Selasa, 12 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 12 Part 2




Di lapangan udara, Si Jin melihat peti mati Argus yang akan dibawa ke negaranya, Amerika Serikat. Salah satu tentara AS mendekati Si Jin dan mengucapkan terima kasih atas hadiahnya karena berkat Si Jin lebih dari 200 orang harus menulis ribuan halaman laporan lagi.

Si Jin baru menyadarinya akibat dari perbuatannya dan meminta maaf. Tentara AS mengatakan untung ini berakhir dengan kertas dan bukannya nyawa yang menghilang, jadi Si Jin tak perlu minta maaf pada siapa pun.

Si Jin mengucapkan terima kasih karena tidak melaporkannya pada hari itu dan ia bisa menghindari kekacauan dalam pasukannya. Tentara AS bercanda, ia memang melaporkannya tapi sedikit terlambat.

Si Jin melihat peti mati Argus dan merasa Argus itu tampak kesepian, karena tanpa kehormatan dan tanpa negara yang harus dilayaninya lalu pamit pergi. Tentara AS memanggil Si Jin, berpesan walaupun mereka tak pernah bertemu lagi, ia berharap Si Jin bisa bertahan hidup dan menjaga kesehatannya.

Mo Yeon sedang rapat dengan tim medis, membahas keberangkatan pasien pada hari Rabu dan mereka pada hari Jum’at ke Korea Selatan. Jadi tim relawan RS. Haesung dibubarkan pada tengah malam, hari Kamis.

Min Ji terlihat sedih, karena akan meninggalkan Urk. Sang Hyun mengeluh, sejujurnya apa tim mereka hanya dibubarkan atau dipecat? Ja Ae merasa Sang Hyun marah padahal Sang Hyun tidak sabar untuk pulang. Sang Hyun mengatakan, ia merasa tidak terlalu bersemangat dan bertanya apa dirinya saja yang merasa begitu. Min Jin dan Ja Ae mengaku merasakan hal yang sama.

“Apa kita akan mulai sekarang? ini akan menjadi tugas terakhir kita di Urk.” Ucap Mo Yeon.



Mo Yeon bersama tim-nya memeriksa pasien satu per satu yang di rawat di ruangan rawat. Pertama, Myeong Ju yang terlihat sudah pulih dengan cepat. Mo Yeon menyuruhnya untuk istrirahat dua hari, lalu bisa keluar dari ruangan rawat. 

Myeong Ju menahan tangan Mo Yeon yang hendak pergi, mengatakan ia akan mengobati Mo Yeon sekarang dan langsung memegang pundak Mo Yeon. Mo Yeon pun menjerit kesakitan. Myeong Ju menanyakan apa Mo Yeon sudah meminum obat dan menyuruh untuk mengganti perbannya agar tidak terinfeksi serta tak boleh mandi selama 2 hari, kemudia menyuruh Mo Yeon bisa pergi sekarang. semuanya tersenyum karena sesame dokter saling memeriksa.


Mo Yeon memeriksa Manager Jin meminta disediakan bubur untuk besok dan memberikan obat sefaleksin. Manager Jin sudah bisa membuka mata meski masih terbaring. Mo Yeon mengatakan manager Jin sudah keluar dari masa kritis, tapi hampir saja menewaskan banyak orang. Dan memberitahu Manager Jin akan dipindahkan ke Korea, serta berharap manager Jin mendapatkan ganjaran atas kesalahannya.

Manager Jin malah masih sempat-sempatnya menanyakan berlian. Mo Yeon sengaja memberitahukan kalau berlian itu sudah diberikan ke pihak Amerika dan brilian miliknya telah hilang agar Manager Jin merasa terpuruk. Manager terlihat sedih.

Lalu mendatangi ruang rawat Min Jae, menanyakan keadaannya. Min Jae duduk dengan tegap sambil tersenyum lebar. Mo Yeon melihat Min Jae adalah pasien yang paling sehat. Min Jae menanyakan apakah di Korea sedang musim dingin. Karena ia tidak menyukai dingin. Mo Yeon hanya tersenyum.

Kim bum datang memanggil Mo Yeon memberitahu ada kiriman fax untuk Dr. Lee. Menurut Mo Yeon itu pasti hasil lab. Min Jae bertanya apa tak masalah jika ia yang melihatnya.



Min Jae memberikan hasil lab itu pada Chi Hoon. Chi Hoon malah mengkhawatirkan Min Jae yang datang ke ruang isolasi. Min Jae memberitahu mereka semua akan kembali ke Korea, termasuk pasien dan dokternya. Dengan gaya jutek, Min Jae merasa Chi Hoon senang melihat dirinya.

Chi Hoon bahagia melihat hasilnya negatif dan memberitahukan Min Jae ia tak akan mati karena virus. Min Jae menyindir Chi Hoon yang terlihat bahagia karena tak akan mati. Chi Hoon pun diam, merasa bersalah meninggalkan Min Jae dan membuatnya hampir mati.

Akhirnya, Min Jae mengaku ia juga bahagia karena Chi Hoon tak akan mati. Mendengar itu Chi Hoon  terimakasih dengan mata berkaca-kaca. Min Jae mengatakan jangan berterima kasih dan meminta maaf padanya karena ia tak akan meminta maaf. Dan langsung pergi meninggalkan Chi Hoon. Chi Hoon pun merasa lega terlepas dari rasa bersalah dan virus.

Chi Hoon mencuci mukanya dan dikagetkan oleh anak terkena keracunan. Chi Hoon berjongkok menanyakan kapan anak itu datang dan apa ia berjalan sendirian lagi. Anak itu memegang kening Chi Hoon, mengatakan dengan bahasa Urk sudah baikan sekarang. Chi Hoon melepaskan tangan anak itu memberitahu sudah tidak sakit dan sehat. Kemudian meminta anak itu untuk menunggunya sebentar karena ia ingin memberikan sesuatu.

Chi Hoon memberika sepasang sepatu dan meminta untuk dipakai saat dewasa, kalau memang butuh uang bisa dijual juga dan memberitahu sepetu itu hanya ada 50 pasang di dunia. Si anak malah mengatakan tak membutuhkan sepatu tetapi kambing.

Chi Hoo yang tak mengerti bahasa Urk, malah percaya diri, merasa anak itu akan sangat merindukannya dan membalasnya dirinya juga sangat merindukannya.

Chi Hoon menanyakan nama asli anak itu karena Blackey adalah nama desa. Anak itu malah mengatakan ia memerlukan kambing untuk dipelihara. Chi Hoon malah mengira anak itu menyebut namanya. Si anak tetap meminta Chi Hoon membelikannya kambing. Chi Hoon malah  merasa sangat mengerti perasaan anak itu. Ia pun memeluk anak itu. *hahhahha…. Lucu yang satu maksudnya apa, yang satunya lagi mengerti apa.

Mo Yeon duduk di tangga, mengingat kejadian saat Si Jin menyelematkannya dari tembakkan peluru Argus. Dan Si Jin yang berpikir ia ingin memutuskan hubungan mereka.

Flash Back      
Sepulang dari penyanderaan, Mo Yeon melihat Si Jin duduk sendirian. Si Jin mengingat saat operasi gabungan ia memanggil Argus untuk foto bersama. Keduanya tampak sangat dekat.

Foto kenangan terakhir Si Jin bersama Argus sengaja dibakar oleh Si Jin. Airmatanya teru menerus mengalir. Mo Yeon bersandar dibalik tembok Si Jin bersandar. Si Jin melihat foto yang dibakarnya, teringat kembali ia membunuh teman dekatnya dengan tangannya sendiri.

Mo Yeon mengetahui bagaimana perasaan Si Jin yang sedih, lalu dengan tangannya menutup mata Si Jin mengatakan hal yang sama kalau Si Jin harus menghapus kejadian kemarin dari kenangannya. Mo Yeon menangis duduk di dekat tangga.

Si Jin baru masuk ke ruangan melihat Mo Yeon menghampirinya, Mo Yeon tiba-tiba mengajak untuk minum kopi bersama dan meminta dibuatkan Si Jin dan ia akan menunggunya di luar.



Si Jin membawa dua cangkir kopi buatannya ke tempat biasa mereka bertemu., lalu memberikan cangkir kopi pada Mo Yeon. Mo Yeon pun berjalan mendekat untuk memeluk pacarnya. Si Jin terdiam karena tidak menyangka Mo yeon akan memeluknya.

“Aku sudah melakukan tugasku tadi sebelum kau kembali. Aku juga senang, Letnan Yoon bisa pulih dnegan cepat. Dan aku maun mengikat rambutku tadi, tapi aku tak punya karet gelang. Aku sudah mencari ke mana-mana, tapi tidak ketemu, karet gelangnya sudah habis,” cerita Mo Yeon dalam pelukkan Si Jin

Mo Yeon mengatakan mulai sekarang ia akan menceritakan hal-hal kecil seperti ini pada Si Jin. Maksudnya, ia akan mencoba bertahan di sisi Si Jin. Jadi Si Jin juga harus mengatakan apapun padanya dan berjanjilah satu hal.

“Izinkan aku untuk khawatir. Karena saat kau berjam-jam tak bersamaku, maka aku tak bisa untuk tidak khawatir. Jadi saat kau harus tetap mengatakannya bahkan jika itu membuatku khawatir. Misalnya, saat kau pergi ke mall, aku akan mengerti bahwa itu adalah misi yang sulit. Setidaknya saat kau sedang mempertaruhkan hidupmu, jangan biarkan aku tidak tahu apa-apa,” ucap Mo Yeon. Si Jin mengangguk setuju.


Mo Yeon berjalan mundur sambil menanyakan, “Kau pilih aku atau negara kita? Jawablah dengan bijaksana, karena aku hanya bertanya satu kali.”

Si Jin menjawab untuk sekarang memilih Mo Yoen, Mo Yeon melotot mendengar Si Jin menambahkan untuk sekarang. Si Jin mengatakan Mo Yeon hanya akan bertanya satu kali saja. Mo Yeon berkata itu karena belum mendengar jawaban Si Jin, tapi sekarang ingin bertanya lagi.  Si Jin mengatakan jawabannya tetap Kang Mo Yeon.

Mo Yeon sedikit percaya sembari menerima cangkir kopinya, bertanya bagaimana dengan negaranya. Si Jin merasa negaranya itu tak mungkin akan cemburu, lalu menagajak bersulang dengan gelas kopi. Mo Yeon mengeluh cara pacaran mereka yang sangat aneh karena prianya menganggap negara sebagai mertuanya.

Tiba-tiba Si Jin menarik Mo Yeon ke dalam pelukkannya, dan berjanji tak akan membuat khawatir lagi. Mo Yeon memeluk erat Si Jin, mengatakan kalau ia sudah mengetahui hal itu. Si Jin mengelus rambut Mo Yeon, memujinya sangat menggemaskan. Mo Yeon dengan bangga, mengatakan ia tahu itu. Si Jin tersenyum mendengarnya. Keduanya saling berpelukan erat dengan secangkir kopi di tangannya.

Dae Young memegang leher Myeong, mengecek suhu tubuhnya. Myeong Ju memeganga tanga Dae Young mengatakan keadaannya sudah baikan sekarang karena sudah tidak demam dan napsu makannya sudah kembali.

Myeong Ju kepingin makan sup ayam, daging babekyu panggang, soju dan bir. Dae Young mengejek, sepertinya Mo Yeon memang sudah pulih karena sudah mau minum bir.

Myeong Ju mengaku ia semua yang ia suka berawal dari huruf ‘S’. Sup ayam (seared) barbekyu panggang, Soju dan bir, serta Seo Dae Young. Lalu teringat smooth juga berawal dari ‘S’. Dae Young membalas dasar swindler (penipu).

Myeong Ju mengembalikan kalung tentara yang dipakainya pada Dae Young, lalu mengatakan “Saranghae (Aku mencintaimu)”. Keduanya tersenyum bahagia.


Ki Bum berteriak pada Kaptennya, karena melihat memasukan tutup botol kecap ke dalam ayam. Si Jin malah menganggap tutup botol itu kurma. Ki Bum memberitahu makanan itu tak bisa dimakan. Si Jin malah langsung memerintahkan merekan untuk mulai memasak. Ki Bum kembali berteriak.

Dae Young mengangkat sendok dan pasti rasanya akan enak. Menurut Si Jin bisa dimasukan dan Dae Young makan sendiri saja. Ki Bum mengeluh karena mereka asal-asalan memasak dan meminta agar keluar saja. Dae Young berkata mereka menuangkan cinta dalam makanan, lalu memasukan ayam yang sudah diisi ginseng ke dalam air mendidih. Si Jin mengingatkan Dae Young tak lupa memberikan garam. Seperti seorang chef yang professional menaburkan garamn dalam masakannya. Si Jin memuji itu sangat bagus.

Dae Young memberikan sepotong ayang di piring makan, Myeong Ju tak percaya mengaku merasa terharu dibuatkan makanan oleh Dae Young. Ma Yeon menilai Si Jin memang cocok dengan celemek yang dipakainya.

Si Jin duduk di depan Mo Yeon, dengan percaya diri mengatakan ia adalah suami idaman kan. Dae Young  berkata sengaja memasak karena melihat keduanya sudah banyak menderita tapi tak yakin dengan rasanya. Mo Yeon berkomentar rasanya enak dan rasa asinnya pas.

Myeong Ju menimpali, Kopral Kim benar-benar juru masak yang handal dan akan merinduka masakannya saat pulang ke Korea. Kedua pria itu hanya bisa diam karena ketahuan makanan itu buatan Ki Bum.

Myeong Ju bercerita, ia pernah pergi ke resto sup ayam.Mo Yeon tahu Myeong Ju pergi dengan Min Yun Gi. Si Jin menatap Mo Yeon yang menyebut nama yang asing baginya.

Myeong Ju menyangkanya, tapi pria itu yang mengikutinya karena ingin memberitahu sesuatu dan merasa Mo Yeon masih berpikir dirinya yang merusak hubungan keduanya. Mo Yeon mengatakan memang seperti itu kan dan ingin tahu apa yang dikatakan Yun Gi. Myeong Ju memberitahu bahwa Yun Gi mengatakan tak punya hubungan dengan Mo Yeon.

Mo Yeon pun marah mendengarnya. Myeong Ju kembali berkata kalau kalian hanya teman belajar.

“Hanya teman belajar? Bukan hanya teman, tapi kami pacaran sejak bulan April.” Tegas Mo Yeon. Si Jin menatap sinis.

“Dia mengajakku makan saat liburan selesai.” Ucap Myeong Ju tak mau kalah dan Dae Young juga menatap sinis.
Mo Yeon kembali menegaskan kalau mereka pacaran dari bulan April tahun sebelumnya. Myeong Ju mengejek kalau Mo Yeon cinta bertepuk sebelah tangan. Mo Yeon berteriak kalau ia memang berpacaran dengan Yun Gi. Keduanya pun tersadar dengan tatapan-tatapan tajam dari pria di depan mereka.

“Apa karena si Min Yun Gi ini kalian selalu bertengkar?” tanya sinis Dae Young.

Si Jin merasa akan begadang karena penasaran dengan pria ini. Mo Yeon dan Myeong Ju bersamaan membela diri, kalau semuanya salah paham.

“Kalian marah karena satu foto kami, tapi kalian malah pernah pacaran dengan pria lain. Aku jadi marah,” ucap Si Jin ketus.

“Aku akan membunuh pria yang berani memermainkan wanita cantik,” timpal Dae Young.

Si Jin berdiri membuka celemeknya yang merasa pria itu adalah dokter, disusul Dae Young yang membuka celemeknya juga sambil berkata akan mencari pria itu dan melakukan FEO. Lalu melemparkan celemek ke atas meja dan langsung pergi meninggalkan kedua wanita itu.

Si Jin berteriak, entah reaksi apa yang nanti terjadi jiak melihat pria itu. Dae Young berpikir menembak ataupun meledakkannya tidak akan pernah cukup.

Kedua wanita itu hanya diam. Myeong Ju memegang kepalanya tak percaya dengan kegagalan hubungan semacam ini. Mo Yeon menyalahkan Myeong Ju yang membahas lebih dulu, Myeong Ju membalas kalau Mo Yeon yang lebih dulu membicarakan Min Yun Gi.

Mo Yeon merasa bukan waktunya membahas siapa yang salah. Tapi bagaimana bisa meyakinkan mereka. Dan mengeluh bagaiman bisa masa lalu terungkap kerena makan sup ayam. Myeong Ju meminta Mo Yeon tak perlu mengkhawtirkannya, tapi khawatirkan diri Mo Yeon sendiri, karena ia kan berpura-pura sakit dan yakin Dae Young bisa memaafkannya. Mo Yeon pun merasa iri.

Mo Yeon masuk ke ruangan Si Jin dengan terbatuk-batuk, lalu mengatakan ia baik-baik saja dan hanya demam sedikit. Kemudian memegang kepalanya dan terkejut karena terasa panas. Ia merasa Si Jin pasti khawatir tapi ia baik-baik saja. Si Jin dengan acuh mengatakan tahu kalau Mo Yeon baik-baik saja.

Si Jin menyindir kalau Mo Yeon pasti sedang memikirkan si pria hebat Yun Gi. Mo Yeon berpikir taktik pura-pura sakitnya gagal, lalu mengajak untuk bicara.

“Denganku? Ahhh… kau pernah pacaran dengan Yun Gi, tapi kau ingin bicara denganku?” ucap Si Jin masih marah dan ngambek.

“Tidak bisa ya?” tanya Mo Yeon.

“Kau pikir, kau siapa?” ucap Si Jin sinis.

Mo Yeon mengerti karena mereka membahasnya, ia jadi ingin menelepon Yun Gi. Si Jin menantang, kalau Mo Yeon berani meneleponnya dan lihat apa hasilnya. Melihat sikap Si Jin seperti itu membuat Mo Yeon sangat ingin meneleponnya.

Mo Yeon pun menelepon tapi Si Jin melempar ponsel Mo Yeon seperti pertama kali bertemu, namun kali ini Mo Yeon lah yang menangkap ponselnya. Si Jin sempat kaget melihatnya. Mo Yeon meminta Si Jin untuk mendengarkan perkataannya baik-baik. Si Jin bertanya, mendengarkan apa lagi.

“Di antara semua pria yang ada di bumi, aku paling menyukai Yoo Si Jin. Kami sudah merusak 3 mobil, jatuh ke jurang bersama, berjuang melawan penyakit bersama-sama, dan aku mendapat luka tembak karena dia juga. Meskipun begitu aku sangat menyukainya. Dan juga karena dia bukanlah pengecut, dia selalu saja menjadi pria yang terhormat, serta selalu tampan setiap saat. “ akui Mo Yeon blak-blakkan. Si Jin pun tersenyum senang mendengarnya.

Mo Yeon bertanya apa Si Jin keberatan dengan ucapannya, Si Jin menjawab tidak dengan menahan senyumannya. 

Mo Yeon mau memberitahu sesuatu apa Si Jin mau mendengarnya atau tidak. Si Jin langsung duduk dia atas meja dengan jarak yang berdekatan berkata ia selalu siap mendengarnya. Mo Yeon tak menyangkan sikap Si Jin berubah setelah dipuji.

Mo Yeon ingin menjenguk Fatima dan menanyakan apa Daniel dan Ye Hwa bisa menjadi wali Fatima. Menurut Si Jin Daniel Ye Hwa orang yang selalu berpindah tempat. Tapi ada satu orang yang bisa dipercayai dan Mo Yeon pasti menyukainya.

Si pelayan bar kaget ditunjuk sebagai wali. Si Jin mengatakan bahwa pelayan itu yang telah menyelematkan anak itu. Si pelayan bar bertanya kenapa ia ditunjuk sebagai wali. Si Jin menjawab, ia percaya pada seseorang yang memberinya keuntungan. Si pelayan pun setuju dan Si Jin mengucapkan terima kasih pada Valentine.


Mo Yeon berpesan agar Fatima mendengarkan ucapan Valentine dan mengirimkan surat kepada Mo Yeon. Fatima menolaknya. Mo Yeon mengumpat, kalau ia yang membayar sekolah Fatima, jadi apa yang ia harus mengemis pada Fatima untuk berkabar.

Valentine menegur Fatima agar menjadi anak yang baik. Fatima pun langsung berubah sopan pada Mo Yeon. Mo Yeon berpikir Fatima akan menjadi orang yang sukses nantinya dan akan selalu penasaran apa yang sedang dilakukan Fatima, jadi Fatima tetap harus menghubunginya.


Si Jin mengajak Mo Yeon ke sebuah tempat tertinggi di Urk dengan pemandangan rumah yang berbaris rapi. Si Jin bertanya apa yang ingin dilakukan Mo Yeon saat kembali ke Korea nanti. Mo Yeon menjawab, ingin mandi air panas dan bertanya balik apa pada Si Jin apa yang ingin dilakukannya. Si Jin menjawab, ingin menonton film. Mo Yeon melirik mengejek karena hari itu mereka tidak jadi menonton.

Si Ji pun mengajak Mo Yeon untuk menonton film. Mo Yeon setuju dan merasa bisa melakukan kegiatan biasa daripada diculik dan menjadi sendera.

“Kita bisa menonton film, makan, minum kopi dan pulang ke rumah bersama,” ucap Mo Yeon.

“Dan mengisi air dalam bathtub saat kau pulang,” ucap Si Jin menggoda sambil berjalan mundur.

Mo Yeon meminta Si Jin untuk berhenti tapi Si Jin tetap berjalan mundur, menyuruh Mo Yeon pulang lebih dulu setelah itu batu menyusul dan memperingatkan agar Mo Yeon tak pergi ke hotel dengan ketua rumah sakit, dan tak boleh berhubungan dengan Yun Gi. Mo Yeon tetap meminta Si Jin berhenti melangkah.

Lalu Si Jin melemparkan batu dari pantai kapal terdampar pada Mo Yeon. Mo Yeon dengan sigap menangkapnya dan tak percaya Si Jin masih menyimpannya.

Flash Back
Si Jin mengatakan, “Warga di sini percaya bahwa kau mengambil batu ini, maka kau bisa kembali lagi ke sini.” Lalu memberikannya pada Mo Yeon.
Flashback End


Mo Yeon berjalan mendekati Si Jin yang berdiri di depannya. Si Jin merasa sekaranglah waktunya Mo yeon melihat apakah mitos itu sungguhan. Keduanya tersenyum.


Si Jin mengulurkan tangannya, Mo Yeon pun memberikan tangannya untuk digenggam Si Jin. Si Jin memuji Mo Yeon yang sudah berusaha keras. Mo Yeon membalas, Si Jin juga sudah berusaha keras sebagai kapten.

Terdengar bunyi lonceng yang sangat keras, Mo Yeon dan Si Jin berciuman di menara jam terbesar di Urk.
Seperti biasa, semua tentara berolahraga pagi. Mo Yeon, Ja Ae dan Min Jae tak ingin melewatkan momen itu karena ini adalah hari terakhir mereka di Urk. Mo Yeon merasa melihat tubuh yang asing. Min Ji juga melihatnya di bagian depan. Dan ternyata pria itu adalah Sang Hyun yang berlari dengan celana pendek.

Min Ji merasa Sang Hyun melakukannya untuk Ja Ae dan merasa gemas kenapa keduan tidak jadian saja. Ja Ae langsung pamit masuk karena mau packing barang. Min Jin panik, apa ia salah ucap. Mo Yeon menjawab tidak dan merasa Ja Ae adalah wanita yang sama hebatnya dengan Dr. Song karena keduanya seperti pasangan anak SMA. Min Ji tak mengerti apa yang dikatakan Mo Yeon.

Mo Yeon malah mengejek, kalau anak-anak masih belum boleh tahu.

Semua tim medis mengeluarkan koper untuk kembali ke Korea. Terdengar sirine, semua langsung menghadap bendera Korea yang berkibar lalu menundukan kepala mengenang kejadian gempa yang pernah terjadi.

Woo Geum mulai mengambil foto tim medis yang telah menjadi relawan di Urk dan gempa. Lalu para tentara bergabung dan dikomandoi oleh Si Jin, semua langsung memberikan hormat. Mo Yeon tersenyum di samping Si Jin, Dae Young terlihat gagah di samping Myeong Ju yang sudah sembuh. Sang Hyun bahagia di samping Ja Ae.

Mo Yeon berjalan untuk masuk kerja, Ja Ae menyapanya dengan senyuman sambil mengeluh sekarang tempat kerjanya jauh sekali dari rumah, berbeda saat di urk yang tendanya dekat dengan Medicube. Mo Yeon menambahkan mereka bisa melihat ‘merpati Urk’.

Chi Hoon dan Min datang ikut bergabung dengan keduanya. Chi Hoon merasa seperti baru pertama kali masuk kerja. Min Ji juga merasakan hal yang sama. Sang Hyun sudah di depan menyambut mereka dan mengatakan cuaca Korea sangat dingin. Semuanya menatap gedung rumah sakit, Mo Yeon tak percaya mereka sudah kembali bekerja di rumah sakit.
Bersambung ke Episode 13…

Komentar:   
Episode ini serasa episode terakhir ya. Semua konflik yang ada di Urk sudah selesai, konflik Argus, gempa, virus, dan masalah kedua couple kita,  yang semakin  ke sini semakin so sweet. Apalagi saat pelukkan kopi, mana sangka Si Jin bakalan dipeluk Mo Yeon. Lalu, saat Si Jin ngambek karena cemburu dikirai bakalan panjang, tapi nyatanya langsung meleleh dengan rayuan maut Mo Yeon.

Dan sekarang kita akan come back to Korea. 

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar