Jumat, 23 Oktober 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 6 Part 1




 
Untung truk itu tepat berhenti sebelum melanggar mereka. Hye Jin membawa Sung Joon ke halte. Hye Jin cemas melihat Sung Joon kedinginan dan menawari untuk ke rumah sakit. Tapi Sung Joon memintanya Hye Jin pulang saja. Sung Joon pun diantar pulang oleh supir pengganti. Setelah Sung Joon pergi, Hye Jin menelepon supir pengganti itu untuk menghidupkan pemanas mobilnya.  

Sementara Ha Ri menelepon Sung Joon karena belum datang juga. Supir pengganti itu yang mengakat telepon dan berkata bahwa Sung Joon sedang tak sehat maka ia akan mengantar Sung Joon pulang.

Ha Ri buru-buru mau pergi. Ia berkata pada Shin Hyuk, nanti ia akan mejelaskannya dan minta maaf karena harus meninggalkan Shin Hyuk. Shin Hyuk pun mengomel untuk apa ia mengenakan pakaian ini. Eee... habis itu Shin Hyuk selfie-an.




Ha Ri tiba di gedung apartemen Sung Joon. Ha Ri tidak tahu nomor apatermen-nya namun ia ingat dengan pegawai yang bilang Sung Joon penghuni 502. Ha Ri bukanlah Hye Jin yang bisa masuk begitu saja ke dalam apartemen Sung Joon. Entah sudah berapa kali ia menekan bel dan memanggil Sung Joon hingga akhirnya Sung Joon membuka pintu dan jatuh pingsan di pelukan Ha Ri.

Ha Ri sibuk memasak sup di dapur. Sung Joon sadar dan berjalan ke dapur. Ha Ri ingin memeriksa suhu badan Sung Joon, tapi Sung Joon memegang tangan Ha Rid an mengatakan kalau panasnya sudah sedikit turun.

“Bagaimana ia bisa ke sini?” tanya Sung Joon
 
“Tadi aku menelepon. Yang mengangkat supirmu dan bilang kau tidak sehat,” jawab Hye Jin. 

“Sup nya hampir masak, pergilah berbaring.”

Sung Joon tak menurut, ia justru meminta maaf karena membuat Ha Ri menunggu lama. Sung Joon penasaran, “Tapi kenapa kau ingin bertemu denganku hari ini?” Ha Ri tergagap dan mencari alasan, “Ia ingin mengembalikan jaket Sung Joon yang baru siap di laundry. Aku khawatir kalau kau tak berpergian tanpa jaket. Sung Joon tertawa dan bilang kalau ia punya jaket yang banyak. Jadi tak mungkin ia keluar tanpa jaket. Ha Ri hanya berkata ia mempunyai kebiasaan untuk mengembalikan barang yang dipinjamnya dengan cepat. Ha Ri kembali menyuruh Sung Joon untuk beristrirahat.

***





Di rumah Hye Jin sedang mengeringkan rambutnya. Ia teringat tadi Sung Joon memegang pipinya dan heran “Mengapa dia melakukan itu? Hujan deras dan aku melihat dia seperti ini…. Dan dia melakukan ini (sambil memegang pipi) Mungkinkah aku tampak cantik?” Hahahha…. Hye Jin memukul kepalanya sendiri untuk sadar dari sindrom tuan putri.

Hye Jin mencemaskan Sung Joon yang kemungkinan besar demam. Ia pun membeli obat dan berpikir bagaimana cara memberikan obat itu. Kebetulan Shin Hyuk menelepon, mengajaknya untuk minum soju dan makan pancake. Hye Jin meminta bantuan Shin Hyuk untuk memberikan obat pada Sung Joon. Shin Hyuk langsung ketawa, Hye Jin bilang tidak jadi biar ia saja yang pergi dan memutuskan telepon.

Shin Hyuk kembali menelepon Hye Jin dan mengatakan ia memberikan obat itu pada Sung Joon, asal Hye Jin juga harus memenuhi tiga permintaannya. Hye Jin pun setuju.
***

Sup buatan Ha Ri sudah siap tapi Sung Joon sudah tidur. Ha Ri menatap Sung Joon dengan sayang.

Shin Hyuk pergi ke apartemen Sung Joon dan jumpa dengan Ha Ri saat menunggu lift. Shin Hyuk mengomel tadi ia dicampakan dan sekarang Ha Ri ada di sini. Ha Ri bilang ia ada urusan dengan orang yang tinggal di sini dan meminta maaf pada Shin Hyuk. Ha Ri bertanya, kenapa Shin Hyuk ke sini. Shin Hyuk juga menjawab sama dengan Ha Ri bahwa ia juga ada urusan dengan orang yang tinggal di sini.

Shin Hyuk memanggil-manggil Sung Joon dengan berbagai gaya konyolnya, tapi pintu tidak juga dibuka. Shin Hyuk teringat kalau kartu kunci Sung Joon ada padanya. Shin Hyuk masuk dan langsung memeriksa Sung Joon yang nyatanya tidur nyenyak. Shin Hyuk melihat toples berisi puzzle yang menjadi permasalahan Hye Jin saat itu. Shin Hyuk pun berbicara dengan Sung Joon bahwa cinta pertama Sung Joon adalah orang selalu dipanggil ‘kau, pegawai magang’.


Shin Hyuk mau menyiapkan bawaan yang dititipkan Hye Jin. Shin Hyuk melihat sup yang dibuat Ha Ri dan membuka tutupnya. Ternyata aromanya sangat tengik. Shin Hyuk membuang sup itu dan diganti dengan bubur Hye Jin.

Bagaikan seorang perawat, Shin Hyuk merawat Sung Joon dengan mengopres dan memberinya obat. 



Keesokkannnya, bagun tidur Sung Joon ingat Hye Jin. Dan betapa terkejutnya Sung Joon  saat memikirkan Hye Jin, Shin Hyuk lah yang muncul di apartemennya. Shin Hyuk dengan santai betanya “Kau sudah bagun?”
  
Sung Joon kesal “Kenapa kau ada di sini?”

“Aku hanya memastikan kau tidak mati. Aku mendengar semalam kau kehujanan,” ujar Shin Hyuk.    

Sung Joon jadi tahu kalau Hye Jin yang menyuruh Shin Hyuk ke sini. Belum pudar rasa kesalnya, ternyata Shin Hyuk memakai bajunya. Parahnya lagi Shin Hyuk juga memakai boxer Sung Joon. Sung Joon menyuruhnya untuk melepaskan boxer nya. Eh, dasar edan, Shin Hyuk mau melepaskannya di depan Sung Joon. Tentu, Sung Joon bilang pakai saja dan tidak usah dikembalikan. Sung Joon hanya bisa pasrah lihat meja yang berantakan.
***
Sung Joon selamat dari demamnya, tapi tidak dengan Hye Jin. Karena sekarang ia bersion-bersin di depan Ha Ri. Ha Ri mengambil obat di kotak obat namun obat demam habis. Ha Ri mau pergi untuk membelinya. Hye Jin mencegah kalau toko obat belum buka pagi-pagi. Ha Ri pun menawari buah dan mengambilnya di kulkas.

Hye Jin dapat SMS dari Shin Hyuk mengabari “Cinta pertama adikku telah memakan seluruh bubur dan menjadi lebih baik sekarang, misi selesai.”

Ha Ri juga dapat SMS dari Sung Joon “Aku tertidur hingga tidak bisa mengantarmu pulang. Terima kasih buburnya. Aku akan menelepon nanti.” Ha Ri bingung kenapa bubur? Tapi mengira Sung Joon salah ketik.
***


Boxer masih menjadi topik pembicaraan Shin Hyuk dan malapetaka bagi Sung Joon. Kenapa? karena Shin Hyuk terus berbicara tentang boxer dan menggoda Sung Joon benar-benar  yang merasa tidak nyaman dan mungkin malu.

Han Sul dan Ah Reum heran melihat mereka. “Kombinasi apa ini? Apa mereka sedekat itu?” tanya Ah Reum. “Entahlah,” jawab Han Sul. Han Sul melihat Joon Woo  dan langsung menghampirinya. “Kombinasi apa lagi ini?” ujar Ah Reum.
***



 Sung Joon berjalan di belakang Hye Jin. Ia mengingat kejadian semalam saat hujan hingga akhirnya ia bersin. Otomastis Hye Jin berbalik dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” Sung Joon menjawab, “Sudah baikkan.” Hye Jin berbalik arah hendak pergi. Sung Joon memanggilnya dan mengomel “ Kenapa kau menyuruh repoter Kim ke rumahku dan membuatnya begitu menjengkelkan bagi aku? Karena di apartemenku seperti tempat sampah…..”

Wajah Hye Jin pun berubah aneh dan bersin mengenai wajah Sung Joon. “Acip…”Hye Jin meminta maaf dan mengelap wajh Sung Joon denga tangan bajunya.
***

Shin Hyuk datang menggoda Sung Joon lagi “Kenapa belum masuk? Bukan kah tadi buru-buru. Apa kau menungguku?

“Tidak mungkin,” jawab tegas Sung Joon. Shin Hyuk makin senang melihat reaksi Sung Joon.
***



Semua menghindari Hye Jin dan memakai masker karena takut tertular flu Hye Jin. Sung Joon yang melihat itu membelikannya obat. Tapi ada saja halangan untuk memberikan obat, mulai dari Joong Yung sampai Shin Hyuk yang tiba-tiba menempelkan kompers di keningnya dan masker bergambar anjing. Sung Joon salah tingkah dan kesal. Ia hanya bisa memanggil Hye Jin “Kau pegawai magang?” hahaha… terdengar suara gongoan anjing saat Hye Jin menatap Sung Joon.

“Kenapa kau tidak memberiku laporan?” ujar Sung Joon tergagap.

“Kita tidak ada rapat hari ini, jadil laporan apa?” jawab Hye Jin.

“Siapa yang meminta laporan hari ini? Laporan kemarin.”

“Laporan kemari sudah aku berikan kemarin.”

“Aku rasa aku belum melihatnya.”

“Semalam aku meletakan di atas meja. Ah, akan aku buat salinannya dan membawa padamu.”
***

Sung Joon membuang obat yang mau diberinya untuk Hye Jin. Sung Joon masuk ke lift. Shin Hyuk memanggilnya meminta tunggu karena ia juga mau naik lift. Sung Joon malah segaja cepat-cepat menutup pintu lift. Hahaha…Sung Joon balas dendam karena Shin Hyuk memberikan obat pada Hye Jin duluan.

Ha Ri menelepon Sung Joon untuk menanyakan kabarnya dan mengajaknya makan bubur wijen ynag bisa untuk menghilangkan flu.
***



Hujan turus deras saat Ha Ri datang ke kantor Sung Joon. Ha Ri menjulurkan tangannya ke tengah hujan. Ia tampak bahagia mengingat masa kecilnya sat bermain hujan bersama ibunya. Sung Joon keluar dan mengeluh hujan. Sung Joon heran melihat Ha Ri begitu senang melihat hujan. “Kukira kau benci hujan,” ujar Sung Joon.

“Tapi itu baik-baik saja sekarang. Itu lampu hijau.” ucap Ha Ri dan berlari menyebrang. Sung Joon terdiam karena Ha Ri sangat berbeda dengan Hye Jin dulu. Ha Ri berhenti menoleh ke Sung Joon “Kenapa belum jalan.”
***

Di kantor Joon Woo membaca artikel tentang Ten yang akan menerbitkan buku baru. para karyawan membicarakan sebenarnya Ten itu orang apa. Joon Woo bilang Ten itu orang korea, Hong Kim bilang perancis. Ketua Kim datang di tengah perdebatan mereka.       

Hye Jin bertanya bawang apa ini yang ada di mejanya. Semuanya menjawab tidak tahu, kecuali Shin Hyuk yang jahil nya kuman. “Ah, itu adalah propreti kita, rencananya akan menggunakan di pemotretan. Ini adalah bawang yang diimpor langsung dari Italia, harganya 1.000.000 won.” Hye Jin terkejut mendengar harga bawang yang mahal itu. Shin ketawa. Barulah Hye Jin sadar Shin Hyuk berbohong lagi.


Hye Jin masuk ke ruangan Sung Joon membawa laporan yang diminta Sung Joon tadi. Telepon kantor bordering, Hye Jin mengangkatnya. Tanpa sengaja Hye Jin melihat computer Sung Joon tentang artikel bawang yang dapat mengurangi virus flu. Hye Jin pun tahu ternyata bawang itu dari Sung Joon.

Bawang itu ditaruh Hye Jin di atas gelas yang diisi air. Di bawang itu buat gambar seperti wajah tersenyum. Sung Joon tersenyum melihat bawangnya. Tiba-tiba ada paparazzi yang memotret moment itu.

“Senyum murni Wakil Ketua Redaksi, aku telah melihatnya untuk pertama kalinya. Itu begitu indah dan aku telah mengambil fotomu tanpa kau sadari. Sesuatu yang baik pasti sedang terjadi. Mungkin kau sedang berkencan? Siapa wanita itu,”ucap Ketua Kim. Sung Joon pun terkejut mendengar penilaian Ketua Kim.

Sung Joon masuk ruangannya sambil bergumal sendiri “Tersenyum? Kapan aku tersenyum?”
Seakan-akan menjawab pertanyaan Sung Joon, ada pesan masuk ke HP Sung  Joon dari Ketua Kim lengkap dengan gambar Sung Joon yang sedang tersenyum “Bunga ini seperti tersenyum, biarkan aku melihat lagi di masa depan wakil ketua redaksi Ji.”


Mengapa kau tersenyum di sana? Mengapa?, guman Sung Joon. Sung Joon menunjuk ke arah bawang sambil berkata jangan tersenyum. Eee… taunya kepergok tatapan Hye Jin. Sung Joon pun berpura-pura olahraga dan menutup dinding kaca dengan layar putih. Sung Joon bertanya pada dirinya sendiri “Apa yang salah denganku?”
***



Hye Jin lembur lagi, tapi ia mengantuk-ngantuk di depan computer hingga Sung Joon memegang kepala Hye Jin yang hampir saja terjatuh. Tiba-tiba telepon berdering, dengan susah payah Sung Joon meraih gagang telepon supaya diam.


Suasana jadi menyeramkan seorang wanita berwajah putih berjalan dan menegur Sung Joon. Sung Joon melepaskan tangannya dan berpura-pura mencari sesuatu. Sung Joon melihat ke arah wanita itu. Ia terkaget dan membuatnya terduduk di pangkuan Hye Jin.

Wanita itu ternyata Ah Reum yang memakai maskaran muka. “Oh maafkan aku. Apa aku membuatmu kaget?” tanyanya sambil melepaskan masker mukanya.

“Apa maksudmu kaget…kaget, aku sama sekali tidak kaget. Serius!” ujar Sung Joon yang masih ngos-ngosan mengatur napasya *haha.. yang benar saja maksudnya seriusan kaget kali…

Hye Jin yang dibelakangnya memegang bahu Sung Joon. Barulah dia sadar duduk di mana. Sung Joon langsung berdiri sambil bilang“Apa aku meletakan tas ku di sini?”
***


Di halte pun Hye Jin masih mengantuk dan hampir ketinggalan bus. Sung Joon melihatnya. Di bus juga keadaannya masih sama Hye Jin sampai tertidir di bahu seorang pria yang duduk di sampingnya, pria itu langsung mengangkat bahunya dan membuat kepala Hye Jin membentur jendela.


Pria itu turun dan naik seorang pria yang duduk di sebelah Hye Jin sedang membaca majalah. Pria itu justru memberikan bahunya untuk Hye Jin tidur. Hye Jin akhirnya turun. Dan pria itu adalah Sung Joon. Sung Joon berguman “Dia tidur di mana-mana. Tapi di mana tempat ini?” Mobil yang ditinggalkan Sung Joon kena tilang. 
Bersambung ke part 2...

Komentar:
Bawaannya mau ketawa  terus lihat tingkah Sung Joon yang mulai perhatian sama Hye Jin. Mungkin pernyataan “kalau hati tak pernah salah” pas menggambarkan perasaan Sung Joon. Meski Hye Jin bersembunyi, Sung Joon dapat merasakan kehadiran Hye Jin yang ia kenal.
Sebenarnya tanpa sadar, Sung Joon telah cemburu. Lihat saja tingkahnya sama Shin Hyuk saat di lift seperti anak kecil. Kenapa? karena Shin Hyuk dengan mudahnya memberi obat pada Hye Jin. Sedangkan Sung Joon sebaliknya, begitu sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar