Kamis, 29 Oktober 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 10 Part 2





Sepanjang jalan Hye Jin terus saja bertanya sampai akhirnya Shin Hyuk bilang ia terjatuh dari sepeda motor. Hye Jin membenarkan, tiap melihat Shin Hyuk naik sepeda motor tampak berbahaya. Hye Jin pun meminta kuncinya, supaya Shin Hyuk tak usah lagi mengemudi sepeda motor. Shin Hyuk tertawa dan menyingkirkan tangan Hye Jin. Hey Jin merentangkan tangan menghalangi Shin Hyuk. Lari dari topic tiba-tiba Shin Hyuk bilang “Jackson, kau mau kencan denganku?” tentu Hye Jin bingung.

“Kalau tidak, ya jangan kau lakukan. Buat hatiku berdebar saja.”

“Hei, bercanda lagi! Dengar ya, reporter sinting!     


Hye Rin berpesan sam Sung Joon jangan memberitahukan Eonie-nya kalau ia ketemuan sama Sung Joon. Sung Joon mengunci mulutnya.


Atasan Ha Ri bilang berkat bantuan Ha Ri pada bule tadi, meetingnya berhasil jadi dia merekomendasikan Ha Ri. Ternyata bule seorang CEO IT. Dia membatalkan Workshopnya di Hongkong dan memilih hotel Ara.


Madam Rara berteriak histeris karena jas yang mau dipakai Sung Joon untuk meeting ketinggalan di kantor.Rara menyuruh anak buahnya menghubungi Sung Joon tapi tak diangkat. Rara pun meminta untuk salah satu dari mereka mengantarkan jas ini ke rumah Sung Joon. Hahaha.. semaunya pada kabur. Masuklah Hye Jin yang sedang membawa bawang Bombay-nya dengan santainya. Madam Rara menyuruh Hye Jin mengantar jas ini kepada Sung Joo tak peduli apapun yang terjadi.

Hye Jin menitipkan jas itu pada sekuriti apartemen Sung Joon dan mengatakan bahwa ini dari staf perusahaannya yang bernama Han Sul.

“Kim Hye Jin?” suara Sung Joon dari belakang Hye Jin.

“Pemred menyuruhku membawa ini (jas) untuk Anda.”

“Dia sudah menghubungiku.”

“Kalau begitu permisi, sampai jumpa Senin besok.”

“Minum the dulu sebelum pulang.” Tawar Sung Joon. Hye Jin menolaknya. “Aku membuatmu canggung?” Hye Jin menyangkal. “kalau begitu minumlah teh bersamaku.” (hahah… Hye Jin sulit lepas dari Sung Joon ya)



Sekarang Hye Jin gemetaran sampai-sampai meminum teh panas sekali teguk. Sung Joon bilang itu panas. Hye Jin membalas, tidak apa-apa kerongkonganku kuat. Jadi makasih tehnya (padahal suara Hye Jin uda aneh gitu). Hye Jin berniat pamit.

“Duduklah, ada yang ingin kukatakan padamu.” Pinta Sung Joon. Hye Jin kembali duduk. “Tambah secangkir lagi tapi kali ini jangan langsung diminum ya.”

Sepertinya Hye Jin sangat sensitif dengar kata ‘kemarin’ keluar dari mulut Sung Joon karena sekarang ia memotongnya perkataan Sung Joon.

“Aku tahu. Kau datang karena khawatir sebagai rekan kerja. Kalau akau tahu bahwa salah satu dari timku kecelakaan, aku pun pasti akan datang.”

“Bagiku tidak. Itu karena Kim Hye Jin, makanya aku menyusul ke sana. Mulanya aku agak terganggu tapi pada saat tertentu, entah kapan pastinya aku tak tahu. Ketika kita bicara, aku merasa kita sering menghabiskan waktu bersama. Makin kuperhatikan, aku merasa jadi orang yang jahat, aku bahkan pernah tidak suka padamu tapi kemarin malam aku menyadarinya. Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal lagi, aku sangat terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat.”   

Bagaikan kena setrum, Hye Jin makin gemetaran bahkan saat minum malah tumpah mengenai bajunya. Sung Joon menyuruh Hye Jin mengganti bajunya.


Shin Hyuk datang ke kantor dan heran kenapa Hye Jin tak tampak? Hye Jin ke rumah Sung Joon mengantar jas, jawab salah karyawan.

Hye Jin sudah berganti pakaian, tapi ia mondar-mandir di kamar mandi. Sepertinya dia gelisah memikirkan pengakuan Sung Joon. Hingga Sung Joon mengedor pintu kenapa belum keluar?


Hye Jin pun keluar dan hendak langsung pulang, namun Sung Joon menarik tangannya. Sung Joon bilang kaos nya besar dan menggulung lengan kaos itu.

“Membuatmu canggung, aku minta maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran). Aku hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena kau mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku sendiri.”

Sung Joon melihat heran Hye Jin yang sudah berkaca-kaca dan mata memerah. Sung Joon bertanya ada apa? Apa aku berbuat salah? Hye Jin berkata matanya kelilipan. Aku pamit dulu. Sung Joo memintanya menunggu ambil kunci mobil, biar dia yang mengantar Hye Jin pulang.

Kali ini Hye Jin tak menuruti, ia pergi keluar dari apartemen Sung Joon dengan berbagai perasaan yang tertahan. Sung Joon memegang baju Hye Jin yang tertinggal di kamar mandi. Bel apartemen Sung Joon berbunyi. Sung Joo yang mengira Hye Jin kembali lagi, ternyata harus gigit jari karena Shin Hyuk lah yang berdiri di depannya. Dengan kesal Sung Joon bertanya.

“Kenapa kau kemari?”

Iya nih, kok bisa akhirnya kemari lagi?” kata Shin Hyuk sambil nyelonong masuk ke dalam dengan alasan ia sangat haus.


Sung Joon yang tahu betul kenapa Shin Hyuk datang ke apartemennya langsung bertanya “Kau ini siapa? Memangnya kau itu penjaga Kim Hye Jin? Kenapa kau terus mengikutinya?”

“Ya, Anda bisa menyebutku penjaganya, karena kami punya hubungan oppa dan dongseng. Kalau Anda?”

Shin Hyuk pun tak mau kalah. “Anda siapanya Kim Hye Jin? Ksatria yang menyelamatkannya kala hujan saat dia dalam bahaya? Anda terlihat keren. Kukira Anda sedang syuting film.”

“Tak seperti orang lain, aku tak menutupi perasaanku dengan lelucon, seperti orang pengecut.” Sekakmat, Shin Hyuk tak bisa berkutik lagi.

“Aku minumnya di rumahnya saja. Sampai jumpa.”
***



Han Sul menggurutu dalam hati “Okelah, dia tidak bertingkah seperti anak orang kaya. Masa iya kita datang ke tempat seperti ini? Hahha… Han Sul terus mengelap hidungnya ynag meler karena kepedesan. Melihat itu, Joon Woon bilang lain kali ia akan datang bersama orang lain. Han Sul langsung berpura-pura suka. Ia memakan dengan lahapnya. Jadi jangan datang dengan orang lain.

Han Sul protes saat Joon Woon mengambil semua tisu bekas milernya. Joon Woo berkata taka pa-apa. Kan punyamu? Mendengar hal itu Han Sul meminta penjelasan “Kau suka padaku?” Joon Woo menjawab “Iya. Kau tak tahu?”
***
Shin Hyuk benar-benar orang yang aneh. Dia memberitahukan pada Ha Ri bahwa Hye Jin sudah tahu kalau Ha Ri menjadi diri Hye Jin dan bertemu dengan Sung Joon. Jadilah, Ha Ri galau semesta. Ha Ri lama sekali berada di depan rumah dan memikirkan ucapan Shin Hyuk. “Dia (Hye Jin) bilang akan menunggumu, jadi kau bisa katakana padanya dulu dan kau bisa punya alasan untuk hal itu.”


Ha Ri masuk ke rumah saat, Hye Jin memandnag sepatunya yang telah diperbaiki Ha Ri.

“Sedang apa?” tanya Ha Ri.

“Berdiam diri,” jawab Hye Jin. “Kau sudah makan?”

“Iya, sudah jam berapa sekarang?” ucap Ha Ri. “Hye Jin-a besok aku akan kembali ke tempatku. Hingga besok, tunggulah. Hanya satu hari lagi. Hye Jin-a makasih karena sudah mau menungguku dan membiarkan aku menjadi dirimu.”     


Besoknya, Hye Jin melakukan interview yang sempat tertunda. Penulis itu menyukai pertanyaan Hye Jin yang tak seperti biasa. Seperti Hye Jin tahu banyak tentang dongeng. Hye Jin bilang sebenarnya cita-cita saya waktu kecil menjadi penulis anak-anak. Jadi saya iri dengan karya Anda. Penulis itu memberi semangat untuk Hye Jin mewujudkan cita-citanya dengan memberi bukunya yang berjudul “Kisah Patjwi” (Cinderella ala Korea). “Semoga kau akan terus mengejar mimpimu” pesan penulis itu yang ternyata bernama Lee Eu Eun.


Di tempat yang dikelilingi ilalang yang indah itu, Hye Jin membaca buku itu.


Hye Jin mampir ke pameran Renoir dan berdiri di depan lukisan yang punya kenangan baginya. Sung Joon juga datang dan berdiri di sebelahnya. Saat ia berbalik, barulah ia tahu ada Sung Joon. Sung Joon bertanya 
“Kau lihat lukisan?” Hye Jin kalau dia baru habis interview dan meliha poster di halte kemarin.”

“Bagimana interview pertamamu, lancar?”

“Bagus tidak ya? Yah, yang pasti aku akan mencoba menulis artikel yang bagus.”

Sekelompok anak TK lewat dan bilang kalau syalnya Sung Joon sama seperti punya mereka. “Ahjussi, Anda pakai karena ingusan juga ya?” Sung Joon bilang tidak sambil melepaskan syalnya.

Hye Jin membela ”Anak-anak  kurasa kalian tidak tahu yang dia kenakan itu sangat modis. Hanya cocok kalau Ahjussi yang pakai. Tahu tidak?” Sung Joon tersenyum dna kembali memakai syalnya.

“Nuna, kenapa Anda membela Ahjussi?” Anak-anak itu bersorak kalau Hye Jin cinta-cintaan sama Sung Joon. 

“Cinta jidatmu? Sana! Sana!” emosi Hye Jin. Hye Jin benar-benar kepanasan. Sung Joon senyam-senyum.



Sepasang kekasih meminta tolong pada Hye Jin untuk mengambil foto mereka. Hye Jin yang baik hati pun bersedia. Setelah selesai mereka menawarkan untuk memfoto Hye Jin dan Sung Joo. Hye Jin menolak. Tapi tentunya Sung Joon tak mau melepaskan kesempatan ini. Ia memberikan HP nya pada mereka.

Sung Joon menawarkan untuk mengantar Hye Jin pulang. Namun Hye Jin bilang dia mampir ke perpus dan kantor sebnetar. Aku harus memilah artikel ke catatanku dari interview tadi.

“Kalau begitu sampai jumpa senin.”

“Wapemred, sampai jumpa besok.”

Sung Joon heran karena besok hari minggu. (maksudnya besok Sung Joon akan bertemu dengan dirinya sebagai teman kecilnya).

Ha Ri menelepon menanyakan apa nanti malam Sung Joon ada waktu. Sung Joo bilang dia ada rapat sampai larut malam. Sung Joon mengusulkan besok saja, tapi tidak jadi dan mengatakan walau larut malam, kita ketemuan saja hari ini. Ada yang mau kukatakan padamu (wow… sepertinya Sung Joon mau bicara soal Hye Jin).


Rapat Sung Joon bersama berjalan dengan lancar. Ha Ri tampak bersiap-siap untuk ketemuan sama Sung Joon. Hye Jin ke kantor dna melihat Shin Hyuk naik lift. Masuk ke dalam ruangan ada Poong Ho. Hye Jin bertanya apa Poong Ho baru pulang dari perjalanan dinas? Poong Ho mengeluh karena mengunjungi resort mewah dan bertanya ngapai Hye Ji ke kantor saat tak deadline? Hye Jin berkata ia baru selesai interview dan mau memilah catatan.


Poong Ho bilang mereka mengira Hye Jin kecelakaan. Shin Hyuk menyusulmu karena khawatir kecelakaan. Shin Hyuk pasti bikin kesepakatan denganmu. Hye Jin memastikan lagi ke mana Shin Hyuk pergi. Poong Ho berkata Shin Hyuk pergi menyusulmu ke Yadong-dong. Dia pergi secepat kilat melebihi Usain Bolt. Enggak ketemu?


Hye Jin mengingat kalau ShIn Hyuk hari itu datang menjemputnya dengan mobil. Ditambah Shin Hyuk yang terluka karena jatuh dari motor. Hye Jin mengejar Shin Hyuk untuk mengkonfrontasi.

“Malam itu kau apa datang?”

“Kau lagi ngomong apa?”

“Yadong-dong. Kudengar kau menyusulku. Apa malam itu kau kecelakaan dengan motormu? Kau terluka gara-gara menyusulku?

Sung Joon berteleponan dengan Ha Ri mengabarkan kalau dia sudah selesai meeting. “Kau ada di mana?” Ha Ri menjawab kalau dia masih ada kerjaan dan pasti datang. Lalu kita kembali lagi pada Hye Jin yang terus bertanya pada Shin Hyuk.
 
Shin Hyuk benar. ”Iya, benar. Aku terluka saat menyusulmu, Jackson. Kenapa? kau kepikran? Baiklah, merasalah begitu. Pikirkan terus dan merasa kasihanlah padaku. Aku juga ingin diperhatikan.”


Hye Jin mau bicara sesuatu tapi Shin Hyuk telah mengeluarkan kartus AS nya. Rekaman suara Hye Jin yang berjanji akan mengabulkan 3 permintaan Shin Hyuk.


“Permintaan terakhir akan kugunakan hari ini. Permintaanku adalah ini.” Shin Hyuk memeluk Hye Jin. “Aku tak menganggapmu sebagai teman. Aku tak pernah bisa jadi teman.



Dan apa yang terjadi dengan Ha Ri? Sung Joon memanggilnya dengan nama aslinya “Min Ha Ri”. Ha Ri pun berbalik dan terkejuta melihat Sung Joon. Sung Joon mendekatinya “Min Ha Ri, kau siapa?”
Bersambung ke episode 11…

Komentar:
Hmmm, makin seru saja alur ceritanya. Wow... cara Sung Joon menyatakan perasaannya itu keren banget. Enggak menggunakan kata “Aku menyukaimu” atau “Aku mencintaimu” tapi “… aku sangat terganggu olehmu Kim Hye Jin..” 

“Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal lagi, aku sangat terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat. Membuatmu canggung, aku minta maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran). Aku hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena kau mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku sendiri.”

Ini membuktikan bahwa Sung Joon menyukai Kim Hye Jin yang sekarang tanpa embel-embel ‘teman kecil’. Bahkan soal ini mau ia bicarakannya sama Ha Ri yang ia pikir adalah Kim Hye Jin, teman kecilnya. 

Kim Hye Jin, dia perempuan yang sangat cantik. Kecantikkan yang terpancar dari hatinya, kepribadiannya, dan pola pikirnya yang membuat wajahnya benar-benar bersinar. Bahkan dia sendiri tak menyadari betapa cantik dirinya. Hal itu diakui oleh adiknya sendiri, meski mereka sering bertengkar. Shin Hyuk juga berulang kali bilang Hye Jin itu cantik dulu maupun sekarang. Pastinya Sung Joon juga berpendapat seperti itu.

Kalau dipikir-pikir lagi sudah berapa kali coba Shin Hyuk mengungkapkan perasaannya. Tapi sayangya Hye Jin menanggapinya sebagai candaan. Kenapa? karena Shin Hyuk untuk orang yang paling ‘aneh’. Orang lain tak tahu kapan dia benar-benar serius. Salah siapa coba? Hye Jin? saya? Owalah, siapa suruh jadi orang banyak slengannya.    

Beda banget kan sama Sung Joon, orang yang super serius dan super fokus tak peduli mau itu urusan pekerjaan maupun percintaan. Dia akan mengejar sampai dapat entah itu ia terjatuh dan terluka yang penting ia harus mencapai tujuannya. Dan Sung Joon hanya bisa bercanda dan terbuka dengan orang yang benar-benar dekatnya.

Hahaha, Sung Joo dan Hye Jin menganut aliran yang sama dengan saya “Jodoh terbaik adalah orang yang paling dekat dengan kita”, kalimat yang paling sering saya katakan pada sahabatnya setiap kali curhat soal jodoh. Meski dia berjarak beribu-ribu kilometer dengan kita, kalau namanya jodoh, pasti tangan Tuhan akan mendekatinya, percayalah.  

Owalah, komentarnya sudah ngawur. Ya sudah lah sampai di sini saja. Sampai ketemu di episode 11 ya.   
  

Sinopsis She Was Pretty Episode 10 Part 1





Hye Jin mengemudi dan heran kenapa banyak kabut. Tapi kemudian ia sadar itu adalah asap. Mesin mobil mau mati. Hye Jin menepikan mobilnya di pinggir jalan. Hujan pun turun deras. Hye Jin tak bisa memperbaiki mobilnya dan menelepon karena ia sendiri tidak tahu ada di mana. Hye Jin berjalan hingga mendengar suara Sung Joon yang bertanya pada petugas tentang kondisi pengemudinya. Saat itulah, Hye Jin memanggil Sung Joon. Sung Joon berbalik dan memeluk Hye Jin sampai payung Hye Jin terlepas dari tangannya. Dan Shin Hyuk melihatnya dari sebrang jalan.



“Kenapa bisa salah bawa mobil? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?!” tanya Sung Joon dengan nada tinggi dan khawatir.

Tak kalah khawatir Hye Jin pun menanyakan keadaan Sung Joon. “Anda tak apa-apa? Ini hujan deras, bagaimana Anda bisa menyetir?”

Sung Joon pun sadar kalau sekarang sedang hujan deras. Hye Jin sibuk mencari payungnya, khawatir Sung Joon kedinginan. Lalu, Hye Jin memayungi Sung Joon dan bertanya lagi.

“Anda kehujanan. Benar tak ada masalah? Anda sungguh baik-baik saja? Hujan lebat begini, bagaimana bisa Anda datang sejauh ini?”

“Entahlah… bagaimana bisa aku kemari. Aku sendiri tak tahu,” jawab Sung Joon.


Shin Hyuk pergi begitu saja dengan tangan yang terluka, setelah memastikan keadaan Hye Jin yang baik-baik saja. Lagipula sudah ada Sung Joon yang akan menjaganya. Dia mengalami kecelakaan tunggal, sepatu motor yang dikendarainya hancur. Tapi tidaklah sehancur hatinya sekarang.


Di dalam mobil, Hye Jin menelepon Joo Young untuk mengabari keadaannya dan meminta maaf kepada penulisnya serta menjadwalkan ulang interview. Setelah selesai teleponan, Sung Joon mengambil selimut di bangku belakang dan menyelimuti Hye Jin, meski Hye Jin sempat protes kalau Sung Joon juga kedinginan. Sung Joon bilang dia menghidupkan pemanasnya jadi tempat duduk Hye Jin akan hangat. Sung 
Joo ingin membersihkan kotoran di hidung Hye Jin. Tapi Hye Jin bilang biar dia sendiri saja.

Suasana di mobil benar-benar canggung.  Untuk memecahkan kecangguan itu, Hye Jin menghidupkan radio. Namun malah semakin canggung karena musik yang diputar tentang lagu jatuh cinta, ditukar lagi e… makin parah karena liriknya “Peluklah aku”. Hye Jin pun mematikan radionya.

Sesampainya, Hye Jin buru-buru mau keluar sambil mengucapkan terima kasih karena Sung Joon telah mengantarnya pulang. Sung Joon memanggilnya dan mengatakan “tidurlah yang nyenyak. Sampai jumpa besok”  dengan sangat-sangat canggung. (Taruhan yok, pasti Sung Joon sebenarnya bukan mau bilang itu).


Hye Jin keluar dari mobil Sung Joon sambil mengingat momen-momen indah bersama mulai dari Sung Joon yang barusan memeluknya, menahan kepalanya supaya tak terantuk, sampai waktu Sung Joon memegang pipinya sembari memanggilnya nama Hye Ji-na (sapaan akrab).



Dalam hati Hye Jin berkata “Ketika kita mengakui kebohongan dan mengatakan kebenaran, kita berakhir denga ragu-ragu dan ketakutan. Dan keraguan itu suatu saat membuatmu berani mengatakan yang sebenarnya.”  Tepat saat Sung Joon melajukan mobilnya, Hye Jin berbalik. Dia ingin memberitahukan kalau dia sebenarnya teman kecil Sung Joon. Hye Jin menyusul Sung Joon dengan taksi. Namun sayangnya, Hye Jin melihat kenyataan yang tak terduga, Ha Ri masih memakai namanya untuk menemui Sung Joon.


Sung Joon meminta maaf pada Ha Ri karena tak menepati janji lagi. Ha Ri bertanya ada apa? Apa terjadi sesuatu? Sung Joon hanya bisa minta maaf. Sung Joon meminta izin untuk naik ke atas dan istrirahat. Ha Ri pun pergi. Sung Joon melihat Ha Ri sembari berkata dalam hati “Mulai sekarang, aku bisa berbuat banyak salah padamu. Aku tak harusnya begini. Janji untuk tidak membuatmu khawatir lagi, aku mungkin tak bisa menepatinya.”


Hye Jin yang sudah keluar dari gedung apartemen Sung Joon mengingat kalau Joon Woo pernah melihat pacar Sung Joon yang cantik. Lalu Ha Ri yang bertanya tentang perjalanan dinasnya bersama Sung Joon dan saat Ha Ri terkejut dengan Hye Jin yang tiba-tiba masuk ke kamarnya dan ia sedang berteleponan dengan Sung Joon.

Seperti orang linglung, Hye Jin berjalan ke tengah-tengah lalu lalangnya mobil dan naik bus sampai pemberhentian terkhir. Untungnya, Shin Hyuk meneleponnya dan bertanya tentang keberadaannya. Shin Hyuk yang sedang berobat di rumah sakit langsung pergi menjemput Hye Jin dengan mobil.


Shin Hyuk bertanya, kau sedang apa? kenapa jauh-jauh kemari? Hye Jin malah bertanya kenapa ini bisa terjadi (Ha Ri menusuk Hye Jin dari belakang)? Shin Hyuk beri usul, apa kau mau bertengkar dengan temanmu, bertanya kenapa ia melakukan itu? Atau kau akan mengatakan semuanya pada Wapemred dulu? Hye Jin berkata tidak, ia akan menunggu Ha Ri mengatakannya seperti yang Ha Ri minta. Hye Jin yakin Ha Ri pasti punya alasan seperti dirinya yang berbohong pada Sung Joon.

Shin Hyuk bilang ia iri pada Ha Ri yang punya teman seperti Hye Jin. Biasanya orang lain akan marah-marah. Hye Jin berkata kalau Ha Ri bukanlah orang lain, dia temannya. Shin Hyuk pun mengajak pulang. Hye Jin tanya, apa Shin Hyuk meminjam mobil. Shin Hyuk mengiyakan kalau itu mobil temannya yang ia pinjam. Lalu Hye Jin heran ke mana sepeda motor Shin Hyuk. Shin Hyuk bilang entahlah, kira-kira apa yang terjadi?


Sesampai di rumah, Hye Jin mengucapkan terima kasih pada Shin Hyuk, karena di saat seperti ini ada Shin Hyuk yang menjadi tempat curhatnya. Shin Hyuk berseloroh seharusnya kau kasih aku 1000 Won bukan kata-kata. Hye Jin yang sudah tahun betul sifatnya Shin Hyuk, malah menyuruh Shin Hyuk pulang saja.

“Hai Jackson, saat semua kembali normal, kau akan kembali pada Wapemred?

“Ya, aku akan kembali. Aku menyukai Sung Joon. Aku juga yakin Sung Joon merasakan hal yang sama.”
 ***


Hye Jin masuk ke rumah dan melihat Ha Ri sedang menempel sepatunya Hye Jin. Hye Jin sedang apa? Ha Ri bilang tadi ia melihat tapak sepatu Hye Jin yang lepas. Karena Hye Jin tidak akan membuangnya, jadi dia menempelnya. Ternyata tapak sepatunya lepas lagi. Ha Ri bilang kau harus dapat sepatu baru meski aku harus menyeretmu. Karena Hye Jin selalu menolak sepatu yang dibelikannya. Hye Jin menjawab, oke Ha Ri akan kulakukan.

Ha Ri pun heran tapi senang juga karena Hye Jin mau menerimanya. Hye Jin hanya berkata ia akan menunggu? (maksudnya menunggu Ha Ri menjelaskan kenapa ia masih menjadi Hye Jin dan menemui Sung Joon. Dengan bercanda Ha Ri mengatakan, kau akan tunggu? Gimana kalau aku tak menawarinya?



Di apartemen Sung Joon melihat foto ibunya dan dirinya saat kecil. “Benar, ini pertama kalinya. Aku tam memikirkan apa yang terjadi pada waktu itu di saat hujan. Ini pertama kalinya, Bu.” Sedangkan Hye Jin memegang potongan puzzle yang dulu diberikan Sung Joon.


Besok paginya, dimulailah jurus menghindar ala Hye Jin (serasa de javu, di episode awal-awal kan Hye Jin kayak gitu juga, bedanya sekarang Sung Joon yang terus mendekatinya). Hye Jin bingung harus bersikap bagaimana menghadapi Sung Joon. Apalagi saat Sung Joon mendekatinya.

“Kau datang lebih awal. Ayo minum kopi, aku yang traktir,” ucap Sung Joon.

“Tidak perlu, aku sudah minum kopi pagi ini,” jawab Hye Jin dan hendak pergi.

Sung Joon menarik tali tas Hye Jin, “Minum lagi kalau begitu.” Dan menarik tangannya menuju kafetaria.
Saat pesanan minuman sudah siap, Sung Joon mengambil kedua gelas dan berkata “Minum di sini lalu pergi. Kita masih punya waktu.” Belum di-iya-kan, Sung Joon sudah menuju meja. Dengan santainya Sung Joon bertanya “Kau tidur nyenyak semalam?” Hye Jin menjawab dengan anggukkan kepala dan suara gemetar.

Untuk menghilangkan rasa gugupnya, Hye Jin meminum minumannya. Tapi saat Sung Joon bilang ia tak bisa tidur karena memikirkan soal kemarin, Hye Jin langsung keslek. Untungnya, Hye Jin melihat Shin Hyuk lewat. Dia pun beralasan kalau ada yang ingin dikatakannya sama Shin Hyuk. Hye Jin pun kabur dari suasana canggung itu dan mengejar Shin Hyuk.


Mata Sung Joon mengekori arah perginya Hye Jin menuju Shin Hyuk. Hye Jin bilang pura-pura saja kita bicara dan terus berjalan. Shin Hyuk merasa aneh dan melihat ke belakang. Hye Jin mencegahnya karena di sana Sung Joon. Shin Hyuk bertanya “lalu?” Hye Jin bilang ia tak tahu harus bicara apa dan tak bisa melihatnya. Rasanya aku mau gila. Shin Hyuk yang mengerti maksudnya, jadi berakting berlebihan. Kedua ketewa-ketiwi tak jelas. Sung Joon yang melihatnya jadi menghela napas.


Di hotel, Ha Ri sibuk mengumpulkan dasi untuk klien dari Amerika yang kesal karena ada noda di dasinya. Klien itu merasa senang dengan sikap Ha Rid an mengucapkan terima kasih.

Hye Jin mau masuk ruang rapat tapi tak jadi karena ada Sung Joon sendirian di sana. Dia pun berbalik dan masuk bersama yang lain. Shin Hyuk yang melihat itu hanya bisa ketawa.
 
Saat rapat, Sung Joon hanya terus melihat incarannya seperti mata elang… maksudnya Hye Jin. Bahkan saat Hye Jin tak sengaja melihatnya, Sung Joon tak buang muka seperti biasanya. Hye Jin yang tak tahan dengan sinar lasernya Sung Joon terpaksa menunduk. Namun setelah rapat selesai, Sung Joon malah menyuruh Hye Jin ke ruangnya membawa notulen. (yelah, dari tadi itu Sung Joon berpikir gimana caranya ngajak Hye Jin bicara).


Hye Jin pun terpaksa masuk ke ruang Sung Joon. Hye Jin geleng-geleng kepala mengingat kejadian Sung Joon yang memeluknya. Sung Joon yang heran pun bertanya kenapa geleng-geleng? Hye Jin bilang tak ada apa-apa. Hye Jin memberikan notulen yang diminta Sung Joon dan hendak pergi keluar. Tapi Sung Joon memintanya duduk dulu di sini dengan alasan mana tahu ada yang salah. Hye Jin pun duduk di depanj meja Sung Joon dengan bangku sangat pendek.

“kenapa bangkunya tak kau naikkan? Aneh rasanya.”

“Tidak, bagiku ini sagat nyaman.”

“Kim Hye Jin-ssi mungkin bagimu nyaman tapi tidak bagiku.” Sung Joon berjalan ke arah Hye Jin untuk menaikkan bangkunya.


Hahahaa… Hye Jin jadi duduk dengan bangku yang sangat tinggi hingga Sung Joon bisa melihatnya. Sambil memeriksa notulennya, Sung Joon mau membahas kejadian kemarin, tapi baru kata “soal kemarin” yang keluar dari mulut Sung Joon, Hye Jin langsung berdiri, ia berkata kalau tadi Repoter Kim meminta mencari artikel. Hye Jin melarikan diri lagi, namun karena saking buru-burunya pintunya tak bisa terbuka. Sung Joon membukakan pintunya. Sung Joon pun sebenarnya tak kalau gugupnya dengan Hye Jin.


Madam Kim Rara masuk ke ruang Sung Joon, membawa stelan jas untuk rapat di hotel Ara. Kim Hye Rin menelepon Sung Joon.


Para Tim The Most heboh oleh postingan penulis Ten tentang novel barunya yang berjudul ‘Memory’ akan dirilis dalam tiga minggu ini.

Shin Hyuk meletup, “Novel barunya Ten judulnya ‘Memory’? jadi USB adalah karakter utamanya?

“Oh ya penerbitnya menghubungi kita dan meminta kita mereview novelnya Ten kalau sudag rilis.”

“Sepertinya tugas Shin Hyuk Soenbae lagi. Jujur saja, tiap kali dia menulis review novel pasti jadi berita (hits).” Tambah Joon Woo.

Shin Hyuk bilang dia tidak suka Ten. Yang lain pun heran karena Ten penulis terkenal. Shin Hyuk berkata Justru ia terkenal jadi enggak asyik lagi. Lebig asyik memberitakan bakat penulis baru ke public. Akhirnya mereka berdebat soal siapa sebenarnya ‘Ten’ itu. Joon Woo dengan yakin bilang kalau dia pasti seorang Ahjumma 40 tahun. Saat itulah, Madan Rara datang. Hahaha… para anggota Tim jadi membicarakan dirinya yang suka pakai bahasa asing.

Tiba makan siang, semua Tim mau makan Ramen. Joon Woo kecarian Shin Hyuk yang menghilang tidak seperti biasanya. Hye Jin bilang biar dia saja yang meneleponnya.  Dan tahu lah kalau Shin Hyuk ada di rumah sakit untuk berobat. Hye Jin langsung mencari Shin Hyuk.


Hye Jin bertanya apa Shin Hyuk terluka? Shin Hyuk malah berkata kalau dia lapar sampai rasanya mau mati dan mengajak Hye Jin makan mie.


Sedangkan Sung Joon makan siang bersama Kim Hye Rin. Hye Rin bilang Sung Joon boleh kapan saja meminta mentraktiri makan. Sung Joon hanya senyum saja melihat sikap Hye Rin yang sok dewasa. Sung Joon berkata kalau Hye Rin benar-benar mirip dengan Hye Jin kecil. Kenapa bisa mirip ya?

“Sangat menyayat hati mendengar hal ini. Orang bilang kalau bicara harus jujur. Jangan bandingkan aku sama Kim Hye Jin! Cantikan aku ke mana-mana lah! Kim Hye Jin sama sekali enggak cantik. Dia itu menang kuatnya saja tapi meski begitu Kim Hye Jin orangnya baik. Tampangnya memang enggak bening, tapi kepribadiannya bagus." Sung Joon pun sependapat dengan Hye Rin. Saat Hye Rin mau membahas soal Hye Jin, HP Sung Joon keburu berdering.


Shin Hyuk berlagak tangannya sakit hingga susah untuk makan. Padahal sih modus, supaya Hye Jin mau menyuapinya. Hye Jin terus bertanya kenapa Shin Hyuk bisa sampai terluka.  Hye Jin menembak apa kah terjatuh atau berkelahi? E… Shin Hyuk nya malah minta minum. Saat Hye Jin pergi mengambil minum. Shin Hyuk dengan lahapnya makan dengan tangan kanan.


Bersambung ke part 2…

Komentar:
Hiks, gemasnya lihat tingkah Hye Jin dan Sung Joon.