Kemilau ribuan bintang menghiasi
langit menembus gelapnya malam. Pemandangan yang berbanding terbalik dengan
keadaan yang mencekam di bawah langit. Segerombolan tentara khusus Korea
Selatan (Korsel) berjalan menyusuri padang ilalang, yaitu daerah Zona
Demiliterasasi, Garis Demarkasi Militer (DMZ). Selatan, point 690 M.
Di tempat berbeda, para petinggi
militer dan penjabat mengadakan rapat membicarakan tentara Korea (Korut) Utara
yang melewati garis DMZ dan menyandera dua tentara Korea Selatan untuk
memancing Korea Selatan untuk menyerang agar bisa menjadikan alasan negoisasi
perjanjian internasional.
Salah satu penjabat bertanya lalu apa
yang harus dilakukan agar tidak terjebak perangkap dan menyelamatkan dua
tentara mereka. Salah satu pentinggi tentara menjawab bahwa ia telah
mengirimkan pasukan khusus, Tim Alpha.
Tim Alpha menyelinap membuat tentara
Korea Selatan yang sudah berada di TKP waspada dengan menodong senjata dan
bertanya siapa? Seorang tentara paling depan mengenalkan dirinya. Ia bernama
Yoo Shi Jin (Song Joong Ki) yang diutus sebagai Kapten Tim Alpha dan memimpin operasi hari ini.
Yoo Shi Jin dan Seo Dae Young (Jin Goo)
melepaskan semua senjata dari tubuhnya. Membuat tentara yang lain heran. Shi
Jin berkata saat ini mereka berada di DMZ. Jadi jalan terbaik adalah berunding.
Mereka pun menuju ke markas tentara Korea Utara dengan tangan kosong yang
diangkat.
Shi Jin berusaha membujuk mereka untuk
berdamai. Tapi Dae Young bilang tidak mungkin tentara Korea Utara menerimanya
dengan mudah. Mereka pun terus maju. Shi Jin mengabari lewat headshet pada kelompoknya mengatakan
perintah Big Boss dan mereka akan masuk ke dalam markas. Shi Jin menamai dirinya Big Boss.
Anak buah Shi Jin pun merespon kalau semuanya sudah siap siaga. Baik yang bagian penembak yang dinamai Piccolo dan bagian bom yang dinamai Harry Potter.
Tentara Utara membuka pintu dan
menyuruh mereka masuk. Sesampainya di dalam tentara Korut mengatakan mereka
harus membunuh salah satu pasukan khusus.
Shi Jin menyetujuinya dan pertarungan
sengit terjadi hingga Shi Jin terluka di perut tapi pisau milik Shi Jin tempat
berhenti tepat di leher lawannya.
Melihat itu, lawannya berkata, “Sepertinya kamu tidak bisa membunuhku.
Karena Korea Selatan akan terguncang. Jadi kamu tak bisa melakukan serangan.
Tapi kami berbeda.”
Shi Jin ditodong pistol oleh tentara
Korut lainnya. Shi Jin bersikap tenang dan bilang “ Selama lebih dari 70 tahun,
sepertinya masih terjadi kesalapahaman. Kami akan selalu siap menyerang duluan
untuk menjaga perdamaian.” Ternyata selasar panjang tepat memeter kepala
tentara Korut yang menodong senjata pada Shi Jin.
“Jangan melakukan kesalahan lain. Aku
tidak akan menyerang, jika kau mundur,” nasihat Shi Jin.
“Aku datang ke sini sebagia prajurit
dan aku tak akan kembali sebagai korban,” jawab prajurit Korut dan menyuruh
bawahan menurunkan senjata. “ Senang bertemu denganmu, Kapten Yoo Shi Jin.”
“Aku tahu itu, tapi sebaiknya kita
tak perlu bertemu lagi, Letnan Ahn Jung Joon.”
Tentara Korut mundur. Si Jin melapor.
“Aku adalah Bing Boss. Tim Alpha sudah menyelesaikan misi.”
Descendants of the Sun
Episode 1
Di tempat permainan seperti Time
Zone, Shi Jin dan Dae Young bermain tembak-tembakkan dengan hasil
peringkat rendah. LOL. Mereka justru menyalahkan senjatanya yang bengkok. Lee
Kwang So yang menjadi comeo berperan sebagai pemilik Tim Zone protes. Ia bilang
senjata itu Delta pasukan AS saat perang gurun.
Di luar terjadi keributan karena ada pencurian. Dae Young pun mengajak Shi Jin meringkus pencuri itu dengan menggunakan senjata mainan. Shin Jin protes kalau mereka sedang tidak bertugas. Tapi tetap juga ikut.
Dae Young berkata senjata mainan ini mempunyai tembakan pendek yang cukup bagus. Mungkin sejauh 5 M.
Shi Jin menimpali, posisinya sekarang 10 M.
Dae Young membalas, sudah 7 M.
Shin Jin kembali menimpali, jarak 5 M.
Mereka pun bersiap dan menembak si pencuri. Peluru mainan itu cukup ampuh melumpuhkan si pencuri. pencuri itu terjatuh dari keretanya.
Sang pemilik pun mengambil keretanya. Dae Young menghampiri dan bertanya "Apa sudah memanggil polisi?" Sang pemilik menjawab tidak usah karena dia malas berurusan dengan polisi. Lagipula pencuri itu sudah terluka. Dae Young pun menelepon ambulans.
Shi Jin melihat kondisi pencuri itu. Si pencuri bilang dia baik-baik saja. Shi Jin melinting telinganya dengan kesal.
"Kau diam saja. Jika kau terus bergerak, tulang belakang akan terluka," ucap Shi Jin. Shin Jin melepaskan dari celana pencuri.
"Apa lagi yang mau kau lakukan?" tanya si pencuri.
"Ini untuk membuat masyarakat lebih baik. Dan sekarang aku sedang memberikan pertolongan pertama." jawab Shi Jin.
Shi Jin bertanya pada Lee Kwang So apa yang ia bisa membeli boneka yang dipajang itu. Lee Kwang So bilang itu tidak dijual. Shi Jin menjawab dia tahu. Shi Jin mengancam kalau tidak dia akan memenangkan semua boneka itu. Shi Jin juga meminta pulpen.
Shin Jin dan Dae Young duduk di kafe dengan menaruh sebuah boneka di samping mereka duduk. Sampai-sampai membuat dua wanita tertawa melihat mereka. Mereka malah bercanda.
"Pacarmu cantik sekali," ucap Shi Jin.
"Iya, dia tipe idealku. Pacarmu juga cantik."
"Dia (Laki-laki) teman seperjuanganku (sambil merangkul boneka di sebelahnya). Tapi.... kenapa kau menerimanya?"
"Dia memaksaku untuk menerimanya dan melarangku ke sana lagi, aku harus bagimana?"
"Bagaimana kau bisa terjun ke dunia perang dengan hati mellow gitu? kau memang sulit dimengerti."
Dae Young khawatir terhadap pencuri
itu, apa dia akan baik-baik saja. Menurut Shi Jin anak itu adalah anak yang
kuat dan tahan banting. Dia akan baik-baik saja. Dae Young pun teringat akan
dirinya dulu saat menjadi Gangster, kau haru memiliki mentor yang baik untuk
menjadi atlet yang baik.
Shi Jin tanya, apa peristiwa tadi
mengingatkanmu pada masa lalumu yang kelam itu? Dae Young menjawab, dia hanya
kasihan pada anak itu. Shi Jin menembak, saat kau seusia itu, kau pasti sering
melakukan kesalahan kan? Dae Young menanggapi, justru dia lah yang memerintah.
Shi Jin menyindir, kau adalah karakter utama dalam film Noir. Dan kau ketua
geng yang memaksa anak-anak mencuri. Kau memang kejam. Dae Young nyatai saja
mengunyah makanan. Shi Jin menggurutu, lihatlah ekspresimu.
Ponsel Shi Jin berdering. Dae Young
menembak, apa itu dari batalyon. Shi Jin menunjukan layar ponselnya. Memang
iya, tapi bukan dari batalyon kita. Dae Young langsung meminta jangan diangkat.
Shi Jin jailnya kuman, aku akan mengangkatnya dan memintanya kemari. Kau harus
jantan. Temui dia dan putuskan dia.
“Aku akan mentraktirmu makan, steak.”
Bujuk Dae Young.
“Aku masih punya gaji untuk beli
makanan sendiri.” Jawab Shi Jin.
“Aku akan mentraktirmu wiski usia 17
tahun.”
“Usia 17 tahun? Wiski itu kan murah?”
kata Shi Jin.
“Kau bisa blind date dengan sepupuku
dari angkatan udara.”
“Angkatan udara?” Shin mulai goyah.
“Dia adalah pramugari dan memiliki
banyak teman.”
“Kenapa kau tak pernah memberitahuku
tentang sepupumu?” keluh Shi Jin sambil memberi ponselnya pada Dae Young. Shin
meminta ponsel Dae Young. Dae Young meraba kantong mencari ponselnya. Shi Jin
mengumpat untuk apa meraba kantong yang memang kosong.
Ternyata ponselnya dicuri oleh si
pencuri saat Dae Young memberi pertolongan pertama. Shi Jin tak menyangka,
jangan bilang kau dirampok? Dae Young kesal, akan kubunuh bocah sial itu. Shi
Jin menyindir, bukankah kau kasihan pada dia tadi?
Si pencuri tiba di rumah sakit. Dia
meminta untuk melepaskan boneka yang diikat di kepalanya. Perawat tak peduli dan
segera membawanya masuk. Dan ponsel Dae Young pun terjatuh. Petugas ambulans
menitipkannya pada perawat. Yoon Myung
Joo (Kim Ji Won) menelepon dan diangkat oleh perawat.
Perawat itu mengabari
kalau pemilik ponsel ini mengalami kecelakan dan dibawa ke rumah sakit Haesung.
Dr. Kang Mo Yun (Song Hye Kyo)
memeriksa si pencuri. Di lengan pencuri tertulis diagnosa, dia mungkin
mengalami patah tulang rusuk dan keseleo pada pergelangan kaki. Mo Yun bertanya
siapa yang menuliskan ini? Si pencuri menjawab orang yang menolongku. Si
pencuri mengeluh untuk segera melepaskan boneka ini.
Mo Yun memuji orang yang memberi
pertolongan pertama ini. Lalu Mo Yun menyentuh perutnya dan kakinya. Tentu
membuat si pencuri kesakitan. Mo Yun bertanya, apa kau seorang pencuri? Mo Yun
menunjukan tulisan yang bilang dia seorang pencuri dan berikanlah perawatan
yang menyakitkan. Si pencuri menyangkal, karena dia korban. Mo Yun menyuruh si
pencuri segera mengurus asuransinya. Dan pada perawat segera lakukan x-ray
untuk memeriksa kondisi tubuhnya.
Perawat bilang Mo Yun dipanggil oleh
kepala. Perawat itu juga mengembalikan ponsel pada si pencuri dan mengatakan
kalau tadi ada yang menelepon.
Si pencuri menerima telepon dan
meminta untuk dijemput ke rumah sakit. Dan dia pun melarikan diri.
Mo Yun memberi bahan tesis yang
dikumpulkan pada kepala RS. Kepala RS berharap ini juga berguna untuk Mo Yun.
Mo Yun mengiyakan. Mo Yun melihat pasien kabur. Kepala RS bertanya apa dia
kabur sebelum membayar pengobatan. Mo Yun bilang dia belum menerima pengobatan
apa pun. Kapala RS menyuruh Mo Yun untuk membawa pasiennya karena sebagai tim
medis kita harus peduli antar sesama.
Mo Yun kembali membawa pasiennya
dengan kursi roda. Pasiennya terus mengeluh kalau dia terusa ada di sini akan
ada banyak masalah nanti. Pasiennya mengeluh. Jika aku tertangkap, aku tak akan
berbaring di IGD melainkan di kamar mayat. Apa hak kalian melarangku pulang?
Bukan kah aku yang memutuskannya?
Mo Yun bilang ini bukanlah hak tapi
kewajiban. Perawat menimpali, jika kau mau pergi. Kau harus mendatangani
menolak pengobatan. Dan membayar
konsultasi. Pasien protes, karena belum diobati, bagaimana bisa membayar.
Perawat mengata kau sudah diperiksa dokter. Pasien ngotot bagaiamana kalau dia
tak mau membayar. Perawat bilang dia akan memanggil polisi.
Mendengar kata polisi membuat pasien itu
terdiam. Dia bilang temannya akan datang sebentar lagi. lalu pasien itu mau
pergi. Mo Yun mencegah. Pasien itu bersikeras mau ke kamar mandi. Mo Yun tak percaya.
Pasien itu meyakinkan kalau dia
tidak akan kabur dan menyerahkan ponsel Dae Young sebagai jaminannya.
Ponsel Dae Young bedering dari Big
Boss. Mo Yun tidak mengangkatnya malah kesal seharusnya mereka wajib militer
agar bisa berpikiran dewasa.
Shin Jin dan Dae Young tiba di RS.
Haesung. Shi Jin bilang ponsel tidak diangkat. Dae Young yang kesal dan bilang
dia akan membunuhnya. Shi Jin yang melihat ada persiapan pemakam pun berkata,
jadi kau sudah menyiapkan pemakaman untuk bocah itu? Kau memang teliti sekali. Mereka pun menuju ke IGD. Dan si pasien alias
pencuri ponsel keluar dari RS.
Shi Jin mencoba lagu menghubungi
ponsel Dae Young dan terdengar lah suara dering dari kantong Mo Yun. Shi Jin
dan Dae Young pun mendekati Mo Yun yang sedang menyuntik pasien. Mo Yun pun
mengangkat ponselnya dan tahulah Mo Yun kalau Big Boss itu adalah Shi Jin. Shi
Jin bertanya kenapa ponsel itu bisa ada padanya. Mo Yun menjawab pasien yang
menitipkannya.
“Apa kau keluarganya?” tanya Mo Yun.
“Tidak, tapi ponsel itu milik kami.”
Mo Yun sibuk tidak mempedulikan Shi
Jin. Dia justru khawatir pasiennya menghilang lagi. Shi Jin pun kesal.
“Apa kau tuli?” tanya Shi Jin.
“Kau orang-orang yang mau
mengirimkannya ke kamar mayat kan?” tuduh Mo Yun.
“Kamar mayat?” Shi Jin menoleh ke Dae
Young karena dokter ini kok tahu niat Dae Young tadi.
“Sepertinya kau salah
orang.”
Mo Yun tak mau dengar dan menyuruh
perawat Min Ji untuk menyuruh mereka menunggu di luar dan hubungi security jika
mereka melakukan keributan. Tirai pun
ditutup perawan. Shi Jin dan Mo Yun sempat saling memandang.
Menurut Dae Youn si pencuri itu
meninggalkan ponselnya di sini dan kabur. Shi Jin mengiyakan. Dae Yong mengajak
Shi Jin mencarinya karena pasti dia belum pergi jauh. Tapi justru Shi Jin menyuruh Dae Young
mencarinya sendiri. Shi Jin tiba-tiba memegang perutnya. Dia pura-pura sakit
karna usus buntu. Dae Youn yang tahu Shi Jin cuman berpura-pura mengatakan
bukan di situ tempat sakitnya. Shi Jin yang ketahuan bohong, langsung mengajak
mencari si pencuri ponsel.
Perawat Min Jin menembak mungkin
mereka gangster. Mo Yun menenangka, kalau dia lebih mahir memegang pisau
daripada mereka. Sampai-sampai pasien yang sedang dijahit ketakutan.
Shin Jin dan Dae Young menemukan si
pencuri yang sedang diajar oleh para gangster. Shin Jin menahan Dae Young, apa
kau benar-benar masih butuh ponselnya. Mereka tampak sangat kuat. Dae Young
mengiyakan. Shi Jin menggoda, apa di ponsel itu ada file yang tidak boleh
dilihat orang lain? Dae Young mengiyakan.
Shin berteriak meminta para gangster untuk
berhenti. Salah satu mereka menasihat kalian jangan sok jago. Dae Young bilang
dia ada urusan sama bocah itu. Bocah itu minta tolong diselamatkan sama Dae
Young. Shi Jin menyela apa kau juga mencuri ponsel mereka? Dae Young bertanya
pada bocah itu. Kenapa kau dihajar? Bocah itu berjanji akan mengembalikan
ponsel Dae Young tapi tolong selamatkan dirinya.
Shi Jin bilang lihatlah berapa banyak
lawanmu ini. Apa kau pikir itu kesepakatan yang adil? Teman bocah itu yang
menjawab, itu karna Ki Boem mau keluar dari geng. Dia diminta membayar pada
boss. Mereka meminta 5000 dolar. Shi Jin terkejut memangnya harus bayar kalau
mau keluar dan dia segera mengkonfirmasikannya pada Dae Young, apakah itu
benar?
Dae Young menantang kalau mereka bisa
mengambil uang yang ada di dompetnya, mereka boleh memilikinya. Shi Jin kaget.
Dae Young meminta Shi Jin tak usah ikut campur. Shi Jin pun diam dan hanya jadi
penonton saja. Dae Young bilang karna dia adalah hyuang Ki Boem. Hanya satu
jurus preman-preman itu kalah. Shi Jin memungut pisau yang terjatuh dan kagum
ternyata kalian membawa senjata. Geng ini lemah sekali. Kita harus
menghentikannya. Keluarkan semua senjata kalian.
Preman itu mengingatkan kalau jumlah
mereka jauh lebih banyak dan semuanya pun mengeluarkan pisau. Dae Young
mengeluh karena Shi Jin menambah pekerjaan saja. Sambil tertawa Shi Jin bilang
dia baru saja menyesal. Setidaknya mereka tidak punya pistol.
Perawat Min Jin melapor pada Mo Yun
kalau ada orang yang mencari pasien kecelakan motor dan pasien itu kabur lagi.
Ternyata yang menjenguknya adalah
Myung Joo dan sepertinya Mo Yun mengenalnya juga. Myung Joo bertanya ke mana
pasiennya. Bisakah dia melihat hasil pemeriksaannya. Mo Yun menjawab kalau ini
bukanlah tempat kerja Myung Joo dan pasien itu bukan pasienya. Myung Joo merasa lucu karena mereka selalu
saja berhubungan dengan pria yang sama.
“Aku tak punya waktu untuk bercanda,
perlihatkan aku hasilnya. Dia adalah orang yang berharga bagiku.” ucap Myung
Joo.
Myung Joo marah bagaimana Mo Yun bisa
kehilangan pasiennya. Mo Yun membalas pasien itu kabur sebelum membayar. Jadi
kenapa bukan kau saja yang bayar. Mo Yun meminta pada perawat Min Jin untuk
memanggil security mencari seseorang di toilet pria. Myung Joo bertanya di mana
toiletnya dan memeriksa sendiri.
Mo Yun bercerita pada teman sesame
dokter. Kalau Myung Joo ada di IGD. Mo Yun terus mengumpat Myung Joo sebagai
gadis tak sopan. Kawannya mengiyak tapi dia cantik dari angkatan militer dan
mencuri orang yang kau suka. Mo Yun bilang dia cantik karna memakai make up.
Lagipula sunbae tak pacaran dengannya. MO Yun bilang pacarnya berumur 20
tahuanan.
Teman Mo Yun membantah, pacarnya kan
tentara. Kisah cintah mereka sangat terkenal di kalangan militer. Pacarnya
adalah busagwan (bintara). Mo Yun tanya pangkat apa itu. Temannya menjawa
pangkat yang jelas lebih tinggi dari Kopral Kepala. Mo Yun jadi heran siapa
pria yang menitip ponsel.
Bersambung ke part 2...
Bersambung ke part 2...
Komentar:
Tuntas sudah penantian panjangku mau
menonton drama ini. Pasalnya drama ini melakukan pembacaan naskah sekitar Mei
tahun lalu setelah oppa Jong Ki keluar wamil hingga syuting terakhir sampai
Desember. Jadi bisa dibilang drama ini tidak diproduksi secara kejar tayang.
Keren, oppa Song Joong Ki keren
banget. Apalagi aksi laganya. Pulang WAMIL ee… malah main ngedrama jadi tentara
yang tampan. Bromance-nya sudah terasa di awal episode ini. Oya, Shi Jin
tampaknya sudah tertarik pada Mo Yun pada pandangan pertama. Sampai-sampai dia
berbohong sama Dae Young soal sakit perut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar