Sepanjang jalan Hye Jin terus
saja bertanya sampai akhirnya Shin Hyuk bilang ia terjatuh dari sepeda motor.
Hye Jin membenarkan, tiap melihat Shin Hyuk naik sepeda motor tampak berbahaya.
Hye Jin pun meminta kuncinya, supaya Shin Hyuk tak usah lagi mengemudi sepeda
motor. Shin Hyuk tertawa dan menyingkirkan tangan Hye Jin. Hey Jin merentangkan
tangan menghalangi Shin Hyuk. Lari dari topic tiba-tiba Shin Hyuk bilang
“Jackson, kau mau kencan denganku?” tentu Hye Jin bingung.
“Kalau tidak, ya jangan kau
lakukan. Buat hatiku berdebar saja.”
“Hei, bercanda lagi! Dengar ya,
reporter sinting!
Hye Rin berpesan sam Sung Joon
jangan memberitahukan Eonie-nya kalau ia ketemuan sama Sung Joon. Sung Joon
mengunci mulutnya.
Atasan Ha Ri bilang berkat
bantuan Ha Ri pada bule tadi, meetingnya berhasil jadi dia merekomendasikan Ha
Ri. Ternyata bule seorang CEO IT. Dia membatalkan Workshopnya di Hongkong dan
memilih hotel Ara.
Madam Rara berteriak histeris
karena jas yang mau dipakai Sung Joon untuk meeting ketinggalan di kantor.Rara
menyuruh anak buahnya menghubungi Sung Joon tapi tak diangkat. Rara pun meminta
untuk salah satu dari mereka mengantarkan jas ini ke rumah Sung Joon. Hahaha..
semaunya pada kabur. Masuklah Hye Jin yang sedang membawa bawang Bombay-nya dengan
santainya. Madam Rara menyuruh Hye Jin mengantar jas ini kepada Sung Joo tak
peduli apapun yang terjadi.
Hye Jin menitipkan jas itu pada
sekuriti apartemen Sung Joon dan mengatakan bahwa ini dari staf perusahaannya
yang bernama Han Sul.
“Kim Hye Jin?” suara Sung Joon
dari belakang Hye Jin.
“Pemred menyuruhku membawa ini
(jas) untuk Anda.”
“Dia sudah menghubungiku.”
“Kalau begitu permisi, sampai
jumpa Senin besok.”
“Minum the dulu sebelum pulang.”
Tawar Sung Joon. Hye Jin menolaknya. “Aku membuatmu canggung?” Hye Jin
menyangkal. “kalau begitu minumlah teh bersamaku.” (hahah… Hye Jin sulit lepas
dari Sung Joon ya)
Sekarang Hye Jin gemetaran
sampai-sampai meminum teh panas sekali teguk. Sung Joon bilang itu panas. Hye
Jin membalas, tidak apa-apa kerongkonganku kuat. Jadi makasih tehnya (padahal
suara Hye Jin uda aneh gitu). Hye Jin berniat pamit.
“Duduklah, ada yang ingin
kukatakan padamu.” Pinta Sung Joon. Hye Jin kembali duduk. “Tambah secangkir
lagi tapi kali ini jangan langsung diminum ya.”
Sepertinya Hye Jin sangat
sensitif dengar kata ‘kemarin’ keluar dari mulut Sung Joon karena sekarang ia memotongnya
perkataan Sung Joon.
“Aku tahu. Kau datang karena
khawatir sebagai rekan kerja. Kalau akau tahu bahwa salah satu dari timku
kecelakaan, aku pun pasti akan datang.”
“Bagiku tidak. Itu karena Kim Hye
Jin, makanya aku menyusul ke sana. Mulanya aku agak terganggu tapi pada saat
tertentu, entah kapan pastinya aku tak tahu. Ketika kita bicara, aku merasa
kita sering menghabiskan waktu bersama. Makin kuperhatikan, aku merasa jadi
orang yang jahat, aku bahkan pernah tidak suka padamu tapi kemarin malam aku
menyadarinya. Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal lagi, aku sangat
terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat.”
Bagaikan kena setrum, Hye Jin
makin gemetaran bahkan saat minum malah tumpah mengenai bajunya. Sung Joon
menyuruh Hye Jin mengganti bajunya.
Shin Hyuk datang ke kantor dan
heran kenapa Hye Jin tak tampak? Hye Jin ke rumah Sung Joon mengantar jas,
jawab salah karyawan.
Hye Jin sudah berganti pakaian,
tapi ia mondar-mandir di kamar mandi. Sepertinya dia gelisah memikirkan
pengakuan Sung Joon. Hingga Sung Joon mengedor pintu kenapa belum keluar?
Hye Jin pun keluar dan hendak
langsung pulang, namun Sung Joon menarik tangannya. Sung Joon bilang kaos nya
besar dan menggulung lengan kaos itu.
“Membuatmu canggung, aku minta
maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran). Aku
hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena kau
mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang
yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa
menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa
adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku
sendiri.”
Sung Joon melihat heran Hye Jin
yang sudah berkaca-kaca dan mata memerah. Sung Joon bertanya ada apa? Apa aku
berbuat salah? Hye Jin berkata matanya kelilipan. Aku pamit dulu. Sung Joo
memintanya menunggu ambil kunci mobil, biar dia yang mengantar Hye Jin pulang.
Kali ini Hye Jin tak menuruti, ia
pergi keluar dari apartemen Sung Joon dengan berbagai perasaan yang tertahan.
Sung Joon memegang baju Hye Jin yang tertinggal di kamar mandi. Bel apartemen
Sung Joon berbunyi. Sung Joo yang mengira Hye Jin kembali lagi, ternyata harus
gigit jari karena Shin Hyuk lah yang berdiri di depannya. Dengan kesal Sung
Joon bertanya.
“Kenapa kau kemari?”
Iya nih, kok bisa akhirnya kemari
lagi?” kata Shin Hyuk sambil nyelonong masuk ke dalam dengan alasan ia sangat
haus.
Sung Joon yang tahu betul kenapa
Shin Hyuk datang ke apartemennya langsung bertanya “Kau ini siapa? Memangnya
kau itu penjaga Kim Hye Jin? Kenapa kau terus mengikutinya?”
“Ya, Anda bisa menyebutku
penjaganya, karena kami punya hubungan oppa dan dongseng. Kalau Anda?”
Shin Hyuk pun tak mau kalah.
“Anda siapanya Kim Hye Jin? Ksatria yang menyelamatkannya kala hujan saat dia
dalam bahaya? Anda terlihat keren. Kukira Anda sedang syuting film.”
“Tak seperti orang lain, aku tak
menutupi perasaanku dengan lelucon, seperti orang pengecut.” Sekakmat, Shin
Hyuk tak bisa berkutik lagi.
“Aku minumnya di rumahnya saja.
Sampai jumpa.”
***
Han Sul menggurutu dalam hati
“Okelah, dia tidak bertingkah seperti anak orang kaya. Masa iya kita datang ke
tempat seperti ini? Hahha… Han Sul terus mengelap hidungnya ynag meler karena
kepedesan. Melihat itu, Joon Woon bilang lain kali ia akan datang bersama orang
lain. Han Sul langsung berpura-pura suka. Ia memakan dengan lahapnya. Jadi
jangan datang dengan orang lain.
Han Sul protes saat Joon Woon
mengambil semua tisu bekas milernya. Joon Woo berkata taka pa-apa. Kan punyamu?
Mendengar hal itu Han Sul meminta penjelasan “Kau suka padaku?” Joon Woo
menjawab “Iya. Kau tak tahu?”
***
Shin Hyuk benar-benar orang yang
aneh. Dia memberitahukan pada Ha Ri bahwa Hye Jin sudah tahu kalau Ha Ri
menjadi diri Hye Jin dan bertemu dengan Sung Joon. Jadilah, Ha Ri galau
semesta. Ha Ri lama sekali berada di depan rumah dan memikirkan ucapan Shin
Hyuk. “Dia (Hye Jin) bilang akan menunggumu, jadi kau bisa katakana padanya
dulu dan kau bisa punya alasan untuk hal itu.”
Ha Ri masuk ke rumah saat, Hye
Jin memandnag sepatunya yang telah diperbaiki Ha Ri.
“Sedang apa?” tanya Ha Ri.
“Berdiam diri,” jawab Hye Jin.
“Kau sudah makan?”
“Iya, sudah jam berapa sekarang?”
ucap Ha Ri. “Hye Jin-a besok aku akan kembali ke tempatku. Hingga besok, tunggulah.
Hanya satu hari lagi. Hye Jin-a makasih karena sudah mau menungguku dan
membiarkan aku menjadi dirimu.”
Besoknya, Hye Jin melakukan
interview yang sempat tertunda. Penulis itu menyukai pertanyaan Hye Jin yang
tak seperti biasa. Seperti Hye Jin tahu banyak tentang dongeng. Hye Jin bilang
sebenarnya cita-cita saya waktu kecil menjadi penulis anak-anak. Jadi saya iri
dengan karya Anda. Penulis itu memberi semangat untuk Hye Jin mewujudkan
cita-citanya dengan memberi bukunya yang berjudul “Kisah Patjwi” (Cinderella
ala Korea). “Semoga kau akan terus mengejar mimpimu” pesan penulis itu yang
ternyata bernama Lee Eu Eun.
Di tempat yang dikelilingi
ilalang yang indah itu, Hye Jin membaca buku itu.
Hye Jin mampir ke pameran Renoir
dan berdiri di depan lukisan yang punya kenangan baginya. Sung Joon juga datang
dan berdiri di sebelahnya. Saat ia berbalik, barulah ia tahu ada Sung Joon.
Sung Joon bertanya
“Kau lihat lukisan?” Hye Jin kalau dia baru habis interview
dan meliha poster di halte kemarin.”
“Bagimana interview pertamamu,
lancar?”
“Bagus tidak ya? Yah, yang pasti
aku akan mencoba menulis artikel yang bagus.”
Sekelompok anak TK lewat dan
bilang kalau syalnya Sung Joon sama seperti punya mereka. “Ahjussi, Anda pakai
karena ingusan juga ya?” Sung Joon bilang tidak sambil melepaskan syalnya.
Hye Jin membela ”Anak-anak kurasa kalian tidak tahu yang dia kenakan itu
sangat modis. Hanya cocok kalau Ahjussi yang pakai. Tahu tidak?” Sung Joon
tersenyum dna kembali memakai syalnya.
“Nuna, kenapa Anda membela
Ahjussi?” Anak-anak itu bersorak kalau Hye
Jin cinta-cintaan sama Sung Joon.
“Cinta jidatmu? Sana! Sana!”
emosi Hye Jin. Hye Jin benar-benar kepanasan. Sung Joon senyam-senyum.
Sepasang kekasih meminta tolong
pada Hye Jin untuk mengambil foto mereka. Hye Jin yang baik hati pun bersedia. Setelah
selesai mereka menawarkan untuk memfoto Hye Jin dan Sung Joo. Hye Jin menolak.
Tapi tentunya Sung Joon tak mau melepaskan kesempatan ini. Ia memberikan HP nya
pada mereka.
Sung Joon menawarkan untuk
mengantar Hye Jin pulang. Namun Hye Jin bilang dia mampir ke perpus dan kantor
sebnetar. Aku harus memilah artikel ke catatanku dari interview tadi.
“Kalau begitu sampai jumpa
senin.”
“Wapemred, sampai jumpa besok.”
Sung Joon heran karena besok hari
minggu. (maksudnya besok Sung Joon akan bertemu dengan dirinya sebagai teman
kecilnya).
Ha Ri menelepon menanyakan apa
nanti malam Sung Joon ada waktu. Sung Joo bilang dia ada rapat sampai larut
malam. Sung Joon mengusulkan besok saja, tapi tidak jadi dan mengatakan walau
larut malam, kita ketemuan saja hari ini. Ada yang mau kukatakan padamu (wow…
sepertinya Sung Joon mau bicara soal Hye Jin).
Rapat Sung Joon bersama berjalan
dengan lancar. Ha Ri tampak bersiap-siap untuk ketemuan sama Sung Joon. Hye Jin
ke kantor dna melihat Shin Hyuk naik lift. Masuk ke dalam ruangan ada Poong Ho.
Hye Jin bertanya apa Poong Ho baru pulang dari perjalanan dinas? Poong Ho
mengeluh karena mengunjungi resort mewah dan bertanya ngapai Hye Ji ke kantor
saat tak deadline? Hye Jin berkata ia baru selesai interview dan mau memilah
catatan.
Poong Ho bilang mereka mengira
Hye Jin kecelakaan. Shin Hyuk menyusulmu karena khawatir kecelakaan. Shin Hyuk
pasti bikin kesepakatan denganmu. Hye Jin memastikan lagi ke mana Shin Hyuk
pergi. Poong Ho berkata Shin Hyuk pergi menyusulmu ke Yadong-dong. Dia pergi
secepat kilat melebihi Usain Bolt. Enggak ketemu?
Hye Jin mengingat kalau ShIn Hyuk
hari itu datang menjemputnya dengan mobil. Ditambah Shin Hyuk yang terluka
karena jatuh dari motor. Hye Jin mengejar Shin Hyuk untuk mengkonfrontasi.
“Malam itu kau apa datang?”
“Kau lagi ngomong apa?”
“Yadong-dong. Kudengar kau
menyusulku. Apa malam itu kau kecelakaan dengan motormu? Kau terluka gara-gara
menyusulku?
Sung Joon berteleponan dengan Ha
Ri mengabarkan kalau dia sudah selesai meeting. “Kau ada di mana?” Ha Ri
menjawab kalau dia masih ada kerjaan dan pasti datang. Lalu kita kembali lagi
pada Hye Jin yang terus bertanya pada Shin Hyuk.
Shin Hyuk benar. ”Iya, benar. Aku
terluka saat menyusulmu, Jackson. Kenapa? kau kepikran? Baiklah, merasalah
begitu. Pikirkan terus dan merasa kasihanlah padaku. Aku juga ingin
diperhatikan.”
Hye Jin mau bicara sesuatu tapi
Shin Hyuk telah mengeluarkan kartus AS nya. Rekaman suara Hye Jin yang berjanji
akan mengabulkan 3 permintaan Shin Hyuk.
“Permintaan terakhir akan
kugunakan hari ini. Permintaanku adalah ini.” Shin Hyuk memeluk Hye Jin. “Aku
tak menganggapmu sebagai teman. Aku tak pernah bisa jadi teman.
Dan apa yang terjadi dengan Ha
Ri? Sung Joon memanggilnya dengan nama aslinya “Min Ha Ri”. Ha Ri pun berbalik
dan terkejuta melihat Sung Joon. Sung Joon mendekatinya “Min Ha Ri, kau siapa?”
Bersambung ke episode 11…
Komentar:
Hmmm, makin seru saja alur
ceritanya. Wow... cara Sung Joon menyatakan perasaannya itu keren banget. Enggak
menggunakan kata “Aku menyukaimu” atau “Aku mencintaimu” tapi “… aku sangat
terganggu olehmu Kim Hye Jin..”
“Hingga akhirnya aku tak bisa menyangkal
lagi, aku sangat terganggu olehmu, Kim Hye Jin. Sangat. Membuatmu canggung, aku
minta maaf. Aku memberitahumu bukan supaya kita melakukan sesuatu (pacaran).
Aku hanya ingin katakan apa yang kurasakan. Awalnya, aku terus melihatmu karena
kau mengingatkanku pada seseorang. Tanpa alasan pasti tapi sepertinya kau orang
yang sudah lama ku kenal. Aku jadi enak curhat kalau bicara denganmu. Tanpa
menyadarinya bertemu seseorang yang membuatku nyaman menunjukkan diriku apa
adanya. Bertemu seseorang yang membuatku ingin bercerita mengenai diriku
sendiri.”
Ini membuktikan bahwa Sung Joon menyukai
Kim Hye Jin yang sekarang tanpa embel-embel ‘teman kecil’. Bahkan soal ini mau
ia bicarakannya sama Ha Ri yang ia pikir adalah Kim Hye Jin, teman kecilnya.
Kim Hye Jin, dia perempuan yang
sangat cantik. Kecantikkan yang terpancar dari hatinya, kepribadiannya, dan pola
pikirnya yang membuat wajahnya benar-benar bersinar. Bahkan dia sendiri tak
menyadari betapa cantik dirinya. Hal itu diakui oleh adiknya sendiri, meski mereka sering bertengkar. Shin Hyuk juga berulang kali bilang Hye Jin itu cantik dulu maupun sekarang. Pastinya Sung Joon juga berpendapat seperti itu.
Kalau dipikir-pikir lagi sudah
berapa kali coba Shin Hyuk mengungkapkan perasaannya. Tapi sayangya Hye Jin
menanggapinya sebagai candaan. Kenapa? karena Shin Hyuk untuk orang yang paling
‘aneh’. Orang lain tak tahu kapan dia benar-benar serius. Salah siapa coba? Hye
Jin? saya? Owalah, siapa suruh jadi orang banyak slengannya.
Beda banget kan sama Sung Joon,
orang yang super serius dan super fokus tak peduli mau itu urusan pekerjaan
maupun percintaan. Dia akan mengejar sampai dapat entah itu ia terjatuh dan
terluka yang penting ia harus mencapai tujuannya. Dan Sung Joon hanya bisa
bercanda dan terbuka dengan orang yang benar-benar dekatnya.
Hahaha, Sung Joo dan Hye Jin
menganut aliran yang sama dengan saya “Jodoh terbaik adalah orang yang paling
dekat dengan kita”, kalimat yang paling sering saya katakan pada sahabatnya
setiap kali curhat soal jodoh. Meski dia berjarak beribu-ribu kilometer
dengan kita, kalau namanya jodoh, pasti tangan Tuhan akan mendekatinya,
percayalah.
Owalah, komentarnya sudah ngawur.
Ya sudah lah sampai di sini saja. Sampai ketemu di episode 11 ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar