Kamis, 29 Oktober 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 10 Part 2





Sepanjang jalan Hye Jin terus saja bertanya sampai akhirnya Shin Hyuk bilang ia terjatuh dari sepeda motor. Hye Jin membenarkan, tiap melihat Shin Hyuk naik sepeda motor tampak berbahaya. Hye Jin pun meminta kuncinya, supaya Shin Hyuk tak usah lagi mengemudi sepeda motor. Shin Hyuk tertawa dan menyingkirkan tangan Hye Jin. Hey Jin merentangkan tangan menghalangi Shin Hyuk. Lari dari topic tiba-tiba Shin Hyuk bilang “Jackson, kau mau kencan denganku?” tentu Hye Jin bingung.

“Kalau tidak, ya jangan kau lakukan. Buat hatiku berdebar saja.”

“Hei, bercanda lagi! Dengar ya, reporter sinting!     


Hye Rin berpesan sam Sung Joon jangan memberitahukan Eonie-nya kalau ia ketemuan sama Sung Joon. Sung Joon mengunci mulutnya.


Atasan Ha Ri bilang berkat bantuan Ha Ri pada bule tadi, meetingnya berhasil jadi dia merekomendasikan Ha Ri. Ternyata bule seorang CEO IT. Dia membatalkan Workshopnya di Hongkong dan memilih hotel Ara.


Madam Rara berteriak histeris karena jas yang mau dipakai Sung Joon untuk meeting ketinggalan di kantor.Rara menyuruh anak buahnya menghubungi Sung Joon tapi tak diangkat. Rara pun meminta untuk salah satu dari mereka mengantarkan jas ini ke rumah Sung Joon. Hahaha.. semaunya pada kabur. Masuklah Hye Jin yang sedang membawa bawang Bombay-nya dengan santainya. Madam Rara menyuruh Hye Jin mengantar jas ini kepada Sung Joo tak peduli apapun yang terjadi.

Hye Jin menitipkan jas itu pada sekuriti apartemen Sung Joon dan mengatakan bahwa ini dari staf perusahaannya yang bernama Han Sul.

“Kim Hye Jin?” suara Sung Joon dari belakang Hye Jin.

“Pemred menyuruhku membawa ini (jas) untuk Anda.”

“Dia sudah menghubungiku.”

“Kalau begitu permisi, sampai jumpa Senin besok.”

“Minum the dulu sebelum pulang.” Tawar Sung Joon. Hye Jin menolaknya. “Aku membuatmu canggung?” Hye Jin menyangkal. “kalau begitu minumlah teh bersamaku.” (hahah… Hye Jin sulit lepas dari Sung Joon ya)



Sekarang Hye Jin gemetaran sampai-sampai meminum teh panas sekali teguk. Sung Joon bilang itu panas. Hye Jin membalas, tidak apa-apa kerongkonganku kuat. Jadi makasih tehnya (padahal suara Hye Jin uda aneh gitu). Hye Jin berniat pamit.

“Duduklah, ada yang ingin kukatakan padamu.” Pinta Sung Joon. Hye Jin kembali duduk. “Tambah secangkir lagi tapi kali ini jangan langsung diminum ya.”

Sepertinya Hye Jin sangat sensitif dengar kata ‘kemarin’ keluar dari mulut Sung Joon karena sekarang ia memotongnya perkataan Sung Joon.

“Aku tahu. Kau datang karena khawatir sebagai rekan kerja. Kalau akau tahu bahwa salah satu dari timku kecelakaan, aku pun pasti akan datang.”

“Bagiku tidak. Itu karena Kim Hye Jin, makanya aku menyusul ke sana. Mulanya aku agak terganggu tapi pada saat tertentu, entah kapan pastinya aku tak tahu. Ketika kita bicara, aku merasa kita sering menghabiskan waktu bersama. Makin kuperhatikan, aku merasa jadi orang yang jahat, aku bahkan pernah tidak suka padamu tapi kemarin malam aku menyadarinya. Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal lagi, aku sangat terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat.”   

Bagaikan kena setrum, Hye Jin makin gemetaran bahkan saat minum malah tumpah mengenai bajunya. Sung Joon menyuruh Hye Jin mengganti bajunya.


Shin Hyuk datang ke kantor dan heran kenapa Hye Jin tak tampak? Hye Jin ke rumah Sung Joon mengantar jas, jawab salah karyawan.

