Si Jin dan Mo
Yeon janjian bertemu di sebuah restoran. Mo Yeon mengirimkan pesan kalau ia
akan terlambat 10 menit dan meminta Si Jin memesankan makanan untuknya.
Saat Mo Yeon
tiba, hal pertama yang ditanyakan Si Jin adalah apakah mabuk Mo Yeon sudah
hilang atau belum. Mo Yeon menyahut,
tentu saja karena ia tak banyak minum.
“Kau minum
banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk,” sanggah Si Jin. Mo Yeon
membantah, mengatakan ia masih ingat semuanya. Si Jin tidak percaya dan
menanyakan apa yang ibu Mo Yeon katakan tentangnya, apakah ibu Mo Yeon
menyukainya. Mo Yeon malah terkejut, bertanya kapan Si Jin bertemu ibunya.
“Kau bilang
kau ingat semuanya,” ucap Si Jin kesal. Si Jin melarang Mo Yeon minum dengan
pria lain. Mo Yeon mengatai Si Jin cemburuan. Si Jin kesal, mengatakan Mo Yeon
yang sepertinya masih mabuk.
Si Jin
menerima telepon dari seseorang. Wajah Si Jin berubah serius. Melihat ekspresi
Si Jin seperti itu, wajah Mo Yeon pun jadi serius. Setelah menutup teleponnya,
Si Jin meminta maaf pada Mo Yeon karena ia harus pergi ke ‘Mall’ dulu.
Mo Yeon
mengerti maksud Si Jin. Wajahnya terlihat sedikit sedih tapi kemudian ia
mengajak Si Jin nonton film setelah Si Jin pulang dari ‘Mall’. “Kau mau atau
tidak?” tanya Mo Yeon.
“Aku mau,” sahut
Shi Jin sambil tersenyum. Mo Yeon berpesan agar Si Jin kembali dengan selamat.
Si Jin mengucapkan terima kasih pada Mo Yeon atas pengertiannya.
Dalam
tugasnya kali ini, Si Jin harus mengenakan jas berwarna hitam. Melihat Dae
Young yang juga berpakaian sama dengannya, berkomentar Dae Young sangat cocok
karena dulu Dae Young gangster. Byung Soo menghampiri keduanya, mengatakan
tugas mereka kali ini adalah misi 1020 dan ia adalah komandannya. Ia menyuruh
mereka segera ikut briefing.
Saat
briefing, Byung Soo memerintahkan mereka mengecek senjata dan mengatur radio di
channel 3. Beberapa orang datang dan memberikan mereka masing-masing satu
bolpoin. Byung Soo menjelaskan, alat itu bisa dipakai dalam keadaan darurat,
apabila mereka menembakan bolpoin itu ke area dekat arteri, maka target akan
mati dalam waktu kurang dari 10 detik.
Si Jin
bertugas di Hotel Pyeong Yang, Korea Utara. Mereka mengawal pertemuan antara
wakil Korea Selatan dan Korea Utara. Si Jin bertugas berjaga di depan pintu
bersama dengan Jung Joon, tentara Korea Utara yang pernah menyandera tentara
Korea Selatan di perbatasan saat episode 1.
Ternyata Jung
Joon masih mengenali Si Jin dan menanyakan luka di perut Si Jin, sudah sembuh
atau belum. Si Jin menyindir Jung Joon yang setelah kalah darinya sekarang
tugasnya diganti menjadi pasukan presiden. Jung Joon berkomentar Si Jin masih
pintar bermain kata, lalu melirik bolpoin yang tersemat di jas Si Jin, dan
mengatakan ia tidak keberatan untuk melanjutkan ronde kedua dengan bolpoint
itu.
Si Jin
menolak karena tidak mau berakhir menuliskan laporan bersama-sama. Walaupun
Jung Joon tuan rumahnya, Si Jin tidak akan memaafkannya begitu saja. Jung Joon
mengatakan Si Jin cukup beruntung karena kali ini Shi Jin adalah tamunya dan
mereka memiliki tujuan yang sama. Karena Jung Joon menganggapnya tamu, Si Jin
meminta bantuan Jung Joon. Ia ingin makan mi soba tradisional Pyeong Yang untuk
makan siang.
Jung Joon pun
membawa Si Jin makan mi soba. Masing-masing mereka makan di meja terpisah
bersama dengan tim mereka. Si Jin berterima kasih atas traktiran Jung Joon dan
berjanji akan gantian mentraktir Jung Joon di pertemuan berikutnya. Jung Joon
mengatakan akan ada tim yang lain menggantinya karena mulai besok ia akan
libur.
Si Jin merasa
tidak enak karena berhutang pada Jung Joon. Jung Joon menyuruh Si Jin
melupakannya dan makan saja.
Di RS
Haesung, secara kebetulan Si Jin satu lift bersama Ketua Han yang naik
belakangan bersama sekretarisnya. Ketua Han menanyakan apa Mo Yeon kesusahan di
IGD dan bunga yang setiap hari ia kirimkan. Sekretaris Kang mengatakan Mop Yeon
terlihat semangat dan Mo Yeon selalu menolak kiriman bunganya, hingga di
kantornya banyak bunga. Si Jin tersenyum mendengar percakapan itu.
Senyum Shi
Jin menghilang saat mendengar Ketua Han menyinggung pacar Mo Yeon. “Apa kau
sudah mencari informasinya?” tanya Ketua Han. Sekretaris Kang mengatakan ia
tidak mendapatkan informasi yang banyak, yang ia tahu hanyalah pacar Mo Yeon
seorang pasukan khusus. Sekretaris Kang menunjukkan foto yang ia dapatkan.
Ketua Han kesal karena foto yang ditunjukkan sekretarisnya adalah foto bersama
tim medis berfoto dan para tentara sebelum kembali ke Korea.
Ketua Han bertanya
yang mana pacar Mo Yeon. Sekretaris Kang takut-takut menjawab, karena ia belum
tahu. Ketua Han kesal dan hampir memukul Sekretaris Kang. Si Jin yang ikut melihat
foto itu, langsung menunjukkan yang mana pacar Mo Yeon. Si Jin bahkan
menyebutkan identitas dirinya.
Awalnya Ketua
Han tidak mengenali Si Jin, tapi kemudian ia sadar orang yang berbicara
dengannya adalah pacar Mo Yeon. Si Jin tersenyum dan keluar dari lift. Ketua
Han berusaha menyusul Shi Jin, sampai-sampai sebelah tangannya terjepit di
lift. Ketua Han mengajak Si Jin bicara.
Sekretaris Kang langsung pamit, mengundurkan diri.
Ketua Han
bertanya apa Si Jin memang benar pacar Mo Yeon dan jika Mo Yeon menolak dirinya
karena Si Jin, itu benar-benar melukai harga dirinya. Karena Si Jin adalah
Kapten pasukan khusus, apa Si Jin jago berkelahi.
Shi Jin
tersenyum dan berjalan mendekati Ketua Han. “Kudengar kau mengajaknya ke hotel.
Dia adalah pacarku.” Si Jin menasihati sekaligus memperingati Ketua Han untuk
berhati-hati dan jaga kesehatan karena ia sangat pandai menghajar orang.
Eun Ji
bertemu dengan Mo Yeon di depan posko perawat. Ia meminta Mo Yeon membantunya,
tapi Mo Yeon tidak mau. Mo Yeon mau membantu orang lain tapi tidak mau membantu
Eun Ji.
Saat itu, Si Jin datang dan Eun Ji langsung
bertingkah genit di depan Si Jin. Eun Ji memperkenalkan dirinya sebagai teman
Mo Yeon. Si Jin juga memperkenalkan dirinya sebagai pacar Mo Yeon. Eun Ji
langsung kesal karena ia baru mengetahui pacar Mo Yeon yang menurut gosip
adalah seorang tentara, ternyata sangat tampan. Mo Yeon yang tidak senang karena
Si Jin bersikap sopan di depan Eun Ji, langsung menarik Si Jin pergi.
Di sebuah
mall, Mo Yeon masih mengomel karena sikap Si Jin pada Eun Ji tadi. Tapi Si Jin
tidak merasa melakukan kesalahan karena ia hanya bersikap sopan saja pada Eun
Ji. Mo Yeon masih tidak terima. “Apa kau cemburu sekarang? Kalau kau tahu
dengan siapa aku bertemu tadi, kau tidak akan bersikap seperti ini.” ucap Si
Jin.
“Apa? Siapa
itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Han?” tantang Mo Yeon. Si Jin menjawab iya.
Mo Yeon langsung mengalihkan pembicaraan menanyakan keadaan Si Jin dan
mengajaknya makan, lalu pergi. Si Jin heran merasa waktunya sangat aneh, lalu
menyusul Mo Yeon yang pura-pura mengomentari air mancur yang cantik.
Si Jin
tertawa dan menyuruh Mo Yeon berhenti. Mo Yeon belum mau berhenti dan masih
terus berbicara. Si Jin tiba-tiba meletakkan jarinya di leher Mo Yeon, seperti
sedang mengukur leher Mo Yeon.
Si Jin
mengatakan dugaannya memang benar dan ia sudah menyiapkan hadiah untuk Mo Yeon.
Si Jin mengeluarkan sebuah kotak kalung. Mo Yeon protes karena Si Jin tadi mengukurnya
seperti mencekiknya. Si Jin mengatakan tidak, tangannya hanya menyentuh area
leher Mo Yeon saja, lalu memasangkan kalung di leher Mo Yeon. Si Jin
mengatakan, ia sengaja memberikannya sekarang karena jika Dae Young dan Myeong
Ju mau bertemu dengan mereka.
“Wow,
cantiknya,” puji Si Jin setelah kalung itu terpasang di leher Mo Yeon.
“Seharusnya
kau bilang, kau suka atau tidak?” protes Mo Yeon lagi.
“Ah, apa kau
menyukainya?” tanya Si Jin.
“Ya aku suka.
Aku sangat cantik kan?” sahut Mo Yeon, masih pura-pura marah.
“Sangat amat
cantik…”
“Ayo jalan,”
ajak Mo Yeon sambil menggandeng tangan Si Jin.
Si Jin, Mo
Yeon, Dae Young dan Myeong Ju melakukan double date. Pelayan kafe menyapa
mereka Si Jin dan Dae Youn dan menyinggung pacar mereka yang berbeda. Mo Yeon
dan Myeong Ju langsung curiga. Dan ternyata yang dimaksud pelayan itu adalah
boneka serigala dan kelinci yang dulu pernah dibawa Si Jin dan Dae Young.
Shi Jin dan
Dae Young tersenyum penuh arti. Sementara Mo Yeon dan Myeong Ju bingung menatap
pacar mereka. Dae Young
meraih tangan Myeong Ju dan memperkenalkan pada Si Jin bahwa Myeong Ju adalah
pacarnya yang sesungguhnya.
Si Jin menunjuk ke arah Mo Yeon dan mengatakan
bahwa Mo Yeon adalah rekannya. Mo Yeon langsung protes. ”Kami berjuang
bersama-sama di Urk dan menang,” ucap Si Jin. Mo Yeon tersenyum senang dan
mereka berdua tos dengan tinju mereka.
“Apa kami
hanya obat nyamuk disini?” protes Myeong Ju saat melihat kemesraan Si Jin dan
Mo Yeon. Myeong Ju menanyakan apa maksud boneka itu dan kapan mereka datang ke
kafe ini. Si Jin mengatakan kejadian itu saat Dae Young kehilangan ponselnya.
Dae Young hampir mati saat mencari ponsel itu karena ada foto Myeong Ju di
sana.
Myeong Ju
penasaran karena semua fotonya sudah dihapus Dae Young. Myeong Ju membuka
sendiri kunci ponsel Dae Young dan melihat-lihat foto di dalam ponsel Dae
Young. Dae Yaoug mengatakan yang dimaksudnya bukanlah foto Myeong Ju. Si Jin
mengingatkan Dae Young yang mengatakan itu adalah file rahasia.
Si Jin
teringat, saat itu mereka ada di depan RS. Haesung. Mo Yeon pun mengingat ia
melihat Si Jin berkelahi dari CCTV. Si Jin menimpali, hari itu adalah hari
pertama kalinya mereka bertemu. Keduanya lagi-lagi tos tinju. Membuat Myeong Ju
kesal sendiri.
Dan semakin
kesal lagi saat melihat tidak ada satu pun fotonya di dalam ponsel Dae Young.
Ternyata hanya ada foto plat nomor taksi. Myeong Ju meletakkan kembali ponsel
Dae Young ke atas meja. Si Jin ikut melihat foto di dalam ponsel Dae Young dan
kesal karena ia sudah berjuang keras hanya untuk foto yang tidak jelas.
Dae Young
mengatakan baginya foto-foto itu adalah foto Myeong Ju. “Aku tidak caranya berkencan.
Setiap saat aku melihatnya, aku selalu minum. Jadi aku tidak bisa mengantarnya
pulang. Dia selalu naik taxi. Ini semua
adalah nomor plat taxi-taxinya. Saat kami putus, aku menghapus semua foto kami,
tapi foto ini tak kuhapus karena ini mengingatkanku pada Myeong. Jadi, aku
menyimpannya,” jelas Dae Young.
Mo Yeon
merasa Dae Young sangat keren. Myeong Ju mengatakan, sepertinya ia jatuh cinta
lagi pada Dae Young. Dae Young tersenyum tipis dan menatap Myeong Ju. “Apa kami
hanya iobat nyamuk saja di sini?” kali ini Si Jin yang protes. Mo Yeon heran
kenapa Myeong Ju mengetahui kunci ponsel Dae Young. Myeong Ju mengatakan ia yang
membuatkannya untuk Dae Young karena Dae Young tak tahu men-setting-nya.
Si Jin
protes, seharusnya Dae Young bisa membuatnya sendiri dan bisa dipelajari dari
buku petunjuk saat Dae Young membeli ponsel. “Tidak apa, Bagiku hanya dia yang
bisa membuat passcode-ku,” tolak Dae
Young. Myeong Ju menatap Dae Young, penuh cinta.
Si Jin dan Mo
Yeon pura-pura mengambil tas mereka dan beranjak pergi. Myeong Ju dan Dae Young
pun melambaikan tangan mereka. Saat Si Jin dan Mo Yeon kembali, Dae Young dan
Myeong Ju pura-pura protes, menyuruh mereka pergi saja.
Dalam
perjalanan pulang, Myeong Ju mendapatkan telepon dari seseorang. Saat tahu
siapa yang meneleponnya, Myeong Ju langsung mematikannya dan menyimpan
ponselnya. Dae Young bertanya siapa tapi Myeon mengatakan dari orang yang tidak
ia kenal. Dae Young menebak lagi, apakah itu Yoon Gi, Myeong Ju langsung
membantah.
Dae Young
merampas ponsel Myeong Ju karena ponsel Myeong Ju berbunyi lagi, setelah
men-set mobilnya agar mengemudi secara otomatis. Ia melihat dari Sersan Kim Beom
Rae. Dae Young menerimanya dan menyalakan speaker. Beom Rae langsung nyerocos
tanpa henti, melaporkan kegiatan Dae Young pada Myeong Ju. Saat Dae Young
berbicara untuk membenarkan laporan Beom Rae, Beom Rae baru tahu kalau Myeong
Ju sedang bersama Dae Young.
Dae Young
memberitahukan kalau ia akan kembali ke asrama jam 8 malam dan menyuruh Beom
Rae membuatkan ramen untuknya dan berjaga. Setelah itu, Dae Young memutuskan
telpon dan menatap Myeong Ju. Dengan takut-takut, Myeong Ju membela diri, kalau
itu hanya kebiasaannya saja yang tak bisa diubah dalam satu malam.
Dae Young diam
sepanjang perjalanan. Saat lampu merah selesai dan mobil kembali bergerak, Dae
Young akhirnya mendekatkan dirinya ke arah Myeong Ju. Myeong kaget tapi
kemudian ia menutup matanya. “Aku tidak akan melakukkannya. Ini hukumannya, ”ucap
Dae Young. Myeong Ju kecewa dan memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian, Dae
Young menarik wajah Myeong Ju dan menciumnya.
Sesampai di
asrama, Beom Rae sudah menyiapkan ramen. Dae Young mengeluhkan ramen buatan
Beom Rae lembek seperti tepung. Dae Young menanyakan apakah Beom Rae mau
membelanya atau mau menjadi mienya. Beom Rae terdiam dan tidak tahu mau
menjawab apa.
Beom Rae
menelepon Myeong Ju dan melaporkan kegiatan Dae Young yang sedang memakan mie. saat
Beom Rae menyinggung bahwa komandan akan kembali besok, Dae Young langsung berhenti
makan.
Dae Young
menemui Letjen Yoon di ruangan, di sana sudah ada Myeong Ju. Saat melihat Dae
Young, Myeong Ju melambaikan tangannya dengan ceria. Sedangkan Dae Young
memasang wajah sangat serius.
Letjen Yoon
menyuruh Dae Young duduk dan minum teh bersama, tapi Dae Young menolak dan
mengatakan mereka akan bisa minum di lain waktu dan di lain tempat. Letjen Yoon
mengatakan bahwa ia menganggap Dae Young sudah membuat keputusan. Letjen Yoon
meletakkan formulir pengunduran diri yang ditulis oleh Dae Young di atas meja.
Dae Young mengatakan ia akan melepas seragamnya.
Myeong Ju
marah karena ayahnya masih melakukan itu padahal ia sudah memohon pada ayahnya.
Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa Myeong Ju mendengar pembicaraan
antara mereka hari itu. Saat sakit Myeong Ju memohon padanya, seandainya Myeong
Ju bisa hidup, ayah Myeong Ju harus membiarkan mereka berkencan dan tidak
mengeluarkan Dae Young dari tentara.
Dae Young
mengatakan itu adalah perjanjian antara Letjen Yoon dan Myeong Ju, tidak ada
sangkut pautnya dengan dirinya. Ia telah memilih Myeong Ju dan keputusannya itu
adalah harga yang harus dibayar dan ia bersedia melakukan untuk melepaskan
seragamnya.
“Siapa yang
mengizinkanmu?” tanya Myeong Ju marah. Myeong Ju menyuruh Dae Young keluar dan
berbicara dengannya. Dae Young menyelesaikan laporannya pada Letjen Yoon dan
Letjen Yoon hanya berdehem saja.
Di luar,
Myeong Ju dan Dae Young bertengkar hebat. Myeong Ju sangat marah kenapa Dae
Young melakukan itu. Dae Young membela diri, mengatakan kalau ia melakukannya
supaya mereka tidak putus. Itu keputusan tidak mudah baginya. Myeong Ju
mengerti itu tidak mudah, baginya juga sangat memalukan karena sudah memohon
pada ayahnya.
Dae Young
tiba-tiba berteriak, bertanya kenapa Myeong Ju melakukan itu. Myeong Ju hampir
menangis, “Itu karena kau terus menghindar. Kau di mana saat aku bertengkar
dengan ayahku? Apa aku seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan
tanpa memberitahuku. Kenapa Kau tak memberitahuku?”
Dae Young
menyela, mengatakan kalau ia sudah memberitahukan Myeong Ju ribuan kali. “Tiap
kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak
bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat janji
seperti itu dengan komandan? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita
orang bodoh.”
Myeong Ju
mengatakan, ia hanya mencoba membuat ayahnya mengerti. “Dan hal itu membuat
harga diriku hancur. Aku tidak butuh pengertian tapi aku butuh penerimaan.
Bukan karena ‘anakku menginginkannya’ tapi karena itu aku. Aku berharap, Komandan memilihku karena diriku
sendiri. Tapi, jika Komandan menerima hanya karena permintaan dari putrinya
yang sekarat, aku tidak bisa bersamamu.” Ucap Dae Young.
Mata Myeong
Ju berkaca-kaca, “Baiklah. Kita hentikan saja. Jika kau akan menderita karena
aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini.” Myeong Ju langsung
berbalik pergi.
Mo Yeon dan Si
Jin akhirnya bisa menonton film di rumah Mo Yeon. Si Jin merasa senang bisa kembali meski dalam
waktu yang lama untuk mewujudkan keinginan menonton film. Mendengar itu Mo Yeon
mengajak mereka berjanji untuk kembali ke pantai Urk, karena mereka sama-sama
mengambil batu itu. Si Jin menyetujuinya dan menegaskan hanya mereka berdua.
Tiba-tiba Mo
Yeon mendapat SMS dari rumah sakit yang mengharuskannya datang ke rumah sakit
karena ada pasien darurat. Kali ini, Si Jin-lah yang mengeluh karena Mo Yeon
akan meninggalkannya. Si Jin berniat untuk meneruskan nonton sendiri. Tapi Mo
Yeon tidak mengizinkannya dan mengajak Si Jin berangkat. Si Jin mengeluh lagi,
karena mereka gagal lagi nonton. Ya… sabar ya abang Si Jin….
Si Jin dan
yang lainnya kembali bertugas mengawal tamu VIP untuk acara khusus di Hotel
Seoul. Saat briefing, Byung Soo memberitahukan mereka bahwa akan ada pasukan
tambahan untuk membackup mereka. Mereka semua bertugas untuk menjaga lantai 17
dan menjaga perimeter. Byung Soo memberikan tanggung jawab operasi latihan itu
pada Si Jin.
Saat di
parkiran, Si Jin memberi perintah istirahat untuk timnya selama 5 menit sebelum
kendaraan latihan tiba. Semua anggota timnya keluar dari mobil dan pergi. Lalu
Si Jin mendekati Dae Young yang yang makan
coklat. Si Jin meminta satu pada Dae Young tapi Dae Young mengatakan ini
terlalu sedikit untuk dibagi. Si Jin tanya apa Dae Young cuman membeli satu.
Dae Young mengatakan dua tapi sudah ia makan karena ia sedang depresi. “Aku baru
saja putus dengan Letnan Yoon.”
“Kenapa?
Siapa yang memutuskan siapa?” tanya Si Jin, bingung.
“Aku yang
diputuskan. Tapi aku tidak bisa memberitahumu alasannya,” ucapan Dae Young
terhenti karena pandangannya tiba-tiba ke arah belakang Si Jin. Si Jin
mengikuti arah pandangan Dae Young dan kaget saat melihat Jung Joon datang ke
arah mereka dengan cepat, ditambah dengan tatapan yang tajam.
Di IGD, Min
Ji melaporkan pada Mo Yeon bahwa ambulans akan masuk. Mo Yeon mengajak Min Ji
keluar. Ambulans yang pertama datang, isinya adalah Jung Joon yang berlumuran
darah dengan luka tembak.
Mo Yeon
memberikan Jung Joon pada Sang Hyun karena ambulans yang lain datang. Saat
ambulans kedua dibuka, Mo Yeon refleks menutup mulutnya karena kaget melihat Si
Jin tidak sadarkan diri dan berlumuran darah.
Epilog
Saat di kamp
Mowuru, Urk, mungkin saat Si Jin harus pergi bertugas ke tempat berbahaya. Mo
Yeon mengatakan, bahkan dengan leluconmu itu aku masih merasa panik. Aku sangat
khawatir padamu. Si Jin memeluk Mo Yeon untuk menenangkannya. Lalu berkata, aku
tahu kau sangat khawatir tapi kau tak perlu khawatirkan aku. Mo Yeon mengangguk
mengerti.
“Tolong
jagakan aku Kapten Yoo. Karena aku sangat menyukainya. Aku ingin mengatakan itu
padanya saat dia kembali,” ucap Mo Yeon menatap Si Jin. Dan Si Jin pun langsung
berbalik pergi. Mo Yeon terus melihat ke arah Si Jin pergi dengan mata
berkaca-kaca.
Bersambung ke episode 14…
Komentar:
Drama ini
makin lama makin tak bisa ditebak. Meski ada spoiler dari Netizen cina yang
mengatakan drama ini akan berakhir sad ending. Namun kita harus tetap
bersama-sama menunggu dan melihat bagaimana drama ini akan berakhir. Aku pribadi
sangat berharap happy ending, soalnya kalau sad ending akan membuat aku
nantinya susah move on. Bahkan sekarang saja, aku tak bisa berselingkuh dengan
drama lain karena oppa Song Joongki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar