Rabu, 13 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 13 Part 2




Si Jin dan Mo Yeon janjian bertemu di sebuah restoran. Mo Yeon mengirimkan pesan kalau ia akan terlambat 10 menit dan meminta Si Jin memesankan makanan untuknya.

Saat Mo Yeon tiba, hal pertama yang ditanyakan Si Jin adalah apakah mabuk Mo Yeon sudah hilang atau belum.  Mo Yeon menyahut, tentu saja karena ia tak banyak minum.

“Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk,” sanggah Si Jin. Mo Yeon membantah, mengatakan ia masih ingat semuanya. Si Jin tidak percaya dan menanyakan apa yang ibu Mo Yeon katakan tentangnya, apakah ibu Mo Yeon menyukainya. Mo Yeon malah terkejut, bertanya kapan Si Jin bertemu ibunya.

“Kau bilang kau ingat semuanya,” ucap Si Jin kesal. Si Jin melarang Mo Yeon minum dengan pria lain. Mo Yeon mengatai Si Jin cemburuan. Si Jin kesal, mengatakan Mo Yeon yang sepertinya masih mabuk.

Si Jin menerima telepon dari seseorang. Wajah Si Jin berubah serius. Melihat ekspresi Si Jin seperti itu, wajah Mo Yeon pun jadi serius. Setelah menutup teleponnya, Si Jin meminta maaf pada Mo Yeon karena ia harus pergi ke ‘Mall’ dulu.

Mo Yeon mengerti maksud Si Jin. Wajahnya terlihat sedikit sedih tapi kemudian ia mengajak Si Jin nonton film setelah Si Jin pulang dari ‘Mall’. “Kau mau atau tidak?” tanya Mo Yeon.

“Aku mau,” sahut Shi Jin sambil tersenyum. Mo Yeon berpesan agar Si Jin kembali dengan selamat. Si Jin mengucapkan terima kasih pada Mo Yeon atas pengertiannya.


Dalam tugasnya kali ini, Si Jin harus mengenakan jas berwarna hitam. Melihat Dae Young yang juga berpakaian sama dengannya, berkomentar Dae Young sangat cocok karena dulu Dae Young gangster. Byung Soo menghampiri keduanya, mengatakan tugas mereka kali ini adalah misi 1020 dan ia adalah komandannya. Ia menyuruh mereka segera ikut briefing.

Saat briefing, Byung Soo memerintahkan mereka mengecek senjata dan mengatur radio di channel 3. Beberapa orang datang dan memberikan mereka masing-masing satu bolpoin. Byung Soo menjelaskan, alat itu bisa dipakai dalam keadaan darurat, apabila mereka menembakan bolpoin itu ke area dekat arteri, maka target akan mati dalam waktu kurang dari 10 detik.


Si Jin bertugas di Hotel Pyeong Yang, Korea Utara. Mereka mengawal pertemuan antara wakil Korea Selatan dan Korea Utara. Si Jin bertugas berjaga di depan pintu bersama dengan Jung Joon, tentara Korea Utara yang pernah menyandera tentara Korea Selatan di perbatasan saat episode 1.

Ternyata Jung Joon masih mengenali Si Jin dan menanyakan luka di perut Si Jin, sudah sembuh atau belum. Si Jin menyindir Jung Joon yang setelah kalah darinya sekarang tugasnya diganti menjadi pasukan presiden. Jung Joon berkomentar Si Jin masih pintar bermain kata, lalu melirik bolpoin yang tersemat di jas Si Jin, dan mengatakan ia tidak keberatan untuk melanjutkan ronde kedua dengan bolpoint itu.

Si Jin menolak karena tidak mau berakhir menuliskan laporan bersama-sama. Walaupun Jung Joon tuan rumahnya, Si Jin tidak akan memaafkannya begitu saja. Jung Joon mengatakan Si Jin cukup beruntung karena kali ini Shi Jin adalah tamunya dan mereka memiliki tujuan yang sama. Karena Jung Joon menganggapnya tamu, Si Jin meminta bantuan Jung Joon. Ia ingin makan mi soba tradisional Pyeong Yang untuk makan siang.


Jung Joon pun membawa Si Jin makan mi soba. Masing-masing mereka makan di meja terpisah bersama dengan tim mereka. Si Jin berterima kasih atas traktiran Jung Joon dan berjanji akan gantian mentraktir Jung Joon di pertemuan berikutnya. Jung Joon mengatakan akan ada tim yang lain menggantinya karena mulai besok ia akan libur.

Si Jin merasa tidak enak karena berhutang pada Jung Joon. Jung Joon menyuruh Si Jin melupakannya dan makan saja.


Di RS Haesung, secara kebetulan Si Jin satu lift bersama Ketua Han yang naik belakangan bersama sekretarisnya. Ketua Han menanyakan apa Mo Yeon kesusahan di IGD dan bunga yang setiap hari ia kirimkan. Sekretaris Kang mengatakan Mop Yeon terlihat semangat dan Mo Yeon selalu menolak kiriman bunganya, hingga di kantornya banyak bunga. Si Jin tersenyum mendengar percakapan itu.

Senyum Shi Jin menghilang saat mendengar Ketua Han menyinggung pacar Mo Yeon. “Apa kau sudah mencari informasinya?” tanya Ketua Han. Sekretaris Kang mengatakan ia tidak mendapatkan informasi yang banyak, yang ia tahu hanyalah pacar Mo Yeon seorang pasukan khusus. Sekretaris Kang menunjukkan foto yang ia dapatkan. Ketua Han kesal karena foto yang ditunjukkan sekretarisnya adalah foto bersama tim medis berfoto dan para tentara sebelum kembali ke Korea.


Ketua Han bertanya yang mana pacar Mo Yeon. Sekretaris Kang takut-takut menjawab, karena ia belum tahu. Ketua Han kesal dan hampir memukul Sekretaris Kang. Si Jin yang ikut melihat foto itu, langsung menunjukkan yang mana pacar Mo Yeon. Si Jin bahkan menyebutkan identitas dirinya.

Awalnya Ketua Han tidak mengenali Si Jin, tapi kemudian ia sadar orang yang berbicara dengannya adalah pacar Mo Yeon. Si Jin tersenyum dan keluar dari lift. Ketua Han berusaha menyusul Shi Jin, sampai-sampai sebelah tangannya terjepit di lift.  Ketua Han mengajak Si Jin bicara. Sekretaris Kang langsung pamit, mengundurkan diri. 


Ketua Han bertanya apa Si Jin memang benar pacar Mo Yeon dan jika Mo Yeon menolak dirinya karena Si Jin, itu benar-benar melukai harga dirinya. Karena Si Jin adalah Kapten pasukan khusus, apa Si Jin jago berkelahi.
Shi Jin tersenyum dan berjalan mendekati Ketua Han. “Kudengar kau mengajaknya ke hotel. Dia adalah pacarku.” Si Jin menasihati sekaligus memperingati Ketua Han untuk berhati-hati dan jaga kesehatan karena ia sangat pandai menghajar orang.


Eun Ji bertemu dengan Mo Yeon di depan posko perawat. Ia meminta Mo Yeon membantunya, tapi Mo Yeon tidak mau. Mo Yeon mau membantu orang lain tapi tidak mau membantu Eun Ji.


Saat itu, Si Jin datang dan Eun Ji langsung bertingkah genit di depan Si Jin. Eun Ji memperkenalkan dirinya sebagai teman Mo Yeon. Si Jin juga memperkenalkan dirinya sebagai pacar Mo Yeon. Eun Ji langsung kesal karena ia baru mengetahui pacar Mo Yeon yang menurut gosip adalah seorang tentara, ternyata sangat tampan. Mo Yeon yang tidak senang karena Si Jin bersikap sopan di depan Eun Ji, langsung menarik Si Jin pergi.


Di sebuah mall, Mo Yeon masih mengomel karena sikap Si Jin pada Eun Ji tadi. Tapi Si Jin tidak merasa melakukan kesalahan karena ia hanya bersikap sopan saja pada Eun Ji. Mo Yeon masih tidak terima. “Apa kau cemburu sekarang? Kalau kau tahu dengan siapa aku bertemu tadi, kau tidak akan bersikap seperti ini.” ucap Si Jin.

“Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Han?” tantang Mo Yeon. Si Jin menjawab iya. Mo Yeon langsung mengalihkan pembicaraan menanyakan keadaan Si Jin dan mengajaknya makan, lalu pergi. Si Jin heran merasa waktunya sangat aneh, lalu menyusul Mo Yeon yang pura-pura mengomentari air mancur yang cantik.

Si Jin tertawa dan menyuruh Mo Yeon berhenti. Mo Yeon belum mau berhenti dan masih terus berbicara. Si Jin tiba-tiba meletakkan jarinya di leher Mo Yeon, seperti sedang mengukur leher Mo Yeon.

Si Jin mengatakan dugaannya memang benar dan ia sudah menyiapkan hadiah untuk Mo Yeon. Si Jin mengeluarkan sebuah kotak kalung. Mo Yeon protes karena Si Jin tadi mengukurnya seperti mencekiknya. Si Jin mengatakan tidak, tangannya hanya menyentuh area leher Mo Yeon saja, lalu memasangkan kalung di leher Mo Yeon. Si Jin mengatakan, ia sengaja memberikannya sekarang karena jika Dae Young dan Myeong Ju mau bertemu dengan mereka.

“Wow, cantiknya,” puji Si Jin setelah kalung itu terpasang di leher Mo Yeon.

“Seharusnya kau bilang, kau suka atau tidak?” protes Mo Yeon lagi.

“Ah, apa kau menyukainya?” tanya Si Jin.

“Ya aku suka. Aku sangat cantik kan?” sahut Mo Yeon, masih pura-pura marah.

“Sangat amat cantik…”

“Ayo jalan,” ajak Mo Yeon sambil menggandeng tangan Si Jin.


Si Jin, Mo Yeon, Dae Young dan Myeong Ju melakukan double date. Pelayan kafe menyapa mereka Si Jin dan Dae Youn dan menyinggung pacar mereka yang berbeda. Mo Yeon dan Myeong Ju langsung curiga. Dan ternyata yang dimaksud pelayan itu adalah boneka serigala dan kelinci yang dulu pernah dibawa Si Jin dan Dae Young.

Shi Jin dan Dae Young tersenyum penuh arti. Sementara Mo Yeon dan Myeong Ju bingung menatap pacar mereka. Dae Young meraih tangan Myeong Ju dan memperkenalkan pada Si Jin bahwa Myeong Ju adalah pacarnya yang sesungguhnya. 


Si Jin menunjuk ke arah Mo Yeon dan mengatakan bahwa Mo Yeon adalah rekannya. Mo Yeon langsung protes. ”Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang,” ucap Si Jin. Mo Yeon tersenyum senang dan mereka berdua tos dengan tinju mereka.

“Apa kami hanya obat nyamuk disini?” protes Myeong Ju saat melihat kemesraan Si Jin dan Mo Yeon. Myeong Ju menanyakan apa maksud boneka itu dan kapan mereka datang ke kafe ini. Si Jin mengatakan kejadian itu saat Dae Young kehilangan ponselnya. Dae Young hampir mati saat mencari ponsel itu karena ada foto Myeong Ju di sana.

Myeong Ju penasaran karena semua fotonya sudah dihapus Dae Young. Myeong Ju membuka sendiri kunci ponsel Dae Young dan melihat-lihat foto di dalam ponsel Dae Young. Dae Yaoug mengatakan yang dimaksudnya bukanlah foto Myeong Ju. Si Jin mengingatkan Dae Young yang mengatakan itu adalah file rahasia.

Si Jin teringat, saat itu mereka ada di depan RS. Haesung. Mo Yeon pun mengingat ia melihat Si Jin berkelahi dari CCTV. Si Jin menimpali, hari itu adalah hari pertama kalinya mereka bertemu. Keduanya lagi-lagi tos tinju. Membuat Myeong Ju kesal sendiri.

Dan semakin kesal lagi saat melihat tidak ada satu pun fotonya di dalam ponsel Dae Young. Ternyata hanya ada foto plat nomor taksi. Myeong Ju meletakkan kembali ponsel Dae Young ke atas meja. Si Jin ikut melihat foto di dalam ponsel Dae Young dan kesal karena ia sudah berjuang keras hanya untuk foto yang tidak jelas.

Dae Young mengatakan baginya foto-foto itu adalah foto Myeong Ju. “Aku tidak caranya berkencan. Setiap saat aku melihatnya, aku selalu minum. Jadi aku tidak bisa mengantarnya pulang. Dia selalu naik  taxi. Ini semua adalah nomor plat taxi-taxinya. Saat kami putus, aku menghapus semua foto kami, tapi foto ini tak kuhapus karena ini mengingatkanku pada Myeong. Jadi, aku menyimpannya,” jelas Dae Young.

Mo Yeon merasa Dae Young sangat keren. Myeong Ju mengatakan, sepertinya ia jatuh cinta lagi pada Dae Young. Dae Young tersenyum tipis dan menatap Myeong Ju. “Apa kami hanya iobat nyamuk saja di sini?” kali ini Si Jin yang protes. Mo Yeon heran kenapa Myeong Ju mengetahui kunci ponsel Dae Young. Myeong Ju mengatakan ia yang membuatkannya untuk Dae Young karena Dae Young tak tahu men-setting-nya.

Si Jin protes, seharusnya Dae Young bisa membuatnya sendiri dan bisa dipelajari dari buku petunjuk saat Dae Young membeli ponsel. “Tidak apa, Bagiku hanya dia yang bisa membuat passcode-ku,”  tolak Dae Young. Myeong Ju menatap Dae Young, penuh cinta.

Si Jin dan Mo Yeon pura-pura mengambil tas mereka dan beranjak pergi. Myeong Ju dan Dae Young pun melambaikan tangan mereka. Saat Si Jin dan Mo Yeon kembali, Dae Young dan Myeong Ju pura-pura protes, menyuruh mereka pergi saja.


Dalam perjalanan pulang, Myeong Ju mendapatkan telepon dari seseorang. Saat tahu siapa yang meneleponnya, Myeong Ju langsung mematikannya dan menyimpan ponselnya. Dae Young bertanya siapa tapi Myeon mengatakan dari orang yang tidak ia kenal. Dae Young menebak lagi, apakah itu Yoon Gi, Myeong Ju langsung membantah.

Dae Young merampas ponsel Myeong Ju karena ponsel Myeong Ju berbunyi lagi, setelah men-set mobilnya agar mengemudi secara otomatis. Ia melihat dari Sersan Kim Beom Rae. Dae Young menerimanya dan menyalakan speaker. Beom Rae langsung nyerocos tanpa henti, melaporkan kegiatan Dae Young pada Myeong Ju. Saat Dae Young berbicara untuk membenarkan laporan Beom Rae, Beom Rae baru tahu kalau Myeong Ju sedang bersama Dae Young.

Dae Young memberitahukan kalau ia akan kembali ke asrama jam 8 malam dan menyuruh Beom Rae membuatkan ramen untuknya dan berjaga. Setelah itu, Dae Young memutuskan telpon dan menatap Myeong Ju. Dengan takut-takut, Myeong Ju membela diri, kalau itu hanya kebiasaannya saja yang tak bisa diubah dalam satu malam.

Dae Young diam sepanjang perjalanan. Saat lampu merah selesai dan mobil kembali bergerak, Dae Young akhirnya mendekatkan dirinya ke arah Myeong Ju. Myeong kaget tapi kemudian ia menutup matanya. “Aku tidak akan melakukkannya. Ini hukumannya, ”ucap Dae Young. Myeong Ju kecewa dan memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian, Dae Young menarik wajah Myeong Ju dan menciumnya. 


Sesampai di asrama, Beom Rae sudah menyiapkan ramen. Dae Young mengeluhkan ramen buatan Beom Rae lembek seperti tepung. Dae Young menanyakan apakah Beom Rae mau membelanya atau mau menjadi mienya. Beom Rae terdiam dan tidak tahu mau menjawab apa.


Beom Rae menelepon Myeong Ju dan melaporkan kegiatan Dae Young yang sedang memakan mie. saat Beom Rae menyinggung bahwa komandan akan kembali besok, Dae Young langsung berhenti makan.

Dae Young menemui Letjen Yoon di ruangan, di sana sudah ada Myeong Ju. Saat melihat Dae Young, Myeong Ju melambaikan tangannya dengan ceria. Sedangkan Dae Young memasang wajah sangat serius.


Letjen Yoon menyuruh Dae Young duduk dan minum teh bersama, tapi Dae Young menolak dan mengatakan mereka akan bisa minum di lain waktu dan di lain tempat. Letjen Yoon mengatakan bahwa ia menganggap Dae Young sudah membuat keputusan. Letjen Yoon meletakkan formulir pengunduran diri yang ditulis oleh Dae Young di atas meja. Dae Young mengatakan ia akan melepas seragamnya.

Myeong Ju marah karena ayahnya masih melakukan itu padahal ia sudah memohon pada ayahnya. Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa Myeong Ju mendengar pembicaraan antara mereka hari itu. Saat sakit Myeong Ju memohon padanya, seandainya Myeong Ju bisa hidup, ayah Myeong Ju harus membiarkan mereka berkencan dan tidak mengeluarkan Dae Young dari tentara.

Dae Young mengatakan itu adalah perjanjian antara Letjen Yoon dan Myeong Ju, tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Ia telah memilih Myeong Ju dan keputusannya itu adalah harga yang harus dibayar dan ia bersedia melakukan untuk melepaskan seragamnya.

“Siapa yang mengizinkanmu?” tanya Myeong Ju marah. Myeong Ju menyuruh Dae Young keluar dan berbicara dengannya. Dae Young menyelesaikan laporannya pada Letjen Yoon dan Letjen Yoon hanya berdehem saja.


Di luar, Myeong Ju dan Dae Young bertengkar hebat. Myeong Ju sangat marah kenapa Dae Young melakukan itu. Dae Young membela diri, mengatakan kalau ia melakukannya supaya mereka tidak putus. Itu keputusan tidak mudah baginya. Myeong Ju mengerti itu tidak mudah, baginya juga sangat memalukan karena sudah memohon pada ayahnya.

Dae Young tiba-tiba berteriak, bertanya kenapa Myeong Ju melakukan itu. Myeong Ju hampir menangis, “Itu karena kau terus menghindar. Kau di mana saat aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku. Kenapa Kau tak memberitahuku?”

Dae Young menyela, mengatakan kalau ia sudah memberitahukan Myeong Ju ribuan kali. “Tiap kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat janji seperti itu dengan komandan? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita orang bodoh.”

Myeong Ju mengatakan, ia hanya mencoba membuat ayahnya mengerti. “Dan hal itu membuat harga diriku hancur. Aku tidak butuh pengertian tapi aku butuh penerimaan. Bukan karena ‘anakku menginginkannya’ tapi karena itu aku.  Aku berharap, Komandan memilihku karena diriku sendiri. Tapi, jika Komandan menerima hanya karena permintaan dari putrinya yang sekarat, aku tidak bisa bersamamu.” Ucap Dae Young.

Mata Myeong Ju berkaca-kaca, “Baiklah. Kita hentikan saja. Jika kau akan menderita karena aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini.” Myeong Ju langsung berbalik pergi.


Mo Yeon dan Si Jin akhirnya bisa menonton film di rumah Mo Yeon.  Si Jin merasa senang bisa kembali meski dalam waktu yang lama untuk mewujudkan keinginan menonton film. Mendengar itu Mo Yeon mengajak mereka berjanji untuk kembali ke pantai Urk, karena mereka sama-sama mengambil batu itu. Si Jin menyetujuinya dan menegaskan hanya mereka berdua.

Tiba-tiba Mo Yeon mendapat SMS dari rumah sakit yang mengharuskannya datang ke rumah sakit karena ada pasien darurat. Kali ini, Si Jin-lah yang mengeluh karena Mo Yeon akan meninggalkannya. Si Jin berniat untuk meneruskan nonton sendiri. Tapi Mo Yeon tidak mengizinkannya dan mengajak Si Jin berangkat. Si Jin mengeluh lagi, karena mereka gagal lagi nonton. Ya… sabar ya abang Si Jin….


Si Jin dan yang lainnya kembali bertugas mengawal tamu VIP untuk acara khusus di Hotel Seoul. Saat briefing, Byung Soo memberitahukan mereka bahwa akan ada pasukan tambahan untuk membackup mereka. Mereka semua bertugas untuk menjaga lantai 17 dan menjaga perimeter. Byung Soo memberikan tanggung jawab operasi latihan itu pada Si Jin.

Saat di parkiran, Si Jin memberi perintah istirahat untuk timnya selama 5 menit sebelum kendaraan latihan tiba. Semua anggota timnya keluar dari mobil dan pergi. Lalu Si Jin mendekati Dae Young yang  yang makan coklat. Si Jin meminta satu pada Dae Young tapi Dae Young mengatakan ini terlalu sedikit untuk dibagi. Si Jin tanya apa Dae Young cuman membeli satu. Dae Young mengatakan dua tapi sudah ia makan karena ia sedang depresi. “Aku baru saja putus dengan Letnan Yoon.”

“Kenapa? Siapa yang memutuskan siapa?” tanya Si Jin, bingung.



“Aku yang diputuskan. Tapi aku tidak bisa memberitahumu alasannya,” ucapan Dae Young terhenti karena pandangannya tiba-tiba ke arah belakang Si Jin. Si Jin mengikuti arah pandangan Dae Young dan kaget saat melihat Jung Joon datang ke arah mereka dengan cepat, ditambah dengan tatapan yang tajam.



Di IGD, Min Ji melaporkan pada Mo Yeon bahwa ambulans akan masuk. Mo Yeon mengajak Min Ji keluar. Ambulans yang pertama datang, isinya adalah Jung Joon yang berlumuran darah dengan luka tembak.

Mo Yeon memberikan Jung Joon pada Sang Hyun karena ambulans yang lain datang. Saat ambulans kedua dibuka, Mo Yeon refleks menutup mulutnya karena kaget melihat Si Jin tidak sadarkan diri dan berlumuran darah.

Epilog


Saat di kamp Mowuru, Urk, mungkin saat Si Jin harus pergi bertugas ke tempat berbahaya. Mo Yeon mengatakan, bahkan dengan leluconmu itu aku masih merasa panik. Aku sangat khawatir padamu. Si Jin memeluk Mo Yeon untuk menenangkannya. Lalu berkata, aku tahu kau sangat khawatir tapi kau tak perlu khawatirkan aku. Mo Yeon mengangguk mengerti.

“Tolong jagakan aku Kapten Yoo. Karena aku sangat menyukainya. Aku ingin mengatakan itu padanya saat dia kembali,” ucap Mo Yeon menatap Si Jin. Dan Si Jin pun langsung berbalik pergi. Mo Yeon terus melihat ke arah Si Jin pergi dengan mata berkaca-kaca.
Bersambung ke episode 14…

Komentar:
Drama ini makin lama makin tak bisa ditebak. Meski ada spoiler dari Netizen cina yang mengatakan drama ini akan berakhir sad ending. Namun kita harus tetap bersama-sama menunggu dan melihat bagaimana drama ini akan berakhir. Aku pribadi sangat berharap happy ending, soalnya kalau sad ending akan membuat aku nantinya susah move on. Bahkan sekarang saja, aku tak bisa berselingkuh dengan drama lain karena oppa Song Joongki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar