Kau Pelitaku
Ida Piliang
Semisal gelora ini Samudera
menyibak pasir
menggulung sukma
kan kuraih apa anganmu
kan kucapai apa mimpimu
biar nyata
biar fakta
jadi wujudmu
selamat ulang tahun anakku
jasadmu nafasmu
telah menerangi aku
kaulah pelita hidupku
menemani langkahku
semoga sehat bahagia menghampirimu
mari kita berpegang erat
dalam tali Allah
Kedai Durian, 17 Agustus 2009
Buat Ayu Sundari Lestari
Ibu, pangkuanmu tempat ternyaman bagiku
*Mak'e,
airmataku tumpah ruah seperti anak sungai hingga bermuara ke laut,
setiap kali aku membaca selembar kertas itu. pun kini saat aku kembali
membacanya.
sahabat, tempatku bercerita, berdebat, dan berdiskusi
From: Besfriend, Dinsyahlu
Di
kedalaman matamu ~a~ ada cahaya yang diam-diam merekatkan jiwa kami. Sapamu
lembut mengaliri tanya yang masih tersisa di mekar senyummu. Ya, kita sama-sama
tahu. Bahwa deru batinmu mengalahkan sepi yang berkelakar di jiwamu. Tapi,
itulah kau. Diammu menelusuri segala rindumu padanya. Dan menunjukkan kau tetap
tegar. Dalam diammu pula, kau menuliskan tentang hujan, daun, senja, gerimis,
rembulan dan tak jarang kami sebagai tawanan tokoh ceritamu. Ah, kau sungguh
diam~a~, diam-diam mengurai cerita di sepanjang senja bersamaku. Diam-diam
menyelinap dalam kisahku, bahwa kita ADA.
13 Juni 2013
Hujan dan Gerimis
Dina Syahfitri Dina
Kau adalah gerimis yang terindah
perlahan tercurah namun membuatku basah
pelan dan perlahan hingga gigil berkawan
kau tahu bagaimana hujan bisa mendekapmu erat
itu bersebab gerimismu terlalu romantis
dan hujanku tak dapat terbendung
ia meretas, memecah, meruah begitu deras
Teruntukmu sahabatku
13 Oktober 2014
teman tertawa, menangis, dan seperjuangan
*setidaknya dari sekian banyak sahabatku, dirimu ada dari awal dan yang tersisa hingga hari wisuda kita, bahkan kini mungkin juga tuk hari depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar