Sung Joon menduduki sebuah
buku dan memegangnya. Hye Rin menelepon Hye Jin memberitahukannya kalau ia ada
di restoran. Hye Rin mengancam jika tidak mau ia bisa menemui unnie Ha Ri
meminta untuk membelikan makanan. Hye Jin pun menyerah dan menyuruhnya
menunggu. Hye Rin masuk dan bertemu dengan Sung Joon yang memegang bukunya. Hye
Rin bilang buku itu adalah miliknya.
Hye Jin tiba dan kaget melihat
Sung Joon bersalaman dengan Hye Rin. Hye Jin balik mau keluar tapi terhalang
oleh banyaknya orang yang masuk (mungkin uda waktu siang). Akhirnya, Hye Jin
bersembunyi di balik spanduk restoran. Hye Jin heran bagaimana mereka bisa
bertemu. Sung Joon membawa makanan untuk Hye Rin. Hye Rin bertanya “Bagaimana
kau mengenal kakakku? Siapa kau?” Sung Joon jawab kalau dia teman kakaknya. Hye
Jin hendak keluar membawa spanduk. Pegawai restoran menegurnya karena membawa
spanduk, Hye Jin bilang ia tidak membawa tapi tetap lari keluar hingga pelayan
itu mengikutinya. Hye Jin pun menyerahkan spanduk itu.
Di luar Hye Jin menelepon
Sung Joon mengatakan kalau Sung Joon dipanggil Ketua Redaksi. Sung Joon pun
pergi meninggalkan Hye Rin. Hye Jin masuk dengan panik bertanya, apakah Hye Rin
bilang jika kakaknya tinggal di sudut kanan adalah Kim Hye Jin? Hye Rin jawab
tidak. Hye Jin lega. Ia memberi adiknya uang dan menyuruhnya langsung pulang.
Sung Joon menemui Ketua
Kim dan bertanya apakah ia memanggilnya. Tentu saja, ketua Kim bilang aku
merasa tidak memanggilmu. Hye Jin segera menghampiri mereka dan berkata sama
Sung Joon sepertinya ia salah. Sung Joon segera minta karena salah paham pada
Ketua Kim. Ketua Kim menegur Hye Jin yang belum mencerminkan The Most. Hye Jin
hanya bisa menjawab ia.
***
Di ruang rapat, Sung Joon
memerikasa proposal setiap tim. Namun raut wajah menunjukkan ketidakpuasaan
terhadap proposal itu.
Sung Joon: Tidak adakah di
antara kalian yang menyerahkan proposal proyek yang efisien? Proposal kalian
semua seperti anak SD. Saya pikir kalian semua adalah orang hebat. Tapi kalian amatiran
yang tidak tahu apa itu 0,03 detik untuk sebuah majalah. Jika kalian tidak
dapat menarik perhatian pembaca dengan satu kalimat atau satu gambar, menjadi
majalah yang cepat laku. Mulai sekarang mari kita buat proposal yang sama tiap
rapat. Aku hanya akan menerima proposal yang hanya butuh waktu kurang 3 menit untuk
dibaca.
Sung Joon juga meminta
untuk melupakan rencana edisi spesial untuk hari jadi ke 20 dan mulai lagi dari
awal. Tentunya seluruh anggota Tim memprotes. Tapi Sung Joon berhasil
mematahkan alasan mereka.
Shin Hyuk menyarankan pada
Sung Joon, supaya kami diberi kebebasan mengeluarkan pendapat. Bukankah itu
lebih nyaman? Sung Joon bilang bila ingin nyaman kau enggak usah bekerja.
Sebaiknya di rumahnya dan bebas. Sung Joon membuang semua proposal di tong dan
meminta di rapat selanjutnya harus ada konsep baru.
Sebelum keluar ruangan,
Sung Joon tanya sama Young Joo apakah telah menghubungi James Taylor. Yoong Joo
menjawab jadwal sibuk jadi tidak memungkinkan untuk bekerja sama. Sung Joon
skeptis “Kupikir aku sudah berlebihan menilaimu.” Sung Joon menekankan kita
harus bisa bekerja sama dengan James Taylor. Biar aku menghubunginya. Tentu
semua tim semakin makin kesal dengan sikap Sung Joon.
Sung Joon sedang
mengendarai mobil dan berhenti di lampu merah. Ia membuka kaca jendela mobil
lalu memfoto langit yang tampak indah. Begitu juga dengan Hye Jin ia melakukan
hal yang sama seperti Sung Joon. Bedanya, Hye Jin diganggu Shin Hyuk yang entah
dari mana muncul tiba-tiba ada di depan kamera.
Hye Jin mengumpat
kameranya rusak. Shin Hyuk bertanya apa yang kau lihat? Apa Iron Man? Hye Jin
jawab langitnya tampak cantik. Shin Hyuk jadi ikut lihat langit juga lalu berbalik
menatap Hye Jin. Ternyata saat Hye Jin ngantuk-ngatuk di bus dan membantu
seorang nenek bahkan memberikan tempat duduknya, Shin Hyuk duduk di bangku
belakang bus. Mengingat itu, Shin Hyuk berujar lembut “Itu benar, itu cantik”.
(maksudnya Shin Hyuk, Hye Jin mempunyai hati yang cantik.
Di hotel, Hye Jin bertanya
pada orang bagian restoran, apa barang yang hilang sudah ditemukan saat
sarapan? Ini seperti MP3. Jawabnya, iya. Ha Ri mengatakan bahwa itu ditanya
petugas dan meminta kami memegangnya. Mungkin milik klien kamar 2024.
Ha Ri melihat sebuah
keluarga sedang merayakan ultah anak mereka. Dan ia teringat saat ultah pernikahan
kedua orang tua kandungnya. Ha Ri hanya
bisa mengenang semua itu.
Ha Ri duduk di luar. Hp
nya berdering telepon dari ayahnya. Mengingat kejadian semalam yang ayahnya
menampar dirinya karena bertengkar dengan bu tirinya. Ia tidak mau mengangkat
telepon. Tak lama kemudian, SMS Sung Joon masuk “Apakah tanganmu sudah sembuh?
Langitnya cantik kan? Lengkap dengan gambar langit. Ha ri menatap langit dan
membenarkan pernyataan Sung Joon.
***
Ha Ri tampak tak
bersemangat diantar pulang oleh teman prianya. Tapi langsung berubah saat
melihat Hye Jin yang mau membuang sampah. Hye Jin merepet kenapa Ha Ri memakai
rok yang pendek. Nanti orang-orang akan bergosip. Ha Ri bilang biarkan saja.
Ini kan tubuhnya.
Hye Jin dan Hari bermain
di taman sambil makan es krim. Hye Jin bercerita kalau ia hampir ketahuan
karena Hye Rin ketemu Sung Joon. Ha Ri langsung bilang kau tidak boleh
ketahuan! Hye Jin heran kenapa Ha Ri lebih takut daripadanya? Ha Ri beralasan
itu akan memalukan.
Hye Jin curhat. “Biarlah,
siapa peduli bila ia ketahuan? Tapi ketika hampir terjadi ku pikir penghinaan
apa ini? Dan hati benar-benar sedih. Aku tetaplah aku. Tapi betapa malunya dia
nanti jika dia tahu bahwa pegawai maganga yang selalu diremehkannya adalah
cinta pertamanya, Kim Hye Jin.”
Ha Ri tanya bagaimana
sejak awal kalau dia saja yang pergi menemui Sung Joon? Hye Jin malas
memikirkan hal itu. Ha Ri yang ingin tahu apa yang akan terjadi. Ha Ri ingin
membahas Sung Joon. Tapi Hye Jin bilang mulai sekarang berhenti lah
membicarakannya. Tidak bagus bila terus membicarakannya lagipula dia selalu
meremehkanku jadi lebih baik aku tak usah mengkhawtirkannya. Ha Ri mengajak
makan Tteokbokki. Hye Jin mengumal kenapa begitu banyak orang yang mau Tteokbokki
bersamanya. Siapa? Tanya Hye Jin. Ada seseorang yang konyol dan bodoh, jawab
Hye Jin.
***
Besok paginya, Hye Jin di
kamar mandi mau bersiap pergi kerja. Ia mengingat Ketua Kim menyuruhnya untuk
berpenampilan yang menceriminkan “The Most”. Ia pun sibuk merebonding rambutnya
yang keriting. Dan tahu apa yang terjadi? Sung Joon kaget setengah mati. Bukan
kaget melihat Hye Jin yang cantik tapi Hye Jin yang super menor dengan make up
tebal.
Sung Joon: Apakah kau mau
melucu?
Hye Jin: Ketua Redaksi
menyuruhku untuk berpenampilan seperti The Most. Sung Joon berteriak kesal
Hye Jin: Tunggu, apa
maksud “ah..ah…” itu? Apa? Jika aku begini dianggap lucu? Dia tidak ada
baiknya. Ia salah dibesarkan (maksudnya salah asuhan) tidak diragukan lagi
salah.
***
Joon Woo datang dengan
heboh hingga membuat Joong Yung kaget. Poong Hong Kim berkata jika itu bukan
sesuatu yang hebat, aku akan memukulmu. Dengan napas yang terengah-engah Joon
Woo menjelaskan bahwa wakil ketua redaksi berhasil bertemu dengan James Taylor.
Joon Woo: Karena pameran
Asian Tour, ia terbang dari Beijing ke Tokyo hari ini. Aku tidak tahu bagaimana
wakil ketua redaksi melaukannya tapi dia setuju untuk singgah di Korea. Dia hanya punya waktu satu jam untuk bertemu
sebelum naik pesawat lagi.
Namun semua orang tidak
percaya tidak mungkin James Taylor menyetujui proyek kerja sama dalam satu jam?
Sung Joon tiba-tiba muncul
dan berkata apakah ada atau tidak ada caranya, saya akan menanganinya jadi
jangan mengkhawatirkannya serta meminta Joong Yung memberikan materi yang
berkaitan dengan proyek James Taylor. Joon Woo juga disuruh mencarikan bahan
tambahan. Sung Joon menambahkan jika ia memerlukan seseorang yang mengemudi
mobil karena di dalam perjalanan ia akan membaca materi. Pukul 2 tunggu aku di
lantai pertama. Namun, semua orang pura-pura sibuk dan tidak mendengarkan. Sung
Joon tak kalah peduli yang meletakan saja kuncinya di atas meja dan pergi.
Setelah Sung Joon pergi,
semua saling tolak-menolak untuk mengantar Sung Joon. Shin Hyuk denga jahilnya
mendekati Hye Jin dan membisikan kalau bajunya berlubang. Hye Jin langsung
angkat tangannya sedang Shin Hyuk tersenyum menunjuk Hye Jin untuk mengantar
Sung Joon dan semuanya pun setuju.
***
Sung Joon masuk saja ke
dalam mobil dan tidak tahu siapa yang mengemudi. Di tengah perjalanan Sung Joon
melihat Hye Jin dari kaca depan mobilnya. Sung Joon bertanya, kenapa kau yang
datang? Karena semua orang sibuk, jawab Hye Jin. Sung Joon sinisme, apakah kau
bisa megemudi mobil dengan baik? Soalnya tak ada satu pun yang bisa kau lakukan
dnegan baik. Saya mendapatkan lisensi dengan skor yang sempurna baik praktek
maupun menulis, balas Hye Jin.
Suasana jadi tenang tapi
Hye Jin merasa tak nyaman. Sung Joon sibuk baca materi dari tabletnya. Hye Jin
melihat raket dan bertanya apakah kau bermain tennis? Tapi tak ada respon dari
Sung Joon. Sepanjang perjalanan Hye Jin terus saja bicara tapi Sung Joon
memintanya diam. Hye Jin bertanya lagi tapi apa kah kita akan benar-benar pergi
ke bandara Incheon? Lagi-lagi Sung Joon tidak menjawabnya karena ia
sangat-sangat fokus dengan tablet nya.
Saat mau sampai di bandara
Incheon, Sung Joon baru sadar. Sung Joon bilang seharusnya mereka pergi ke
Gimpo. Hye Jin beralasan, tadi saat aku tanya kau diam saja. Sialnya, jalanan
macet pula. Hye Jin tak habis akal, ia
keluar minta bantuan pada penjual kaki lima yang menggunakan sepeda motor. Lalu
ia menarik Sung Joon keluar dari mobil dan memintanya naik sepeda motor itu,
nanti ia akan menyusul.
Hye Jin yang baru tiba. Ia
langsung mencari Sung Joon dan bertanya apakah mereka berhasil mendapatkan
proyek itu? Kasian Hye Jin ia dikacangai melulu, Sung Joon sibuk teleponan
saja. Tapi ia dengar pembicaraan Sung Joon bahwa mereka berhasil. Hye Jin lompat-lompat
kesenangan. Namun respon Sung Joon tidak seperti yang diharapkan, ia justru
memarah-marahi Hye Jin, bagaimana kalau kita gagal? Apa kau mau bertanggung
jawab?” Hye Jin bilang tadi ia sudah bertanya sama Sung Joon mau pergi ke mana?
Sung Joon: Apakah kau tahu
orang macam apa yang kupikir benar-benar menyedihkan. Orang yang hanya bekerja
keras tetapi tidak ada yang bisa dibanggakan seperti kamu.
Hye Jin tepaku mendengar
perkataan kasar Sung Joon. Hye Jin menyuruh Sung Joon pulang duluan ia akan
mencari cara untuk kembali ke kantor. Lalu ia membuka pintu belakang mobil
untuk mengambil kantongan plastik besar yang dibeli dari si penjual kaki lima
tadi. Sung Joon melihat pintunya tak ditutup lagi. Ia keluar menutup pintu itu.
Hye Jin yang sudah tidak tahan kembali menghampiri Sung Joon dan berkata kalau
orang yang paling dibencinya adalah orang yang tak mau mendengarkan orang lain
dan meremehkan orang-orang yang tidak terampil seperti Anda. Ya, seperti Anda
Wakil Ketua Redaksi.
Hye Jin: Saya sudah
bertanya berulang kali “apakah bandara Incheon?” tetapi orang yang tidak
mendengarkan atau membalas saya adalah Anda. Jadi jika Anda tidak mengabaikan
dan meremehkan saya di setiap kesempatan yang Anda punya, ini tidak akan
terjadi. Aku merasa seperti aku harus
memberitahu kamu.
Setelah mengeluarkan
segala unek-uneknya, Hye Jin menghantam pintu mobil Sung Joon dan pergi.
***
Ha Ri tengah makan malam bersama
ayahnya. Ayahnya meminta maaf karena menampar Ha Ri. Ibu tirinya menelepon
ayah. Ayah menjawab telepon kalau hari ini ia ada janji makan malam dengan
orang lain. Ha Ri bertanya kenapa ayah tidak mengatakan makan malam bersamaku?
Itu akan terlihat aneh setelah insiden itu (pertengkaran ia dan ibu tirinya).
Ayah menjelaskan anggota keluarga kita hanya bertiga, tapi akan menjadi dua di
luar. Jadi tidak perlu membuat kesalahpahaman. Ha Ri bilang orang tidak akan
salah paham kalau ayah dan anak makan malam bersama. Jika mereka keluarga
‘nyata’.
Ayah Ha Ri: Kenapa tidak
meneleponnya dan minta maaf (sama ibu tirinya)?
Ha Ri: Apa saya harus
sekolah Tk lagi? Mereka mengajarkanku bahwa orang pertama yang salah harus
meminta maaf. Sepertinya aku salah belajar.
Ayah meminta pengertian Ha
Ri bahwa ibu tirinya berasal dari keluarga miskin dan memiliki banyak luka.
(LOL. Ayah sendiri saja tidak mengerti perasaan Ha Ri anak kandungnya) Ha Rim
alas meladeni ayah, ia pergi dan menyuruh ayah makan dengan orang yang
dianggapnya anggota keluarga.
***
Hye Jin SMS Ha Ri untuk
minum bersama kerena hari ini moodnya jelek. Hye Jin keluar kantor tapi
tertahan karena hujan lebat. Sung Joon keluar begitu saja dan sadar saat hujan
mengenainya. Ia menoleh dan melihat Hye Jin mengeluarkan payung yang sama
seperti payung yang diberi pada Ha Ri. Hye Jin tanpa sadar pergi begitu saja.
Sung Joon memanggilnya, Hye Jin pun sadar dengan payungnya. Tapi saat yang
menoleh ke belakang, Sung Joon sudah masuk kembali ke gedung.
Hye Jin singgah di warung,
memesan sebotol soju dan satu sup. Ha Ri melampiaskan rasa sedihnya dengan
berenang, menyelam dan duduk di dasar kolam dengan kaki yang ditekuk. ia
menangis di dalam kolam cukup lama.
Komentar:
Sejak menonton drama ini, saya teringat pada tulisan novelis Indonesia, Tere Liye yang berjudul Bila Semua Wanita Cantik : "Tuhan, ajarkan aku untuk memiliki hati yang cantik... tidak peduli meski orang-orang tidak pernah menyadari kecantikan hati tersebut."
Nah, inilah yang dimaksud Shin Hyuk, yang cantik itu adalah hati Hye Jin bukan langit yang sedang ditatap Hye Jin.
Ha Ri itu memang cantik dan populer, tapi dia menyimpan luka..
Komentar:
Sejak menonton drama ini, saya teringat pada tulisan novelis Indonesia, Tere Liye yang berjudul Bila Semua Wanita Cantik : "Tuhan, ajarkan aku untuk memiliki hati yang cantik... tidak peduli meski orang-orang tidak pernah menyadari kecantikan hati tersebut."
Nah, inilah yang dimaksud Shin Hyuk, yang cantik itu adalah hati Hye Jin bukan langit yang sedang ditatap Hye Jin.
Ha Ri itu memang cantik dan populer, tapi dia menyimpan luka..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar