Sabtu, 25 Oktober 2014

Puisi Analisa Edisi 15 Oktober 2014



Angin, Hujan dan Gerimis

jika angin tak mampu lagi
menghembuskan kabar
jika hujan tak peka lagi
menerjemahkan yang tertulis
jika gerimis memang begitu
halus menuliskan hurufnya
masihkah kita percaya
pada kata menunggu
-a- 02.10.14

Awal Oktober /1/

awal oktober
hujan masih turun bertubi-tubi
menyergap segala rindu
menjadikannya kenangan yang tergenang di hati
-a-, 02.10.14
Awal Oktober /2/

awal oktober
menandai laju langkah yang hampir tiba
di penghujung bab
bab yang menuliskan segala cita, mimpi
dan harapan
-a-, 02.10.14
Awal Oktober /3/

awal oktober
adalah alamanak membuka bab baru
halaman baru dan langkah baru
menyempurnakan kisah terdahulu
bersama lelaki yang menaungi hati
-a-, 02.10.14

Rabu, 01 Oktober 2014

Akhir Kisah Penulis dan Psikiater kita; it’s okay that’s love




“Apa kau juga termasuk orang yang berpikir cinta mengalahkan segalanya? Bahwa cinta akan selalu membawa kebahagiaan, suka cita, debaran hati, dan keberanian?” tanya Hae Soo.
“Cinta juga memberi rasa sakit, rasa bersalah, kepedihan, kesedihan, keputusasaan, dan penderitaan. Tapi cinta juga memberimu kekuatan untuk mengatasi semua itu. Sedikitnya itulah yang disebut cinta,” jawab Jae Yeol. 
 
Sejak awal episode kita telah disuguhkan oleh berbagai kemisteriusan yang sedikit demi sedikit terjawab sudah. Di akhir-akhir episode kita dibuat berderai airmata, saat Hae Soo dengan terpaksa harus memasukan Jae Yeol ke rumah sakit jiwa. Seperti yang telah diketahui  bahwa Jae Yeol menderita penyakit shizophernia (penyakit yang memunculkan imajinasi). Meski hal ini sudah ketebak, karena hanya Jae Yeol yang bisa melihat Han Kang Woo. Han Kang Woo adalah tokoh imajinasi yang dibuat Jae Yeol yang mempunyai nasib yang sama seperti dirinya yang dulu. Dengan Kata lain, Jae Yeol itu adalah Han Kang Woo, Han Kang Woo adalah Jae Yeol. Hal ini dipicu karena rasa bersalah yang dirasakan Jae Yeol terhadap kakaknya. Jae Yeol melindungi ibunya dengan mengorbankan kakaknya sebagai tersangka pembunuhan ayah tiri mereka. 


Setelah dirawat di rumah sakit keadaan Jae Yeol semakin membaik. Jae Yeol pun menyadari bahwa Han Kang Woo hanya imajinasi dirinya. Ya kaki  Han Kang Woo yang tidak pernah memaki sepatu dan penuh dengan luka sama seperti dirinya yang dulu. Adegan yang paling mengharukan dan membuat airmata banjir, saat Jae Yeol mencuci kaki  Han Kang Woo dan memakaikannya sepatu pemberian Hae Soo. Sebagai tanda bahwa Jae Yeol melepaskan Han Kang Woo pergi dari hidupnya. 

“Penulis. Apakah kau tidak ingin aku datang lagi” Tanya Kang Woo begitu Jae Yeol berdiri.
“Kekasihku, ingin aku memberitahumu, terima kasih. Dia mengatakan kepadaku jika aku tidak bertemu denganmu. Aku mungkin tidak akan mampu untuk hidup selama ini karena semua rasa bersalah yang aku rasakan. Dia mengatakan kepadaku bahwa dengan merawatmu, aku sebenarnya merawat diriku sendiri. Terimakasih untuk segalanya, Kang Woo. Setelah bertemu, aku menyadari. Meskipun aku mungkin telah bersikap kuat, kekerasan yang aku terima dari ayahku dan hyung-ku (abang laki-laki), benar-benar membuat aku takut dan melukaiku, ” ucap Jae Yeol.     

            Dengan gentleman, Jae Yeol melepaskan Hae Soo pergi. Membiarkan wanita-nya itu meraih impian dan menuruti kemauan ibu Hae Soo. Jae Yeol tak ingin membuat Hae Soo menjadi anak durhaka, penghalang impian dan cita-cita Hae Soo selama ini. Sementara Jae Yeol tetap menjalani pengobatan, menunggu hingga ia benar-benar menjadi pria yang pantas untuk Hae Soo.
              Waktu berlalu, semua menjalani kehidupannya dengan baik, Jo Do Min dengan istrinya, Lee Yo Jin dengan pacar barunya, Jo Do Min yang tetap bersahabat dengan Lee Yo Jin, Soo Kwang dengan So Nyeo, Jae Yeol dengan kakak, ibu dan sahabatnya. Mereka semua hidup dengan rukun.  Lalu gimana dengan Hae Soo? Hmmm, dia melakukan perjalanan keliling dunia. Hae Soo tetap berkomunikasi dengan Soo Kwang dan Do Min. sedangkan, hubungan Hae Soo dengan Jae Yeol benar-benar terputus sesuai janji mereka terhadap ibu Hae Soo. Meskipun begitu, mereka tetap saling merindukan. Karena Mereka yakin suatu hari nanti mereka pasti bisa kembali bersama.
            Yeeeaaa… kebahagian itu pasti akan datang. Sesuai harapan poster-poster drama ini yang penuh dengan senyum ceria. Kisah it’s okay that’s love berakhir bahagia. Hae Soo kembali dari perjalanannya. Tinggal satu atap dengan  Jae Yeol, Do Min dan So Kwang. Seperti dulu mereka semua masih suka bertengkar, berdebat, blak-blakan. Dengan demikian mereka semuanya dapat hidup rukun dan damai tanpa aturan. Karena sifat keterbukaan dan bebas berekspresi dapat menuai saling pengertian dan memahami antara yang satu dengan lain. Sikap Jae Yeol yang sabar banget menghadapi Hae Soo yang keras kepala, pemarah, kejam dan dingin yang akhirnya mampu menaklukan hati Hae Soo. Terbukti Hae Soo yang akhirnya menikah dengan Jae Yeol. Ingatkan Hae Soo sama sekali tak berkeinginan menikah…
Adegan paling kocak saat mereka semua saling melempar tomat.
Mereka bersiap-siap dengan keranjang yang berisi tomat



Perang pun dimulai..
Note: sebenarnya tulisannya uda lama rampung. tapi baru sempat diposting sekarang.          
.

     



Puisi di Medan Bisnis edisi 30 Maret 2014

Note: baru tahu kalau puisi ini terbit di koran. terimakasih yang berkenan mengabari. 

Tapi Hatimu

bukan laju waktu yang melenyapkan ragu
tapi hatilah, perasa paling hebat
ya, hatimu lebih tahu
apakah engkau yakin pada satu titik?
;tempat bermuara
Dunia KOMA, Januari 2014



Pembawa Cahaya  

ini deretan kata yang selalu mengurai ihwal kamu
kamu, pembawa cahaya
merengkuh terang
di tiap langkah
;dalam hidupku
Dunia KOMA, Januari 2014



Menunggumu

hingga kini ku masih menunggumu
di selaput senja
terus memupuk harapan tanpa henti
berharap kau melihat dan merasa
bahwa rasa itu
hadir di tiap tarikkan napasmu
Dunia KOMA, Januari  2014



Sebait Pesan

ada sebait pesan
setiap kali kau membuka jendela kamarmu
menyambut pagi dengan raut yang cerah
;jaga kesehatanmu, sayang.
Dunia KOMA, Januari 2014