Shi Jin bertanya
pada Mo Yeon, apakah dia bisa menyelematkan presiden Mubarat? Mo Yeon menjawab
dengan tidak pasti dengan menjelaskan keadaan pasien. Shi Jin tidak
mempedulikan dengan diagnosa Mo Yeon.
Dengan tegas Shi Jin meminta jawaban Mo Yeon sebagai dokter. Mo Yeon melirik
pengawal Mubarat yang menondongkan senjata. Sementara Byung Soo berteriak marah
pada anak buahnya yang tidka mengikuti perintahnya.
Shi Jin tetap
menuntun jawaban dari Mo Yeon. Dengan penuh keyakinan, Mo Yoen mengatakan dapat
menyelematkan presiden Mubarat. Shi Jin mematikan walkie talkienya dan
melepaskan earphonenya sambil mengeluarkan pistolnya untuk melindungi pasien
dan tim medis. Semuanya langsung mengangkat pistol seperti bersiap untuk
menembak.
Mo Yeon berkata
ia akan membawa pasien ke ruang operasi. Pengawal Arab menyuruh mereka mundur.
Shi Jin menimpali mulai sekarang keamanan tim medis dan pasien menjadi tanggung
jawab kita. Shi Jin memerintah untuk berjaga di depan. Para tentara berjalan
melindungi tim medis. Shi Jin menegaskan, bahwa mulai sekarang kalian boleh
menembak siapa pun yang mengancam keselamatan mereka.
Pengawal Arab
berkata sambil saling menondong senjata, kalau saat ini Shi Jin lebih mengerti dengan
apa yang dilakukan Shi Jin sekarang. “Kau lakukan tugasmu. Dokter akan
menyelematkan pasiennya. Dan aku akan melindungi apa yang harus kulindungi.”
Tegas Shi Jin.
Mo Yoen
memberitahukan, akan memindahkan pasien sekarang dan mendorong tempat tidurnya.
Pasukan Shi Jin bergerak sesuai dengan arah Mo Yeon masuk ruang operasi untuk
melindunginya. Mo Yeon sempat melirik Shi Jin yang memegang pistolnya sebelum
masuk ruang operasi. Begitu juga dengan Shi Jin, ia sempat melihat Mo Yeon saat
masuk ruang operasi.
Letnan Yoon sudah
ada di mobil. Presiden Korea memberitahu pasien VIP sudah masuk ruang operasi
dan tim mereka melawan tim pengawal presidean Mubarat, bahkan saling
menondongkan senjata.
Dokter Jang
memberitahu secara medis bahwa dokter melakukan keputusan yang tepat. Suk Won dengan video call berteriak marah
kalau ini bukanlah persoalan medis. Melainkan persoalan presiden Mubarat dari
liga Arab dan berpikir jika terjadi sesuatu.
“Jika situasi
memburuk, maka pemerintah akan mendapatkan masalah dari negara di liga Arab.” Tegas
Presiden.
Di ruang operasi,
Mo Yeon berkata akan memulai melakukan operasinya. Suasana makin menegangkanan,
para pengawal arab dan tim Si Jin saling berhadapan dengan menondong senjata. Byung
Soo menyuruh Shi Jin dan Dae Young berhenti tetapi tidak ada respon dari Si Jin
maupun Dae Young. Byung Soo berteriak marah,”Kenapa kalian tak menjawabku?”
Di markas Taebaek,
anak buah Byung Soo melapor bahwa pasukan khusus telah berkumpul di tempat
latihan dengan persenjataan lengkap. Byung Soo menyela, kau pikir aku tak
mendengar itu. Ia pun menyuruh untuk
menyiapkan mobil. Byung Soo menghubungi tim Si Jin dan berkata, “FPCON
dikeluarkan karena kalian. Perang akan pecah.” Ia menyuruh yang lain
menghentikan Si Jin dan operasi Mubarat lalu menyerahkannya kepada dokternya. “Kalau
tidak aku akan ke sana dan menembak kalian semua karena melanggar perintah.”
Teriak Byung Soo.
Kembali ke ruang
operasi. Song Hyu berusaha menghentikan
Mo Yeon, “Sekali kau memulainya tidak ada jalan kembali. Kalau kau berubah
pikiran....” Mo Yoen menyela dengan menunjukan bekas sayatan pada perut
Mubarat.
“Bukannya ini
subcostal incision (pengirisan kulit untuk memfasilitasi operasi) yang besar?”
ucap Mo Yoen. Chi Hoon menambahkan kalau
itu tidak tercatat di catatan medisnya.
“Aku tahu.
Makanya jangan percaya dengan apa pun tanpa melihatnya dengan matamu sendiri,”
tegas Mo Yeon. Sang Hyun bilang itulah kenapa operasi ini berbahaya buat kita,
pasien bahkan para tentara. Mo Yeon menegaskan jika ia lepas tangan pasien ini
akan meninggal. Kita tidak punya pilihan sebagai dokter. Mo Yeon membedah perut
Mubarat.
Di luar operasi,
pengawal Arab mengatakan 1, 6 milyar orang Arab. Kau menghunuskan pisau di
jantung perdamaian. Si Jin membalas, dokter hanya mengoperasi pasien yang perlu
dioperasi. Sang Hyun berkata Mubarat pernah melakukan operasi GB (Gallbladder:
benjolan pada kandung empedu). Mo Yeon melihat terjadi adhesi antara organ,
jadi mereka harus menghilangkan lebih dulu dan melakukan langkah yang tepat.
Di layar
terdengar bunyi memberitahukan tingkat bsaturasi oksigen rendah. Ja Ae bilang
tekanan darah turun drastic dan pasien mengalami pendarahan yang parah. Chi
Hoon segera menekan kantong darah, Ja Ae berkata tekanan darah masih rendah Chi
Hoon panic kalau pasien meninggal mereka semua akan mendapatkan masalah,
padahal ia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.
Di luar ruang
operasi dengan posisi yang saling berhadapan memegang pistol.
“Jika semuanya
memburuk. Kalian akan bertanggung jawab untuk ini.” Ucap pengawal arab.
“Insya Allah.
Kita serahkan saja pada yang Maha Kuasa.” Balas Si Jin.
Sang Hyun bilang
ini tidak akan berhasil. Kita tidak punya waktu untuk ini. Lepaskan adhesinya
dan hentikan pendarahannya. Mo Yeon menyuruh lebih cepat mentranfusi darahnya
dan tetap kukuh operasi tetap dilakukan sesuai rencana awal. Mo Yeon menyuruh
Chi Hoon untuk mengambil pack 10 RBC.
Chi Hoon keluar
dengan wajah ketakutan melewati para pengawal yang masih saling berhadapan
dengan pistol.
Dae Young
mendengar suara Byung Soo menanyakan kondisi pasien. Dae Young memberitahu
pasien masih menjalani operasi. Pengawal mendengar sesuatu di earphonenya dan
terdengar suara helicopter. Dae Young melapor sepertinya dokter arabnya sudah
datang. Di dalam helicopter ada dua orang yang tampak tegang.
Terdengar suara
dari dalam ruang operasi. Sang Hyun lega karena dapat menyelesaikan semua
operasinya dan memberitahu Aneurisma-nya (pembengkakan pembuluh darah) sudah
hilang. Ja Ae juga memberitahu tekanan darah sudah stabil. Mo Yeon sempat melihat keluar dan Shi Jin juga melihat
ke arah ruang operasi. Mo Yeon berkata semuanya berjalan lancar dan mereka akan
melakukan tahap terakhir. Semuanya pun bernapas lega.
Dokter Arab memeriksa
Presiden Mubarat dan melihat bahwa operasinya berjalan lancar. Mo Yeon memberitahu pasien akan memiliki bekas operasi. Tapi
hasilnya akan lebih baik jika melihat catatan medisnya yang asli.
“Yah, pasien
harus tetap sadar agar operasinya disebut berhasil. Jika aku jadi kau, aku
pasti sangat khawatir” kata dokter Arab.
“Kalau aku
berada di sini dan khawatir dan tidak berbuat apa pun. Kau akan melihat
mayatnya sekarang.” balas Mo Yeon.
“Tapi
kemungkinannya kecil.” Ucap dokter Arab dengan mata melotot lalu keluar dari
ruangan.
Mo Yeon kesal ia
pasti tahu hal itu, lalu jatuh lemas ke lantai. Sang Hyun menyuruh Mo Yeon
untuk istrirahat, biar dia yang menjaga pasiennya. Mo Yeon bilang tidak
apa-apa, ia hanya merasa lapar saja dan menyuruh Chi Hoon makan duluan dengan
Min Ji dan Ja Ae karena mereka akan bergantian menjaganya.
Chi Hoon
mengerti. Ia takut apa yang terjadi jika pasiennya meninggal. Sang Hyun
menyahut, mereka akan terkena kasus hepatic artery aneurysm. Dan ada sedikit
perubahan sejarah di dunia.
Di ruang
presiden, Suk Woon bertanya apakah akan terjadi masalah dalam pemulihanya?
Dokter Jang memberitahu bahwa operasinya berjalan lancar, tapi bisa terjadi
pendarahan kembali atau… presiden memotong, ia tidak mau tahu itu, tapi
memerlukan hasilnya.
“Kita sudah
menghindari hal terburuk seperti konflik bersenjata. Tapi kita masih harus berdiplomatik.
Kita perlu mengambil tindakan displin terhadap orang yang bertanggung jawab.”
Ujar Presiden.
Letnan Yoon
menekan nomor menghubungi tim Si Jin. Dae Young mendengarnya dan menjawab
panggilan lewat earphonenya. Letnan Yoon memerintahkan Kapten Yoo Si Jin
dibebaskan dari jabatannya karena melanggar perintah dan menahannya di barak.
Anak buah
Si Jin terlihat lemas mendengarnya. Si Jin menatap mereka dan tahu apa konsekuensi
yang didapatnya. Ia melepaskan peluru dari pistol dan memberinya pada Dae Young.
Lalu melepaskan jaket anti pelurunya, sersan Gong Chul Ho pun mengambilnya. Woo
Geun tak sanggup melihatnya dan memalingkan wajahnya.
“Kapten Yo Si
Jin. Kau dibebas tugaskan dari jabatanmu karena melanggar perintah dan akan
ditahan di barak.” Ujar Dae Young. Si Jin menggangguk mengerti. Lalu berkata
pada pengawal arab kalau ia tidak akan lari, ia telah mendapat perintah. Dan berkata pada Dae Young untuk melanjutkan
operasi dan menggantikan dirinya.
Chi Hoon dkk sedang
makan ramen di luar dan dikawal para pengawal arab. Chi Hoon bertanya apa
mereka diawasi? Ja Ae berpikir tentu saja karena tidak mungkin mereka mau makan
ramen di sini. Min Ji menghitung dengan jarinya. Chi Hoon memberitahu ramen
yang baru diseduh belum masak. Min Jin bilang ia sedang menghitung kain kasa.
Tak ada kain kasa yang tertinggal di dalam tubuhnya, kan? Chi Hoon menjawab
dengan ragu tidak mungkin Ja Ae melakukan kesalahan. Ja Ae malah ragu dan
bertanya mereka harus menghitungnya? Membuat Chi Hoon panic dan ketakutan.
Di dalam ruang
yang sudah dijaga, Dae Young mengatakan menurut perintah Si Jin ditahan di
ruang ini. Si Jin menghela napas sambil melihat di sekitarnya, ia berharap
ditahan di ruang persedian makan. Keduanya pun tersenyum. Tiba-tiba pintu
terbuka. Shi Jin dan Dae Young langsung memberikan hormat karena Byung Soo
datang.
Byung Soo
menyuruh Dae Young untuk keluar. Setelah itu langsung menendang tulang kering
kaki Si Jin.
“Kau sudah gila.
Lihatlah kau ditahan dan mengacaukan timmu.” Teriak Byung Soo. Si Jin menunduk
meminta maaf. Byung Soo berkata kenapa kau melakukan sesuatu yang akan
disesali? Kau tahu berapa banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan mereka?
Shi Jin mengatakan ia tidak akan melawan.
“Ya, kau memant
tak harus melawan! Kau harusnya dipromosikan kalau kau tidak berbuat masalah. Kau
menghancurkan karirmu sendiri,” ucap Byung Soo.
“Aku tidak
menyesalinya. Aku yang membuat keputusan. Aku yang harus bertanggung jawab.”
Balas Si Jin dengan menatap Byung Soo lalu kembali menunduk. Byung Soo berharap
Si Jin dapat memegang ucapannya.
Dae Young
berjaga-jaga di luar. Mo Yoen datang sambil berlari menanyakan keberadaan Si
Jin. Dae Young menjawab Si Jin ditahan dan tidak bisa ditemui. Mo Yeon memohon
untuk memberinya 5 menit untuk bertemu Si Jin.
Byung Soo keluar
dan bertanya keberadaan si dokter gila yang bernama Kang Mo Yeon karena ia
ingin menemuinya. Dae Young mau menjelaskan jika pasien VIP sadar… Mo Yeon
mincul dari belakang Dae Young kalau ia dokter yang dicari Byung Soo
Di depan
kontainer medis, Byung Soo bertanya apakah pasien VIP sudah sadar. Mo Yeon
mengatakan pasien sedang dalam pengawasan. Byung Soo menimpali siapa pun bisa
bilang begitu. Bagaimana jika ia tidak sadar?
“Diagnosa dan
pengobatan adalah keputusan rasional medis.” Kata Mo Yeon.
“Kau begitu
percaya diri. Walau kau dipecat kau bisa membuka klinik kan? Karena kau begitu
terkenal” ucap Byung Soo sinis.
“Tapi kau
menghancurkan karir Si Jin. Karir 10 tahun yang telah dibangunnya menjadi
sia-sia dan dia tidak akan pernah dipromosikan. Kalau VIP tidak sadar dia akan
mendekap di penjara. Itu semua karena keputusan rasional medismu.” Tegas Byung
Soo. Mo Yeon terkejut dan terlihat sedih.
Byung Soo
berharap pasien VIP cepat sadar, dengan demikian kita akan bisa menyelematkan
karir kita. Dia pun pergi meninggalkan Mo Yeon.
Dae Yong
mengantar Byung Soo sampai ke mobil, memberitahu akan memberi laporan tiap jam.
Dae Young bilang itu tidak perlu dan menyuruh Dae Young pergi ke bandara karena
perpindahan Dae Young masih berlaku.
“Aku mengerti.
Tapi dengan absennya kapten aku….” Ucap Dae Young.
“Kau mau menjadi
sasaran kekacauan ini? kau mau dihukum karena melanggar perintah?” potong Byung
Soo dan memerintah Sersan Choi menggantikan Komando Kompi dan menyuruh Dae
Young pergi ke Korea.
“Kalau kalian
ditanya saat kembali ke Korea. Si Jin mengajukan diri untuk bertanggung jawab. Ingat itu,” pesan Byung
Soo yang langsung pergi dengan mobilnya.
Dae Young
menjumpai Si Jin. Si Jin bertanya apa kau mau pergi? Dae Young memberitahukan
akan berangkat jam 21.00. Shi Jin bilang kau ingin tetap di sini. Kenapa tak
bertahan di tempat kau berdiri? Dae Young membalas, ia pergi karena itu
perintah bukan keinginannya. Dae Young meminta maaf karena meninggalkan Si Jin
dalam keadaan yang seperti ini. Dae Young mau melapor perpindahannya. Shi Jin menunduk
dan melarangnya karena saat ini ia ditahan, jadi ia bukanlah lagi atasan Dae
Young.
“Setiap
keputusan atasannku sudah tepat dan bisa dibenarkan dan hari ini setiap
keputusan atasanku selalu dihormati.” Ucap Dae Young membuat Si Jin menatapnya.
”Sampai ketemu di Korea Kapten.” Lanjut Dae Young.
Si Jin
memintanya untuk bersulang untuknya selama 72 jam. Dae young mengangguk dan
memakai topinya. Si Jin berdiri bersiap.
“Aku melapor
pada tanggal 24 Mei 2015, sersan Seo Dae Young diperintahkan melapor ke markas
Korea. Aku akan melaksanakan perintah.” Dae Young memberi hormat dan dibalas
oleh Si Jin.
Dae Young
menemui Mo Yeon di ruang pemulihan pasien VIP memberitahukan pada pukul 20.50
Mo Yeon bisa menemui Si Jin selama 10 menit. Mo Yeon pun berdiri di depan ruang
yang dijadikan tempat tahanan Si Jin dan berkata ini Kang Mo Yeon. Si Jin
mendengarnya. Dae Young pun pergi meninggalkan kamp.
Si Jin berjalan
mendekati pintu dan duduk bersandar pada dinding. Lalu tersenyum mengatakan
senang melihatmu. Apa ini kunjungan resmi? Mo Yeon juga berjongkok pada dinding
dan meminta maaf.
“Tidak ada yang
perlu di maafkan.” Kata Si Jin. Mo Yeon memberitahu pasiennya belum sadarkan
diri.
“Apa kau tak
sadar jika kau terlalu mengkhawatirkan banyak pria? Jangan terlalu genit. Saat
ini kau hanya boleh mengkhawatirkan aku saja. Aku baru sadar apa yang kau
katakana itu benar.” Ucap Si Jin. Mo Yeon sambil menahan air matanya ia
menanyakan yang mana.
“Kalau kau
terlihat seksi saat di ruang operasi.” Goda Si Jin..
“Kenapa kau
melakukannya? Kau adalah Kaptennya dan tak harus melanggar perintah.” Ucap Mo
Yeon.
“Sudah kubilang
wanita cantik, anak-anak dan orang tua harus dilindungi. Itu mottoku. Wanita
cantik dan orang tua, keduanya ada di sana. Jadi aku harus melindunginya.”
Jelas Si Jin.
Si Jin memuji Mo
Yeon yang sangat berani hari ini. Air mata Mo Yeon tak dapat dibendung lagi
hingga Si Jin mendengar isak tangisnya dari dalam bertanya apa Mo Yeon
menangis? Mo Yeon menghentikan tangisnya dan tanya bagaimana keadaan Si Jin di
dalam sana? Apa ada yang diperlukan Si Jin? Si Jin bilang C4 atau RDX. Mo Yeon
bingung apa yang dimaksud Si Jin. Si Jin mengatakan itu bahan peledak.
“Aku tidak
apa-apa sebelumnya, tapi sekarang aku ingin keluar dari sini karena sesorang.”
Kata Si Jin.
“Bagaimana kau
bisa bercanda di saat seperti ini?”
Si Jin tersenyum
dan bilang ia tidak bercanda tapi sepertinya itu sulit. Waktu Mo Yeon habis dan
memberi Si Jin selingkar obat banyak melalui celah pintu. Padahal di rak
depannya terdapat banyak obat nyamuk.
Mo Yeon
meninggalkan Si Jin dengan langkah yang berat. Si Jin pun merasakan Mo Yeon
yang pergi. Ia merenungi nasibnya setelah ini. Mo Yeon sempat menoleh ke arah
tempat Si Jin dan kembali berjalan menuju tempat bagian medis.
Si anak kecil
yang keracunan timah masuk ke ruang rawat presiden Mubarat melewati penjaga
yang tertidur. Pengawal yang berada di dalam membiarkannya saja. Lalu anak itu
meletakan tangannya di kening presiden Mubarat dan membandingkan dengan
dirinya. Dengan menggunaka bahasa Urk anak itu mengatakan pasien itu sudah
tidak sakit lagi. pengawal di luar masuk menodorong anak itu. Mo Yeon masuk
membela anak itu.
Sang Hyun dan
Dokter Arab terbagun karena gaduh. Pengawal mendekati Presiden Mubarat bertanya
apa ia bisa melihatnya. Dokter arab memeriksa keadaan presiden Mubarat dengan
jari dan meminta presiden mengikuti arah gerakkan jarinya.
Sang Hyun
langsung membaringkan kepalanya di meja, mengucapkan syukur karena pasiennya
sudah selamat. Ia berpikir di umurnya 37 tahun semuanya berakhir. Ja Ae
mengejek, pasien yang menyelematkan dokternya. Chi Hoon juga merasa bersyukur.
Meski keluarganya kaya, tapi tetap saja tidak bisa menolongnya dari hal ini.
Min Jin mengejek ternyata keluarga Chi Hoon tidak terlalu berpengaruh.
Sang Hyun
mengambil botol minuman dari tangan Ja Ae dan mengaku ini kedua kalinya ia
gemetaran di ruang operasi. Chi Hoon bertanya kapan yang pertama. Sang Hyun
menjawab saat mengoperasi ibunya Ja Ae.
Seseorang datang
memberitahukan kalau pasien akan dipindahkan. Semuanya berkumpul di tengah,
sudah ada para tentara dan Mo Yoen serta timnya. Para tentara memberikan hormat
ketika helikopter mulai mengudara.
Di bagian atas,
Woo Geum berbicara dengan Dae Young melalui telepon memberitahukan pasien VIP
sudah berangkat ke kota bersama dokternya. Operasinya sukses dan mereka tampak
senang. Ki Bum berusaha menguping pembicaraan. Dae Young merasa bersyukur. Woo Geum berkata Dae Young jangan khawatir
lagi dan istrirahatlah yang banyak. Woo Geum menyalakan spekeark karena ia
bersama bayi yang cengeng.
“Aku kopral Kim
Ki Bum. Kenapa kau kejam sekali? Kau pergi tanpa memberitahuku,” kata Ki Bum
sambil menanhan tangis.
“Lalu aku harus
bagaimana? Aku menaruh kamus di lokermu. Gunakan itu untuk belajar GED-mu
(ujian susulan)” kata Dae Young dan meminta Woo Geum untuk mengawasinya. Wo
Geum mengerti. Ki Bum memberi hormat, Dae Young berpesan untuk terus
bersemangat dan mematikan teleponnya.
Dae Young berjalan
menuju ke pesawat yang mengakutnya. Langkahnya terhenti melihat Myeong Joo
turun dari pesawat. Myeong Ju yang melihatnya pun sedih karena sadar Dae Young
akan pergi. Keduanya saling menatap diam. Myeong Ju berjalan mendekata Dae
Young.
“Hanya kau yang
ingin kutemui. Tapi kau seharusnya tidak ada di sini. Kau mau ke mana? Kau mau
kabur lagi?” tanya Myeong Ju. Dae Young diam saja. “Aku tanya apa kau kabur?”
tegas Mo Yeon. Dae Young meletakan tasnya.
“Sersan Mayor
Seo Dae Young. Aku diperintahkan…” yang langsung mendapatkan tamparan keras di
pipi dari Myeong Ju. Tapi Dae Young
kembali melanjutkan perkataannya, “untuk kembali ke Korea.”
“Katakanlah itu
perintah. Memintaku untuk menunggu. Katakan kau akan melakukan apa pun untuk
kembali.” Rengek Myeong Ju sambil memukul-mukul Dae Young.
“Serangga di
sini dangat ganas. Tetap kenakan seragammu bahkan jika kau kepanasan,” pesan
Dae Young dan mengambil tasnya.
Myeong Ju
menarik tangan Dae Young agar tak pergi. Akhirnya Dae Young menarik Myeong Ju
untuk memeluknya. Myeong Ju bertanya apa maksud ini. apa yang diinginkan Dae
Young. Dae Young meminta agar Myeong Ju menjaganya dirinya baik-baik. Lalu
melepaskan pelukannya dan memberi hormat. Kemudian berjalan menuju pesawat.
“Kenapa
memelukku? Kenapa menyentuhku? Pertanggungjawabkan perbuatanmu! Katamu melihatku
seperti ini membuatmu sedih. Kau begitu baik ke wanita lain. Kenapa tidak
padaku?” teriak Myeong Ju menangis. Dae Young tetap terus bejalan.
Bersambung ke
part 2…
Komentar:
Aku tahu
bagaimana perasaan Myeong Ju. Ya siapa pun pasti kesal jika diperlakukan seperti
itu. Saat kita berusaha keras untuk selalu bersama orang yang kita sayangi, e…
malah orang itu samakin menghindari kita. Ditambah lagi jika sikapnya itu
seakan-akan memberi harapan.
Teriakkan Myeong
Ju itu sangat memilukan ada nada kecewa dan kesal. “Kenapa memelukku? Kenapa
menyentuhku? Pertanggungjawabkan perbuatanmu! Katamu melihatku seperti ini
membuatmu sedih. Kau begitu baik ke wanita lain. Kenapa tidak padaku?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar