Senin, 09 November 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 13 Part 2





Bel rumah Hye Jin berbunyi. Hye Jin pun membukanya dan ta-ra mucul lah Sung Joon yang membawa kue yang berbentuk ikan alias bungeobbang. Akhirnya, mereka berdua berada di mobil Sung Joon memakan bunggeobbang, bercerita dan mendengar lagu kesukaan mereka saat kecil hingga pagi. Akibatnya mereka kesiangan datang ke kantor.


Hye Jin mengunjungi bagian Tim Manajeman. Semuanya tampak senang melihat Hye Jin, hingga Kepala Tim tak sabar menunggu Hye Jin kembali 3 minggu lagi. Hye Jin tampak sedih mendengarnya. Yaelah, dulu Hye Jin yang ngoto tak mau pindah ke Tim Editing.


Joon Woo heboh karena tebakkannya benar kalau Ten itu orang korea.


Sung Joon makin tertekan akan kedatang atasannya dari New York yang terus memperingatinya 

“Jika 20 thn The Most Korea hilang selamanya, kau akan diingat karena gagal. Kau dan semua timmu. Lalu,tak ada yang tahu apa yang akan terjadi.


Poong Ho bertanya kenapa orang pusat berkunjung. Sung Joon kalau itu adalah atasannya dan merupakan kunjungan biasa.


Joo Young melapor kalau pihak Kim Shin Hye menanyakan konfirmasi wawancaranya. Menurutnya, mereka menyerah saja akan Leonard Kim yang sampai sekarang tak ada kabarnya. Sung Joon yang memang sudah stress, bilang biar dia saja yang akan menghubungi Leonard Kim karena itu akan membuat The Most bisa peringkat satu.


Sung Joon masuk ke ruangan dengan wajah yang stress. Hye Jin meng-SMS Sung Joon kalau tadi orang pusat ingin menutup The Most. Sung Joon membalas, tidak apa-apa. Harus tetap berusaha. 




Shin Hyuk memberi file mengenai Leonard Kim pada Sung Joon. Shin Hyuk bertanya bagaimana jika kita tak bisa mewawancari Leonard Kim. Sung Joon bilang dia akan melalukan apa pun untuk membuat The Most tida ditutup. Shin Hyuk pun memberikan semangat. Tentunya dengan gaya Shin Hyuk. Sung Joon berterima kasih.


Joon Woo melapor pada Joong Young kalau beredar berita kalau The Most Korea akan ditutup kalau tetap berada diperingkat 2.


Joo Young langsung mengkonformasikan sama Sung Joon. Sung Joon akhirnya mengakui hal itu. Joo Young kesal karena Sung Joon tidak memberitahukannya. Menurutnya Sung Joon egois karena tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Semuanya pun pergi meninggalkan kantor, meyisakan Shin Hyuk dan Hye Jin.


Hye Jin mengkhawatirkan Sung Joon. Sung Joon bilang dia tidak apa-apa. Sung Joon meminta untuk membiarkannya untuk sendirian hari ini. Hye Jin mengerti dan permisi pulang duluan.


Sung Joon menemui orang Lennard Kim untuk menyerahkan proposal kerja sama. Sementara di kantor Shin Hyuk dan Hye Jin sibuk menego narasumber untuk wawancara.


Sung Joon duduk sendirian dalam kegelapan memandangi ruang editing. Dia teringat, perkataan Joo Young kalau Sung Joon bersikap sewenang-wenang tanpa mempedulikan pendapat yang lain hingga Ra Ra yang bilang Sung Joon tak mempercayai Timnya. Sung Joon makin merasa bersalah.


Ternyata Hye Jin belum pulang. Dia menunggu Sung Joon di parkiran. Hye Jin berniat untuk mengemudi mobil dan Sung Joon bisa istrirahat sebentar.  Sung Joon bilang dia baik-baik saja. Hye Jin makin khawatir nanti Sung Joon bisa pingsan lagi.


“Jika ada hal yang membuatmu sedih, bersedihlah di hadapanku saja. Kalau kau menghadapi kesulitan, lakukanlah di depanku. Jangan menanggungnya sendirian. Ayo kita lakukan bersama-sama, ya? Ayo kita hadapi bersama, Sung Joon-a,” ucap Hye Jin.



Mata Sung Joon berkaca-kaca. Dia merasa terharu karena Hye Jin bersedia berada di sampingnya dalam keadaan apa pun. Sung Joo menarik Hye Jin ke dalam pelukkannya. Hye Jin menepuk-nepuk pundak Sung Joon dengan lembut dan berkata “tak apa-apa. Semua akan baik-baik saja.”


Besok paginya, Hye Jin dan Shin Hyuk sangat melihat rekan-rekannya kembali bekerja seperti biasa. Kebahagian itu belum selesai, Leonnard Kim setuju untuk diwawancarai. Untuk itulah, meraka mengadakan perayaan kecil. Shin Hyuk heran kok rekanya bisa kembali secara bersama. Poong Ho bercerita senang kalau Wapemred Ji datang secara pribadi untuk memintanya kembali. Joo Young menimpali kalau dia juga. Ternyata semuanya juga begitu.


Di atas meja Sung Joon tersedia bekal makanan. Sung Joo membukanya dan masih terasa hangat. Berarti Hye Jin barusan datang kan. Sung Joon pun langsung mengejar Hye Jin keluar. Sung Joon mengajak Hye Jin piknik, karena bekal makananya terlalu banyak.




Di pinggiran danau yang tenang dan indah. Hye Jin merasa mengganggu Sung Joon yang bekerja. Sung Joon bilang dia hanya bolos 2 jam saja. Sung Joon mencicipi makanannya dan melempar sumpitnya. Tenting Hye Jin menbak kalau makannya tidak enak. Dasar, Sung Joon yang jail-nya kumat lagi.


“Siapa suruh masak selezat ini? Dari maniak teman sekelas, maniak ciuman dan sekarang kau bahkan  maniak memasak? Ini sangat lezat.”


Setelah selasai makan Sung Joon mengembalikan tempat bekal makanan ke mobil. Dia tersenyum melihat Hye Jin berteriak senang. Sepasang kekasih melintas dekat Sung Joon, wanita itu menjatuhkan selendangnya. Sung Joon berbalik memanggil mereka dan memberi selendang itu. 

Lalu Sung Joon berbalik dan tidak menukan Hye Jin lagi yang tadi sedang riang di pinggir danau.

Raut wajah Sung Joon cemas, dia sangat takut kehilangan Hye Jin-nya lagi. Dia pun berlari ke sekitar danau mencari Hye Jin. Mau menelepon ternyat ponselnya ketinggalan. Dari belakang, Hye Jin diam-diam mengagetkannya. Sung Joon tampak lega.


Hye Jin mengajak Sung Joon ke sisi pinggiran danau yang lainnya. Hye Jin tampak senang memotret danau. Sedangkan wajah Sung Joon masih terlihat cemas.  Hye Jin mengenggam tangan Sung Joon.



“Sung Joon-a, kau hampir di sana jadi jangan memaksa diri berlari. Seperti danau ini, kita harus tenang, tenang…” Hye Jin bersin karena udaranya yang dingin. Sung Joon lalu memeluk Hye Jin dari belakang.


“Sekarang tidak dingin,” tanya Sung Joon.


“Iya.”


“Hye Jin-a, mulai sekarang aku akan katakan sesuatu.”


“Mengatakan apa?”


“Mungkin kau akan bilang akau tak sabaran. Mungkin kau bilang akau juga sinting.”


“Ada apa sih? Kau membuatku takut.”


“Kalau edisi khusus ke-20 sukses, dan Most dibuka lagi. Aku mau melamarmu. Aku akan melakukan apa saja supaya berhasil dan pasti melamarmu.”




Sung Joon kemudian memakaikan topi jaket Hye Jin.  Lalu apa jawaban Hye Jin? Hye Jin berharap Sung Joon berhasil menyukseskan The Most. Mendengar itu, Sung Joon merasa terharu dan senang, hingga dia mencium Hye Jin dengan lembut.

Bersambung ke episode 14...

Komentar:

Selalu ada kemudahan dalam kesulitan, begitu pun sebaliknya. Di saat semuanya berjalan dengan lancar, Leonnard Kim menelepon, tapi tidak terjawab karena ponsel Sung Joon ketinggalan di atas meja. Mungkin dia mau membatalkan wawancaranya.    

  

        



  

  







     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar