Hye Jin tidak menemukan Ha Ri di
bandara. Hye Jin pun menangis. Dia masih duduk di bandara berharap Ha Ri
kembali. Harapan itu terwujud, Ha Ri melewatinya namun berhenti menyapa Hye Jin.
Hye Jin langsung memeluk Ha Ri. Ha Ri bertanya bagaimana Hye Jin bisa di sini.
Hye Jin marah-marah karena Ha Ri mau pergi tanpa bilang apa-apa. Ha Ri mau
pergi ke mana tanpa dirinya. Suara tangis Hye Jin makin keras.
Ha Ri bingung memang dia mau
pergi ke mana. Hye Jin bilang bukan kah Ha Ri mau pergi ke Jepang bersama ibu
Ha Ri. Ha Ri menjawab tidak, dia hanya mengantar ibunya pergi saja. Hye Jin
memastikan lagi Ha Ri tidak pergi kan? Ha Ri mengiyakan. Kedua sahabat itu
kembali berpelukkan. Hye Jin benar-benar bersyukur Ha Ri tidak pergi. (enggak
kalah terharunya dengan pertemuan Sung Joon da Ha Ri).
Ha Ri berkata tanpa Hye Jin
memangnya dia mau ke mana. Dia akan menempel seumur hidup pada Hye Jin seperti
permen karet. Yeaa… mereka sudah akur
kembali.
Di rumah Ha Ri bercerita kalau
dirinya sudah baikkan dengan ibunya. Ha Ri berkata iaa sudah mengerti sedikit
mengapa ibunya meninggalkan dirinya. Bukan sebagai putrinya tapi sebagai seorang
wanita. Lalu Hye Jin bingung mengapa Ha Ri mengundurkan diri dari pekerjaannya
dan semua baju, sepatu, tas mengapa menghilang.
Ternyata Ha Ri menggunting kartu
kreditnya, memulangkan semua pakaiannya ke toko, menulis surat pengunduran diri
karena semua itu ia dapatkan dari ayahnya. Hal itu semakin membuatnya serakah
pada hal yang semestinya tidak boleh. Setiap kali melihat Hye Jin, rasanya dia
mau menangis. Dia tidak punya keberanian jadi dia kabur dari Hye Jin. Seperti
anak kecil. Ha Ri tulus meminta maaf pada Hye Jin, dan Hye Jin pun memaafkan Ha
Ri.
Sung Joon mimpi buruk sepertinya
dia stress akan tuntutan atasannya untuk menaikan peringkat The Most menjadi
yang pertama.
Hye Jin bertanya apa yang mau
dilakukan Ha Ri sekarang? Ha Ri bilang mulai sekarang dia mau melakukan
semuanya sendirian.
Tepat dengan SMS dari Sung Joon
masuk ke ponsel Hye Jin, “Aku di depan rumahmu. Bisa kau keluar sebentar?” Untuk
menjaga perasaan Ha Ri, Hye Jin berbohong kalau dia mau ke supermarket. Ha Ri
bilang ia mau menemaninya. Hye Jin mengatakan tak usah, bukan kah Ha Ri mau
mandi.
Hye Jin bertanya mau ngapai Sung
Joon ke sini? Apa baru pulang kerja? Sung Joon justru meminta Hye Jin untuk tunggu
10 detik saja. Sung Joon benar-benaran menghitungnya sambil melihat Hye Jin dan
hendak langsung pulang setelah usai menghitung. Hye Jin pun heran. Sung Joon
menjelaskan kalau dia ke sini untuk bertemu Hye Jin. Karena dengan melihat Hye
Jin, dia merasa mendapatkan energi.
Hye Jin mengkhwatirkan Sung Joon
yang terlalu bekerja keras untuk membuat The Most menjadi yang pertama. Sung
Joon bilang bukan itu saja yang dipikirkannya tapi tanggung jawabnya terhadap
semua anggota tim. Sung Joo yakin sebagian orang tidak akan berpengaruh kalau
The Most tutup tapi bagi orang-orang yang kurang pengalaman ini akan berdampak.
Jadi Sung Joo tak bisa melakukannya setengah hati.
Hye Jin bilang tetap saja akan
sulit kalau dilakukan sendirian. Sung Joon protes, kalau begitu seharusnya Hye
Jin memeluknya. Sung Joon pun sadar kalau itu tak masuk akal setelah bilang
tidak akan memaksa Hye Jin. Sung Joon permisi pulang.
Shin Hyuk bukannya muncul di
kantor, justru muncul di apartemen Sung Joon. Sung Joon yang baru pulang,
terkejut melihat Shin Hyuk bertelanjang dada, apalagi memakai handuknya (kartu
kunci apartemen ternyata belum dipulangkan Shin Hyuk. Jadi Shin Hyuk bebas
datang dan pergi layaknya apartemen
sendiri). Shin Hyuk bilang badannya agak kaku, jadi dia mandi. Bel apartemen
berbunyi dan memberitahu pesanannya sudah sampai. Sung Joon menyahut kalau dia
tidak ada pesan apa pun. Shin Hyuk menyela, kalau dia yang pesan.
Belum lagi rasa terkejut Sung
Joon hilang, handuk yang dipinggang Shin Hyuk melorot ke bawah. Hahaha… wajah
Sung Joon ngeri ketakutan. Shin Hyuk malah dengan santai berbalik mengatakan
pasti Sung Joon terkejut dan minta maaf. (Mungkin Sung Joon akan berkata ya
ialah… bung! apes tahu!).
Ternyata Shin Hyuk absen selama dua
hari untuk mencari ide untuk mengembangakan rencana saat rapat kemarin. Shin
Hyuk memuji dirinya sendiri kalau ternyata dia sangat jenius. Sung Joon
mengartikan kalau Shin Hyuk akan kembali ke The Most. Shin Hyuk berkata karena
Sung Joon menginginkan dirinya, jadi dia putuskan untuk kembali.
Sung Joon memeriksa bahan yang
telah dikumpulkan Shin Hyuk. Ternyata Sung Joon lebih tahu. Dia memberi saran
dan mengomentari setiap halaman berkas. Shin Hyuk sampai terkagum, kalau Sung
Joon jenius seperti dirinya. Sung Joon lalu tanya kenapa Shin Hyuk berubah
pikiran.
“Entahlah, yang pasti sekarang
sangat menantang setelah mendengar majalah ini akan ditutup, aku jadi
termotivasi. Dari pada menyerah sebelum mencoba, aku putuskan untuk mencoba.
Lagipula kesempatan menangnya 50/50.”
Shin Hyuk bangkit hendak pergi dan
menggoda Sung Joon, jangan mencari dirinya kalau Sung Joon mimpi dirinya. Sung
Joon membalas, dia akan gila jika memimpikan Sung Joon. Sebelum keluar, Shin
Hyuk melihat bawang Bombay meniru senyuman bawang.
Di tengah jalan Shin Hyuk
berteleponan dengan seseorang dan berkata maaf, kalau kali ini dia tak bisa
lagi karena ada kejadian yang menarik. Aku juga merindukanmu. Secepatnya
kuhubungi lagi, oke?
Besok pagi Hye Jin heboh karena
sudah terlambat kerja. Ha Ri yang sekarang pengangguran turut membantu Hye Jin,
memakaikan jaket dan memperbaiki alisnya. Ha Ri pun menyuruh Hye Jin berangkat.
Hye Jin balik lagi dan berkata kalau ia mencintai Ha Ri. Ha Ri berteriak untuk
hati-hati dan mencari uang yang banyak.
Yeaaa, Shin Hyuk kembali dengan
motornya dan mengikuti bis yang ditumpangi Hye Jin.
Di penyeberangan Hye Jin
asyik dengar lagu dengan earphone nya hingga dia tidak sadar kehadiran Shin
Hyuk. Shin Hyuk menyiku lututnya Hye Jin dari belakang. Tentu Hye Jin bahagia
sekali.
“Ada apa dengan sambutan selamat
datang berlebihan ini? Kau membuat hatiku bedebar lagi. Kau sangat senang
bertemu denganku sampai aku mengira kau Badookie (anjing).” Shin Hyuk bernyanyi
sambil menari.
Hye Jin tanya kenapa Shin Hyuk
tak masuk kerja beberapa hari ini. Shin Hyuk jadi serius apa benar Hye Jin mau
tahu. Hye Jin menembak apa karena dirinya. Shin Hyuk tertawa cekikikan. Hye Jin
juga ikut tertawa, mungkin dirinya punya sindrom seorang putri. Memangnya dia
siapa mengira Shin Hyuk tak masuk karena dirinya. Shin Hyuk berubah serius.
“Benar Jackson, aku tak ke kantor
karenamu. Setelah kau mencampakkan aku di tengah jalan seperti itu.” Shin Hyuk
memukul dadanya. “Ada lubang besar menganga di sini dan sama sekali tak ada
yang menarik.” Hye Jin jadi tak enak hati.
Shin Hyuk bilang tapi sekarang
tak apa-apa sekarang jadi menyenangkan lagi. Hye Jin bingung apa dimaksud
menyenangkan. Shin Hyuk berkata tak ada yang berakhir sampai benar-benar
berakhir. Bisa artikan tentang The Most bisa juga artinya Shin Hyuk masih ada
kesempatan untuk mendapatkan hati Hye Jin. Istilahnya, sebelum ada ijab Kabul,
Hye Jin belum milik siapa-siapa. Tapi yang kurasa kayaknya yang kedua deh
maksudnya Shin Hyuk.
Semua anggota Tim senang
menyambut kedatangan Shin Hyuk. Shin Hyuk habis dipukuli massa. Sung Joon yang
melihat dari dalam ruangannya tersenyum dan berkata bakalan berisik lagi.
Rapat dadakan. Joo Young melapor dia
sedang menghubungi Leonard Kim.
“Leonard Kim? Ah, dia fashionista
yang terpilih jadi sutradara dan meraih penghargaan Festival Film Vanice.”
Sambung Poong Ho.
“Tapi dia terkenal tak suka
diwawancari. Apa dia mau diwawancarai kita?” tambah Ah Reum.
Joo Young pun merasa kalau ini
terlalu beresiko.
Tidak seperti biasanya, kali ini Shin Hyuk sangat kompak
mendukung ucapan Sung Joon. Sampai-sampai yang lain bertanya sejak kapan mereka
sedekat itu?
“Kenapa? apa tak seharusnya
sampai akhir kita kejar? Kemungkinan tidak 0 %,” ucap Shin Hyuk memotivasi.
“Berhubung dia terkenal tak mau
wawancara, kalau kita bisa…” ujar Sung Joon.
“Kita akan jadi perbincangan,”
timpal Shin Hyuk.
“Dan sebagai majalah Asia pertama
yang melakukannya…”
“Meraih posisi pertama tingkat
nasional juga”
“New Look bisa melakukannya
dengan tim film ‘TrilogyOf Lust’…”
“Jadi kenapa kita tidak bisa
wawancara dengan sutradara Leonard Kim, iya kan?”
Karena terlalu bekerja keras, Sung
Joon mimisan. Shin Hyuk melarikan diri melihat darah. Poong Ho dan Joon Woo berdebat,
yang satu bilang disandarkan kepalanya ke belakang, yang satu lagi bilang ke
depan. Yang jadi korban sih kepala Sung Joon. Sung Joon yang sudah tidak tahan
langsung bangkit dan bilang tidak apa-apa. Joo Young cemas karena besok Sung
Joon mau rapat ke pulau Jeju. Sung Joon bilang dia akan mengurusnya.
Kecemasan tentu merambat pada Hye
Jin sampai-sampai dia tidak fokus mengetik. Poong Ho lewat dan melihat ketikkan
Hye Jin.
“Hye Jin, itu bahasa negara mana?
Kau ngomong sama alien ya?” Poong Ho menjulurkan telunjuk jarinya pada Hye Jin,
memintanya melakukan hal yang sama kayak My Love From the Star saja. Dan
berkata “ET go home!” Poong Ho protes kenapa Hye Jin tidak ketawa. Cemana dia
mau ketawa kalau hatinya sedang resah. hahaha…Poong Ho ini sama gilanya sama
Shin Hyuk.
Hye Jin memberikan notulen pada
Sung Joon. Sung Joon tersenyum. (mungkin energi baterainya bertambah segaris
ya). Hye Jin bertanya keadaan Sung Joon. Sung Joon bilang dia baik-baik saja.
Hye Jin menyela kelihatannya Sung Joon tidak baik-baik saja. Untuk menyakinkan
Hye Jin, Sung Joon mengangkat kursinya sendiri, bahkan mau mengangkat meja
segala. Hye Jin terpaksa menyerah untuk percaya.
Sung Joon merasa lebih baik
karena Hye Jin mengkhawatirkannya. Hye Jin pun permisi keluar. Saat mau minum
Sung Joon senang membaca tulisan Hye Jin yang ditempalkan di gelas. “Wapemred,
teh herbal bagus untuk menghentikan mimisan."
Joon Woo meng-SMS Han Sul untuk
mengajak ke restoran Jjamppong. Han Sul menolaknya karena dia kurang enak badan.
Joon Woo langsung datang memeriksa keadaa Han Sul. Tak seperti biasa Han Sul
tampak menghondari sejak dia tahu Joon Woo bukan anak presdir Ji Sung.
Joo Young bilang hari ini dia
tidak bisa memeriksa artikel Hye Jin karena ada rapat seharian. Shin Hyuk
menawarkan diri mengganti Joo Young untuk memeriksa artikel Hye Jin. Tentu Hye
Jin merasa tak nyaman tapi dia membantahnya. Shin Hyuk mengusul untuk
mengundinya dengan koin. Hasilnya Shin Hyuk lah yang menang.
Shin Hyuk memuji tulisan Hye Jin
yang bagus dan memberinya saran untuk membuat kalimat pertama yang bisa menarik
perhatian pembaca. Bahkan Shin Hyuk menyuruh Hye Jin untuk memilih mana artikel
yang menarik antara dua artikel yang subjeknya sama.
Shin Hyuk bilang yang ini
kan? Kenapa? karena dia yang menulisnya. Shin Hyuk menambahkan, kalau seperuh
akhir dari artikel harus nendang. Kalau mau menulis artikel yang bagus,
kumpulkan banyak topic yang menarik. Buat kliping subyek dan kalimat yang
bagus.
Hye Jin kagum melihat sisi lain
dari Shin Hyuk yang ternyata sangat bagus membuat artikel. Kesempatan ini digunakan
Shin Hyuk untuk menggoda Hye Jin.
“Apa kau baru sadar? Setelah
melihat kerja kerasku, apa kau merasakan sesuatu? Menurutku kau suka pada pria
pekerja keras. Aku yakin kau merasa profesionalisme-ku ini seksi. Apa hatimu
bergetar? Belum kutunjukkan padamu aku itu orang seperti apa. Sudah kubilang
takkan berakhir sampai benar-benar berakhir.”
“Reporter Kim, aku sangat, sangat
menyukaimu….” (maksudnya sebagai teman).
Shin Hyuk memotong perkataan Hye
Jin, “Benarkah? Kau menyukaiku?” Shin Hyuk pura-pura terkejut. “Sampai sangat
sangat. Oke, kuterima. Kau menyukaiku. Ternyata kau begitu.” Shin Hyuk seperti
menghipnotis Hye Jin dengan telunjuk jarinya yang berputar-putar di depan Hye
Jin.
Shin Hyuk pun langsung pergi tak
mau mendengar penjelasan Hye Jin yang tentunya dia sudah tahu itu akan
menyakitkan. Hye Jin semakin merasa bersalah dan tak tahu harus ngomong apa.
Joon Woo datang membawa temperatur
untuk memeriksa suhu Han Sul dan memberinya obat. Han Sul sedikit tersentuh
dengan perhatian Joon Woo meski tetap mengeluh kenapa Joon Woo itu bukan anak
presdir.
Hye Jin kesal sama rekan-rekannya
ia berisik saat Sung Joon tak bisa tidur tenang di ruangannya. Hye Jin memberi
kartunya untuk mentraktir mereka makan alias mengusir sih.
Baru saja Hye Jin tenang, Kim Ra
Ra datang sambil bernyanyi kuat. Hye Jin yang tak sadar langsung menutup mulut
Ra Ra. Ra Ra pun bertanya Hye Jin sedang apa. Hye Jin beralibi kalau lipstick
Rara belepotan. Hye Jin pura-pura memperbaiki dan berkata sekarang Ra Ra lebih
Nampak The Most.
Dengan sayangnya dan penuh
perhatian Hye Jin menyelimuti Sung Joo. Tepat dengan kedatangan Shin Hyuk.
Shin Hyuk ini pantang menyerah
ya, dia mengajak Hye Jin minum kopi. Pelayan itu menyebut Hye Jin pacar Shin
Hyuk. Hye Jin membantahnya. Shin Hyuk juga tapi ia bilang calon ‘pacar’. Suasana
hening sebentar. Hye Jin samakin tak enak dan merasa bersalah sama Shin Hyuk.
Hye Jin bingung bagaimana menjelaskan kesalahpahaman ini.
“Aku sangat menyukaimu…”
“Ah! Kau bilang lagi, aku tahu
bahkan sangat, sangat menyukaiku.” Sahut Shin Hyuk.
“Aku tak tahu bagaimana cara
mengatakannya tapi…”
“Ini kah yang kau suka?” Shin
Hyuk berpenampilan konyol dengan dua pipet dimulutnya. Hye Jin pun ketawa
bahkan lupa harus bilang apa. “Kau tertawa karena kau senang melihatku” Shin
Hyuk bertingkah konyol lagi.
“Apa kau membenciku?” tanya Shin
Hyuk. Hye Jin menjawab tidak. “Kalau begitu kemungkinan Cuma satu. Sudah
kubilang tak kan berakhir sampai benar-benar berakhir. Pada akhirnya kau akan
datang padaku.”
Bersambung ke part 2...
Komentar:
Senangnya melihat Ha Ri dan Shin Hyuk kembali ke sisi Hye Jin dan bersikap seperti biasanya. Oya, Poong Ho itu sama gokilnya kayak Shin Hyuk. Kalau dipikir-pikir banyak orang yang 'aneh' di The Most.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar