Selasa, 04 November 2014

Gerimis Itu...





Garis Gerimis

gerimis lewat garis-garis halus nan romantis mengetuk jendela kamar. menciptakan nada-nada melankolis. diam-diam tersenyum manis. diam-diam mengeja segala rasa yang terserak. diam-diam jadi penyimak jejak-jejak yang terhapus meski sesungguhnya tak pernah terhapus. bersembunyi di dalam embun dan gerimis menyimpan erat.
-a-, 28.11.14

Rahasia Gerimis

adalah rahasia jika garis gerimis sedang jatuh hati
merengkuh sebongkah rasa. memeluk erat segala gejolak. menahan kuntum yang bersemi. memangkas benih yang tumbuh. meski terus-menerus bertunas. berakar sampai ke urat nadi.
yang akan sia-sia jika kamu tak mampu mengeja dan memahaminya. karena mahkluk yang bernama perempuan itu tak mampu berbuat apa-apa selain menunggu. tak peduli seperti apa orang-orang mencibir, mencaci musabab ini disebut rasanya, miliknya.
-a-, 28.11.14

 
Gerimis Merindu

saat segaris senja menggarisi langit. di mana gerimis tak berhenti bermelankolis. tapi ini sangat romantis seperti rindu yang sedari tadi berpuitis.
Ya, gerimis memulangkan segala rindunya pada huruf-huruf yang terserak di lembaran-lembaran kertasnya, dibiarkannya huruf-huruf itu menyampaikan rindu kembali padamu.
bagaimana mungkin rindu bisa menjadi redup. bila terus-menerus menyala seperti cahaya terang-benderang di dalam kegelapan. sungguh, hanya kepadamu semua rerinduan bermuara.
-a-, 28.11.14

Takdir Gerimis

takdir akan menuliskannya dalam alur kehidupan tentang siapa dan kapan seseorang. datang menjemput hati dan menyambut janji sang gerimis
seperti garis gerimis yang tak pernah tahu kapan ia akan mearsir jendela kamarmu dengan sentuhan lembut. atau huruf-huruf yang saling beradu, bertabrakan. diam-diam menjelma kata. kata yang bertuliskan namamu
-a-, 28.11.14

*puisi ini diterbitkan di Harian Medan Bisnis Edisi 2 Nopember 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar