Minggu, 28 Februari 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 1 Part 1




Kemilau ribuan bintang menghiasi langit menembus gelapnya malam. Pemandangan yang berbanding terbalik dengan keadaan yang mencekam di bawah langit. Segerombolan tentara khusus Korea Selatan (Korsel) berjalan menyusuri padang ilalang, yaitu daerah Zona Demiliterasasi, Garis Demarkasi Militer (DMZ). Selatan, point 690 M.   



Di tempat berbeda, para petinggi militer dan penjabat mengadakan rapat membicarakan tentara Korea (Korut) Utara yang melewati garis DMZ dan menyandera dua tentara Korea Selatan untuk memancing Korea Selatan untuk menyerang agar bisa menjadikan alasan negoisasi perjanjian internasional.
 
Salah satu penjabat bertanya lalu apa yang harus dilakukan agar tidak terjebak perangkap dan menyelamatkan dua tentara mereka. Salah satu pentinggi tentara menjawab bahwa ia telah mengirimkan pasukan khusus, Tim Alpha.


Tim Alpha menyelinap membuat tentara Korea Selatan yang sudah berada di TKP waspada dengan menodong senjata dan bertanya siapa? Seorang tentara paling depan mengenalkan dirinya. Ia bernama Yoo Shi Jin (Song Joong Ki) yang diutus sebagai Kapten Tim Alpha dan memimpin operasi hari ini.


Yoo Shi Jin dan Seo Dae Young (Jin Goo) melepaskan semua senjata dari tubuhnya. Membuat tentara yang lain heran. Shi Jin berkata saat ini mereka berada di DMZ. Jadi jalan terbaik adalah berunding. Mereka pun menuju ke markas tentara Korea Utara dengan tangan kosong yang diangkat.


Shi Jin berusaha membujuk mereka untuk berdamai. Tapi Dae Young bilang tidak mungkin tentara Korea Utara menerimanya dengan mudah. Mereka pun terus maju. Shi Jin mengabari lewat headshet pada kelompoknya mengatakan perintah Big Boss dan mereka akan masuk ke dalam markas. Shi Jin menamai dirinya Big Boss.

Anak buah Shi Jin pun merespon kalau semuanya sudah siap siaga. Baik yang bagian penembak yang dinamai Piccolo dan bagian bom yang dinamai Harry Potter. 


Tentara Utara membuka pintu dan menyuruh mereka masuk. Sesampainya di dalam tentara Korut mengatakan mereka harus membunuh salah satu pasukan khusus. 


Shi Jin menyetujuinya dan pertarungan sengit terjadi hingga Shi Jin terluka di perut tapi pisau milik Shi Jin tempat berhenti tepat di leher lawannya.  Melihat itu, lawannya berkata, “Sepertinya kamu tidak bisa membunuhku. Karena Korea Selatan akan terguncang. Jadi kamu tak bisa melakukan serangan. Tapi kami berbeda.”



Shi Jin ditodong pistol oleh tentara Korut lainnya. Shi Jin bersikap tenang dan bilang “ Selama lebih dari 70 tahun, sepertinya masih terjadi kesalapahaman. Kami akan selalu siap menyerang duluan untuk menjaga perdamaian.” Ternyata selasar panjang tepat memeter kepala tentara Korut yang menodong senjata pada Shi Jin.  

“Jangan melakukan kesalahan lain. Aku tidak akan menyerang, jika kau mundur,” nasihat Shi Jin.

“Aku datang ke sini sebagia prajurit dan aku tak akan kembali sebagai korban,” jawab prajurit Korut dan menyuruh bawahan menurunkan senjata. “ Senang bertemu denganmu, Kapten Yoo Shi Jin.”

“Aku tahu itu, tapi sebaiknya kita tak perlu bertemu lagi, Letnan Ahn Jung Joon.”

Tentara Korut mundur. Si Jin melapor. “Aku adalah Bing Boss. Tim Alpha sudah menyelesaikan misi.” 

Descendants of the Sun
Episode 1


Di tempat permainan seperti Time Zone, Shi Jin dan Dae Young bermain tembak-tembakkan dengan hasil peringkat rendah. LOL. Mereka justru menyalahkan senjatanya yang bengkok. Lee Kwang So yang menjadi comeo berperan sebagai pemilik Tim Zone protes. Ia bilang senjata itu Delta pasukan AS saat perang gurun.  


Di luar terjadi keributan karena ada pencurian. Dae Young pun mengajak Shi Jin meringkus pencuri itu dengan menggunakan senjata mainan. Shin Jin protes kalau mereka sedang tidak bertugas. Tapi tetap juga ikut.

Dae Young berkata senjata mainan ini mempunyai tembakan pendek yang cukup bagus. Mungkin sejauh 5 M.

Shi Jin menimpali, posisinya sekarang 10 M. 

Dae Young membalas, sudah 7 M.

Shin Jin kembali menimpali, jarak 5 M.


Mereka pun bersiap dan menembak si pencuri. Peluru mainan itu cukup ampuh melumpuhkan si pencuri. pencuri itu terjatuh dari keretanya.


Sang pemilik pun mengambil keretanya. Dae Young menghampiri dan bertanya "Apa sudah memanggil polisi?" Sang pemilik menjawab tidak usah karena dia malas berurusan dengan polisi. Lagipula pencuri itu sudah terluka.  Dae Young pun menelepon ambulans.


Shi Jin melihat kondisi pencuri itu. Si pencuri bilang dia baik-baik saja. Shi Jin melinting telinganya dengan kesal.

"Kau diam saja. Jika kau terus bergerak, tulang belakang akan terluka," ucap Shi Jin. Shin Jin melepaskan dari celana pencuri.

"Apa lagi yang mau kau lakukan?" tanya si pencuri.

"Ini untuk membuat masyarakat lebih baik. Dan sekarang aku sedang memberikan pertolongan pertama." jawab Shi Jin.

Shi Jin bertanya pada Lee Kwang So apa yang ia bisa membeli boneka yang dipajang itu. Lee Kwang So bilang itu tidak dijual. Shi Jin menjawab dia tahu. Shi Jin mengancam kalau tidak dia akan memenangkan semua boneka itu. Shi Jin juga meminta pulpen.


Shin Jin dan Dae Young duduk di kafe dengan menaruh sebuah boneka di samping mereka duduk. Sampai-sampai membuat dua wanita tertawa melihat mereka. Mereka malah bercanda.

"Pacarmu cantik sekali," ucap Shi Jin.

"Iya, dia tipe idealku. Pacarmu juga cantik."

"Dia (Laki-laki) teman seperjuanganku (sambil merangkul boneka di sebelahnya). Tapi.... kenapa kau menerimanya?"

"Dia memaksaku untuk menerimanya dan melarangku ke sana lagi, aku harus bagimana?"

"Bagaimana kau bisa terjun ke dunia perang dengan hati mellow gitu? kau memang sulit dimengerti."


Dae Young khawatir terhadap pencuri itu, apa dia akan baik-baik saja. Menurut Shi Jin anak itu adalah anak yang kuat dan tahan banting. Dia akan baik-baik saja. Dae Young pun teringat akan dirinya dulu saat menjadi Gangster, kau haru memiliki mentor yang baik untuk menjadi atlet yang baik.


Shi Jin tanya, apa peristiwa tadi mengingatkanmu pada masa lalumu yang kelam itu? Dae Young menjawab, dia hanya kasihan pada anak itu. Shi Jin menembak, saat kau seusia itu, kau pasti sering melakukan kesalahan kan? Dae Young menanggapi, justru dia lah yang memerintah. Shi Jin menyindir, kau adalah karakter utama dalam film Noir. Dan kau ketua geng yang memaksa anak-anak mencuri. Kau memang kejam. Dae Young nyatai saja mengunyah makanan. Shi Jin menggurutu, lihatlah ekspresimu.



Ponsel Shi Jin berdering. Dae Young menembak, apa itu dari batalyon. Shi Jin menunjukan layar ponselnya. Memang iya, tapi bukan dari batalyon kita. Dae Young langsung meminta jangan diangkat. Shi Jin jailnya kuman, aku akan mengangkatnya dan memintanya kemari. Kau harus jantan. Temui dia dan putuskan dia.


“Aku akan mentraktirmu makan, steak.” Bujuk Dae Young.

“Aku masih punya gaji untuk beli makanan sendiri.” Jawab Shi Jin.

“Aku akan mentraktirmu wiski usia 17 tahun.”

“Usia 17 tahun? Wiski itu kan murah?” kata Shi Jin.

“Kau bisa blind date dengan sepupuku dari angkatan udara.”

“Angkatan udara?” Shin mulai goyah.

“Dia adalah pramugari dan memiliki banyak teman.”

“Kenapa kau tak pernah memberitahuku tentang sepupumu?” keluh Shi Jin sambil memberi ponselnya pada Dae Young. Shin meminta ponsel Dae Young. Dae Young meraba kantong mencari ponselnya. Shi Jin mengumpat untuk apa meraba kantong yang memang kosong. 

 Ternyata ponselnya dicuri oleh si pencuri saat Dae Young memberi pertolongan pertama. Shi Jin tak menyangka, jangan bilang kau dirampok? Dae Young kesal, akan kubunuh bocah sial itu. Shi Jin menyindir, bukankah kau kasihan pada dia tadi?


Si pencuri tiba di rumah sakit. Dia meminta untuk melepaskan boneka yang diikat di kepalanya. Perawat tak peduli dan segera membawanya masuk. Dan ponsel Dae Young pun terjatuh. Petugas ambulans menitipkannya pada perawat.  Yoon Myung Joo (Kim Ji Won) menelepon dan diangkat oleh perawat. 

Perawat itu mengabari kalau pemilik ponsel ini mengalami kecelakan dan dibawa ke rumah sakit Haesung.
Dr. Kang Mo Yun (Song Hye Kyo) memeriksa si pencuri. Di lengan pencuri tertulis diagnosa, dia mungkin mengalami patah tulang rusuk dan keseleo pada pergelangan kaki. Mo Yun bertanya siapa yang menuliskan ini? Si pencuri menjawab orang yang menolongku. Si pencuri mengeluh untuk segera melepaskan boneka ini.
 Mo Yun memuji orang yang memberi pertolongan pertama ini. Lalu Mo Yun menyentuh perutnya dan kakinya. Tentu membuat si pencuri kesakitan. Mo Yun bertanya, apa kau seorang pencuri? Mo Yun menunjukan tulisan yang bilang dia seorang pencuri dan berikanlah perawatan yang menyakitkan. Si pencuri menyangkal, karena dia korban. Mo Yun menyuruh si pencuri segera mengurus asuransinya. Dan pada perawat segera lakukan x-ray untuk memeriksa kondisi tubuhnya.



Perawat bilang Mo Yun dipanggil oleh kepala. Perawat itu juga mengembalikan ponsel pada si pencuri dan mengatakan kalau tadi ada yang menelepon. 



Si pencuri menerima telepon dan meminta untuk dijemput ke rumah sakit. Dan dia pun melarikan diri.


Mo Yun memberi bahan tesis yang dikumpulkan pada kepala RS. Kepala RS berharap ini juga berguna untuk Mo Yun. Mo Yun mengiyakan. Mo Yun melihat pasien kabur. Kepala RS bertanya apa dia kabur sebelum membayar pengobatan. Mo Yun bilang dia belum menerima pengobatan apa pun. Kapala RS menyuruh Mo Yun untuk membawa pasiennya karena sebagai tim medis kita harus peduli antar sesama.


Mo Yun kembali membawa pasiennya dengan kursi roda. Pasiennya terus mengeluh kalau dia terusa ada di sini akan ada banyak masalah nanti. Pasiennya mengeluh. Jika aku tertangkap, aku tak akan berbaring di IGD melainkan di kamar mayat. Apa hak kalian melarangku pulang? Bukan kah aku yang memutuskannya?

Mo Yun bilang ini bukanlah hak tapi kewajiban. Perawat menimpali, jika kau mau pergi. Kau harus mendatangani menolak pengobatan.  Dan membayar konsultasi. Pasien protes, karena belum diobati, bagaimana bisa membayar. Perawat mengata kau sudah diperiksa dokter. Pasien ngotot bagaiamana kalau dia tak mau membayar. Perawat bilang dia akan memanggil polisi.


Mendengar kata polisi membuat pasien itu terdiam. Dia bilang temannya akan datang sebentar lagi. lalu pasien itu mau pergi. Mo Yun mencegah. Pasien itu bersikeras mau ke kamar mandi. Mo Yun  tak percaya. 

Pasien itu meyakinkan kalau dia tidak akan kabur dan menyerahkan ponsel Dae Young sebagai jaminannya.
Ponsel Dae Young bedering dari Big Boss. Mo Yun tidak mengangkatnya malah kesal seharusnya mereka wajib militer agar bisa berpikiran dewasa. 



Shin Jin dan Dae Young tiba di RS. Haesung. Shi Jin bilang ponsel tidak diangkat. Dae Young yang kesal dan bilang dia akan membunuhnya. Shi Jin yang melihat ada persiapan pemakam pun berkata, jadi kau sudah menyiapkan pemakaman untuk bocah itu? Kau memang teliti sekali.  Mereka pun menuju ke IGD. Dan si pasien alias pencuri ponsel keluar dari RS. 


Shi Jin mencoba lagu menghubungi ponsel Dae Young dan terdengar lah suara dering dari kantong Mo Yun. Shi Jin dan Dae Young pun mendekati Mo Yun yang sedang menyuntik pasien. Mo Yun pun mengangkat ponselnya dan tahulah Mo Yun kalau Big Boss itu adalah Shi Jin. Shi Jin bertanya kenapa ponsel itu bisa ada padanya. Mo Yun menjawab pasien yang menitipkannya. 

“Apa kau keluarganya?” tanya Mo Yun.

“Tidak, tapi ponsel itu milik kami.”        

Mo Yun sibuk tidak mempedulikan Shi Jin. Dia justru khawatir pasiennya menghilang lagi. Shi Jin pun kesal.

“Apa kau tuli?” tanya Shi Jin.

“Kau orang-orang yang mau mengirimkannya ke kamar mayat kan?” tuduh Mo Yun.

“Kamar mayat?” Shi Jin menoleh ke Dae Young karena dokter ini kok tahu niat Dae Young tadi. 
“Sepertinya kau salah orang.”

 Mo Yun tak mau dengar dan menyuruh perawat Min Ji untuk menyuruh mereka menunggu di luar dan hubungi security jika mereka melakukan keributan.  Tirai pun ditutup perawan. Shi Jin dan Mo Yun sempat saling memandang.


Menurut Dae Youn si pencuri itu meninggalkan ponselnya di sini dan kabur. Shi Jin mengiyakan. Dae Yong mengajak Shi Jin mencarinya karena pasti dia belum pergi jauh.  Tapi justru Shi Jin menyuruh Dae Young mencarinya sendiri. Shi Jin tiba-tiba memegang perutnya. Dia pura-pura sakit karna usus buntu. Dae Youn yang tahu Shi Jin cuman berpura-pura mengatakan bukan di situ tempat sakitnya. Shi Jin yang ketahuan bohong, langsung mengajak mencari si pencuri ponsel.

Perawat Min Jin menembak mungkin mereka gangster. Mo Yun menenangka, kalau dia lebih mahir memegang pisau daripada mereka. Sampai-sampai pasien yang sedang dijahit ketakutan.


Shin Jin dan Dae Young menemukan si pencuri yang sedang diajar oleh para gangster. Shin Jin menahan Dae Young, apa kau benar-benar masih butuh ponselnya. Mereka tampak sangat kuat. Dae Young mengiyakan. Shi Jin menggoda, apa di ponsel itu ada file yang tidak boleh dilihat orang lain? Dae Young mengiyakan.

Shin berteriak meminta para gangster untuk berhenti. Salah satu mereka menasihat kalian jangan sok jago. Dae Young bilang dia ada urusan sama bocah itu. Bocah itu minta tolong diselamatkan sama Dae Young. Shi Jin menyela apa kau juga mencuri ponsel mereka? Dae Young bertanya pada bocah itu. Kenapa kau dihajar? Bocah itu berjanji akan mengembalikan ponsel Dae Young tapi tolong selamatkan dirinya.


Shi Jin bilang lihatlah berapa banyak lawanmu ini. Apa kau pikir itu kesepakatan yang adil? Teman bocah itu yang menjawab, itu karna Ki Boem mau keluar dari geng. Dia diminta membayar pada boss. Mereka meminta 5000 dolar. Shi Jin terkejut memangnya harus bayar kalau mau keluar dan dia segera mengkonfirmasikannya pada Dae Young, apakah itu benar?

Dae Young menantang kalau mereka bisa mengambil uang yang ada di dompetnya, mereka boleh memilikinya. Shi Jin kaget. Dae Young meminta Shi Jin tak usah ikut campur. Shi Jin pun diam dan hanya jadi penonton saja. Dae Young bilang karna dia adalah hyuang Ki Boem. Hanya satu jurus preman-preman itu kalah. Shi Jin memungut pisau yang terjatuh dan kagum ternyata kalian membawa senjata. Geng ini lemah sekali. Kita harus menghentikannya. Keluarkan semua senjata kalian. 

Preman itu mengingatkan kalau jumlah mereka jauh lebih banyak dan semuanya pun mengeluarkan pisau. Dae Young mengeluh karena Shi Jin menambah pekerjaan saja. Sambil tertawa Shi Jin bilang dia baru saja menyesal. Setidaknya mereka tidak punya pistol.


Perawat Min Jin melapor pada Mo Yun kalau ada orang yang mencari pasien kecelakan motor dan pasien itu kabur lagi.


Ternyata yang menjenguknya adalah Myung Joo dan sepertinya Mo Yun mengenalnya juga. Myung Joo bertanya ke mana pasiennya. Bisakah dia melihat hasil pemeriksaannya. Mo Yun menjawab kalau ini bukanlah tempat kerja Myung Joo dan pasien itu bukan pasienya.  Myung Joo merasa lucu karena mereka selalu saja berhubungan dengan pria yang sama. 

“Aku tak punya waktu untuk bercanda, perlihatkan aku hasilnya. Dia adalah orang yang berharga bagiku.” ucap Myung Joo.

Myung Joo marah bagaimana Mo Yun bisa kehilangan pasiennya. Mo Yun membalas pasien itu kabur sebelum membayar. Jadi kenapa bukan kau saja yang bayar. Mo Yun meminta pada perawat Min Jin untuk memanggil security mencari seseorang di toilet pria. Myung Joo bertanya di mana toiletnya dan memeriksa sendiri. 


Mo Yun bercerita pada teman sesame dokter. Kalau Myung Joo ada di IGD. Mo Yun terus mengumpat Myung Joo sebagai gadis tak sopan. Kawannya mengiyak tapi dia cantik dari angkatan militer dan mencuri orang yang kau suka. Mo Yun bilang dia cantik karna memakai make up. Lagipula sunbae tak pacaran dengannya. MO Yun bilang pacarnya berumur 20 tahuanan. 

Teman Mo Yun membantah, pacarnya kan tentara. Kisah cintah mereka sangat terkenal di kalangan militer. Pacarnya adalah busagwan (bintara). Mo Yun tanya pangkat apa itu. Temannya menjawa pangkat yang jelas lebih tinggi dari Kopral Kepala. Mo Yun jadi heran siapa pria yang menitip ponsel.
Bersambung ke part 2...

Komentar:  


Tuntas sudah penantian panjangku mau menonton drama ini. Pasalnya drama ini melakukan pembacaan naskah sekitar Mei tahun lalu setelah oppa Jong Ki keluar wamil hingga syuting terakhir sampai Desember. Jadi bisa dibilang drama ini tidak diproduksi secara kejar tayang. 

Keren, oppa Song Joong Ki keren banget. Apalagi aksi laganya. Pulang WAMIL ee… malah main ngedrama jadi tentara yang tampan. Bromance-nya sudah terasa di awal episode ini. Oya, Shi Jin tampaknya sudah tertarik pada Mo Yun pada pandangan pertama. Sampai-sampai dia berbohong sama Dae Young soal sakit perut.
    
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar