Garis
Gerimis
gerimis lewat garis-garis halus nan romantis mengetuk
jendela kamar. menciptakan nada-nada melankolis. diam-diam tersenyum manis.
diam-diam mengeja segala rasa yang terserak. diam-diam jadi penyimak
jejak-jejak yang terhapus meski sesungguhnya tak pernah terhapus. bersembunyi
di dalam embun dan gerimis menyimpan erat.
-a-,
28.11.14
Rahasia
Gerimis
adalah rahasia jika garis gerimis
sedang jatuh hati
merengkuh sebongkah rasa. memeluk
erat segala gejolak. menahan kuntum yang bersemi. memangkas benih yang tumbuh.
meski terus-menerus bertunas. berakar sampai ke urat nadi.
yang akan sia-sia jika kamu tak
mampu mengeja dan memahaminya. karena mahkluk yang bernama perempuan itu tak
mampu berbuat apa-apa selain menunggu. tak peduli seperti apa orang-orang
mencibir, mencaci musabab ini disebut rasanya, miliknya.
-a-,
28.11.14
Gerimis
Merindu
saat
segaris senja menggarisi langit. di mana gerimis tak berhenti bermelankolis.
tapi ini sangat romantis seperti rindu yang sedari tadi berpuitis.
Ya, gerimis memulangkan segala
rindunya pada huruf-huruf yang terserak di lembaran-lembaran kertasnya,
dibiarkannya huruf-huruf itu menyampaikan rindu kembali padamu.
bagaimana
mungkin rindu bisa menjadi redup. bila terus-menerus menyala seperti cahaya terang-benderang
di dalam kegelapan. sungguh, hanya kepadamu semua rerinduan bermuara.
-a-,
28.11.14
Takdir
Gerimis
takdir akan menuliskannya dalam
alur kehidupan tentang siapa dan kapan seseorang. datang menjemput hati dan
menyambut janji sang gerimis
seperti garis gerimis yang tak
pernah tahu kapan ia akan mearsir jendela kamarmu dengan sentuhan lembut. atau huruf-huruf
yang saling beradu, bertabrakan. diam-diam menjelma kata. kata yang bertuliskan
namamu
-a-,
28.11.14
*puisi ini diterbitkan di Harian Medan Bisnis Edisi 2 Nopember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar