Drama ini ditulis oleh Noh Hee Kyung sebanyak 16
episode bergenre romcom (romantic-comedi). Saat ini telah tayang sampai episode
12. Awalnya, saya kira drama ini memunyai alur cerita yang cukup berat dan
membuat saya tidak melirik sedikit pun. Namun pernyataan Noh Hee Kyung yang
melatarbelakangi drama ini sedikit menggelitik. “Aku ingin mematahkan anggapan
umum mengenai orang-orang yang seringkali kita sebut “terbelakang” dan “aneh”…
kurasa sebutan itu adalah bentuk lain dari kekerasan. Sekitar 80% dari seluruh
negeri ini memiliki beberapa gejala sakit jiwa, dan sekitar 20 % sebaiknya
memikirkan untuk menjalani pengobatan. Hal itu menjadi perhatianku saat
orang-orang sepertinya menyamakan orang sakit jiwa dengan penjahat.” (kutipan
diambil dari blog mbak Fanny di Kdramatized).
Eee… ternyata alurnya sangat ringan dan
konflik-konflik yang diangkat dalam drama ini sangat dekat dengan kehidupan
kita atau malah pernah menjadi konflik kita. Ya, saat ini orang-orang begitu
peduli dengan luka kecil di tubuhnya dan mengabaikan luka jiwa yang
menyakitkan. Di luar terlihat baik-baik saja, tapi belum tentu di dalamnya kan?
Ada orang yang menyebarkan senyuman, tapi menyimpan kepahitan yang mendalam di
jiwanya. Benarkah orang yang terlihat normal
justru tidak normal? orang yang memiliki ketidaknormalan justru mereka-lah yang
normal? Hmmm…
Bintang utama drama ini Jo In Sung yang
memerankan karakter Jang Jae Yeol seorang penulis yang sukses dan Dj tampan di
sebuah radio. Menderita penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan Gong
Hyo Jin sebagai Ji Hae Soo seorang psikiater cantik yang mudah marah tapi
lembut, pekerja keras, menjadi psikiater untuk menghindari melakukan operasi.
Mengalami trauma terhadap pria dan tidak ingin menikah. Ini drama perdana saya
melihat Jo In Sung. Sedangkan Gong Hyo Jin tidak diragukan lagi dech kualitas
aktingnya mulai dari Romance In Pasta, Best Love, The Master Sun yeaaaa… Nampak
kali ya saya penggemar Gong Hyo Jin si ratu drama romcom. Tidak juga, itu karena
dramanya memang memiliki cerita bagus
dan diperankan oleh aktris yang bagus pula.
Cerita ini dibuka dengan adegan Jang Jae Beom
(kakak Jang Jae Yeol) yang bebas dari penjara. Jang Jae Beom langsung menemui
adiknya yang tengah merayakan ulang tahunnya di klub. Ia langsung menusuk
adiknya dengan garpu. Jang Jae Yeol pun terkapar, sebelum ia kehilangan
kesadaran, ia melihat seorang anak SMA menghampirinya dan mengaku sebagai
fansnya. Anak SMA itu bernama Han Kang Woo. Akhirnya sang kakak dijatuhkan hukum
kurungan penjara 30 bulan. Waktu pun berlalu, 26 bulan kemudian. Jang Jae Yeol
terkenal sebagai penulis misteri dan thriller. Padahal dulu ia penulis novel
romantis. Bahkan Ji Hae Soo penikmat novelnya. Namun sekarang, Ji Hae Soo
beragapan Jang Jae Yeol sakit jiwa karena menuliskan kekerasan dengan sadis dalam
novelnya.
Pertemuan pertama penulis kita dan psikiater kita
di acara talk show yang membicarakan tentang pikiran para kriminal yang tidak
normal hingga merembet ke profesi masing-masing. Perdebatan sengit pun
tercipta. Masing-masing mempertahankan harga diri sebagai psikiater dan
penulis. Jang Jae Yeol berhasil mengalahkan psikiater kita. *Hmmm… bener seorang
penulis memang orang yang cerdas lo….lo….. kok jadi ngemuji diri sendiri… enggak
kok saya cuman suka menulis* Ji Hae Soo memberi tantangan untuk memilih dua
kertas yang bertuliskan “kau akan mati” “kau akan hidup” untuk Jang Jae Yeol.
Jang Jae Yeol semakin penasaran dengan kepribadian
Ji Hae Soo. Wanita yang kasar tapi sangat lembut menghadapi pasiennya, wanita yang
mudah marah tapi ramah terhadap pasien dan orang-orang sekelilingnya. Wanita
yang cuek pada dirinya sendiri tapi
peduli terhadap orang lain.
Alangkah senangnya Jae Yeol mengetahui Hae Soo
juga tinggal di rumah Hongdae. Ia pun langsung setuju dengan Tae Young
(temanya) untuk tinggal di sana. “Apa akan ada novel baru?” tanya Tae Young.
“Entah artinya novel baru atau bertemu dengan wanita yang baru, aku belum tahu.
Apa pun artinya aku tiba-tiba merasa semangat” ujar Jae Yeoul. Dimulailah
segala hal yang “menganehkan” di dalam rumah itu. Dua psikiater, satu penderita
sindrom tourette (prilaku tak terkendali, muncul dengan kejang tanpa alasan dan
berbicara cepat dan rentan terhadap stress), dan seorang lagi si penulis
misteri tinggal serumah. Apa jadinya ya??
Jo Dong Min orang yang paling dituakan di rumah
itu berprofesi sebagai psikiater, senior Ji Hae Soo. Soo Kwang yang menderita
sindrom tourrette yang kapan saja bisa kambuh serta psikiater cantik kita dan
penulis tampan kita. Dalam rumah tersebut mereka hidup tanpa aturan yang
membuat Jang Jae Yeol sedikit risih. Selain terobsesi terhadap warna tertentu, Jae Yeol memiliki kelainan
yaitu, ia tidur di kamar mandi, bathtub disulam sebagai tempat tidur. Jae Yeol
membuat aturan di dalam rumah itu, jika orang masuk ke kamarnya maka ia akan
masuk ke kamar orang tersebut, jika ia dicaci maka ia akan mencaci, jika ia
dipuji maka dipuji ia akan memuji.
Secara keseluruhan it’s okay that’s love
bercerita tentang bagaimana cara mengobati luka jiwa yang dengan sengaja kita
pendam. Membiarkan luka itu ternganga, menghindarinya, menutupinya dengan kecerian,
seakan-akan kita bisa melewatinya begitu saja, berharap dapat sembuh dengan sendirinya.
Lewat tokoh Ji Hae Soo, Jo Dong Min dan
Lee Young Jin (mantan istri Jo Dong Min) bagaimana dunia psikiater itu menerapi
orang-orang memiliki luka di jiwanya. Mereka memperlakukan pasien mereka
sebagai keluarga sendiri yang harus dirawat dengan penuh cinta dan kasih. Mulai
dari penderita OCD, shizophernia, bipolar dan lain-lain. Jae Yeol yang baginya
menulis adalah segalanya, hingga membuat waktu kerja yang tidak displin. Karya
yang diplagiat, dikhianati pacar dan teman. Dikenal sebagai playboy. Bahkan Hae
Soo menuding kerjaan menulis itu sangat kejam karena membuat Jae Yeol melupakan
makan dan istrirahat. *heee… sebenarnya saya juga kalau sudah menulis pasti
lupa segalanya tapi saya tidak setuju dengan pendapat Hae Soo itu ya… menulis
juga terapi jiwa lo.. ayo, siapa yang setuju ngacung tangan!
Episode demi episode mulai terungkap sedikit demi
sedikit rahasia yang disimpan tokoh-tokoh dalam drama ini. Ji Hae Soo yang
telah dapat mengatasi kegelisahannya dengan bantuan Jang Jae Yeol, bahkan
mereka menjadi sepasang kekasih (meski suka berantem-baikkan lagi –
berantem-baikkan lagi). Jo Dong Min yang keren karena mampu mempertahankan
hubungan terseksinya dengan mantan istri sebagai sahabat, penyebab mereka
bercerai, Lee Kwang Soo yang dapat mengatasi sindrom tourette-nya, masa lalu
Jang Jae Yeol bersama kakanya dan ibunya yang cukup mengejutkan. Dan yang lebih
mengejutkan lagi di episode 12 terungkap bahwa Han Kang Woo jelas-jelas hanya
tokoh imajinasi Jang Jae Yeol (meski uda ketabak sebelumnya sih). Jang Jae Yeol
yang ternyata mengidap penyakit psychosis (penyakit jiwa yang cukup parah).
Saya setuju dengan pendapat mbak Fanny yang mengatakan hubungan Jae Yeol dan
Hae Soo seperti bom yang siap meledak kapan saja. Kali ini yang menjadi
halangan hubungan mereka bukanlah calon ibu mertua masing-masing tidak
menyetujui (seperti kebanyakan drama-drama lain), melainkan datang dari diri
mereka berdua. apakah Hae Soo bisa menerima kenyataan Jang Jae Yeol mengidap
penyakit psychosis? Apa Jang Jae Yeol dapat disembuhkan?
Masih ada empat episode lagi, semoga saja
berakhir dengan senyuman seperti poster-poster drama ini yang penuh dengan
kecerian. Oya bagi yang ingin mengetahui cerita selengkapnya dapat bertandang
ke blog mbak Fanny di Kdramatized dan blog mbak Mumu di Berbagi Sinopsis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar