Minggu, 16 Oktober 2011

Izinkanlah

Hari ini sekelumit tanya membahana di laci jiwaku. Ya, tanya yang membuat kuterhenyu. pikiranku melesat ke 14 tahun lalu. Saat itu aku berusia 6 tahun. Layaknya, anak kecil aku panta tergantung padamu. Segala sesuatu memang harus kau yang memutuskan karena kau lebih tahu. Sumpah, aku tak protes. 

Waktu terus menjalar hingga aku beranjak remaja. Tepatnya, saat seragam putih abu-abu membalut tubuhku. Kau tetap bersikap sama, membelenggu kebebasanku. Itu pun, tidak jadi masalah bagiku. Aku berpikir positif kau melakukan itu karena cinta. Demi membahagiakanmu, memberimu ketenangan, dan kenyaman kubiarkan diriku terkurung dalam istanamu. Sekali lagi aku mengalah.

Namun, hari ini kumeminta padamu Izinkan aku bebas. Bagaimana aku mau menjadi dewasa jika kautak pernah mengizinkan aku untuk dewasa. Biarkanlah aku menetes menjadi dewasa.



 
Sampai kapankah bulir itu akan bergantung?




^suara desis^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar