Untung
truk itu tepat berhenti sebelum melanggar mereka. Hye Jin membawa Sung Joon ke
halte. Hye Jin cemas melihat Sung Joon kedinginan dan menawari untuk ke rumah
sakit. Tapi Sung Joon memintanya Hye Jin pulang saja. Sung Joon pun diantar
pulang oleh supir pengganti. Setelah Sung Joon pergi, Hye Jin menelepon supir
pengganti itu untuk menghidupkan pemanas mobilnya.
Sementara
Ha Ri menelepon Sung Joon karena belum datang juga. Supir pengganti itu yang
mengakat telepon dan berkata bahwa Sung Joon sedang tak sehat maka ia akan
mengantar Sung Joon pulang.
Ha
Ri buru-buru mau pergi. Ia berkata pada Shin Hyuk, nanti ia akan mejelaskannya
dan minta maaf karena harus meninggalkan Shin Hyuk. Shin Hyuk pun mengomel
untuk apa ia mengenakan pakaian ini. Eee... habis itu Shin Hyuk selfie-an.
Ha
Ri tiba di gedung apartemen Sung Joon. Ha Ri tidak tahu nomor apatermen-nya
namun ia ingat dengan pegawai yang bilang Sung Joon penghuni 502. Ha Ri
bukanlah Hye Jin yang bisa masuk begitu saja ke dalam apartemen Sung Joon.
Entah sudah berapa kali ia menekan bel dan memanggil Sung Joon hingga akhirnya
Sung Joon membuka pintu dan jatuh pingsan di pelukan Ha Ri.
Ha
Ri sibuk memasak sup di dapur. Sung Joon sadar dan berjalan ke dapur. Ha Ri
ingin memeriksa suhu badan Sung Joon, tapi Sung Joon memegang tangan Ha Rid an
mengatakan kalau panasnya sudah sedikit turun.
“Bagaimana
ia bisa ke sini?” tanya Sung Joon
“Tadi
aku menelepon. Yang mengangkat supirmu dan bilang kau tidak sehat,” jawab Hye
Jin.
“Sup nya hampir masak, pergilah berbaring.”
Sung
Joon tak menurut, ia justru meminta maaf karena membuat Ha Ri menunggu lama.
Sung Joon penasaran, “Tapi kenapa kau ingin bertemu denganku hari ini?” Ha Ri
tergagap dan mencari alasan, “Ia ingin mengembalikan jaket Sung Joon yang baru
siap di laundry. Aku khawatir kalau kau tak berpergian tanpa jaket. Sung Joon
tertawa dan bilang kalau ia punya jaket yang banyak. Jadi tak mungkin ia keluar
tanpa jaket. Ha Ri hanya berkata ia mempunyai kebiasaan untuk mengembalikan
barang yang dipinjamnya dengan cepat. Ha Ri kembali menyuruh Sung Joon untuk
beristrirahat.
***
Di
rumah Hye Jin sedang mengeringkan rambutnya. Ia teringat tadi Sung Joon
memegang pipinya dan heran “Mengapa dia melakukan itu? Hujan deras dan aku
melihat dia seperti ini…. Dan dia melakukan ini (sambil memegang pipi)
Mungkinkah aku tampak cantik?” Hahahha…. Hye Jin memukul kepalanya sendiri untuk
sadar dari sindrom tuan putri.
Hye
Jin mencemaskan Sung Joon yang kemungkinan besar demam. Ia pun membeli obat dan
berpikir bagaimana cara memberikan obat itu. Kebetulan Shin Hyuk menelepon, mengajaknya
untuk minum soju dan makan pancake. Hye Jin meminta bantuan Shin Hyuk untuk
memberikan obat pada Sung Joon. Shin Hyuk langsung ketawa, Hye Jin bilang tidak
jadi biar ia saja yang pergi dan memutuskan telepon.
Shin
Hyuk kembali menelepon Hye Jin dan mengatakan ia memberikan obat itu pada Sung
Joon, asal Hye Jin juga harus memenuhi tiga permintaannya. Hye Jin pun setuju.
***
Sup
buatan Ha Ri sudah siap tapi Sung Joon sudah tidur. Ha Ri menatap Sung Joon
dengan sayang.
Shin
Hyuk pergi ke apartemen Sung Joon dan jumpa dengan Ha Ri saat menunggu lift.
Shin Hyuk mengomel tadi ia dicampakan dan sekarang Ha Ri ada di sini. Ha Ri
bilang ia ada urusan dengan orang yang tinggal di sini dan meminta maaf pada
Shin Hyuk. Ha Ri bertanya, kenapa Shin Hyuk ke sini. Shin Hyuk juga menjawab
sama dengan Ha Ri bahwa ia juga ada urusan dengan orang yang tinggal di sini.
Shin
Hyuk memanggil-manggil Sung Joon dengan berbagai gaya konyolnya, tapi pintu tidak
juga dibuka. Shin Hyuk teringat kalau kartu kunci Sung Joon ada padanya. Shin
Hyuk masuk dan langsung memeriksa Sung Joon yang nyatanya tidur nyenyak. Shin
Hyuk melihat toples berisi puzzle yang menjadi permasalahan Hye Jin saat itu.
Shin Hyuk pun berbicara dengan Sung Joon bahwa cinta pertama Sung Joon adalah
orang selalu dipanggil ‘kau, pegawai magang’.
Shin
Hyuk mau menyiapkan bawaan yang dititipkan Hye Jin. Shin Hyuk melihat sup yang
dibuat Ha Ri dan membuka tutupnya. Ternyata aromanya sangat tengik. Shin Hyuk
membuang sup itu dan diganti dengan bubur Hye Jin.
Bagaikan
seorang perawat, Shin Hyuk merawat Sung Joon dengan mengopres dan memberinya
obat.
Keesokkannnya,
bagun tidur Sung Joon ingat Hye Jin. Dan betapa terkejutnya Sung Joon saat memikirkan Hye Jin, Shin Hyuk lah yang
muncul di apartemennya. Shin Hyuk dengan santai betanya “Kau sudah bagun?”
Sung
Joon kesal “Kenapa kau ada di sini?”
“Aku
hanya memastikan kau tidak mati. Aku mendengar semalam kau kehujanan,” ujar
Shin Hyuk.
Sung
Joon jadi tahu kalau Hye Jin yang menyuruh Shin Hyuk ke sini. Belum pudar rasa
kesalnya, ternyata Shin Hyuk memakai bajunya. Parahnya lagi Shin Hyuk juga
memakai boxer Sung Joon. Sung Joon menyuruhnya untuk melepaskan boxer nya. Eh,
dasar edan, Shin Hyuk mau melepaskannya di depan Sung Joon. Tentu, Sung Joon
bilang pakai saja dan tidak usah dikembalikan. Sung Joon hanya bisa pasrah
lihat meja yang berantakan.
***
Sung
Joon selamat dari demamnya, tapi tidak dengan Hye Jin. Karena sekarang ia bersion-bersin
di depan Ha Ri. Ha Ri mengambil obat di kotak obat namun obat demam habis. Ha
Ri mau pergi untuk membelinya. Hye Jin mencegah kalau toko obat belum buka
pagi-pagi. Ha Ri pun menawari buah dan mengambilnya di kulkas.
Hye
Jin dapat SMS dari Shin Hyuk mengabari “Cinta pertama adikku telah memakan
seluruh bubur dan menjadi lebih baik sekarang, misi selesai.”
Ha
Ri juga dapat SMS dari Sung Joon “Aku tertidur hingga tidak bisa mengantarmu
pulang. Terima kasih buburnya. Aku akan menelepon nanti.” Ha Ri bingung kenapa
bubur? Tapi mengira Sung Joon salah ketik.
***
Boxer
masih menjadi topik pembicaraan Shin Hyuk dan malapetaka bagi Sung Joon. Kenapa?
karena Shin Hyuk terus berbicara tentang boxer dan menggoda Sung Joon
benar-benar yang merasa tidak nyaman dan
mungkin malu.
Han
Sul dan Ah Reum heran melihat mereka. “Kombinasi apa ini? Apa mereka sedekat
itu?” tanya Ah Reum. “Entahlah,” jawab Han Sul. Han Sul melihat Joon Woo dan langsung menghampirinya. “Kombinasi apa
lagi ini?” ujar Ah Reum.
***
Sung
Joon berjalan di belakang Hye Jin. Ia mengingat kejadian semalam saat hujan
hingga akhirnya ia bersin. Otomastis Hye Jin berbalik dan bertanya, “Bagaimana
keadaanmu?” Sung Joon menjawab, “Sudah baikkan.” Hye Jin berbalik arah hendak pergi.
Sung Joon memanggilnya dan mengomel “ Kenapa kau menyuruh repoter Kim ke
rumahku dan membuatnya begitu menjengkelkan bagi aku? Karena di apartemenku
seperti tempat sampah…..”
Wajah
Hye Jin pun berubah aneh dan bersin mengenai wajah Sung Joon. “Acip…”Hye Jin
meminta maaf dan mengelap wajh Sung Joon denga tangan bajunya.
***
Shin
Hyuk datang menggoda Sung Joon lagi “Kenapa belum masuk? Bukan kah tadi
buru-buru. Apa kau menungguku?
“Tidak
mungkin,” jawab tegas Sung Joon. Shin
Hyuk makin senang melihat reaksi Sung Joon.
***
Semua
menghindari Hye Jin dan memakai masker karena takut tertular flu Hye Jin. Sung
Joon yang melihat itu membelikannya obat. Tapi ada saja halangan untuk
memberikan obat, mulai dari Joong Yung sampai Shin Hyuk yang tiba-tiba menempelkan
kompers di keningnya dan masker bergambar anjing. Sung Joon salah tingkah dan
kesal. Ia hanya bisa memanggil Hye Jin “Kau pegawai magang?” hahaha… terdengar
suara gongoan anjing saat Hye Jin menatap Sung Joon.
“Kenapa
kau tidak memberiku laporan?” ujar Sung Joon tergagap.
“Kita
tidak ada rapat hari ini, jadil laporan apa?” jawab Hye Jin.
“Siapa
yang meminta laporan hari ini? Laporan kemarin.”
“Laporan
kemari sudah aku berikan kemarin.”
“Aku
rasa aku belum melihatnya.”
“Semalam
aku meletakan di atas meja. Ah, akan aku buat salinannya dan membawa padamu.”
***
Sung
Joon membuang obat yang mau diberinya untuk Hye Jin. Sung Joon masuk ke lift.
Shin Hyuk memanggilnya meminta tunggu karena ia juga mau naik lift. Sung Joon
malah segaja cepat-cepat menutup pintu lift. Hahaha…Sung Joon balas dendam
karena Shin Hyuk memberikan obat pada Hye Jin duluan.
Ha
Ri menelepon Sung Joon untuk menanyakan kabarnya dan mengajaknya makan bubur
wijen ynag bisa untuk menghilangkan flu.
***
Hujan
turus deras saat Ha Ri datang ke kantor Sung Joon. Ha Ri menjulurkan tangannya
ke tengah hujan. Ia tampak bahagia mengingat masa kecilnya sat bermain hujan
bersama ibunya. Sung Joon keluar dan mengeluh hujan. Sung Joon heran melihat Ha
Ri begitu senang melihat hujan. “Kukira kau benci hujan,” ujar Sung Joon.
“Tapi
itu baik-baik saja sekarang. Itu lampu hijau.” ucap Ha Ri dan berlari
menyebrang. Sung Joon terdiam karena Ha Ri sangat berbeda dengan Hye Jin dulu.
Ha Ri berhenti menoleh ke Sung Joon “Kenapa belum jalan.”
***
Di
kantor Joon Woo membaca artikel tentang Ten yang akan menerbitkan buku baru.
para karyawan membicarakan sebenarnya Ten itu orang apa. Joon Woo bilang Ten
itu orang korea, Hong Kim bilang perancis. Ketua Kim datang di tengah perdebatan
mereka.
Hye
Jin bertanya bawang apa ini yang ada di mejanya. Semuanya menjawab tidak tahu,
kecuali Shin Hyuk yang jahil nya kuman. “Ah, itu adalah propreti kita,
rencananya akan menggunakan di pemotretan. Ini adalah bawang yang diimpor langsung
dari Italia, harganya 1.000.000 won.” Hye Jin terkejut mendengar harga bawang
yang mahal itu. Shin ketawa. Barulah Hye Jin sadar Shin Hyuk berbohong lagi.
Hye
Jin masuk ke ruangan Sung Joon membawa laporan yang diminta Sung Joon tadi.
Telepon kantor bordering, Hye Jin mengangkatnya. Tanpa sengaja Hye Jin melihat
computer Sung Joon tentang artikel bawang yang dapat mengurangi virus flu. Hye
Jin pun tahu ternyata bawang itu dari Sung Joon.
Bawang
itu ditaruh Hye Jin di atas gelas yang diisi air. Di bawang itu buat gambar
seperti wajah tersenyum. Sung Joon tersenyum melihat bawangnya. Tiba-tiba ada
paparazzi yang memotret moment itu.
“Senyum
murni Wakil Ketua Redaksi, aku telah melihatnya untuk pertama kalinya. Itu
begitu indah dan aku telah mengambil fotomu tanpa kau sadari. Sesuatu yang baik
pasti sedang terjadi. Mungkin kau sedang berkencan? Siapa wanita itu,”ucap
Ketua Kim. Sung Joon pun terkejut mendengar penilaian Ketua Kim.
Sung
Joon masuk ruangannya sambil bergumal sendiri “Tersenyum? Kapan aku tersenyum?”
Seakan-akan
menjawab pertanyaan Sung Joon, ada pesan masuk ke HP Sung Joon dari Ketua Kim lengkap dengan gambar
Sung Joon yang sedang tersenyum “Bunga ini seperti tersenyum, biarkan aku
melihat lagi di masa depan wakil ketua redaksi Ji.”
Mengapa
kau tersenyum di sana? Mengapa?, guman Sung Joon. Sung Joon menunjuk ke arah
bawang sambil berkata jangan tersenyum. Eee… taunya kepergok tatapan Hye Jin.
Sung Joon pun berpura-pura olahraga dan menutup dinding kaca dengan layar putih.
Sung Joon bertanya pada dirinya sendiri “Apa yang salah denganku?”
***
Hye
Jin lembur lagi, tapi ia mengantuk-ngantuk di depan computer hingga Sung Joon
memegang kepala Hye Jin yang hampir saja terjatuh. Tiba-tiba telepon berdering,
dengan susah payah Sung Joon meraih gagang telepon supaya diam.
Suasana
jadi menyeramkan seorang wanita berwajah putih berjalan dan menegur Sung Joon.
Sung Joon melepaskan tangannya dan berpura-pura mencari sesuatu. Sung Joon
melihat ke arah wanita itu. Ia terkaget dan membuatnya terduduk di pangkuan Hye
Jin.
Wanita
itu ternyata Ah Reum yang memakai maskaran muka. “Oh maafkan aku. Apa aku
membuatmu kaget?” tanyanya sambil melepaskan masker mukanya.
“Apa
maksudmu kaget…kaget, aku sama sekali tidak kaget. Serius!” ujar Sung Joon yang
masih ngos-ngosan mengatur napasya *haha.. yang benar saja maksudnya seriusan
kaget kali…
Hye
Jin yang dibelakangnya memegang bahu Sung Joon. Barulah dia sadar duduk di
mana. Sung Joon langsung berdiri sambil bilang“Apa aku meletakan tas ku di
sini?”
***
Di
halte pun Hye Jin masih mengantuk dan hampir ketinggalan bus. Sung Joon
melihatnya. Di bus juga keadaannya masih sama Hye Jin sampai tertidir di bahu
seorang pria yang duduk di sampingnya, pria itu langsung mengangkat bahunya dan
membuat kepala Hye Jin membentur jendela.
Pria
itu turun dan naik seorang pria yang duduk di sebelah Hye Jin sedang membaca
majalah. Pria itu justru memberikan bahunya untuk Hye Jin tidur. Hye Jin
akhirnya turun. Dan pria itu adalah Sung Joon. Sung Joon berguman “Dia tidur di
mana-mana. Tapi di mana tempat ini?” Mobil yang ditinggalkan Sung Joon kena
tilang.
Bersambung ke part 2...
Bersambung ke part 2...
Komentar:
Bawaannya
mau ketawa terus lihat tingkah Sung Joon
yang mulai perhatian sama Hye Jin. Mungkin pernyataan “kalau hati tak pernah
salah” pas menggambarkan perasaan Sung Joon. Meski Hye Jin bersembunyi, Sung
Joon dapat merasakan kehadiran Hye Jin yang ia kenal.
Sebenarnya
tanpa sadar, Sung Joon telah cemburu. Lihat saja tingkahnya sama Shin Hyuk saat
di lift seperti anak kecil. Kenapa? karena Shin Hyuk dengan mudahnya memberi
obat pada Hye Jin. Sedangkan Sung Joon sebaliknya, begitu sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar