Mo Yeon mengomel
sendiri mencari Chi Hoo yang entah di mana. Terdengar suara dari walkie talkie
memanggilnya, Sang Hyun dan juga Ja Ae untuk cepat datang ke tempat penyimpanan
obat karena situasi darurat. Min Jae sedang menyusun obat-obatanyang berserak
di lantai.
Ketiga pun
datang, Sang Hyun melihat gembok yang sudah dibobol, artinya sengaja yang ke
dalam tempat penyimpanan dan bertanya apakah ada hilang. Min Ja memberitahu
semua analgetik narkotik hilang.
Mo Yeon bertanya
pada Ja Ae, kapan ia terakhir kali mengeceknya. Ja Ae mengatakan jam 11 pagi
dan tak ada orang asing atau pasien yang hilang. Mo Yeon yakin pasti ada orang
lain dan berbicara di pada walkie talkie mencari keberadaan Fatima.
Fatima di telepon
umum menelepon Tommy mengabari ia sudah mencuri semua pil seperti yang
diperintahkan, lalu bertanya harus dibawa ke mana semua obat-obat itu. Tommy
memberitahu satu lokasi , Fatima pun mengungkapkan rasa rindunya dan mereka
bisa lari bersama menjual smua barang-barang itu.
Si Jin dan Mo
Yeon datang ke bar. Mo Yeon merasa Fatima tidak mungkin ke sini. Si Jin
mengatakan mereka membutuhkan informasi di sini, lalu bertemu dengan pelayan
yang sexy menanyakan kabarnya dengan ramah. Wanita itu merasa Si Jin membutuhkan
lebih daripada sambutannya. Dan langsung mengatakan yang dibutuhkannya adalah
informasi.
Wanita itu
berkata, mereka menjual semuanya, kecuali wanita dan informasi. Si Jin
mengatakan, wanita itu tak perlu memberitahunya, pasti ada orang lain yang bisa.
Dan memohon membantunya karena anak itu baru berusia 15 tahun, mereka harus
menemukannya sebelum orang lain. Wanita itu menelepon seseorang bertanya di
mana pasar biasanya menjual narkotika.
Di depan bagunan
gudang, Si Jin yakin Fatima pasti berada di dekat situ. Mo Yeon bingung
bagaimana mencarinya apakah mereka harus berkeliling. Terdengar suara teriakkan
seseorang dari dalam gedung, Mo Yeon langsung berlari dengan panik, Si Jin pun
mengikutinya.
Fatima terjatuh
setelah dipukul sambil memukul Tommy yang berbohong. Tommy tidak merasa
bersalah, hanya Fatima yang terlalu memercayainya semua omongannya, lalu
menyuruhnya untuk mengikutinya, mengancam akan memukulnya lebih keras apabila
melawan. Fatima langsung mengigit tangan Tommy dengan keras.
Mo Yeon datang
meminta tak memukul Fatima lagi. teman Tommy heran ada tentara yang datang
juga. Tommy mengatakan tak perlu khawatir karena mereka memiliki banyak senjata
dan langsung mengeluarkannya, membuat Mo Yeon dan Si Jin refleks mengankat
tangan.
Mo Yeon mengeluh
apa tempat ini ladang senjata. Si Jin berbisik menyalahkan Mo Yeon karena
langsung berlari tanpa buat rencana dulu. Mo Yeon beralasan Fatima akan dipukul
lagi jika kita tidak lari. Si Jin menyindir, Mo Yeon memang hebat dan sudah
menyelematkan Mo Yeon tapi kita berdua mungkin tertembak.
Teman Tommy
ingin tahu apa yang dibicaraka keduanya karena menggunaka bahasa Korea. Tommy
tak mempedulikan itu, lalu menyuruh Si Jin menurunkan senjata kalau mereka tak
mau mati. Mo Yeon panic melihat senjata mengarah padanya. Si Jin mengatakan
masih ada jalan keluar yaitu, Mo Yeon menghadapi sebelah kanan sedangkan ia
menghadapi yang kiri.
Mo Yeon kesal
karena ia melawan lima orang sementara Si Jin hanya dua orang, Si Jin
mengatakan supaya Mo Yeon tak usah takut, lalu berjalan ke arah Tommy, untuk
membuat kesepakatan. Ia kan menjatuhkan senjatanya dengan syarat kedua wanita
ini dibebaskan.
Tommy menolak,
bahkan menyuruh Mo Yeon untuk berlutut. Si Jin mengumpat kesal berpikir Tommy
akan setuju. Mo Yeon kesal karena Si Jin masih saja bercanda di kedaaan
seperti ini.
Si Jin
mengatakan bercandanya sudah selesai, dan meminta Mo Yeon mendengarnya
baik-baik, ketika ia mengatakan ‘sekarang’, maka Mo Yeon keluar dan bawa mobil
ke depan gedung. Ia membutuhkan waktu lima menit, jika dalam lima ment ia belum
keluar, Mo Yeon harus pergi meninggalkannya. Itulah cara terbaiknya.
Tommy mendekati
Si Jin, menyuruhnya menjatuhkan pistolnya. Si Jin perlahan menaruh senjata di
bawah sambil berkata lagipula ia tak bisa menggunakan senjatanya, jadi ia
meminjam senjata mereka. Dengan cepat memelintir tangan Tommy dan merebut
pistolnya, lalu berteriak “Sekarang”.
Mo Yeon langsung
berlari keluar, Fatima bersembunyi di
tempat yang aman, Si Jin melakukan kemampuan bela dirinya dan hanya menembak ke
bawah tanah membuat para penjahat itu berlarian ketakutan, memukul kaki dengan
ganging pistol lalu melemparkannya ke perut penjahat lainnya.
Si Jin berjalan
mundur lalu menggandeng Fatima untuk keluar, tapi dua penjahat masih bisa
berdiri dan menembak senjatanya. Di mobil Mo Yeon panic karena Si Jin belmu
datang juga padahal sudah 5 menit, ia pun meemundurka mobil dan pergi.
Tiba-tiba mobil
Mo Yeon menembus dinding kayu membuat bule berjalan mundur sampai terjatuh
karena terkejut. Mo Yeon memundurkan mobil, hampir saja menabrak Si Jin yang
mengambil pistol. Mo Yeon menyuruh Fatima masuk ke dalam mobil. Si Jin masih
sempat mengambil pistolnya lalu berlari mengejar mobil Mo Yeon.
Mo Yeon
berteriak senang karena pengalaman tadi sangat keren sekali dan melihat ke
be;akan memastikan tak ada orang yang mengikuti mereka, lalu berteriak senang
lagi karena mereka berhasil.
Mo Yeon
mengatakan, ia masih bisa merasakan ketegangan itu, dan bertanya apa karena ini
Si Jin menjadi tentara? Si Jin mengeluh, Mo Yeon yang hampir membunuhnya tadi. Mo
Yeon berpikir Si Jin bisa menghindarinya. Si Jin mengejek bagaimana Mo Yeon
bisa jadi dokter dengan otak seperti itu.
Lalu Mo Yeon
merasakan sesuatu pada mobilnya yang tiba-tiba berbunyi. Akhirnya mobil dapat
kepinggir dan kap mobil mengeluarkan asap. Si Jin mengejek, Mo Yeon
menghempaskan ke dinding dan mobil ketiga yang dirusaknya.
Tim Dae Young
memasang garis polisi di ladang ranjau, Dae Young melihat Myeong Ju yang
berjalan di tandangarisbpolisi yang aman. Ia teringan pada Ayah Myeong Ju yang
memintanya untuk berhenti menjadi tentara dab bekerja di perusahaan milik ibu
Myeong Ju.
Dae Young
memarahi Myeong Ju yang tak mendengar perkataannya untuk menunggu zona aman
karena di sini berbahaya. Myeong Ju duduk di belakang mobil, mengatakan zona
aman itu membosankan lalu memerintah Dae Young melangkah 2 kali kemudian
tegapkan wajahnya. Dae Young tetap ingat. Myeong Ju mengingatkan belakangan ini
Dae Young membangka perintah. Akhirnya, Dae Young pun menurutinya.
Myeong Ju
mengeluarkan cream muka dan mengoleskan pada wajah Dae Young. Dae Young
bertanya apa yang dilakukannya. Myeong Ju tak meminta rekonsiliasi tapi hanya
menyentuh. Dae Young memegang tangan Myeong mengatakan banyak orang yang
melihat.
Dae Young
mengingatkan, perlakukan ini tidak benar. Myeong Ju menyindir, kenapa? apa
tindakan ku tidak benar karena bukan pramugari. Dae Young menjawab, karena
Myeong Ju adalah letnan Yoo Myeong Ju.
Kali ini Myeong
Ju yang merasa malu dilihat banyak orang, Dae Young menarik Myeong Ju untuk lebih
dekat dan mengatakan tak peduli pada anggotanya. Myeong Ju menutup matanya, Dae
Young mendekat dan akan menciumnya. Namun suara Si Jin terdengar dari walkie
talkie memberitahu mobilnya mogok di tengah jalan. Membuat Dae Young ingin
membalasnya karena tak bisa mengalahkan pria yang satu ini. Myeong Ju kesal
karena Si Jin merusak suasana saja.
Dae Young
menjawa heran kenapa Si Jin selalu terjebak di jalan. Si Jin pun tak tahu dan
meminta kirimkan bantuan. Dae Young mengatakan akan mengirimkan sersan Gong ke
tempay Si Jin.
Di tepi tebing.
Si Jin mendekati Mo Yeon yang melihat Fatima duduk tak jauh darinya. Mo Yeon
heran Fatima bisa tahu obat penghilang rasa sakit. Si Jin merasa Fatima tahu
yang mana obat yang mahal. Mo Yeon memberitahu obat yang murah yang paling
bisa menyelematkan orang dan lebih baik Fatima belajar tentang itu.
Mo Yeon menyuruh
Fatima untuk bersekolah dan ia akan membiayainya. Tentunya tak gratis. Mo Yeon
bertanya apa Fatima mengerti. Si Jin pikir bagian “yang tak gratis” itu sangat
jelas. Mo Yeon membenarkan memang ia menekan bagia itu. Lalu menghela napas
karena menyesal ia sudah berjanji. Si Jin tersenyum mengelus rambut Mo Yeon. Mo
Yeon mengingatkan ia belum keramas. Si Jin pun melepaskan tangannya.
Mo Yeong duduk
di bawah kipas angin untuk mengeringkan rambutnya. Si Jin datang duduk di atas
meja menggoda Mo Yeon yang akhirnya
keramas. Tapi curiga apa Mo Yeon benar-benar sudah keramas dan bertanya apakah
airnya menyala dengan baik. Mo Yeon pun kesal menyuruh Si Jin tidur. Si Jin mengatakan
ini terlalu sore untuk tidur dan mengajak untuk makan ramen. Mo Yeon kesal Si
Jin menggodanya lagi.
Dengan senyuman
manis, Si Jin berkata itu undangan yang tulus darinya sambil mengeljuarkan
ramen dari sakunya. Mo Yeon pun setuju. Kim Bum datang memberitahu sudah
menyiapkan air mendidih. Si Jin memberikan ramen itu pada Ki Bum dan memesan
dua mangkuk mie pedas. Kim Bum dengan senang hati akan membuatnya.
Mo Yeon bertanya
tentang mobil yang mereka gunakan tadi apakah masih bisa diperbaiki. Si Jin menjawab
sedang diperbaiki dan mengatakan Mo Yeon masih ada utang merusak mobil Daniel
dan sekarang ada lagi. Parahnya biaya sekolah Fatima. Mo Yeon heran kenapa Si
Jin membicarakan itu.
“Ternyata dokter
mempunyai gaji besar yah. memberikan uluran tanganmu pada orang lain, itu
berarti kau memiliki tanggung jawab yang lebih,” ucap Si Jin.
Mo Yeon hanya
melakukan apa yang bisa dilakukannya. Apa Si Jin tak ingat siapa yang
mengatakan ini. Si Jin menasihati Mo Yeon tak bisa mengulurkan tangan pada
siapa pun Karena itu tidak akan mengubah dunia. Mo Yeon membenarkan, ia memang
tak bisa mengubah dunia tapi bisa mengubah dunia Fatima.
Si Jin ingat Mo
Yeon pernah bilang ia bukan dokter yang baik. Mo Yeon membalas Si Jin yang
mengataka kalau ia adalah dokter seperti itu. Si Jin heran Mo Yeon selalu
mengagumkan dan membuatnya semakin jatuh cinta. Keduanya saling menatap, Mo
Yeon mengingatkan ia adalah wanita yang banyak utang dan mungkin diputuskan
pacarnya karena utang-utang itu.
Si Jin tersenyum
dan mengucapkan terima kasih telah menyelematkannya. Ki Bum datang membawa dua
mangkok mie dan kimchi. Saat Mo Yeon mau memakannya, tiba-tiba lampu mati. Mo
Yeon mengeluh mienya akan mengembang dan bertanya apa Si Jin tak punya senter.
Si Jin
menawarkan, apa Mo Yeon mau makan seperti pasukan khusus. Mo Yeon melihat
mienya terlihat lucu karena menggunakan alat pengelihatan di kepalanya dan
berkata ia selalu mengalami hal-hal yang aneh setelah bertemu dengan pria
pasukan khusus. Si Jin yang juga memakai alat pengelihatan juga, membalas,
kalau Mo Yeon cocok menjadi tentara dan bersama dengan pria pasukan khusus.
Mo Yeon bertanya
apa lagi yang bisa dilakukannya. Haruskah mereka bermain sepak bola. Ia akan
mamerlannya di korea bermain sepak bola dalam gelap. Lalu mengajak Si Jin bersulang
dengan mangkok mienya.
Manager Jin membuang air besar dan berliannya pun keluar
di tempat sunyi. Terdengar ketukan pintu, ternyata pria berkumis mengantarka
paspor palus untuk manajer Jin serta tiket pesawat dari Urk ke Seol. Manajer
Jin pun mengubah penampilan menjadi orang arab dengan jubah di kepala dan
memakai kumis. Saat pemeriksaan paspor, wajah manager Jin mengeluarkan banyak
keringat di depan petugas dan berusaha tidak gugup.
Min Jae
tiba-tiba datang, bercerita ia pernah melihat Manager Jin menyimpan banyak
berlian dan naik kendaraan gratis. Si Jin heran kenapa manager Jin bisa menaiki
kendaraan gratis dan bertanya apakah itu melewati perbatasan.
Min Jae
membenarkan dan ia pernah melihat noda darah di celananya. Dae Young mengeluh
kenapa kau baru bilang sekarang. Min Jae kesal, menurutmu kenapa lagi? aku
sibuk bertahan hidup kemaren.
Si Jin merasakan
firasat buruk dan mengatakan biasanya dalam kasus seperti ini, polisi akan
menemukan mayat yang tak dikenal. Min Jae menyambung dan mayat itu adalah
manager Jin. Si Jin menutup mulut Min Jae agar tak banyak bicara.
Si Jin merasa
ini adalah awal dari sebuah laporan panjang. Dae Young merasa dirinya yang akan
meulis laporan panjang itu, kemudian keduanya pergi. Min Jae sibuk bertanya
mereka mau ke mana dan bertanya berapa harga berlian itu.
Di sebuah
gudang, Manager Jin diikat dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Tommy
memeriksa semua barang bawaanya dan melapor pada Argus kalau tak dapat
menemukan berliannya. Argus tak percaya sebelum memeriksa perutnya.
Tommy menyuruh
anak buah membawa manager Jin ke atas meja untuk membedah. Tiba-tiba tembakan
masuk ke sisi jendela dan gas air mata memasuki ruangan. Argus berusaha kabur.
Pasukan khusus datang menggunakan slayernya, menyuruh mereka menjatuhkan senjata.
Lampu laser merah
mengarah pada Argus dan memerintahkan untuk tak bergerak. Dan mengancam akan
mati kali bila bergerak. Penembak itu membuka penutup wajah dan ia adalah Si
Jin. Dae Young melapor sasaran sudah diamankan.
Woo Geum
bertanya apa mereka kembali tanpa membawa semuanya. Si Jin mengatakan sesuai rencana mereka hanya
membawa warga negeara mereka dan tim alpha mundur.
Di ruang rawat. Manager
Jin berbaring dengan tangan terborgol, sambil berbatu-batuk. Si Jin bertanya
apa semua brilian itu milik Argus. Manager Jin pura-pura tidak tahu kerena ia
dibawah dengan pakaian dalam saja.
Si Jin ingin
tahu seberapa penting urusan Manager Jin dengan Argus. Manager Jin berteriak
kesakitan minta dipanggilkan dokter. Mo Yeon menyahut dokter sudah datang.
Mo Yeon
memperlihatkan foto CT Scan yang menunjukkan brilian itu ada di dalam perutnya.
Si Jin tak habis pikir manager Jin senekad itu menelan berlian. Manager Jin
tiba-tiba muntah darah, Mo Yeon memeriksa bagian dada dan memberitahu napas dan
detak jantungnya lemah karena brilian itu menyebabkan pendarahan. Lali
memerintahkan timnya menyiapkan kamar operasi.
Di ruang
operasi. Mo Yeon heran melihat Myeong Ju yang datang. Ja Ae memberitahu Sang
Hyun sedang tak enak badan. Operasi dimulai. Myeong Ju tak percaya manager Jin
menelan berlian. Mo Yeon membenarkan dan sebentar lagi mereka akan melihat
berlian berdarah dan melihat beberapa organ sudah rusak lalu meminta Myeon Ju
memegang pembuluh lainnya.
Tiba-tiba
muncrat dara mengenai Myeong Ju dan Mo Yeon. Myeong Ju minta maaf karena
menyentuh pembuluh yang salah. Mo Yeon berkata masih bisa mengatasinya. Dan
melihat lender yang menempel di sarung tangannya, menyimpulkan kalau bukanlah
pembuluh tapi tumor di kelenjar beningnya terbuka.
Myeong Ju
bingung berlian menyebabkan pendarahan dalam, tapi yang menyebabkan limfomanya.
Mo Yeon teringat sebelum operasi, manager Jin batuk berdarah. Lalu berteriak untuk
menjauhkan tanganmereka. Semua tim langsung menjauh dari manager Jin.
“Dia batuk,
kesulitan bernapas, dan hipertrofi di kelenjar getah bening. Semua gejala
menunjukkan bahwa dia memiliki virus influenza. Kondisi ini pasti disebabkan
oleh tipe virus M. Sampai kita bisa melakukan diagnosis, ruang operasi ini
disegel. Selain Dr. Yoon dan aku yang sudah terkontaminasi, yang lainnya harus
keluar.” Jelas Mo Yeon.
Ja Ae menanyakan
kelanjutan operasinya. Mo Yeon menjawab, ia dan Myeong Ju yang akan
menyelesaikannya.
Dae Young dan Si
Jin kaget mengetahui virus yang dibawa manager Jin, Si Jin bertanya apa itu
virus tipe M. Sang Hyun menjelaskan virus tipe M adalah virus yang
diidentifikasi oleh WHO. Diagnosis lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui
virus ini adalah M2 atau M3. Dae Yong
bertanya apa perbedaannya.
“M2 berarti
virus yang sedikit lebih bahaya dari virus flu. M3 berarti virus yang lebih
sedikit lebih aman daripada virus Ebola,” jelas Mo Hyun.
Si Jin dan Dae
Young langsung masuk ke medicube dengan wajah panik. Min Ji menahan keduanya
agar tidka masuk dan bicara dari depan pintu. Si Jin menanyakan keadaan Mo
Yeon, apakah ada yang sakit. Mo Yeon menjawab ia tak akan sakit secepat itu dan
harus menuggun hasil test darah.
Dae Young
memanggil Myeong Ju. Myeong Ju justru berkomentar ia meras senang Dae Young
berlari ke sini lebih cepat daripada paket dari pramugari itu datang. Dae Young
berteriak apa Myeong Ju baik-baik saja. Myeong Ju malah mengejek membuat Dae
Young ketakutan.
Mo Yeon berjalan
ke arah pintu setelah pengambilan darah, Si Jin bertanya apa ada yang bisa
dibantu dan meminta mengatakannya saja. Mo Yeon membutuhkan jawaban dan
menanyakan siapa wanita yang menuliskan pesan di kartu, wanita yang duduk di
kanan atau kiri. Si Jin mengaku di sebelah kiri dan mengatakan wajah wanita itu
sangat imut.
Mo Yeon
sependapat dengan Si Jin, dan ia ingin Si Jin selalu menjawabnya dengan jujur
seperti ini. Si Jin menegaskan untuk jangan bercanda.
Myeong Ju yang
selasai mengambil darah menimpali, seperti kami sudah mau mati saja, mereka
seperti ingin melakukan semua permintaan terakhir kita. Lalu mengatakan tak
perlu khawatir pada Dae Young yang menatapnya panik.
Ja Ae pun
meyakinkan Karena sudah mengambil sampel darah dan bertanya rumah sakit mana
yang memilik laboraterium yang bisa melakukan test PCR. Chi Hoon menyahut,
rumah sakit di kota bisa melakukan tes di pagi hari. Myeong Ju mengatakan
pangkalan militer Amerika juga memiliki laboraterium , jaraknya 20 menit tapi
tak yakin mereka mau bekerja sama.
Si Jin meminta
menyerahkan sample darah itu padanya dan Dae Young berlari keluar menyiapkan
kendaraan. Myeong Ju berkaca-kaca melihat Dae Young berlari cepat dengan panik.
Mo Yeon menatap Si Jin yang berusaha menghubungi seseorang.
Di pangkalan
militer Amerika, salah satu tentara menerima tiga botol sample dari Si Jin dan
Dae Young. Lalu mengatakan tak perlu takut karena wabah virus menjadi urusan mereka.
Dalam ruang
karatina, keadaan manager Jin sudah stabil. Mo Yeon menyimpulkan sudah
melakukan operasi yang bisa dilakukan.
Myeong Ju bertanya apa yang dilakukan mereka sekarang. Mo Yeon merasa
mereka tinggal menunggu hasilnya.
Dokter keluar
dari laboraterium, memberitahukan hasil test sample darah dipastikan mengidap
virus M3. Dokter yakin pasien positif dan satu dari dua dokter juga positif
terkena virus. Dengan wajah tegang menanyankan siapa orangnya.
Myeong Ju tak
percaya melihar berlian berdarah dan bertanya apakah itu sungguhan berlian. Mo
Yeon menggoda untuk mengambil satu berlian karena tidak ada yang tahu
jumlahnya. Myeong Ju tak menyangka Mo Yeon seperti ini dan mengatakan dengan
senyuman Mo Yeon wanita bijaksana.
Dae Young dan Si
Jin kembali masuk ke ruang medicube, bahkan Dae Young langsung masuk ke ruang
karantina memeluk Myeong Ju. Myeong Ju mengumpat Dae Young gila dan berusaha
mendorongnya tapi Dae Young tetap memeluknya. Si Jin juga perlahan ikut masuk. Myeong
Ju tahu dirinya positif terkena virus. Air mata Dae Young pun luruh.
Bersambung ke episode 11…
Komentar:
Setelah gempa,
penyakit menular dan sekarang virus melanda drama ini. Dan kenyataannya drama
ini memang membuat gempa dunia pendramaan, lalu tertular dari satu ke orang
lainnya hingga tercipta virus Descendants of the Sun, virus Yoo Si Ji, virus
Song Joong Ki menjangkit diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar