadi jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri.

Hye Jin meminta Sung Joon menunjukkan kukunya yang sudah selesai digunting. Hye Jin memuji kuku Sung Joon yang terlihat cantik. Sung Joon makin menjadi-jadi menunjukkan kukunya.


Saat rapat, Sung Joon memutuskan untuk mengganti bagian wawancara utama dengan tulisan artikel yang paling disukai anggota Tim-nya. Artinya Joo Yooung menanggapi apa hal itu tidak terlalu berisiko. Poong Ho menambahkan kalau sampai sekarang tidak kabar dari Ten.

Saat anggota Tim khawatir dan ragu dengan usulan Sung Joon. Ra Ra masuk di tengah rapat dan mengatakan kalau dia setuju dengan pendapat Sung Joon. Ra Ra bilang mereka harus tampak seperti Most sampai akhir dan berhentilah memikirkan soal penutupan The Most. Kalian tidak akan pernah tahu kapan keajaiban kecil akan muncul.    


Semuanya semangat menulis artikel yang mereka sukai. Sung Joon yang melihat itu pun, mentraktir Tim-nya makan. Poong Ho memukul kepala Joon Woo dan Han Sul yang bersikap mesra-mesraan di depan umum. Sung Joon dan Hye Jin saling lihat saja.

Joong Young memuji artikel Hye Jin yang terasa unik dan berbeda. Tentu Hye Jin senang tiada tara. Shin Hyuk yang melihat itu turut senang juga.


Joong Young menyerahkan draft artikel siap untuk diterbitkan. Sung Joon rasa tak perlu ada modifikasi lagi. Menurut Joo Young, edisi kali ini yang terasa berbeda, banyak artikel yang bagus dan menonjol. Sepertinya semua senang karena melakukan apa yang mereka inginkan. Sung Joon mengiyakan. Seharusnya sejak awal dia melakukan ini (percaya pada tim-nya).

Hye Jin menyiapkan artikel yang siap untuk cetak dalam amplop. Semua tampak tak yakin bisa meraih peringkat pertama. Shin Hyuk memberikan semangat mana tahu yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka bisa mengalahkan New Look. Sung Joon bilang biar dia saja menyerahkan artikel itu pada percetakan.

Sung Joon mengajak anggota Tim-nya untuk makan malam karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Semua heran karena Sung Joon tak bersikap seperti biasanya. Sung Joon pun bingung denagn reaksi Tim nya. Poong Ho bilang karena kata makan malam dengan Tim keluar dari mulut Sung Joon. Itu membuat kami aneh. Sung Joon pun tersenyum. Dia bilang akan menyusul memberikan berkas arikel pada percetakaan dan dia-lah yang akan mentraktir. Tentu semuanya bersorak.

Sung Joon pun pergi. Shin Hyuk kesal karena suasananya jadi berkabung. Shin Hyuk mengusulkan ayo cari tempat mahal dan makan. Joo Young ingin makan daging sapi. Hye Jin protes karena itu akan menguras dompet pacarnya. Hye Jin mengusulkan makan ayam saja. Poong Hoo bilang jangan karena baru makan ayam (yang ditarktir Sung Joon juga).

Semuanya berkumpul di koro-koro (tempat karoeke) termasuk Ra Ra. Dibuka dengan penampilan trio dengan lagu yang ceria. Lalu pasangan Han Sul Joon Woo dengan lagu romantis. Poong Ho denga lagu mellow banget. Kemudian Ra Ra dengan lagu aneh seaneh penampilannya. Semuanya senang melihat Ra Ra, kecuali Poong Ho dengan ekspresi berbeda.
Sung Joon datang dan Ra Ra langsung menyuruhnya nyanyi. Hasilnya, Ra Ra, Joo Young, dan Poong Ho yang malu banget mendengar suara Sung Joon. Ada pula yang nutup telinga. Shin Hyuk terbengong-bengong (parah ni orang). Hanya Hye Jin seorang yang menikmati nyanyian Sung Joon bahkan memujinya kalau itu keren (dasar, orang yang sedang kasmaran bukan saja mata yang buta, telinga juga ikut tuli).


Acara penutup baru ditutup dengan penyanyi yang sebenarnya Si Woon Suju alias Shin Hyuk. Semua ikut bernyanyi dan menari, kecuali Sung Joon yang duduk di bangku penonton. Hye Jin mengajak Sung Joon naik ke panggung. E.. malah Sung Joon melarikan diri. Rautnya tampak sedih.

Hye Jin menyusul Sung Joon yang kembali ke kantor lagi. Sung Joon masuk ke ruang editing yang kosong. Sung Joon membayang Tim-nya yang bekerja keras sampai malam. Walaupu lelah, mereka tetap senang dan merasa bangga menjadi bagian dari The Most.

Ra Ra mabuk mencari The Mostnya di mana. Joo Young juga mabuk menjawab kalau ada di sini. Shin Hyuk kecariaan Hye Jin yang menghilang.


Yang dicari sedang bersama Sung Joon. Sung Joon bilang dia tiba-tiba merasa ngantuk. Sung Joon pun berbaring dipangkungan Hye Jin. Hye Jin sedih melihat Sung Joon yang selama ini telah bekerja keras, namun berakhir dengan hasil yang tidak memuaskan. 


Saat itulah, Shin Hyui datang dan melihat Hye Jin menangis. Shin Hyuk kemudian langsung pergi.

Ha Ri semalaman mencari pekerjaan tapi tak ada satu pun yang didapatkannya. Ha Ri pun pergi untuk tidur. Hye Jin melihat daftar lowongan kerja yang telah diblack list, namun ada satu yang tersisa.

Shin Hyuk menelepon Hye Jin dengan heboh dan menyuruhnya untuk bersiap, karena ada hal yang mau dibicarakannya.


Setiba Shin Hyuk di depan rumah Hye Jin, dia dengan heboh memaksa Hye Jin masuk ke dalam mobil. Shin Hyuk bilang kalau saat ini dia serius untuk mengatakan sesuatu dan berjanjilah jangan mengatakan apapun. Hye Jin menyanggupinya. Dengan tampang serius, “Jackson, sebetulnya aku… sangat bosan.”

Hye Jin kesal, dikira ada masalah besar. Shin Hyuk mengiyakan. “Memang ada masalah besar… aku lapar”.

Di restoran, tingkah heboh Shin Hyuk masih berlanjut. Tampak seperti orang yang tak pernah makan enak. Hye Jin malu setengah mati melihatnya. Shin Hyuk meminta acar lobak pada pelayan. Shin Hyuk bilang akan lebih enak jika Jackson yang melemparnya. Shin Hyuk mengeluarkan lidahnya, terpaksa lah Hye Jin mau melempar acar lobak ke lidah Shin Hyuk daripada semua orang melihat mereka dengan tatapan “dasar! Orang gila”


Setelah makan, Hye Jin mau pulang. Shin Hyuk mengomel mentang-mentang sudah punya kekasih, oraboenimu ini mau dibuang. Shin Hyuk bilang karena hari ini hari membosankan maka harus dihabiskan dengan cara menyenangkan. Mereka pergi ke taman bermain menikmati berbagai wahana. Shin Hyuk mengajak Hye Jin naik Roller-coaster meski Hye Jin sudah menolaknya. Akibatnya, Hye Jin gemetaran seperti anak kecil yang takut.


Shin Hyuk menakut-nakuti Hye Jin dengan menggunak topeng. Hye Jin pun balas dendam hingga Shin Hyuk tertabrak dinding.Tapi dengan mudahnya Shin Hyuk bisa membalas lagi. Shin Hyuk pura-pura pingsan hingga membuat Hye Jin khawatir.

Shin Hyuk mampir ke tempat jualan topi. Dia mencoba topi rajut merah dan bertanya pada Hye Jin apa ini keren. Hye Jin mengiyakan. Shin Hyuk meminta Hye Jin yang membayarnya.


Di café depan rumah Hye Jin. Shin Hyuk menarik perkataan yang saat dia mengatakan dia tidak akan jadi teman Hye Jin. Shin Hyuk berkata seharusnya dia menjadi teman sekelas Hye Jin dan mempunyai cinta pertama. Hye Jin pun kaget. Shin Hyuk berkata dia cuman bercanda lagipula kita teman. Hye Jin jadi kesal dan menyuruh Shin Hyuk  pulang.


Shin Hyuk berkata dengan serius “Semoga selalu baik-baik saja, Jackson.” Hye Jin heran seperti tidak akan bertemu lagi.

“Aku benar-benar menyukai Jackson. Bukan sebagai pria dan wanita. Sebagai seorang manusia, Kim Hye Jin aku benar-benar menyukaimu.” Ucap Shin Hyuk.


Shin Hyuk berterima kasih karena Hye Jin membuat dia merasa senang. Shin Hyuk pun pamit pergi. Shin Hyuk tampak seperti menahan tangis.


Hari H pelantikan Wapers Jinsung Magazine. Kali ini Ra Ra berpenampilan berbeda dengan stelan jas dan celana. Ra Ra berujar “Hari ini akhirnya datang juga”.


Sung Joon menerima telepon bagian percetakkan yang mengabari barusan tadi orang bagian The Most menelepon dengan serius menyuruhnya menghentikan penjilidtan majalah. Sung Joon bilang dia akan mencari tahu dan menghubunginya lagi nanti.


Sung Joon mendapatkan email dari Ten. Tepat dengan Eun Gyeong yang serius membaca novel Ten. Joon Woo tanya apa kita semua harus pergi ke acara pelantikkan Wapres? Ah Reum menggumal, kenapa semua karyawan harus datang? Padahal itu kan keputusan perusahaan sendiri. Joo Young bilang setidaknya demi Pemred mereka harus datang. Joo Youn baru sadar Poong Ho dan Shin Hyuk menghilang dari peredaran. Ra Ra terus memainkan penanya.

Dia aula, Eun Gyeong ditegur Joo Young yang masih asyik membaca novel. Eun Gyeong bilang novelnya sangat menarik sampai dia tidak bisa berhenti. Hye Jin melihat dua bangku yang masih kosong. Dia bertanya serius ke mana perginya editor Kim dan Poong Ho. Han Sul bilang nanti pun Hye Jin akan tahu.


MC membuka acara pelantikkan Wapres Jinsung dengan pidato dari Wapres Jinsung. Berjalanlah sepasang kaki yang tampak berpenampilan rapi. Lalu ada pula yang sedang turun dari tangga memainkan pena seperti punya Ra Ra dengan stelan rapi juga. 

Semua mata Tim Editor tampak terkeju. Dan Wapres Jinsung itu adalah Poong Ho yang terkenal jorok dan degil. Han Sul yang sudah tahu sejak awal kalau keponakan Ra Ra ada di antar anggota Tim nya tak luput dari keterkejutan. Ra Ra bergumam kalau Poong Ho bernampilan sangat The Most. 


Di sisi lain, Sung Joon sedang berjalan menemui Ten. Dan sekali lagi, keterkejutan itu dialami Sung Joon dan ekspresi tidak senang. Ternyata Ten itu adalah Shin Hyuk.           

Bersambung ke episode 15…

Komentar:
Segala rahasia dan kemisteriusan telah terkuak. Semua tebakkan saya salah. Siapa sangka keponakkan Ra Ra itu ternyata Poong Ho yang terkenal jorok, degil dan suka banget ditraktiri makan sama sih seperti Shin Hyuk. Hanya kita tahu sebenarnya Shin Hyuk anak orang kaya yang tinggal di hotel. Itulah kenapa saya menebak kalau Shin Hyuk keponakkan Ra Ra. Sedangkan Poong Ho sama sekali tidak disinggung latar belakangnya. Hanya ekspresi dia saja berbeda melihat tantenya bernyanyi tak karuan (init ante kok malu-malui saja).
Nah, tanda-tanda Shin Hyuk itu Ten sebenanrya sudah terlihat hanya kita saja yang tak jeli. Pertama, saat Shin Hyuk meletup tentang novel terbaru Ten yang berjudul ‘Memory’,”kalau begitu tokoh utamanya USB.”  

Kedua, saat rekan-rekannya mengatakan kalau Ten itu orang korea, seorang ahjumma berusia 40 thn. Ekspresi Shin Hyuk seperti orang yang mau bilang,  “yah, kalian enggak usah sok tahu lah. Penulis Ten itu ada di sini.”

Dan Ketiga, Shin Hyuk terkenal sangat bagus dalam menulis artikel untuk merevie karya novel ditambah lagi kemisteriusan yang dimilikinya. Kayaknya penulis itu sangat akarab dengan hal-hal misterius. Oya adengan terakhir entah kenapa mengingatkan saya pada Kill Me Heal Me, saat Ri On menunjukkan dirinya sebagai penulis Omega pada Cha Do Hyun.