Rabu, 29 Februari 2012

Hujanlah Yang Membawamu



Sudah berapa bulan terakhir ini, hujan tak turun membasahi bumi. Abu bergelantungan di mana-mana. Dedaunan, anyelir, melati dan mawar tertutup debu. Pepohonan gersang. Tanah kering retak-retak. Taman nan indah bernuansa hijau kini menguning. Hanya kolam air mancur masih mengalirkan basah di tepi kolam. Rerumputan liarlah yang masih berseri, berkecipak air.
Aku rindu pada hujan, telah lama tak bersua. Senyum kerap tergurat di bibirku saat langit bertudung awan pekat, berharap hujan segera datang. Tapi, sering sekali harap itu pupus. Mendung belumlah tentu hujan. Begitulah aku mengobati kecewa.
 Tak tampak kesejukkan hidup. Tapi, siapa yang peduli terhadap cuaca ini. Justru kebanyakkan orang akan mencaci hujan. Betapa tidak? Mereka berpendapat hujan itu sebagai malapetaka. Terlebih bagi mereka yang tinggal di pinggir sungai. Kehidupan perkotaan yang super sibuk sama sekali tidak menghiraukan musim kemarau yang panjang ini. Malah mereka bersyukur. Bila hujan turun dan menyebabkan banjir, aktivitas kantor, karyawan, anak sekolah, anak kuliah dan aktivitas yang lainnya akan terganggu.
  Padahal kalau tidak ada hujan tidak akan ada kehidupan. Hujan itu adalah anugerah dari Tuhan, rahmat yang diturunkan-Nya dengan rasa cinta untuk para insan yang tak tahu diri. Seharusnya, manusia dapat intropeksi diri. Tuhan menciptakan hutan bukan tanpa alasan, pohon nan rimbun itu berguna untuk menopang air hujan. Akar-akarnya akan menyerap air hingga tidak terjadi banjir besar. Tangan-tangan manusialah yang merusak lingkungan, sungai dianggap tong sampah dan hutan sebagai sumber uang. Sesungguhnya, jemari Tuhan penuh dengan cinta.    
  Sebenarnya, dulu aku juga adalah orang yang tidak menyukai hujan. Aku beranggap hujan sebagai penghalang. Ya, pengalaman buruk tentang hujan membuatku anti terhadap hujan. Namun, setelah kau tiba-tiba muncul dalam kehidupanku. Semuanya berubah. Hujan kerap menderitkan cerita tentangmu, tentang lelaki penyuka hujan. Kau selalu tersenyum saat hujan diturunkan dari langit. Kau akan berlari merangkul hujan seakan-akan meminangnya menjadi  saudaramu. Dan tanpa kusadari, diriku juga bersahabat dengan rinai hujan.
Hujan pulalah yang mempertemukan aku dan kau. Saat itu, aku pulang dari kampus, kita sama-sama berteduh di halte. Kau terduduk bersidekap dengan wajah pucat, bibir berdarah dan tatapan yang tajam seakan menyimpan gelisah. Entah dorongan apa yang membuatku berani mendekatimu. Kau menatapku sangat dalam. Seolah tersirat kau sedang membutuhkan seseorang untuk berbagi kegelisahan hatimu.
***
Seperti hari ini, sehabis makan siang, aku bergegas ke taman, menunggu kedatangan hujan. Biasanya, tak ada orang yang berkunjung ke taman sesiang ini, apa lagi udara sangat panas. Jadi, aku bisa bebas melepaskan penat tanpa harus memikirkan orang lain.
            “Pa kabar?” sapamu membisikkan telingaku dari belakang. Lantas, engkau duduk di sampingku tanpa meminta izin kepadaku.
            Sontak aku terkejut. Bulu kudukku merinding. Darahku membeku.
            “Lo? Kok diam?” kau seakan memburu jawabku..
            “A..ku… ba..ik,” jawabku terputus-putus.
            “Kau menunggu hujan lagi ya?”
            “Ya. Kau juga?”
            “Ya.”
       Sejenak kita terdekap dalam bisu, membiarkan diri masing-masing bicara dalam hati. Dedaunan kering terlepas dari dahannya menimpa kita yang duduk di bawah pohon. Layaknya, musim gugur. Langit berubah jadi mendung. Kita sama-sama tersenyum, berharap hujan segera turun. Membasahi gersangnya rindu yang telah mengering. Angin berdesau kencang.
“Rin, apa kau masih suka nonton film?” tanyamu
            “Sekarang aku lebih suka nulis. Lebih seru daripada nonton film .”
            “Nulis? Kau mengikuti jejakku yah?” sergahmu.
            “Bisa dibilang begitu itu sih.”
            “Kau suka nulis apa? Pasti tentangku,” ucapmu penuh keyakinan.
            Sejenak, kuterdiam akan tanyamu. Mengapa kau bisa tahu prihal itu. Aku tidak pernah menceritakannya padamu. Akh! Kau paling pandai membaca pikiranku.
            “Terkadang,” jawabku sepenggal kata
            “Sering pun gak apa-apa, Rin.” Ujarmu menggodaku, membuat aku mati gaya.
             Suara geluduk membuat aku tanpa sengaja memeluk dirimu. Sejenak pandang kita bertemu, matamu melukiskan keteduhan, beda sangat pertama kali kita berjumpa. Dan tangan kita pun terpaut dalam genggaman sembari aku terdekap dalam pelukmu yang begitu dingin sekali.
            “Tenang Rin, sebentar lagi hujan akan turun,” kau mencoba menenangkan diriku sembari menatap langit yang pekat.
            “Belum tentu,” ucapku lirih.
            “Percayalah, kali ini hujan akan benar-benar datang,” ujarmu meyakini diriku
            Dalam hati kumengamini perkataanmu. Sorot mata kita sangat serius menjamu kedatangan hujan. Mungkin debar jantung pun berdetak sangat kencang musabab kebahagiaan yang tiada tara bergemuruh. Dedaunan dan rerumputan turut bahagia ria. Ranting dan dahan melenggong ke kiri-kanan, tak sabar untuk berbasah-basahan.
            Gerimis halus mulai berjatuhan setelah angin dan petir usai. Kau berdiri membiarkan gerimis mendarat di wajahmu. Kedua mata kaupejamkan. Layaknya, kau menyambut saudara sekandungmu. Perlahan engkau meresapi tiap bulir hujan, yang mengalir dari kepalamu, kening, hidung, bibir dan bermuara pada lehermu.   
            Perlahan tapi pasti hujan menderas. Kau menarik lenganku ke tengah taman, bersimfoni bersama hujan. Lantas, pakaian kita pun basah kuyup. Kau mengajakku membentangkan tangan sembari kepala kita menadah ke langit. Kita seolah memeluk hujan dengan rangkulan rindu yang teramat sangat.
         Tiba-tiba engkau menggelitik diriku. Aku pun membalasmu. Dan kau berlari ke arah anak-anak penikmat hujan. Bersenandung dan menari bersama-sama anak itu. Aku tertawa lepas melihat tingkahmu yang kocak. Kita saling melempar tawa. Sungguh, Canda dan tawa telah melebur bersama rinai hujan.
            Kau menyuruh anak-anak itu mengajakku untuk ikut bermain. Wangpo pun dilakukan. Sialnya, aku kalah. Kedua mata ditutup dengan kain. Lantas, aku harus menangkap kalian. Aku berjalan perlahan-lahan, meraba-raba dan menerka-nerka keberadaan kalian. Namun, aku tersandung dan jatuh di peceran. Gelak tawa kalian menggelegar. Kau membuka penutup mataku.
            “Mana yang sakit?” tanyamu dengan raut cemas.
            “Ni yang sakit!” ucapku sembari menarik tanganmu dan kita pun sama-sama terjatuh di dalam kubangan.
            Wajahmu cemberut, lantas tersenyum seolah tersirat kalau kau mau membalas. Benar dugaanku, kau melemparkan lumpur. Aku pun tak mau kalah dengan reaksimu, sebaliknya, aku juga membalasmu. Akibatnya, baju kita berlumur lumpur. Kamu mendekatiku. Kini jarak kita hanya tinggal beberapa senti saja. Aku berasa kikuk. Lantas, kamu mengail tanganku dan menyematkan cincin putih pada jemariku.
            “Ternyata, cincin ini sangat indah ketika melekat di jemarimu,” ucapmu memerhatikan jemariku.
            “ Ry…an,” ucapku gugup.
            “Sebenarnya, sudah lama aku ingin memberikan cincin ini padamu, tapi hari inilah kesempatan itu baru datang.
            Kamu mendaratkan kecupan ke keningku. Aku tercengah. Lidahku terasa keluh. Tubuhku terpaku. Ini serasa mimpi.
            “Nanti kalau aku tidak ada, kau harus jaga dirimu baik-baik ya, jangan menangis lagi.”
            Kerlingku mengerut mendengar perkataanmu.
Hujan telah tunai yang tertinggal hanya basah. Kita berjalan bersama-sama menuju rumahku. Sepanjang jalan orang melihat kita dengan tatapan aneh. Bagaimana tidak? Sekujur tubuh basah kuyup dengan baju yang sangat kotor. Belum lagi wajah yang comeng terkena lumpur. Akh! Sejak kapan pulalah kita memikiri pendapat orang lain. Bukankah itu adalah hak mereka?
            Akhirnya, langkah terhenti di depan rumah berpagar hijau. Tiba-tiba ibu datang dari belakang memayungi diriku.
            “Rin, kenapa berdiri saja di sini? Lihat! bajumu basah kuyup dan kotor. Ayo! Kita masuk ke dalam,” ajak ibu.
            “Ibu dari mana?” tanyaku
            “Tadi ibu dari warung beli gula. Nanti langsung mandi ya. Kita mau ke rumah Ryan bakda magrib.”
            “Ke rumah Ryan? Ngapai,bu” tanyaku heran   
            “Lo? Kamu lupa ya? Nanti malam kan acara empat puluh harinya Ryan,”   
            “Lantas, siapa tadi yang sedang bersamaku?” bisikku dalam hati. Bulu kudukku kembali merinding.
            Sebegitu parahkah penyakit merindu atau aku yang belum bisa merelakanmu untuk pergi ke tempat yang terindah. Hingga, aku berhalusinasi kalau kamu menemaniku menyambut hujan. Tapi ini terasa nyata. Bekas kecupanmu masih terasa hangat.
Aku menyentuh jemariku. Ternyata, cincin pemberianmu tetap melekat.  
Dunia KOMA
Kedai Durian, 27 Januari 2012
Penulis mahasiswi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia UMN Al-washliyah Medan dan bergiat di KOMA.
*Cerpen ini dimuat di Harian Medan Bisnis 26 Februari 2012

Minggu, 05 Februari 2012

17-an di Bulan Ramadhan

Hanya dalam hitungan hari lagi bangsa kita akan merayakan hari jadinya. Nah, pada tanggal 17 Agustus  tahun ini terdapat dua moment yang istimewa. Khususnya, bagi umat islam.Entah, kebetulan atau tidak pada tanggal yang sama umat islam memperingati malam ke-17 Ramadan yang disebut dengan malam Nuzul Qur’an (malam diturunkannya Al-qur’an). Sahabat Belia, mau tahu kelanjutannya. Yuk, ikuti hasil reportase kami.

Ok sekarang mari kita perhatikan pada angka 17. Apa sih keistimewaan dari balik angka tersebut? Apakah angka 17 itu adalah sebuah angka kramat atau gi mana? Yang jelas pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa kita meraih kemerdekaan dari penjajahan. Oleh karena itu, setiap tanggal 17 Agustus bangsa kita merayakannya dengan berbagai kegiatan. Terutama hal yang wajib dilakukan. Apa lagi kalau bukan namanya upacara bendera. Kegiatan ini seperti sebuah  ritual. He... mungkin lebih tepatnya sebagai rasa syukur atau bertujuan untuk mencuatkan kembali rasa nasionalisme yang mungkin sudah mulai memudar.

Selain itu, pada tanggal 17 Agustus presiden kita akan membacakan teks proklamasi pada saat upacara bendera di Istana Negara. Sebelumnya, teks proklamasi dibacakan oleh presiden pertama kita Soekarno. Nah, pada moment ini juga rakyat indonesia akan berlomba-lomba berkreatifitas membuat kegiatan yang dapat memompa semangat Nasionalisme. Misalnya, panjat pinang. Yang mencerminkan kebersamaan untuk mengapai satu tujuan. Filosofis ini dapat diartikan dengan perjuangan Indonesia akan kemerdekaan 66 tahun silam.

Sahabat belia tau ga,ternyata 66 tahun yang silam saat Indonesia memproklamasikan kemerdekkannya yang pertama kali bertepatan juga loh dibulan ramadhan yaitu pada  hari ke 17 ramadhan. Biasanya pada saat perayaan 17 Agustus kita membuat berbagai macam perlombaan misalnya perlombaan panjat pinang, balap karung,makan kerupuk dan lain-lain.Kegiatan ini dilakukan diberbagai pelosok Indonesia mulai dari desa hingga kota yang diikuti oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.Lalu bagaimana dengan perayaannya pada tahun ini dilingkungan sahabat belia? Secara 17 Agustus tahun ini jatuh di bulan ramadhan.Sungguh beruntung bagi umat islam karena di malam nuzul qur’an. Orang-orang berbondong –bondong membaca Al Qur’an, sebagi tanda syukur pada Allah yang telah menurunkan Al Quran sebagai petunjuk dan pedoman umat islam.

Guru dari MAN 3 Medan Yudha Dibrata S.pd menuturkan”17 Agustus ditahun ini kegiatan perlombaan ditiadakan baik di lingkungan sekolah maupun ditingkat kecamatan,kalau di lingkungan sekolah sendiri diadakan pesantren kilat dan Nuzul Quran.17 Agustus tahun ini merupakan rahmat bagi bangsa Indonesia karena dua ”moment” yang jarang bisa terulang kembali.

Ditahun yang penuh rahmat ini kita sebagai bangsa Indonesia diharapkan dapat  meningkatkan rasa syukur terhadap kemerdekaan dan membangun moral bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme itu bisa diwujudkan dengan cara mengibarkan bendera merah putih pada setiap rumah,dengan ini dapat menghargai jasa para pahlawan yang telah bersusah payah dalam memperjuangkan kemerdekaan,” tutupnya dengan nada santai.

Sahabat belia dari penjelasan diatas ternyata dengan rasa syukur kita sudah menghargia jasa para pahlawan kita loh. Senada dengan pak Yudha Dibrata, aktivis dari KAMMI UMN Al – washliyah Risa Anggraini juga mengatakan”17 ramadhan adalah kolaborasi yang luar biasa antara nuansa religius dan kebangsaan. Seluruh rakyat Indonesia merayakannya,tidak hanya umat muslim tetapi juga umat non muslim’’.

Menurutnya juga bangsa kita  telah di’cekoki’ oleh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan kultur kita yang ketimuran. Sebagai mahasiswa kita bisa mengisi kemerdekaan dengan belajar bersungguh-sungguh dan mengukir prestasi. Tahun ini sebaiknya kita bermuhasabah (mengkoreksi diri). Waw .... bagus tuh berkoreksi diri patut dicontoh nih....

17 Yang Istimewa

Ternyata apabila kita ulas 17 adalah sebuah angka yang ganjil. Angka yang sangat erat kaitan dengan umat islam yang notabene sebagian besar rakyat indonesia beragama islam. Menurut sejarah islam, nabi Muhammad pernah dipanggil ke langit oleh Allah SWT untuk menerima perintah sholat yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Yang disebut dengan peristiwa Isra Mi’raj.

Angka ganjil juga mengartikan bahwa Allah SWT sangat menyukai angka tersebut. 17 adalah gabungan angka 1 dan 7. 1 artinya esa. Dan itu memiliki makna bahwa Allah itu Maha Esa. Allah itu hanya satu tidak beranak dan tidak diperanakkan.Sedangkan angka 7, berupa 7 keajaiban dunia, 7 lapis langit, 7 benua dan lain-lain. Hal ini menunjukkan segala sesuatu yang diciptakan Allah tidak sia-sisa dan semua mempunyai makna bagi kehidupan kita... benar ga shabat belia?
           
Dari sisi kenegaraan kita, angka 17 merupakan angka yang sakral. Selain kemerdekaan Indonesia yang di raih pada tanggal 17, warga negara indonesia berhak memperoleh KTP di usia tersebut. Sekaligus mengikuti pemilu.

Nah, sahabat belia walaupun dalam keadaan berpuasa kita dapat menjaga semangat nasionalisme dan semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Semoga kemerdekan yang sudah kita peroleh dapat di pertahankan.. sebagai generasi penerus bangsa, mari kita berkarya dan berpikir positif jangan mau dijajah dengan kebodohan. Oke.....

Merdeka!



Catatan diary 14 Agustus 2011
selama kami magang menjadi Reporter Tamu di Harian Medan Bisnis, banyak pengalaman seru, bahagia, maupun sedih. Ini merupakan hasil perdana liputan kami.

Ajeng Miftahul Ula
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Bergabung di Medan Bisnis menjadi reporter tamu adalah pengalaman yang asyik walaupun dalam keadaan sedang berpuasa tetapi tetap semangat.Bangga dan senang rasanya bisa ikut belajar disini khususnya dalam bidang jurnalistik pasti akan ada banyak ilmu yang bisa didapat.Mudah-mudahan semangatnya tetap terus berkobar hingga akhir minggu.Dihasil liputan pertama kami ini,kami berharap bermanfaat buat sahabat belia semua.Salam kenal ya sahabat belia,tetap bersama kami diliputan selanjutnya yach…….. J

Dina syahfitri Lubis
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Waw… senang ni.. minggu ini dan minggu berikutnya kami akan menemani sahabat belia dengan reportase yang kami tulis. Kami berharap hasil reportase kami bermanfaat. Minggu ini, hari – hari kami di isi dengan pengalaman baru. apalagi dengan keadaan puasa di tambah terik  matahari yang tak bersahabat. Letihnya terasa banget. Tapi semangat yang membuat kami kuat,.. hidup semangat hehe….

Ayu Sundari Lestari
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Hai sahabat belia,salam kenal dengan kami ya! Diliputan bulan ini sahabat belia akan ditemani bareng kami.Walaupun puasa dan libur kuliah tapi tetap beraktifitas dengan penuh semangat.Semoga sahabat belia dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik ya. Emmm…ini pengalaman pertama saya  menjadi jurnalis saya akan melakukan yang terbaik buat sahabat belia.

Sabtu, 04 Februari 2012

Buat Ngabuburitmu Asyik


Bulan ramadhan merupakan bulan yang di tunggu–tunggu umat islam untuk melaksanakan ibadah puasa dan sunah lainnya. Tapi, lain halnya dengan anak  remaja.    Mengapa demikian?  Di bulan ini banyak hal yang  di nanti remaja ,salah satunya moment  Ngabuburit.. Sahabat  belia sebelum membahas lebih lanjut, tau apa itu ngabuburit?           
Ternyata ngabuburit itu  istilah yang berasal dari bahasa Sunda, burit artinya waktu menjelang malam hari ( waktu Maghrib). Jadi ngabuburit selama bulan puasa ini adalah menunggu atau menghabiskan waktu  hingga menjelang  waktu azan maghrib.  Yaitu  saat berbuka puasa. Populer banget istilah ini di kalangan masyarakat khususnya pada bulan puasa seperti saat ini. Di daerah perkotaan seperti di medan, remaja mengakali ngabuburit ini dengan berbagai kegiatan. Namun,  tren ini menjadi sebuah tradisi yang tak bisa dilepaskan dari bulan Ra­ma­dhan. Beragam kegiatan dila­kukan selama ngabuburit, mulai dari kegiatan positif hingga kegiatan yang berdampak negative.
Tradisi ngabuburit yang dilakukan masyarakat Sunda tempo dulu juga diisi dengan beragam permainan rakyat, misalnya petak umpet, gatrik, dan sebagainya. Untuk meme­riahkan suasana, anak-anak di daerah perkampungan biasanya bermain lodong atau jeblugan, yakni bermain perang-perangan dengan media bambu mirip sebuah meriam yang diisi dengan karbit hingga meng­hasilkan suara dentuman.
Edi zulfikar Spd staf UMN menuturkan “banyak hal – hal yang bermanfaat tuk mengisi waktu ngabuburit. Misalnya Tilawah Qur’an dan  baca buku. karena tilawah Qur’an mempunyai  fadhilah yang banyak”. Sungguh disayangkan katanya, ada sebagian remaja ngabuburit dengan kegiatan yang berdampak negative. Seperti, ngebut –ngebut dijalan, ngenet seharian tidur dari pagi sampai sore dan sampai melalaikan waktu shalat fardhu.

Sahabat belia, yuk kita tanya pada diri masing – masing bermanfaat tidak kegiatan ngabuburit yang kita jalani.?

Armendo mahasiswa Mahad Abu Ubaidah Bin Jarrah bertutur “ baca buku dan menghafal Al- Qur’an adalah aktivitas yang asyik buat ngabuburit. Selain bermanfaat dan bernilai ibadah. Aktivita  ini bisa menjaga kualitas ibadah kita”. Lain halnya dengan Ika sari seorang mahasiswi yang suka ngabuburit mengatakan pada kami, biasanya  dia  ngabuburit dengan jalan – jalan sore bareng adiknya . katanya sih kalau udah jalan – jalan  kita bisa lupa yang namanya waktu. Boleh diikuti ni, ngabuburit ala Ika asal jangan jalan berduaan dan berboncengan mengendarai sepeda motor dengan si doi. Bisa jadi manfaat puasa jadi hilang. Dan hanya sekedar menahan haus dan lapar.

Tak dapat dipungkiri perkembangan teknologi juga dapat mengubah   makna dan praktek ngabuburit. Tergantung bagaimana kita memanfaatinya. Hal ini bisa dilihat  dari banyaknya stasiun televisi yang menyajikan beragam acara . Baik yang berupa, sinetron, music live, ngabuburit bareng idola dan acara Kultum (ceramah agama). Sehingga remaja  menghabiskan waktunya di rumah, bahkan menonton Televisi full dari subuh samapai menjelang maghib.

Tempat – tempat ngabubrit asyik
1.Ramadhan fair
Pemerintah kota Medan  memfasilitasi arena ini  tuk  tempat ngabuburit.
Ramadhan fair, letaknya sangat strategis. Tepatnya di jalan Maimun di samping mesjid Raya. Nah, di tempat ini semua kalangan dapat menikmati santapan lezat khas Medan dan makanan yang menggugah selera lainnya. Selain makanan tempat ini menyuguhkan penampilan artis dari ibu kota dan bazaar pernak – pernik lebaran. Pada pukul 17.00  WIB, orang – orang telah memenuhi stand – stand yang ada.

2. Lapangan merdeka
            Di kawasan ini, asyik tuk ngabuburit. Pepohonan yang rindang membuat  suasana sejuk. Selain itu   terdapat juga wahana permainan untuk anak dan fasiltas olah raga. Di daerah ini terdapat penjual buku yang berjejer dan penjual makanan kaki lima.

3.Taman Teladan
            Taman teladan ini,terletak di kawasan stadion teladan. Apabila kita ngabuburit disana… suguhan jajanan kaki lima ramai mengitari taman. Sama seperti lapangan merdeka taman ini banyak berdiri pepohonan. Yang membuat suasana menjadi fres…

4. Mall
            Tempat ini salah satu tempat nongkrong remaja. Apalagi di bulan Ramadhan saat ini mall lebih banyak di kunjungi. Entah itu untuk sekedar cuci mata, tempat kumpul tuk buka puasa bareng,dan  hunting baju lebaran. Semuanya bisa kita lakuin di sana.

5.  Warnet
            Ini tempat yang paling cocok tuk ngabuburit buat para gamers dan facebookers. Pasahalnya di warnet kita bisa bebas bermain game favorit kita. Ga hanya sekedar ngabuburit, tapi kita juga bisa nambah ilmu lewat internet. Bagi kamu yang ngabuburit di warnet jangan lupa waktu. Sampai – sampai ninggali ibadahnya…

6. Arena Olah raga
            Berpuasa ga menghalangi kita tuk olah ragakan? Banyak remaja yang mengisi ngabuburitnya dengan berolahraga. Salah satunya dengan bermain futtsal. Sebab karena waktu berolah raganya lama, waktu tuk berbuka ga terasa.

7. Kamar
            Bagi remaja yang ga mempunyai hobi keluar rumah alias jalan – jalan. Bisa nongkrongi kamar sendiri. Ini adalah tempat yang pas tuk menunggu beduk. Dan di kamar kamu juga bisa jalani aktifitas seperti, nonton Televisi, tidur –tiduran, baca buka, main computer, SMS-an, dengerin music dan lain – lain.

8. Mesjid
            Selain di rumah ngabuburit bisa dilakuin di mesjid. Kita bisa menambah pahala dengan ibadah – ibadah sunah. Seperti tadarusan, zikir dan dengarin ceramah. Setelah berbuka puasa kita bisa langsung shalat berjamaah di mesjid dan shalat tarawih.

9. Bioskop
            Berhubung akhir –akhir ini dunia perfilman lagi semarak dengan film yang seru – seru. Maka Bioskop adalah tempat yang menarik buat ngabuburit bagi pecinta film.

10. Rumah
Tempat yang satu ini tidak kalah asyiknya dengan tempat yang lain. Di rumah kita bisa ngabuburit bareng keluarga. Dan bagi remaja putri bisa ngabuburit dengan bantu –bantu ibu di dapur. Selain belajar masak, waktu ngabuburitnya tidak  di cemari dengan hal yang sia – sia.

Sahabat belia, ngabuburit emang asyik. Terkadang kita salah langkah untuk mengisi aktivitas di dalamnya. Banyak orang yang menjalani ngabuburit melalaikan ibadah wajib, terutama shalat maghrib. Sah – sah saja untuk ngabuburit. Asal jangan kebablasan dan mengurangi nilai puasa.  Jadikan waktu di bulan Ramadhan sebagai ladang amal ibadah. Tetap berpikir dan bertindak positif di bulan yang penuh berkah ini.
Ngabuburit asyik, mengapa tidak?



Catatan diary 21 Agustus 2011 
selama kami magang menjadi Reporter Tamu di Harian Medan Bisnis, banyak pengalaman seru, bahagia, maupun sedih.


Ajeng Miftahul Ula
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Diliputan yang kedua ini sudah mulai terasa letihya karena harus kesana kemari di siang hari,naik turun angkot lagi hehe…. Tapi walaupun begitu masih tetap semangat soalnya kami mendapatkan ilmu baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya.

Dina syahfitri Lubis
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Sungguh, kawan ternyata  meraih mimpi tak semudah katanya. Ada rintangan dan pengorbanan yang harus di tapaki. Terkadang, Kata tuk menyerah  kerap hadir. Orang – orang terdekatlah yang mampu mengangkat semangat  yang hampir memudar. Termasuk sahabat belia,.  Kami ada untuk anda.  thanks all.

Ayu Sundari Lestari
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Senangnya dapat menemani sahabat Belia lagi. Diliputan kedua ini, banyak pengorbanan yang dilakukan dan pastinya membuat lelah. Tapi, harus tetap semangat. Pasalnya ingin melakukan yang terbaik buat sahabat belia  semuanya.

Mudik Yuk....... Mudik


Tak terasa Ramadhan sudah diujung bulan, itu berarti 1 Syawal akan segera tiba. Untuk menyambut hari kemenangan ini biasanya umat muslim selalu mempersiapkannya dengan suka cita demi perayaan yang sempurna.
Merayakan hari lebaran tak terlepas dari segala persiapan pernak-perniknya. Persiapan ini seolah telah menjadi tradisi yang tak boleh ketinggalan misalnya kue lebaran,baju lebaran, ketupat lebaran,pernak-pernik khas lebaran lainnya dan yang paling penting rutinitas tahunan yang tak boleh terlewatkan bagi para perantau adalah mudik.
Mudik,sebuah fenomena yang tak biasa yang terjadi ditiap tahunnya yang sudah menjadi tradisi atau kultur bagi umat muslim di Indonesia.Mudik artinya pulang ke kampung halaman. Mudik sudah menjadi keharusan dan suatu fenomena sepanjang masa bagi para perantau yang ingin merayakan hari lebaran bersama dengan ibu,bapak,kakak,adik,abang,tante,om,uwak, opung,nenek,kakek, dan seluruh sanak keluarga lainnya yang biasanya dilakukan oleh perantau yang bekerja atau bersekolah di kota,tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa yang kuliah di kota  biasanya akan pulang ke kampung halaman ketika jadwal kuliah telah diliburkan baik itu di awal Ramadhan,pertengahan atau bahkan ada juga yang pada H-2 sebelum perayaaan hari lebaran, pasalnya masih ada tugas kuliah yang harus diselesaikan. Tugas-tugas kuliah sebaiknya memang harus diselesaikan sebelum pulang ke kampung halaman agar ketika perayaan hari lebaran dapat dinikmati dengan hikmat dan tenang tanpa ada pikiran tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.
Bagi para mahasiswa yang punya kampung halaman namun tadak bisa pulang disebabkan sesuatu hal seperti sakit,tidak ada ongkos,pekerjaan yang tidak bisa ditinggal terlalu lama,kehabisan tiket atau hal –hal lainnya maka lebaran ibarat sayur tanpa garam,rasanya hambar dan tidak enak untuk dimakan dan dinikmati. Begutu juga dengan seorang mahasiswa  yang enggan namanya disebutkan ini ,“ Saya tidak pulang kampung seperti pada tahun sebelumnya karena ada masalah pribadi antara saya dengan orang tua saya’’tuturnya. Jika sudah begini hal yang dilakukannya untuk marayakan hari lebaran tanpa keluarga adalah menyendiri di kost-kostan  ataupun sekedar berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa bosan.. Dari penuturan diatas sangat disayangkan sekali seharusnya hari lebaran adalah hari yang baik untuk saling maaf-memaafkan bukan untuk saling menyimpan dendam. Sejatinya lebaran adalah momentum sakral untuk berkumpul dan bersilahturrahmi dengan keluarga dan saling memaafkan untuk kembali kepada fitri. Senada dengan hal ini Habib Faisal seorang aktivis LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UMN Al Washliyah mengatakan “ Bahwa surgamu terletak pada kedua orang tuamu dan perbuatan tersebut sama saja dengan durhaka kepada orang tua. Dihari lebaran seharusnya dijadikan moment untuk saling bermaaf-maafan. Namun apabila terkendala dengan kondisi keuangan maka bertawakallah ada rencana ALLAH dibalik itu. Sesibuk apapun, pulang ke kampung halaman adalah hal yang penting dan paling ditunggu-tunggu setiap tahun”tuturnya.
Mudik aman dan nyaman
            Berbicara tentang mudik tidak terlepas dengan transportasi khas mudik apalagi kalau bukan bus,kereta api dan sepeda motor (kereta). Namun sekarang ini telah banyak perusahaan-perusahaan atau instansi yang memfasilitasi mudik gratis untuk masyarakat umum. Hal ini dijadikan para mahasiswa untuk mudik tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Dengan begitu tidak ada alasan untuk tidak mudik. Bagi yang tidak memiliki sepeda motor ,bus adalah andalan mudik yang paling ekonomis khusunya untuk para mahasiswa. Walaupun harus duduk berjam-jam dan  berdesakkan dengan penumpang yang lain namun ini sepertinya bukan kendala yang berarti dan tidak menyurutkan semangat untuk merayakan lebaran bersama keluarga tercinta. Transportasi apapun yang digunakan saat mudik hendaknya tetap mementingkan keselamatan ya..
Agar mudik kamu aman dan nyaman ketika mudik dengan bus berikut tipsnya;
1.  Walaupun  kamu mudik dengan bus kamu juga harus mengutamakan kesehatan. Persiapkan fisik agar tetap sehat saat diperjalanan, sehingga ketika sampai di kampung halaman kamu dapat merayakan lebaran dengan fisik yang sehat.
2.   Berhati-hatilah dalam menjaga barang-barang bawaanmu, jangan diletakkan ditempat yang tidak bisa kamu jangkau dengan penglihatanmu karena bisa saja barang-barangmu akan terbawa oleh orang lain baik sengaja maupun tidak  disengaja.
3.   Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, hal ini untuk mengantisipasi agar kamu terhindar dari tindakan  kriminal seperti hipnotis dan penipuan.
4.   Jangan terlalu banyak membawa barang, bawalah barang yang penting saja, ini akan memudahkanmu dalam perjalanan.
5.   Jangan menerima makanan dan minuman dari orang yang belum kamu kenal.
6.   Jangan berpakaian yang mengundang kejahatan.
7.   Tidak menunjukkan barang-barang berharga seperti emas dan handphone.

Untuk yang mudik dengan menggunakan transportasi kereta api tantangan beratnya adalah  harus berlomba-lomba  berburu tiket sebelum kehabisan dan harus berdesak-desakkan juga dengan sesama penumpang lainnya. Sebaiknya belilah tiket di tempat penjualan tiket yang resmi. Jangan membeli tiket kepada calo yang tidak bertanggungjawab sebab selain harganya yang lebih mahal, bisa saja kamu tidak jadi pulang ke kampung halaman karena telah ditipu oleh calo tersebut.

Bagi kamu yang mudik dengan kendaraan sepeda motor (kereta) jagalah keselamatanmu. Berikut tips mudik ala sepeda motor:
1.   Periksalah kendaraan kamu sebelum mudik,pastikan dalam keadaan baik tidak terjadi kerusakan terutama pada bagian rem,roda,gigi dan lain-lain. Jika perlu bawalah kendaraanmu ke bengkel untuk lebih memestikannya.
2.   Persiapkan fisikmu,pastikan kamu dalam kondisi yang sedang sehat dan prima, beristirahatlah yang cukup sebelum berangkat.
3.   Jangan membawa barang terlalu banyak, bawalah yang penting –penting saja agar kamu tidak terganggu dalam mengendarai sepeda motormu.
4.   Pastikan kamu membawa tanda pengenal(identitas diri) seperti KTP dan surat surat kendaraanmu seperti SIM,STNK.
5.   Jangan lupa pakai helm,jaket,sarung tangan, dan baju hujan.
6.   Berhentilah sejenak pada pos-pos mudik atau tempat peristirahatan lainnya  setiap  setengah atau satu jam untuk melepas lelah. Ini mengantisipasi kamu agar selamat sampai tujuan.
7.   Rajinlah untuk memeriksa bahan bakar kendaraanmu agar tidak kehabisan ditempat yang sulit ditemukan SPBU.

Beberapa tips diatas bisa dijadikan panduan mudikmu loh sahabat belia….
Walaupun kamu sudah tidak sabar lagi untuk merayakan lebaran bersama keluarga tercinta tetapi keselamatan harus nomor satu kan!seperti pepatah jawa mengatakan  ‘ Alon-alon asal klakon’ atau dalam bahasa Indonesianya pelan-pelan asal sampai ketujuan.  Dan yang tidak kalah pentingnya adalah agar kamu selamat sampai tujuan,kamu harus mematuhi peraturan lalu lintas  ya…
Patuhi peraturan rambu-rambu lalu lintas dan jangan berboncengan lebih dari dua orang. So, tunggu apalagi? Segeralah mudik……  mumpung masih ada waktu.
Semoga mudik kali ini langkah kita diiringi oleh ALLAH agar selamat,sehat sampai tujuan.

Selamat hari lebaran…….


Catatan diary 28 Agustus 2011 
selama kami magang menjadi Reporter Tamu di Harian Medan Bisnis, banyak pengalaman seru, bahagia, maupun sedih.

       Ajeng Miftahul Ula
             (KOMA/UMN Al –Washliyah)

Tidak terasa sudah diliputan yang ketiga kami menemani sahabat belia, jujur sekarang kami khususnya saya sudah benar-benar menemukan keasyikan tersendiri menjadi reporter tamu sebab pada awal peliputan masih agak sulit dan pusing memikirkannya. Sekarang sudah enjoy……

      Dina syahfitri Lubis
             (KOMA/UMN Al –Washliyah)

Ramadhan berangsur usai, sedangkan syawal mulai menyapa dengan suka cita. Ada kebahagiaan di ramadhan ini. Bisa bersama-sama mengisi aktifitas dengan sahabat belia. Semoga dibulan pembelajaran ini kita bisa meningkatkan ibadah dan tak lelah untuk berkarya. Nah sekarang yok waktunya bergegas tuk mudik…Mudik asyik tingkatkan silahturahmi. Selamat hari lebaran.

Ayu Sundari Lestari
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Diliputan ketiga rasa lelah mulai mendera. Tapi memang begitulah resikonya kalau kita ingin mewujudkan mimpi. Namun, yang jelas banyak pengalaman baru yang didapatkan. Pengalaman yang pastinya akan berguna untuk saya.