Hye Jin sudah berganti pakaian, tapi ia mondar-mandir di kamar mandi. Sepertinya dia gelisah memikirkan pengakuan Sung Joon. Hingga Sung Joon mengedor pintu kenapa belum keluar?


Hye Jin pun keluar dan hendak langsung pulang, namun Sung Joon menarik tangannya. Sung Joon bilang kaos nya besar dan menggulung lengan kaos itu.

“Membuatmu canggung, aku minta maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran). Aku hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena kau mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku sendiri.”

Sung Joon melihat heran Hye Jin yang sudah berkaca-kaca dan mata memerah. Sung Joon bertanya ada apa? Apa aku berbuat salah? Hye Jin berkata matanya kelilipan. Aku pamit dulu. Sung Joo memintanya menunggu ambil kunci mobil, biar dia yang mengantar Hye Jin pulang.

Kali ini Hye Jin tak menuruti, ia pergi keluar dari apartemen Sung Joon dengan berbagai perasaan yang tertahan. Sung Joon memegang baju Hye Jin yang tertinggal di kamar mandi. Bel apartemen Sung Joon berbunyi. Sung Joo yang mengira Hye Jin kembali lagi, ternyata harus gigit jari karena Shin Hyuk lah yang berdiri di depannya. Dengan kesal Sung Joon bertanya.

“Kenapa kau kemari?”

Iya nih, kok bisa akhirnya kemari lagi?” kata Shin Hyuk sambil nyelonong masuk ke dalam dengan alasan ia sangat haus.


Sung Joon yang tahu betul kenapa Shin Hyuk datang ke apartemennya langsung bertanya “Kau ini siapa? Memangnya kau itu penjaga Kim Hye Jin? Kenapa kau terus mengikutinya?”

“Ya, Anda bisa menyebutku penjaganya, karena kami punya hubungan oppa dan dongseng. Kalau Anda?”

Shin Hyuk pun tak mau kalah. “Anda siapanya Kim Hye Jin? Ksatria yang menyelamatkannya kala hujan saat dia dalam bahaya? Anda terlihat keren. Kukira Anda sedang syuting film.”

“Tak seperti orang lain, aku tak menutupi perasaanku dengan lelucon, seperti orang pengecut.” Sekakmat, Shin Hyuk tak bisa berkutik lagi.

“Aku minumnya di rumahnya saja. Sampai jumpa.”
***



Han Sul menggurutu dalam hati “Okelah, dia tidak bertingkah seperti anak orang kaya. Masa iya kita datang ke tempat seperti ini? Hahha… Han Sul terus mengelap hidungnya ynag meler karena kepedesan. Melihat itu, Joon Woon bilang lain kali ia akan datang bersama orang lain. Han Sul langsung berpura-pura suka. Ia memakan dengan lahapnya. Jadi jangan datang dengan orang lain.

Han Sul protes saat Joon Woon mengambil semua tisu bekas milernya. Joon Woo berkata taka pa-apa. Kan punyamu? Mendengar hal itu Han Sul meminta penjelasan “Kau suka padaku?” Joon Woo menjawab “Iya. Kau tak tahu?”
***
Shin Hyuk benar-benar orang yang aneh. Dia memberitahukan pada Ha Ri bahwa Hye Jin sudah tahu kalau Ha Ri menjadi diri Hye Jin dan bertemu dengan Sung Joon. Jadilah, Ha Ri galau semesta. Ha Ri lama sekali berada di depan rumah dan memikirkan ucapan Shin Hyuk. “Dia (Hye Jin) bilang akan menunggumu, jadi kau bisa katakana padanya dulu dan kau bisa punya alasan untuk hal itu.”


Ha Ri masuk ke rumah saat, Hye Jin memandnag sepatunya yang telah diperbaiki Ha Ri.

“Sedang apa?” tanya Ha Ri.

“Berdiam diri,” jawab Hye Jin. “Kau sudah makan?”

“Iya, sudah jam berapa sekarang?” ucap Ha Ri. “Hye Jin-a besok aku akan kembali ke tempatku. Hingga besok, tunggulah. Hanya satu hari lagi. Hye Jin-a makasih karena sudah mau menungguku dan membiarkan aku menjadi dirimu.”     


Besoknya, Hye Jin melakukan interview yang sempat tertunda. Penulis itu menyukai pertanyaan Hye Jin yang tak seperti biasa. Seperti Hye Jin tahu banyak tentang dongeng. Hye Jin bilang sebenarnya cita-cita saya waktu kecil menjadi penulis anak-anak. Jadi saya iri dengan karya Anda. Penulis itu memberi semangat untuk Hye Jin mewujudkan cita-citanya dengan memberi bukunya yang berjudul “Kisah Patjwi” (Cinderella ala Korea). “Semoga kau akan terus mengejar mimpimu” pesan penulis itu yang ternyata bernama Lee Eu Eun.


Di tempat yang dikelilingi ilalang yang indah itu, Hye Jin membaca buku itu.


Hye Jin mampir ke pameran Renoir dan berdiri di depan lukisan yang punya kenangan baginya. Sung Joon juga datang dan berdiri di sebelahnya. Saat ia berbalik, barulah ia tahu ada Sung Joon. Sung Joon bertanya 
“Kau lihat lukisan?” Hye Jin kalau dia baru habis interview dan meliha poster di halte kemarin.”

“Bagimana interview pertamamu, lancar?”

“Bagus tidak ya? Yah, yang pasti aku akan mencoba menulis artikel yang bagus.”

Sekelompok anak TK lewat dan bilang kalau syalnya Sung Joon sama seperti punya mereka. “Ahjussi, Anda pakai karena ingusan juga ya?” Sung Joon bilang tidak sambil melepaskan syalnya.

Hye Jin membela ”Anak-anak  kurasa kalian tidak tahu yang dia kenakan itu sangat modis. Hanya cocok kalau Ahjussi yang pakai. Tahu tidak?” Sung Joon tersenyum dna kembali memakai syalnya.

“Nuna, kenapa Anda membela Ahjussi?” Anak-anak itu bersorak kalau Hye Jin cinta-cintaan sama Sung Joon. 

“Cinta jidatmu? Sana! Sana!” emosi Hye Jin. Hye Jin benar-benar kepanasan. Sung Joon senyam-senyum.



Sepasang kekasih meminta tolong pada Hye Jin untuk mengambil foto mereka. Hye Jin yang baik hati pun bersedia. Setelah selesai mereka menawarkan untuk memfoto Hye Jin dan Sung Joo. Hye Jin menolak. Tapi tentunya Sung Joon tak mau melepaskan kesempatan ini. Ia memberikan HP nya pada mereka.

Sung Joon menawarkan untuk mengantar Hye Jin pulang. Namun Hye Jin bilang dia mampir ke perpus dan kantor sebnetar. Aku harus memilah artikel ke catatanku dari interview tadi.

“Kalau begitu sampai jumpa senin.”

“Wapemred, sampai jumpa besok.”

Sung Joon heran karena besok hari minggu. (maksudnya besok Sung Joon akan bertemu dengan dirinya sebagai teman kecilnya).

Ha Ri menelepon menanyakan apa nanti malam Sung Joon ada waktu. Sung Joo bilang dia ada rapat sampai larut malam. Sung Joon mengusulkan besok saja, tapi tidak jadi dan mengatakan walau larut malam, kita ketemuan saja hari ini. Ada yang mau kukatakan padamu (wow… sepertinya Sung Joon mau bicara soal Hye Jin).


Rapat Sung Joon bersama berjalan dengan lancar. Ha Ri tampak bersiap-siap untuk ketemuan sama Sung Joon. Hye Jin ke kantor dna melihat Shin Hyuk naik lift. Masuk ke dalam ruangan ada Poong Ho. Hye Jin bertanya apa Poong Ho baru pulang dari perjalanan dinas? Poong Ho mengeluh karena mengunjungi resort mewah dan bertanya ngapai Hye Ji ke kantor saat tak deadline? Hye Jin berkata ia baru selesai interview dan mau memilah catatan.


Poong Ho bilang mereka mengira Hye Jin kecelakaan. Shin Hyuk menyusulmu karena khawatir kecelakaan. Shin Hyuk pasti bikin kesepakatan denganmu. Hye Jin memastikan lagi ke mana Shin Hyuk pergi. Poong Ho berkata Shin Hyuk pergi menyusulmu ke Yadong-dong. Dia pergi secepat kilat melebihi Usain Bolt. Enggak ketemu?


Hye Jin mengingat kalau ShIn Hyuk hari itu datang menjemputnya dengan mobil. Ditambah Shin Hyuk yang terluka karena jatuh dari motor. Hye Jin mengejar Shin Hyuk untuk mengkonfrontasi.

“Malam itu kau apa datang?”

“Kau lagi ngomong apa?”

“Yadong-dong. Kudengar kau menyusulku. Apa malam itu kau kecelakaan dengan motormu? Kau terluka gara-gara menyusulku?

Sung Joon berteleponan dengan Ha Ri mengabarkan kalau dia sudah selesai meeting. “Kau ada di mana?” Ha Ri menjawab kalau dia masih ada kerjaan dan pasti datang. Lalu kita kembali lagi pada Hye Jin yang terus bertanya pada Shin Hyuk.
 
Shin Hyuk benar. ”Iya, benar. Aku terluka saat menyusulmu, Jackson. Kenapa? kau kepikran? Baiklah, merasalah begitu. Pikirkan terus dan merasa kasihanlah padaku. Aku juga ingin diperhatikan.”


Hye Jin mau bicara sesuatu tapi Shin Hyuk telah mengeluarkan kartus AS nya. Rekaman suara Hye Jin yang berjanji akan mengabulkan 3 permintaan Shin Hyuk.


“Permintaan terakhir akan kugunakan hari ini. Permintaanku adalah ini.” Shin Hyuk memeluk Hye Jin. “Aku tak menganggapmu sebagai teman. Aku tak pernah bisa jadi teman.



Dan apa yang terjadi dengan Ha Ri? Sung Joon memanggilnya dengan nama aslinya “Min Ha Ri”. Ha Ri pun berbalik dan terkejuta melihat Sung Joon. Sung Joon mendekatinya “Min Ha Ri, kau siapa?”
Bersambung ke episode 11…

Komentar:
Hmmm, makin seru saja alur ceritanya. Wow... cara Sung Joon menyatakan perasaannya itu keren banget. Enggak menggunakan kata “Aku menyukaimu” atau “Aku mencintaimu” tapi “… aku sangat terganggu olehmu Kim Hye Jin..” 

“Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal lagi, aku sangat terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat. Membuatmu canggung, aku minta maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran). Aku hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena kau mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku sendiri.”

Ini membuktikan bahwa Sung Joon menyukai Kim Hye Jin yang sekarang tanpa embel-embel ‘teman kecil’. Bahkan soal ini mau ia bicarakannya sama Ha Ri yang ia pikir adalah Kim Hye Jin, teman kecilnya. 

Kim Hye Jin, dia perempuan yang sangat cantik. Kecantikkan yang terpancar dari hatinya, kepribadiannya, dan pola pikirnya yang membuat wajahnya benar-benar bersinar. Bahkan dia sendiri tak menyadari betapa cantik dirinya. Hal itu diakui oleh adiknya sendiri, meski mereka sering bertengkar. Shin Hyuk juga berulang kali bilang Hye Jin itu cantik dulu maupun sekarang. Pastinya Sung Joon juga berpendapat seperti itu.

Kalau dipikir-pikir lagi sudah berapa kali coba Shin Hyuk mengungkapkan perasaannya. Tapi sayangya Hye Jin menanggapinya sebagai candaan. Kenapa? karena Shin Hyuk untuk orang yang paling ‘aneh’. Orang lain tak tahu kapan dia benar-benar serius. Salah siapa coba? Hye Jin? saya? Owalah, siapa suruh jadi orang banyak slengannya.    

Beda banget kan sama Sung Joon, orang yang super serius dan super fokus tak peduli mau itu urusan pekerjaan maupun percintaan. Dia akan mengejar sampai dapat entah itu ia terjatuh dan terluka yang penting ia harus mencapai tujuannya. Dan Sung Joon hanya bisa bercanda dan terbuka dengan orang yang benar-benar dekatnya.

Hahaha, Sung Joo dan Hye Jin menganut aliran yang sama dengan saya “Jodoh terbaik adalah orang yang paling dekat dengan kita”, kalimat yang paling sering saya katakan pada sahabatnya setiap kali curhat soal jodoh. Meski dia berjarak beribu-ribu kilometer dengan kita, kalau namanya jodoh, pasti tangan Tuhan akan mendekatinya, percayalah.  

Owalah, komentarnya sudah ngawur. Ya sudah lah sampai di sini saja. Sampai ketemu di episode 11 ya.   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar