Rabu, 04 November 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 12 Part 1




Hye Jin tidak menemukan Ha Ri di bandara. Hye Jin pun menangis. Dia masih duduk di bandara berharap Ha Ri kembali. Harapan itu terwujud, Ha Ri melewatinya namun berhenti menyapa Hye Jin. Hye Jin langsung memeluk Ha Ri. Ha Ri bertanya bagaimana Hye Jin bisa di sini. Hye Jin marah-marah karena Ha Ri mau pergi tanpa bilang apa-apa. Ha Ri mau pergi ke mana tanpa dirinya. Suara tangis Hye Jin makin keras.

Ha Ri bingung memang dia mau pergi ke mana. Hye Jin bilang bukan kah Ha Ri mau pergi ke Jepang bersama ibu Ha Ri. Ha Ri menjawab tidak, dia hanya mengantar ibunya pergi saja. Hye Jin memastikan lagi Ha Ri tidak pergi kan? Ha Ri mengiyakan. Kedua sahabat itu kembali berpelukkan. Hye Jin benar-benar bersyukur Ha Ri tidak pergi. (enggak kalah terharunya dengan pertemuan Sung Joon da Ha Ri).

Ha Ri berkata tanpa Hye Jin memangnya dia mau ke mana. Dia akan menempel seumur hidup pada Hye Jin seperti permen karet.  Yeaa… mereka sudah akur kembali.



Di rumah Ha Ri bercerita kalau dirinya sudah baikkan dengan ibunya. Ha Ri berkata iaa sudah mengerti sedikit mengapa ibunya meninggalkan dirinya. Bukan sebagai putrinya tapi sebagai seorang wanita. Lalu Hye Jin bingung mengapa Ha Ri mengundurkan diri dari pekerjaannya dan semua baju, sepatu, tas mengapa menghilang.

Ternyata Ha Ri menggunting kartu kreditnya, memulangkan semua pakaiannya ke toko, menulis surat pengunduran diri karena semua itu ia dapatkan dari ayahnya. Hal itu semakin membuatnya serakah pada hal yang semestinya tidak boleh. Setiap kali melihat Hye Jin, rasanya dia mau menangis. Dia tidak punya keberanian jadi dia kabur dari Hye Jin. Seperti anak kecil. Ha Ri tulus meminta maaf pada Hye Jin, dan Hye Jin pun memaafkan Ha Ri.


Sung Joon mimpi buruk sepertinya dia stress akan tuntutan atasannya untuk menaikan peringkat The Most menjadi yang pertama.

Hye Jin bertanya apa yang mau dilakukan Ha Ri sekarang? Ha Ri bilang mulai sekarang dia mau melakukan semuanya sendirian.

Tepat dengan SMS dari Sung Joon masuk ke ponsel Hye Jin, “Aku di depan rumahmu. Bisa kau keluar sebentar?” Untuk menjaga perasaan Ha Ri, Hye Jin berbohong kalau dia mau ke supermarket. Ha Ri bilang ia mau menemaninya. Hye Jin mengatakan tak usah, bukan kah Ha Ri mau mandi.



Hye Jin bertanya mau ngapai Sung Joon ke sini? Apa baru pulang kerja? Sung Joon justru meminta Hye Jin untuk tunggu 10 detik saja. Sung Joon benar-benaran menghitungnya sambil melihat Hye Jin dan hendak langsung pulang setelah usai menghitung. Hye Jin pun heran. Sung Joon menjelaskan kalau dia ke sini untuk bertemu Hye Jin. Karena dengan melihat Hye Jin, dia merasa mendapatkan energi.

Hye Jin mengkhwatirkan Sung Joon yang terlalu bekerja keras untuk membuat The Most menjadi yang pertama. Sung Joon bilang bukan itu saja yang dipikirkannya tapi tanggung jawabnya terhadap semua anggota tim. Sung Joo yakin sebagian orang tidak akan berpengaruh kalau The Most tutup tapi bagi orang-orang yang kurang pengalaman ini akan berdampak. Jadi Sung Joo tak bisa melakukannya setengah hati.

Hye Jin bilang tetap saja akan sulit kalau dilakukan sendirian. Sung Joon protes, kalau begitu seharusnya Hye Jin memeluknya. Sung Joon pun sadar kalau itu tak masuk akal setelah bilang tidak akan memaksa Hye Jin. Sung Joon permisi pulang.



Shin Hyuk bukannya muncul di kantor, justru muncul di apartemen Sung Joon. Sung Joon yang baru pulang, terkejut melihat Shin Hyuk bertelanjang dada, apalagi memakai handuknya (kartu kunci apartemen ternyata belum dipulangkan Shin Hyuk. Jadi Shin Hyuk bebas datang dan pergi  layaknya apartemen sendiri). Shin Hyuk bilang badannya agak kaku, jadi dia mandi. Bel apartemen berbunyi dan memberitahu pesanannya sudah sampai. Sung Joon menyahut kalau dia tidak ada pesan apa pun. Shin Hyuk menyela, kalau dia yang pesan.

Belum lagi rasa terkejut Sung Joon hilang, handuk yang dipinggang Shin Hyuk melorot ke bawah. Hahaha… wajah Sung Joon ngeri ketakutan. Shin Hyuk malah dengan santai berbalik mengatakan pasti Sung Joon terkejut dan minta maaf. (Mungkin Sung Joon akan berkata ya ialah… bung! apes tahu!).



Ternyata Shin Hyuk absen selama dua hari untuk mencari ide untuk mengembangakan rencana saat rapat kemarin. Shin Hyuk memuji dirinya sendiri kalau ternyata dia sangat jenius. Sung Joon mengartikan kalau Shin Hyuk akan kembali ke The Most. Shin Hyuk berkata karena Sung Joon menginginkan dirinya, jadi dia putuskan untuk kembali.

Sung Joon memeriksa bahan yang telah dikumpulkan Shin Hyuk. Ternyata Sung Joon lebih tahu. Dia memberi saran dan mengomentari setiap halaman berkas. Shin Hyuk sampai terkagum, kalau Sung Joon jenius seperti dirinya. Sung Joon lalu tanya kenapa Shin Hyuk berubah pikiran.

“Entahlah, yang pasti sekarang sangat menantang setelah mendengar majalah ini akan ditutup, aku jadi termotivasi. Dari pada menyerah sebelum mencoba, aku putuskan untuk mencoba. Lagipula kesempatan menangnya 50/50.”

Shin Hyuk bangkit hendak pergi dan menggoda Sung Joon, jangan mencari dirinya kalau Sung Joon mimpi dirinya. Sung Joon membalas, dia akan gila jika memimpikan Sung Joon. Sebelum keluar, Shin Hyuk melihat bawang Bombay meniru senyuman bawang.

Di tengah jalan Shin Hyuk berteleponan dengan seseorang dan berkata maaf, kalau kali ini dia tak bisa lagi karena ada kejadian yang menarik. Aku juga merindukanmu. Secepatnya kuhubungi lagi, oke?

Besok pagi Hye Jin heboh karena sudah terlambat kerja. Ha Ri yang sekarang pengangguran turut membantu Hye Jin, memakaikan jaket dan memperbaiki alisnya. Ha Ri pun menyuruh Hye Jin berangkat. Hye Jin balik lagi dan berkata kalau ia mencintai Ha Ri. Ha Ri berteriak untuk hati-hati dan mencari uang yang banyak.


Yeaaa, Shin Hyuk kembali dengan motornya dan mengikuti bis yang ditumpangi Hye Jin. 


Di penyeberangan Hye Jin asyik dengar lagu dengan earphone nya hingga dia tidak sadar kehadiran Shin Hyuk. Shin Hyuk menyiku lututnya Hye Jin dari belakang. Tentu Hye Jin bahagia sekali.

“Ada apa dengan sambutan selamat datang berlebihan ini? Kau membuat hatiku bedebar lagi. Kau sangat senang bertemu denganku sampai aku mengira kau Badookie (anjing).” Shin Hyuk bernyanyi sambil menari.

Hye Jin tanya kenapa Shin Hyuk tak masuk kerja beberapa hari ini. Shin Hyuk jadi serius apa benar Hye Jin mau tahu. Hye Jin menembak apa karena dirinya. Shin Hyuk tertawa cekikikan. Hye Jin juga ikut tertawa, mungkin dirinya punya sindrom seorang putri. Memangnya dia siapa mengira Shin Hyuk tak masuk karena dirinya. Shin Hyuk berubah serius.

“Benar Jackson, aku tak ke kantor karenamu. Setelah kau mencampakkan aku di tengah jalan seperti itu.” Shin Hyuk memukul dadanya. “Ada lubang besar menganga di sini dan sama sekali tak ada yang menarik.” Hye Jin jadi tak enak hati. 

Shin Hyuk bilang tapi sekarang tak apa-apa sekarang jadi menyenangkan lagi. Hye Jin bingung apa dimaksud menyenangkan. Shin Hyuk berkata tak ada yang berakhir sampai benar-benar berakhir. Bisa artikan tentang The Most bisa juga artinya Shin Hyuk masih ada kesempatan untuk mendapatkan hati Hye Jin. Istilahnya, sebelum ada ijab Kabul, Hye Jin belum milik siapa-siapa. Tapi yang kurasa kayaknya yang kedua deh maksudnya Shin Hyuk.

Semua anggota Tim senang menyambut kedatangan Shin Hyuk. Shin Hyuk habis dipukuli massa. Sung Joon yang melihat dari dalam ruangannya tersenyum dan berkata bakalan berisik lagi.
Rapat dadakan. Joo Young melapor dia sedang menghubungi Leonard Kim.

“Leonard Kim? Ah, dia fashionista yang terpilih jadi sutradara dan meraih penghargaan Festival Film Vanice.” Sambung Poong Ho.

“Tapi dia terkenal tak suka diwawancari. Apa dia mau diwawancarai kita?” tambah Ah Reum.
Joo Young pun merasa kalau ini terlalu beresiko. 

Tidak seperti biasanya, kali ini Shin Hyuk sangat kompak mendukung ucapan Sung Joon. Sampai-sampai yang lain bertanya sejak kapan mereka sedekat itu?

“Kenapa? apa tak seharusnya sampai akhir kita kejar? Kemungkinan tidak 0 %,” ucap Shin Hyuk memotivasi.

“Berhubung dia terkenal tak mau wawancara, kalau kita bisa…” ujar Sung Joon.

“Kita akan jadi perbincangan,” timpal Shin Hyuk.

“Dan sebagai majalah Asia pertama yang melakukannya…”

“Meraih posisi pertama tingkat nasional juga”

“New Look bisa melakukannya dengan tim film ‘TrilogyOf Lust’…”

“Jadi kenapa kita tidak bisa wawancara dengan sutradara Leonard Kim, iya kan?”


Karena terlalu bekerja keras, Sung Joon mimisan. Shin Hyuk melarikan diri melihat darah. Poong Ho dan Joon Woo berdebat, yang satu bilang disandarkan kepalanya ke belakang, yang satu lagi bilang ke depan. Yang jadi korban sih kepala Sung Joon. Sung Joon yang sudah tidak tahan langsung bangkit dan bilang tidak apa-apa. Joo Young cemas karena besok Sung Joon mau rapat ke pulau Jeju. Sung Joon bilang dia akan mengurusnya.   

Kecemasan tentu merambat pada Hye Jin sampai-sampai dia tidak fokus mengetik. Poong Ho lewat dan melihat ketikkan Hye Jin.

“Hye Jin, itu bahasa negara mana? Kau ngomong sama alien ya?” Poong Ho menjulurkan telunjuk jarinya pada Hye Jin, memintanya melakukan hal yang sama kayak My Love From the Star saja. Dan berkata “ET go home!” Poong Ho protes kenapa Hye Jin tidak ketawa. Cemana dia mau ketawa kalau hatinya sedang resah. hahaha…Poong Ho ini sama gilanya sama Shin Hyuk.

Hye Jin memberikan notulen pada Sung Joon. Sung Joon tersenyum. (mungkin energi baterainya bertambah segaris ya). Hye Jin bertanya keadaan Sung Joon. Sung Joon bilang dia baik-baik saja. Hye Jin menyela kelihatannya Sung Joon tidak baik-baik saja. Untuk menyakinkan Hye Jin, Sung Joon mengangkat kursinya sendiri, bahkan mau mengangkat meja segala. Hye Jin terpaksa menyerah untuk percaya.

Sung Joon merasa lebih baik karena Hye Jin mengkhawatirkannya. Hye Jin pun permisi keluar. Saat mau minum Sung Joon senang membaca tulisan Hye Jin yang ditempalkan di gelas. “Wapemred, teh herbal bagus untuk menghentikan mimisan."



Joon Woo meng-SMS Han Sul untuk mengajak ke restoran Jjamppong. Han Sul menolaknya karena dia kurang enak badan. Joon Woo langsung datang memeriksa keadaa Han Sul. Tak seperti biasa Han Sul tampak menghondari sejak dia tahu Joon Woo bukan anak presdir Ji Sung.

Joo Young bilang hari ini dia tidak bisa memeriksa artikel Hye Jin karena ada rapat seharian. Shin Hyuk menawarkan diri mengganti Joo Young untuk memeriksa artikel Hye Jin. Tentu Hye Jin merasa tak nyaman tapi dia membantahnya. Shin Hyuk mengusul untuk mengundinya dengan koin. Hasilnya Shin Hyuk lah yang menang.
 
Shin Hyuk memuji tulisan Hye Jin yang bagus dan memberinya saran untuk membuat kalimat pertama yang bisa menarik perhatian pembaca. Bahkan Shin Hyuk menyuruh Hye Jin untuk memilih mana artikel yang menarik antara dua artikel yang subjeknya sama. 

Shin Hyuk bilang yang ini kan? Kenapa? karena dia yang menulisnya. Shin Hyuk menambahkan, kalau seperuh akhir dari artikel harus nendang. Kalau mau menulis artikel yang bagus, kumpulkan banyak topic yang menarik. Buat kliping subyek dan kalimat yang bagus.

Hye Jin kagum melihat sisi lain dari Shin Hyuk yang ternyata sangat bagus membuat artikel. Kesempatan ini digunakan Shin Hyuk untuk menggoda Hye Jin.

“Apa kau baru sadar? Setelah melihat kerja kerasku, apa kau merasakan sesuatu? Menurutku kau suka pada pria pekerja keras. Aku yakin kau merasa profesionalisme-ku ini seksi. Apa hatimu bergetar? Belum kutunjukkan padamu aku itu orang seperti apa. Sudah kubilang takkan berakhir sampai benar-benar berakhir.”

“Reporter Kim, aku sangat, sangat menyukaimu….” (maksudnya sebagai teman).

Shin Hyuk memotong perkataan Hye Jin, “Benarkah? Kau menyukaiku?” Shin Hyuk pura-pura terkejut. “Sampai sangat sangat. Oke, kuterima. Kau menyukaiku. Ternyata kau begitu.” Shin Hyuk seperti menghipnotis Hye Jin dengan telunjuk jarinya yang berputar-putar di depan Hye Jin.

Shin Hyuk pun langsung pergi tak mau mendengar penjelasan Hye Jin yang tentunya dia sudah tahu itu akan menyakitkan. Hye Jin semakin merasa bersalah dan tak tahu harus ngomong apa.

Joon Woo datang membawa temperatur untuk memeriksa suhu Han Sul dan memberinya obat. Han Sul sedikit tersentuh dengan perhatian Joon Woo meski tetap mengeluh kenapa Joon Woo itu bukan anak presdir.

Hye Jin kesal sama rekan-rekannya ia berisik saat Sung Joon tak bisa tidur tenang di ruangannya. Hye Jin memberi kartunya untuk mentraktir mereka makan alias mengusir sih.

Baru saja Hye Jin tenang, Kim Ra Ra datang sambil bernyanyi kuat. Hye Jin yang tak sadar langsung menutup mulut Ra Ra. Ra Ra pun bertanya Hye Jin sedang apa. Hye Jin beralibi kalau lipstick Rara belepotan. Hye Jin pura-pura memperbaiki dan berkata sekarang Ra Ra lebih Nampak The Most.



Dengan sayangnya dan penuh perhatian Hye Jin menyelimuti Sung Joo. Tepat dengan kedatangan Shin Hyuk.



Shin Hyuk ini pantang menyerah ya, dia mengajak Hye Jin minum kopi. Pelayan itu menyebut Hye Jin pacar Shin Hyuk. Hye Jin membantahnya. Shin Hyuk juga tapi ia bilang calon ‘pacar’. Suasana hening sebentar. Hye Jin samakin tak enak dan merasa bersalah sama Shin Hyuk. Hye Jin bingung bagaimana menjelaskan kesalahpahaman ini.

“Aku sangat menyukaimu…”

“Ah! Kau bilang lagi, aku tahu bahkan sangat, sangat menyukaiku.” Sahut Shin Hyuk.

“Aku tak tahu bagaimana cara mengatakannya tapi…”

“Ini kah yang kau suka?” Shin Hyuk berpenampilan konyol dengan dua pipet dimulutnya. Hye Jin pun ketawa bahkan lupa harus bilang apa. “Kau tertawa karena kau senang melihatku” Shin Hyuk bertingkah konyol lagi.

“Apa kau membenciku?” tanya Shin Hyuk. Hye Jin menjawab tidak. “Kalau begitu kemungkinan Cuma satu. Sudah kubilang tak kan berakhir sampai benar-benar berakhir. Pada akhirnya kau akan datang padaku.”

Bersambung ke part 2...

Komentar:
Senangnya melihat Ha Ri dan Shin Hyuk kembali ke sisi Hye Jin dan bersikap seperti biasanya. Oya, Poong Ho itu sama gokilnya kayak Shin Hyuk. Kalau dipikir-pikir banyak orang yang 'aneh' di The Most.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar