Selasa, 22 Maret 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 4 Part 1




Shi Jin bertanya pada Mo Yeon, apakah dia bisa menyelematkan presiden Mubarat? Mo Yeon menjawab dengan tidak pasti dengan menjelaskan keadaan pasien. Shi Jin tidak mempedulikan dengan diagnosa  Mo Yeon. Dengan tegas Shi Jin meminta jawaban Mo Yeon sebagai dokter. Mo Yeon melirik pengawal Mubarat yang menondongkan senjata. Sementara Byung Soo berteriak marah pada anak buahnya yang tidka mengikuti perintahnya. 

Shi Jin tetap menuntun jawaban dari Mo Yeon. Dengan penuh keyakinan, Mo Yoen mengatakan dapat menyelematkan presiden Mubarat. Shi Jin mematikan walkie talkienya dan melepaskan earphonenya sambil mengeluarkan pistolnya untuk melindungi pasien dan tim medis. Semuanya langsung mengangkat pistol seperti bersiap untuk menembak. 

Mo Yeon berkata ia akan membawa pasien ke ruang operasi. Pengawal Arab menyuruh mereka mundur. Shi Jin menimpali mulai sekarang keamanan tim medis dan pasien menjadi tanggung jawab kita. Shi Jin memerintah untuk berjaga di depan. Para tentara berjalan melindungi tim medis. Shi Jin menegaskan, bahwa mulai sekarang kalian boleh menembak siapa pun yang mengancam keselamatan mereka.

Pengawal Arab berkata sambil saling menondong senjata,  kalau saat ini Shi Jin lebih mengerti dengan apa yang dilakukan Shi Jin sekarang. “Kau lakukan tugasmu. Dokter akan menyelematkan pasiennya. Dan aku akan melindungi apa yang harus kulindungi.” Tegas Shi Jin.



Mo Yoen memberitahukan, akan memindahkan pasien sekarang dan mendorong tempat tidurnya. Pasukan Shi Jin bergerak sesuai dengan arah Mo Yeon masuk ruang operasi untuk melindunginya. Mo Yeon sempat melirik Shi Jin yang memegang pistolnya sebelum masuk ruang operasi. Begitu juga dengan Shi Jin, ia sempat melihat Mo Yeon saat masuk ruang operasi.

Letnan Yoon sudah ada di mobil. Presiden Korea memberitahu pasien VIP sudah masuk ruang operasi dan tim mereka melawan tim pengawal presidean Mubarat, bahkan saling menondongkan senjata.


Dokter Jang memberitahu secara medis bahwa dokter melakukan keputusan yang tepat.  Suk Won dengan video call berteriak marah kalau ini bukanlah persoalan medis. Melainkan persoalan presiden Mubarat dari liga Arab dan berpikir jika terjadi sesuatu.

“Jika situasi memburuk, maka pemerintah akan mendapatkan masalah dari negara di liga Arab.” Tegas Presiden.



Di ruang operasi, Mo Yeon berkata akan memulai melakukan operasinya. Suasana makin menegangkanan, para pengawal arab dan tim Si Jin saling berhadapan dengan menondong senjata. Byung Soo menyuruh Shi Jin dan Dae Young berhenti tetapi tidak ada respon dari Si Jin maupun Dae Young. Byung Soo berteriak marah,”Kenapa kalian tak menjawabku?”

Di markas Taebaek, anak buah Byung Soo melapor bahwa pasukan khusus telah berkumpul di tempat latihan dengan persenjataan lengkap. Byung Soo menyela, kau pikir aku tak mendengar itu.  Ia pun menyuruh untuk menyiapkan mobil. Byung Soo menghubungi tim Si Jin dan berkata, “FPCON dikeluarkan karena kalian. Perang akan pecah.” Ia menyuruh yang lain menghentikan Si Jin dan operasi Mubarat lalu menyerahkannya kepada dokternya. “Kalau tidak aku akan ke sana dan menembak kalian semua karena melanggar perintah.” Teriak Byung Soo.

Kembali ke ruang operasi.  Song Hyu berusaha menghentikan Mo Yeon, “Sekali kau memulainya tidak ada jalan kembali. Kalau kau berubah pikiran....” Mo Yoen menyela dengan menunjukan bekas sayatan pada perut Mubarat.

“Bukannya ini subcostal incision (pengirisan kulit untuk memfasilitasi operasi) yang besar?” ucap Mo Yoen.  Chi Hoon menambahkan kalau itu tidak tercatat di catatan medisnya.

“Aku tahu. Makanya jangan percaya dengan apa pun tanpa melihatnya dengan matamu sendiri,” tegas Mo Yeon. Sang Hyun bilang itulah kenapa operasi ini berbahaya buat kita, pasien bahkan para tentara. Mo Yeon menegaskan jika ia lepas tangan pasien ini akan meninggal. Kita tidak punya pilihan sebagai dokter. Mo Yeon membedah perut Mubarat.

Di luar operasi, pengawal Arab mengatakan 1, 6 milyar orang Arab. Kau menghunuskan pisau di jantung perdamaian. Si Jin membalas, dokter hanya mengoperasi pasien yang perlu dioperasi. Sang Hyun berkata Mubarat pernah melakukan operasi GB (Gallbladder: benjolan pada kandung empedu). Mo Yeon melihat terjadi adhesi antara organ, jadi mereka harus menghilangkan lebih dulu dan melakukan langkah yang tepat.

Di layar terdengar bunyi memberitahukan tingkat bsaturasi oksigen rendah. Ja Ae bilang tekanan darah turun drastic dan pasien mengalami pendarahan yang parah. Chi Hoon segera menekan kantong darah, Ja Ae berkata tekanan darah masih rendah Chi Hoon panic kalau pasien meninggal mereka semua akan mendapatkan masalah, padahal ia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.

Di luar ruang operasi dengan posisi yang saling berhadapan memegang pistol.


“Jika semuanya memburuk. Kalian akan bertanggung jawab untuk ini.” Ucap pengawal arab.

“Insya Allah. Kita serahkan saja pada yang Maha Kuasa.” Balas Si Jin.

Sang Hyun bilang ini tidak akan berhasil. Kita tidak punya waktu untuk ini. Lepaskan adhesinya dan hentikan pendarahannya. Mo Yeon menyuruh lebih cepat mentranfusi darahnya dan tetap kukuh operasi tetap dilakukan sesuai rencana awal. Mo Yeon menyuruh Chi Hoon untuk mengambil pack 10 RBC.
Chi Hoon keluar dengan wajah ketakutan melewati para pengawal yang masih saling berhadapan dengan pistol.

Dae Young mendengar suara Byung Soo menanyakan kondisi pasien. Dae Young memberitahu pasien masih menjalani operasi. Pengawal mendengar sesuatu di earphonenya dan terdengar suara helicopter. Dae Young melapor sepertinya dokter arabnya sudah datang. Di dalam helicopter ada dua orang yang tampak tegang.

Terdengar suara dari dalam ruang operasi. Sang Hyun lega karena dapat menyelesaikan semua operasinya dan memberitahu Aneurisma-nya (pembengkakan pembuluh darah) sudah hilang. Ja Ae juga memberitahu tekanan darah sudah stabil. Mo Yeon  sempat melihat keluar dan Shi Jin juga melihat ke arah ruang operasi. Mo Yeon berkata semuanya berjalan lancar dan mereka akan melakukan tahap terakhir. Semuanya pun bernapas lega.

Dokter Arab memeriksa Presiden Mubarat dan melihat bahwa operasinya berjalan lancar. Mo Yeon memberitahu  pasien akan memiliki bekas operasi. Tapi hasilnya akan lebih baik jika melihat catatan medisnya yang asli.

“Yah, pasien harus tetap sadar agar operasinya disebut berhasil. Jika aku jadi kau, aku pasti sangat khawatir” kata dokter Arab.

“Kalau aku berada di sini dan khawatir dan tidak berbuat apa pun. Kau akan melihat mayatnya sekarang.” balas Mo Yeon.

“Tapi kemungkinannya kecil.” Ucap dokter Arab dengan mata melotot lalu keluar dari ruangan.

Mo Yeon kesal ia pasti tahu hal itu, lalu jatuh lemas ke lantai. Sang Hyun menyuruh Mo Yeon untuk istrirahat, biar dia yang menjaga pasiennya. Mo Yeon bilang tidak apa-apa, ia hanya merasa lapar saja dan menyuruh Chi Hoon makan duluan dengan Min Ji dan Ja Ae karena mereka akan bergantian menjaganya.

Chi Hoon mengerti. Ia takut apa yang terjadi jika pasiennya meninggal. Sang Hyun menyahut, mereka akan terkena kasus hepatic artery aneurysm. Dan ada sedikit perubahan sejarah di dunia.


Di ruang presiden, Suk Woon bertanya apakah akan terjadi masalah dalam pemulihanya? Dokter Jang memberitahu bahwa operasinya berjalan lancar, tapi bisa terjadi pendarahan kembali atau… presiden memotong, ia tidak mau tahu itu, tapi memerlukan hasilnya.
“Kita sudah menghindari hal terburuk seperti konflik bersenjata. Tapi kita masih harus berdiplomatik. Kita perlu mengambil tindakan displin terhadap orang yang bertanggung jawab.” Ujar Presiden.

Letnan Yoon menekan nomor menghubungi tim Si Jin. Dae Young mendengarnya dan menjawab panggilan lewat earphonenya. Letnan Yoon memerintahkan Kapten Yoo Si Jin dibebaskan dari jabatannya karena melanggar perintah dan menahannya di barak.


Anak buah Si Jin terlihat lemas mendengarnya. Si Jin menatap mereka dan tahu apa konsekuensi yang didapatnya. Ia melepaskan peluru dari pistol dan memberinya pada Dae Young. Lalu melepaskan jaket anti pelurunya, sersan Gong Chul Ho pun mengambilnya. Woo Geun tak sanggup melihatnya dan memalingkan wajahnya.

“Kapten Yo Si Jin. Kau dibebas tugaskan dari jabatanmu karena melanggar perintah dan akan ditahan di barak.” Ujar Dae Young. Si Jin menggangguk mengerti. Lalu berkata pada pengawal arab kalau ia tidak akan lari, ia telah mendapat perintah.  Dan berkata pada Dae Young untuk melanjutkan operasi dan menggantikan dirinya. 


Chi Hoon dkk sedang makan ramen di luar dan dikawal para pengawal arab. Chi Hoon bertanya apa mereka diawasi? Ja Ae berpikir tentu saja karena tidak mungkin mereka mau makan ramen di sini. Min Ji menghitung dengan jarinya. Chi Hoon memberitahu ramen yang baru diseduh belum masak. Min Jin bilang ia sedang menghitung kain kasa. Tak ada kain kasa yang tertinggal di dalam tubuhnya, kan? Chi Hoon menjawab dengan ragu tidak mungkin Ja Ae melakukan kesalahan. Ja Ae malah ragu dan bertanya mereka harus menghitungnya? Membuat Chi Hoon panic dan ketakutan.

Di dalam ruang yang sudah dijaga, Dae Young mengatakan menurut perintah Si Jin ditahan di ruang ini. Si Jin menghela napas sambil melihat di sekitarnya, ia berharap ditahan di ruang persedian makan. Keduanya pun tersenyum. Tiba-tiba pintu terbuka. Shi Jin dan Dae Young langsung memberikan hormat karena Byung Soo datang.


Byung Soo menyuruh Dae Young untuk keluar. Setelah itu langsung menendang tulang kering kaki Si Jin.
“Kau sudah gila. Lihatlah kau ditahan dan mengacaukan timmu.” Teriak Byung Soo. Si Jin menunduk meminta maaf. Byung Soo berkata kenapa kau melakukan sesuatu yang akan disesali? Kau tahu berapa banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan mereka? Shi Jin mengatakan ia tidak akan melawan.

“Ya, kau memant tak harus melawan! Kau harusnya dipromosikan kalau kau tidak berbuat masalah. Kau menghancurkan karirmu sendiri,” ucap Byung Soo.

“Aku tidak menyesalinya. Aku yang membuat keputusan. Aku yang harus bertanggung jawab.” Balas Si Jin dengan menatap Byung Soo lalu kembali menunduk. Byung Soo berharap Si Jin dapat memegang ucapannya.

Dae Young berjaga-jaga di luar. Mo Yoen datang sambil berlari menanyakan keberadaan Si Jin. Dae Young menjawab Si Jin ditahan dan tidak bisa ditemui. Mo Yeon memohon untuk memberinya 5 menit untuk bertemu Si Jin.

Byung Soo keluar dan bertanya keberadaan si dokter gila yang bernama Kang Mo Yeon karena ia ingin menemuinya. Dae Young mau menjelaskan jika pasien VIP sadar… Mo Yeon mincul dari belakang Dae Young kalau ia dokter yang dicari Byung Soo



Di depan kontainer medis, Byung Soo bertanya apakah pasien VIP sudah sadar. Mo Yeon mengatakan pasien sedang dalam pengawasan. Byung Soo menimpali siapa pun bisa bilang begitu. Bagaimana jika ia tidak sadar?

“Diagnosa dan pengobatan adalah keputusan rasional medis.” Kata Mo Yeon.

“Kau begitu percaya diri. Walau kau dipecat kau bisa membuka klinik kan? Karena kau begitu terkenal” ucap Byung Soo sinis.

“Tapi kau menghancurkan karir Si Jin. Karir 10 tahun yang telah dibangunnya menjadi sia-sia dan dia tidak akan pernah dipromosikan. Kalau VIP tidak sadar dia akan mendekap di penjara. Itu semua karena keputusan rasional medismu.” Tegas Byung Soo. Mo Yeon terkejut dan terlihat sedih.

Byung Soo berharap pasien VIP cepat sadar, dengan demikian kita akan bisa menyelematkan karir kita. Dia pun pergi meninggalkan Mo Yeon.


Dae Yong mengantar Byung Soo sampai ke mobil, memberitahu akan memberi laporan tiap jam. Dae Young bilang itu tidak perlu dan menyuruh Dae Young pergi ke bandara karena perpindahan Dae Young masih berlaku.

“Aku mengerti. Tapi dengan absennya kapten aku….” Ucap Dae Young.

“Kau mau menjadi sasaran kekacauan ini? kau mau dihukum karena melanggar perintah?” potong Byung Soo dan memerintah Sersan Choi menggantikan Komando Kompi dan menyuruh Dae Young pergi ke Korea.

“Kalau kalian ditanya saat kembali ke Korea. Si Jin mengajukan diri untuk  bertanggung jawab. Ingat itu,” pesan Byung Soo yang langsung pergi dengan mobilnya.



Dae Young menjumpai Si Jin. Si Jin bertanya apa kau mau pergi? Dae Young memberitahukan akan berangkat jam 21.00. Shi Jin bilang kau ingin tetap di sini. Kenapa tak bertahan di tempat kau berdiri? Dae Young membalas, ia pergi karena itu perintah bukan keinginannya. Dae Young meminta maaf karena meninggalkan Si Jin dalam keadaan yang seperti ini. Dae Young mau melapor perpindahannya. Shi Jin menunduk dan melarangnya karena saat ini ia ditahan, jadi ia bukanlah lagi atasan Dae Young.

“Setiap keputusan atasannku sudah tepat dan bisa dibenarkan dan hari ini setiap keputusan atasanku selalu dihormati.” Ucap Dae Young membuat Si Jin menatapnya. ”Sampai ketemu di Korea Kapten.” Lanjut Dae Young.

Si Jin memintanya untuk bersulang untuknya selama 72 jam. Dae young mengangguk dan memakai topinya. Si Jin berdiri bersiap.

“Aku melapor pada tanggal 24 Mei 2015, sersan Seo Dae Young diperintahkan melapor ke markas Korea. Aku akan melaksanakan perintah.” Dae Young memberi hormat dan dibalas oleh Si Jin.

Dae Young menemui Mo Yeon di ruang pemulihan pasien VIP memberitahukan pada pukul 20.50 Mo Yeon bisa menemui Si Jin selama 10 menit. Mo Yeon pun berdiri di depan ruang yang dijadikan tempat tahanan Si Jin dan berkata ini Kang Mo Yeon. Si Jin mendengarnya. Dae Young pun pergi meninggalkan kamp.


Si Jin berjalan mendekati pintu dan duduk bersandar pada dinding. Lalu tersenyum mengatakan senang melihatmu. Apa ini kunjungan resmi? Mo Yeon juga berjongkok pada dinding dan meminta maaf.

“Tidak ada yang perlu di maafkan.” Kata Si Jin. Mo Yeon memberitahu pasiennya belum sadarkan diri.

“Apa kau tak sadar jika kau terlalu mengkhawatirkan banyak pria? Jangan terlalu genit. Saat ini kau hanya boleh mengkhawatirkan aku saja. Aku baru sadar apa yang kau katakana itu benar.” Ucap Si Jin. Mo Yeon sambil menahan air matanya ia menanyakan yang mana.

“Kalau kau terlihat seksi saat di ruang operasi.” Goda Si Jin..

“Kenapa kau melakukannya? Kau adalah Kaptennya dan tak harus melanggar perintah.” Ucap Mo Yeon.

“Sudah kubilang wanita cantik, anak-anak dan orang tua harus dilindungi. Itu mottoku. Wanita cantik dan orang tua, keduanya ada di sana. Jadi aku harus melindunginya.” Jelas Si Jin.



Si Jin memuji Mo Yeon yang sangat berani hari ini. Air mata Mo Yeon tak dapat dibendung lagi hingga Si Jin mendengar isak tangisnya dari dalam bertanya apa Mo Yeon menangis? Mo Yeon menghentikan tangisnya dan tanya bagaimana keadaan Si Jin di dalam sana? Apa ada yang diperlukan Si Jin? Si Jin bilang C4 atau RDX. Mo Yeon bingung apa yang dimaksud Si Jin. Si Jin mengatakan itu bahan peledak.

“Aku tidak apa-apa sebelumnya, tapi sekarang aku ingin keluar dari sini karena sesorang.” Kata Si Jin.

“Bagaimana kau bisa bercanda di saat seperti ini?”

Si Jin tersenyum dan bilang ia tidak bercanda tapi sepertinya itu sulit. Waktu Mo Yeon habis dan memberi Si Jin selingkar obat banyak melalui celah pintu. Padahal di rak depannya terdapat banyak obat nyamuk.
Mo Yeon meninggalkan Si Jin dengan langkah yang berat. Si Jin pun merasakan Mo Yeon yang pergi. Ia merenungi nasibnya setelah ini. Mo Yeon sempat menoleh ke arah tempat Si Jin dan kembali berjalan menuju tempat bagian medis.


Si anak kecil yang keracunan timah masuk ke ruang rawat presiden Mubarat melewati penjaga yang tertidur. Pengawal yang berada di dalam membiarkannya saja. Lalu anak itu meletakan tangannya di kening presiden Mubarat dan membandingkan dengan dirinya. Dengan menggunaka bahasa Urk anak itu mengatakan pasien itu sudah tidak sakit lagi. pengawal di luar masuk menodorong anak itu. Mo Yeon masuk membela anak itu.

Sang Hyun dan Dokter Arab terbagun karena gaduh. Pengawal mendekati Presiden Mubarat bertanya apa ia bisa melihatnya. Dokter arab memeriksa keadaan presiden Mubarat dengan jari dan meminta presiden mengikuti arah gerakkan jarinya.

Sang Hyun langsung membaringkan kepalanya di meja, mengucapkan syukur karena pasiennya sudah selamat. Ia berpikir di umurnya 37 tahun semuanya berakhir. Ja Ae mengejek, pasien yang menyelematkan dokternya. Chi Hoon juga merasa bersyukur. Meski keluarganya kaya, tapi tetap saja tidak bisa menolongnya dari hal ini. Min Jin mengejek ternyata keluarga Chi Hoon tidak terlalu berpengaruh.

Sang Hyun mengambil botol minuman dari tangan Ja Ae dan mengaku ini kedua kalinya ia gemetaran di ruang operasi. Chi Hoon bertanya kapan yang pertama. Sang Hyun menjawab saat mengoperasi ibunya Ja Ae.


Seseorang datang memberitahukan kalau pasien akan dipindahkan. Semuanya berkumpul di tengah, sudah ada para tentara dan Mo Yoen serta timnya. Para tentara memberikan hormat ketika helikopter mulai mengudara.  

Di bagian atas, Woo Geum berbicara dengan Dae Young melalui telepon memberitahukan pasien VIP sudah berangkat ke kota bersama dokternya. Operasinya sukses dan mereka tampak senang. Ki Bum berusaha menguping pembicaraan. Dae Young merasa bersyukur.  Woo Geum berkata Dae Young jangan khawatir lagi dan istrirahatlah yang banyak. Woo Geum menyalakan spekeark karena ia bersama bayi yang cengeng. 

“Aku kopral Kim Ki Bum. Kenapa kau kejam sekali? Kau pergi tanpa memberitahuku,” kata Ki Bum sambil menanhan tangis.

“Lalu aku harus bagaimana? Aku menaruh kamus di lokermu. Gunakan itu untuk belajar GED-mu (ujian susulan)” kata Dae Young dan meminta Woo Geum untuk mengawasinya. Wo Geum mengerti. Ki Bum memberi hormat, Dae Young berpesan untuk terus bersemangat dan mematikan teleponnya.



Dae Young berjalan menuju ke pesawat yang mengakutnya. Langkahnya terhenti melihat Myeong Joo turun dari pesawat. Myeong Ju yang melihatnya pun sedih karena sadar Dae Young akan pergi. Keduanya saling menatap diam. Myeong Ju berjalan mendekata Dae Young.

“Hanya kau yang ingin kutemui. Tapi kau seharusnya tidak ada di sini. Kau mau ke mana? Kau mau kabur lagi?” tanya Myeong Ju. Dae Young diam saja. “Aku tanya apa kau kabur?” tegas Mo Yeon. Dae Young meletakan tasnya.

“Sersan Mayor Seo Dae Young. Aku diperintahkan…” yang langsung mendapatkan tamparan keras di pipi dari  Myeong Ju. Tapi Dae Young kembali melanjutkan perkataannya, “untuk kembali ke Korea.”

“Katakanlah itu perintah. Memintaku untuk menunggu. Katakan kau akan melakukan apa pun untuk kembali.” Rengek Myeong Ju sambil memukul-mukul Dae Young.

“Serangga di sini dangat ganas. Tetap kenakan seragammu bahkan jika kau kepanasan,” pesan Dae Young dan mengambil tasnya.



Myeong Ju menarik tangan Dae Young agar tak pergi. Akhirnya Dae Young menarik Myeong Ju untuk memeluknya. Myeong Ju bertanya apa maksud ini. apa yang diinginkan Dae Young. Dae Young meminta agar Myeong Ju menjaganya dirinya baik-baik. Lalu melepaskan pelukannya dan memberi hormat. Kemudian berjalan menuju pesawat.

“Kenapa memelukku? Kenapa menyentuhku? Pertanggungjawabkan perbuatanmu! Katamu melihatku seperti ini membuatmu sedih. Kau begitu baik ke wanita lain. Kenapa tidak padaku?” teriak Myeong Ju menangis. Dae Young tetap terus bejalan.

Bersambung ke part 2…

Komentar:   
Aku tahu bagaimana perasaan Myeong Ju. Ya siapa pun pasti kesal jika diperlakukan seperti itu. Saat kita berusaha keras untuk selalu bersama orang yang kita sayangi, e… malah orang itu samakin menghindari kita. Ditambah lagi jika sikapnya itu seakan-akan memberi harapan.

Teriakkan Myeong Ju itu sangat memilukan ada nada kecewa dan kesal. “Kenapa memelukku? Kenapa menyentuhku? Pertanggungjawabkan perbuatanmu! Katamu melihatku seperti ini membuatmu sedih. Kau begitu baik ke wanita lain. Kenapa tidak padaku?”        


       

          


Tidak ada komentar:

Posting Komentar