Kamis, 07 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 10 Part 2




Mo Yeon mengomel sendiri mencari Chi Hoo yang entah di mana. Terdengar suara dari walkie talkie memanggilnya, Sang Hyun dan juga Ja Ae untuk cepat datang ke tempat penyimpanan obat karena situasi darurat. Min Jae sedang menyusun obat-obatanyang berserak di lantai.

Ketiga pun datang, Sang Hyun melihat gembok yang sudah dibobol, artinya sengaja yang ke dalam tempat penyimpanan dan bertanya apakah ada hilang. Min Ja memberitahu semua analgetik narkotik hilang.

Mo Yeon bertanya pada Ja Ae, kapan ia terakhir kali mengeceknya. Ja Ae mengatakan jam 11 pagi dan tak ada orang asing atau pasien yang hilang. Mo Yeon yakin pasti ada orang lain dan berbicara di pada walkie talkie mencari keberadaan Fatima.

Fatima di telepon umum menelepon Tommy mengabari ia sudah mencuri semua pil seperti yang diperintahkan, lalu bertanya harus dibawa ke mana semua obat-obat itu. Tommy memberitahu satu lokasi , Fatima pun mengungkapkan rasa rindunya dan mereka bisa lari bersama menjual smua barang-barang itu.


Si Jin dan Mo Yeon datang ke bar. Mo Yeon merasa Fatima tidak mungkin ke sini. Si Jin mengatakan mereka membutuhkan informasi di sini, lalu bertemu dengan pelayan yang sexy menanyakan kabarnya dengan ramah. Wanita itu merasa Si Jin membutuhkan lebih daripada sambutannya. Dan langsung mengatakan yang dibutuhkannya adalah informasi.

Wanita itu berkata, mereka menjual semuanya, kecuali wanita dan informasi. Si Jin mengatakan, wanita itu tak perlu memberitahunya, pasti ada orang lain yang bisa. Dan memohon membantunya karena anak itu baru berusia 15 tahun, mereka harus menemukannya sebelum orang lain. Wanita itu menelepon seseorang bertanya di mana pasar biasanya menjual narkotika.

Di depan bagunan gudang, Si Jin yakin Fatima pasti berada di dekat situ. Mo Yeon bingung bagaimana mencarinya apakah mereka harus berkeliling. Terdengar suara teriakkan seseorang dari dalam gedung, Mo Yeon langsung berlari dengan panik, Si Jin pun mengikutinya.

Fatima terjatuh setelah dipukul sambil memukul Tommy yang berbohong. Tommy tidak merasa bersalah, hanya Fatima yang terlalu memercayainya semua omongannya, lalu menyuruhnya untuk mengikutinya, mengancam akan memukulnya lebih keras apabila melawan. Fatima langsung mengigit tangan Tommy dengan keras.


Mo Yeon datang meminta tak memukul Fatima lagi. teman Tommy heran ada tentara yang datang juga. Tommy mengatakan tak perlu khawatir karena mereka memiliki banyak senjata dan langsung mengeluarkannya, membuat Mo Yeon dan Si Jin refleks mengankat tangan.
 
Mo Yeon mengeluh apa tempat ini ladang senjata. Si Jin berbisik menyalahkan Mo Yeon karena langsung berlari tanpa buat rencana dulu. Mo Yeon beralasan Fatima akan dipukul lagi jika kita tidak lari. Si Jin menyindir, Mo Yeon memang hebat dan sudah menyelematkan Mo Yeon tapi kita berdua mungkin tertembak.

Teman Tommy ingin tahu apa yang dibicaraka keduanya karena menggunaka bahasa Korea. Tommy tak mempedulikan itu, lalu menyuruh Si Jin menurunkan senjata kalau mereka tak mau mati. Mo Yeon panic melihat senjata mengarah padanya. Si Jin mengatakan masih ada jalan keluar yaitu, Mo Yeon menghadapi sebelah kanan sedangkan ia menghadapi yang kiri.


Mo Yeon kesal karena ia melawan lima orang sementara Si Jin hanya dua orang, Si Jin mengatakan supaya Mo Yeon tak usah takut, lalu berjalan ke arah Tommy, untuk membuat kesepakatan. Ia kan menjatuhkan senjatanya dengan syarat kedua wanita ini dibebaskan.

Tommy menolak, bahkan menyuruh Mo Yeon untuk berlutut. Si Jin mengumpat kesal berpikir Tommy akan setuju. Mo Yeon kesal karena Si Jin masih saja bercanda di kedaaan seperti ini.

Si Jin mengatakan bercandanya sudah selesai, dan meminta Mo Yeon mendengarnya baik-baik, ketika ia mengatakan ‘sekarang’, maka Mo Yeon keluar dan bawa mobil ke depan gedung. Ia membutuhkan waktu lima menit, jika dalam lima ment ia belum keluar, Mo Yeon harus pergi meninggalkannya. Itulah cara terbaiknya.  


Tommy mendekati Si Jin, menyuruhnya menjatuhkan pistolnya. Si Jin perlahan menaruh senjata di bawah sambil berkata lagipula ia tak bisa menggunakan senjatanya, jadi ia meminjam senjata mereka. Dengan cepat memelintir tangan Tommy dan merebut pistolnya, lalu berteriak “Sekarang”.

Mo Yeon langsung berlari keluar,  Fatima bersembunyi di tempat yang aman, Si Jin melakukan kemampuan bela dirinya dan hanya menembak ke bawah tanah membuat para penjahat itu berlarian ketakutan, memukul kaki dengan ganging pistol lalu melemparkannya ke perut penjahat lainnya. 

Si Jin berjalan mundur lalu menggandeng Fatima untuk keluar, tapi dua penjahat masih bisa berdiri dan menembak senjatanya. Di mobil Mo Yeon panic karena Si Jin belmu datang juga padahal sudah 5 menit, ia pun meemundurka mobil dan pergi.

Tiba-tiba mobil Mo Yeon menembus dinding kayu membuat bule berjalan mundur sampai terjatuh karena terkejut. Mo Yeon memundurkan mobil, hampir saja menabrak Si Jin yang mengambil pistol. Mo Yeon menyuruh Fatima masuk ke dalam mobil. Si Jin masih sempat mengambil pistolnya lalu berlari mengejar mobil Mo Yeon.

Mo Yeon berteriak senang karena pengalaman tadi sangat keren sekali dan melihat ke be;akan memastikan tak ada orang yang mengikuti mereka, lalu berteriak senang lagi karena mereka berhasil.

Mo Yeon mengatakan, ia masih bisa merasakan ketegangan itu, dan bertanya apa karena ini Si Jin menjadi tentara? Si Jin mengeluh, Mo Yeon yang hampir membunuhnya tadi. Mo Yeon berpikir Si Jin bisa menghindarinya. Si Jin mengejek bagaimana Mo Yeon bisa jadi dokter dengan otak seperti itu.

Lalu Mo Yeon merasakan sesuatu pada mobilnya yang tiba-tiba berbunyi. Akhirnya mobil dapat kepinggir dan kap mobil mengeluarkan asap. Si Jin mengejek, Mo Yeon menghempaskan ke dinding dan mobil ketiga yang dirusaknya.

Tim Dae Young memasang garis polisi di ladang ranjau, Dae Young melihat Myeong Ju yang berjalan di tandangarisbpolisi yang aman. Ia teringan pada Ayah Myeong Ju yang memintanya untuk berhenti menjadi tentara dab bekerja di perusahaan milik ibu Myeong Ju.

Dae Young memarahi Myeong Ju yang tak mendengar perkataannya untuk menunggu zona aman karena di sini berbahaya. Myeong Ju duduk di belakang mobil, mengatakan zona aman itu membosankan lalu memerintah Dae Young melangkah 2 kali kemudian tegapkan wajahnya. Dae Young tetap ingat. Myeong Ju mengingatkan belakangan ini Dae Young membangka perintah. Akhirnya, Dae Young pun menurutinya.

Myeong Ju mengeluarkan cream muka dan mengoleskan pada wajah Dae Young. Dae Young bertanya apa yang dilakukannya. Myeong Ju tak meminta rekonsiliasi tapi hanya menyentuh. Dae Young memegang tangan Myeong mengatakan banyak orang yang melihat.

Dae Young mengingatkan, perlakukan ini tidak benar. Myeong Ju menyindir, kenapa? apa tindakan ku tidak benar karena bukan pramugari. Dae Young menjawab, karena Myeong Ju adalah letnan Yoo Myeong Ju.

Kali ini Myeong Ju yang merasa malu dilihat banyak orang, Dae Young menarik Myeong Ju untuk lebih dekat dan mengatakan tak peduli pada anggotanya. Myeong Ju menutup matanya, Dae Young mendekat dan akan menciumnya. Namun suara Si Jin terdengar dari walkie talkie memberitahu mobilnya mogok di tengah jalan. Membuat Dae Young ingin membalasnya karena tak bisa mengalahkan pria yang satu ini. Myeong Ju kesal karena Si Jin merusak suasana saja.

Dae Young menjawa heran kenapa Si Jin selalu terjebak di jalan. Si Jin pun tak tahu dan meminta kirimkan bantuan. Dae Young mengatakan akan mengirimkan sersan Gong ke tempay Si Jin.

Di tepi tebing. Si Jin mendekati Mo Yeon yang melihat Fatima duduk tak jauh darinya. Mo Yeon heran Fatima bisa tahu obat penghilang rasa sakit. Si Jin merasa Fatima tahu yang mana obat yang mahal. Mo Yeon memberitahu obat yang murah yang paling bisa menyelematkan orang dan lebih baik Fatima belajar tentang itu.


Mo Yeon menyuruh Fatima untuk bersekolah dan ia akan membiayainya. Tentunya tak gratis. Mo Yeon bertanya apa Fatima mengerti. Si Jin pikir bagian “yang tak gratis” itu sangat jelas. Mo Yeon membenarkan memang ia menekan bagia itu. Lalu menghela napas karena menyesal ia sudah berjanji. Si Jin tersenyum mengelus rambut Mo Yeon. Mo Yeon mengingatkan ia belum keramas. Si Jin pun melepaskan tangannya.

Mo Yeong duduk di bawah kipas angin untuk mengeringkan rambutnya. Si Jin datang duduk di atas meja  menggoda Mo Yeon yang akhirnya keramas. Tapi curiga apa Mo Yeon benar-benar sudah keramas dan bertanya apakah airnya menyala dengan baik. Mo Yeon pun kesal menyuruh Si Jin tidur. Si Jin mengatakan ini terlalu sore untuk tidur dan mengajak untuk makan ramen. Mo Yeon kesal Si Jin menggodanya lagi. 

Dengan senyuman manis, Si Jin berkata itu undangan yang tulus darinya sambil mengeljuarkan ramen dari sakunya. Mo Yeon pun setuju. Kim Bum datang memberitahu sudah menyiapkan air mendidih. Si Jin memberikan ramen itu pada Ki Bum dan memesan dua mangkuk mie pedas. Kim Bum dengan senang hati akan membuatnya.

Mo Yeon bertanya tentang mobil yang mereka gunakan tadi apakah masih bisa diperbaiki. Si Jin menjawab sedang diperbaiki dan mengatakan Mo Yeon masih ada utang merusak mobil Daniel dan sekarang ada lagi. Parahnya biaya sekolah Fatima. Mo Yeon heran kenapa Si Jin membicarakan itu.

“Ternyata dokter mempunyai gaji besar yah. memberikan uluran tanganmu pada orang lain, itu berarti kau memiliki tanggung jawab yang lebih,” ucap Si Jin.

Mo Yeon hanya melakukan apa yang bisa dilakukannya. Apa Si Jin tak ingat siapa yang mengatakan ini. Si Jin menasihati Mo Yeon tak bisa mengulurkan tangan pada siapa pun Karena itu tidak akan mengubah dunia. Mo Yeon membenarkan, ia memang tak bisa mengubah dunia tapi bisa mengubah dunia Fatima.

Si Jin ingat Mo Yeon pernah bilang ia bukan dokter yang baik. Mo Yeon membalas Si Jin yang mengataka kalau ia adalah dokter seperti itu. Si Jin heran Mo Yeon selalu mengagumkan dan membuatnya semakin jatuh cinta. Keduanya saling menatap, Mo Yeon mengingatkan ia adalah wanita yang banyak utang dan mungkin diputuskan pacarnya karena utang-utang itu.

Si Jin tersenyum dan mengucapkan terima kasih telah menyelematkannya. Ki Bum datang membawa dua mangkok mie dan kimchi. Saat Mo Yeon mau memakannya, tiba-tiba lampu mati. Mo Yeon mengeluh mienya akan mengembang dan bertanya apa Si Jin tak punya senter.


Si Jin menawarkan, apa Mo Yeon mau makan seperti pasukan khusus. Mo Yeon melihat mienya terlihat lucu karena menggunakan alat pengelihatan di kepalanya dan berkata ia selalu mengalami hal-hal yang aneh setelah bertemu dengan pria pasukan khusus. Si Jin yang juga memakai alat pengelihatan juga, membalas, kalau Mo Yeon cocok menjadi tentara dan bersama dengan pria pasukan khusus.  

Mo Yeon bertanya apa lagi yang bisa dilakukannya. Haruskah mereka bermain sepak bola. Ia akan mamerlannya di korea bermain sepak bola dalam gelap. Lalu mengajak Si Jin bersulang dengan mangkok mienya.

Manager Jin  membuang air besar dan berliannya pun keluar di tempat sunyi. Terdengar ketukan pintu, ternyata pria berkumis mengantarka paspor palus untuk manajer Jin serta tiket pesawat dari Urk ke Seol. Manajer Jin pun mengubah penampilan menjadi orang arab dengan jubah di kepala dan memakai kumis. Saat pemeriksaan paspor, wajah manager Jin mengeluarkan banyak keringat di depan petugas dan berusaha tidak gugup.

Min Jae tiba-tiba datang, bercerita ia pernah melihat Manager Jin menyimpan banyak berlian dan naik kendaraan gratis. Si Jin heran kenapa manager Jin bisa menaiki kendaraan gratis dan bertanya apakah itu melewati perbatasan.

Min Jae membenarkan dan ia pernah melihat noda darah di celananya. Dae Young mengeluh kenapa kau baru bilang sekarang. Min Jae kesal, menurutmu kenapa lagi? aku sibuk bertahan hidup kemaren.

Si Jin merasakan firasat buruk dan mengatakan biasanya dalam kasus seperti ini, polisi akan menemukan mayat yang tak dikenal. Min Jae menyambung dan mayat itu adalah manager Jin. Si Jin menutup mulut Min Jae agar tak banyak bicara.

Si Jin merasa ini adalah awal dari sebuah laporan panjang. Dae Young merasa dirinya yang akan meulis laporan panjang itu, kemudian keduanya pergi. Min Jae sibuk bertanya mereka mau ke mana dan bertanya berapa harga berlian itu.
Di sebuah gudang, Manager Jin diikat dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Tommy memeriksa semua barang bawaanya dan melapor pada Argus kalau tak dapat menemukan berliannya. Argus tak percaya sebelum memeriksa perutnya.

Tommy menyuruh anak buah membawa manager Jin ke atas meja untuk membedah. Tiba-tiba tembakan masuk ke sisi jendela dan gas air mata memasuki ruangan. Argus berusaha kabur. Pasukan khusus datang menggunakan slayernya, menyuruh mereka menjatuhkan senjata. 

Lampu laser merah mengarah pada Argus dan memerintahkan untuk tak bergerak. Dan mengancam akan mati kali bila bergerak. Penembak itu membuka penutup wajah dan ia adalah Si Jin. Dae Young melapor sasaran sudah diamankan.

Woo Geum bertanya apa mereka kembali tanpa membawa semuanya.  Si Jin mengatakan sesuai rencana mereka hanya membawa warga negeara mereka dan tim alpha mundur.

Di ruang rawat. Manager Jin berbaring dengan tangan terborgol, sambil berbatu-batuk. Si Jin bertanya apa semua brilian itu milik Argus. Manager Jin pura-pura tidak tahu kerena ia dibawah dengan pakaian dalam saja.

Si Jin ingin tahu seberapa penting urusan Manager Jin dengan Argus. Manager Jin berteriak kesakitan minta dipanggilkan dokter. Mo Yeon menyahut dokter sudah datang.

Mo Yeon memperlihatkan foto CT Scan yang menunjukkan brilian itu ada di dalam perutnya. Si Jin tak habis pikir manager Jin senekad itu menelan berlian. Manager Jin tiba-tiba muntah darah, Mo Yeon memeriksa bagian dada dan memberitahu napas dan detak jantungnya lemah karena brilian itu menyebabkan pendarahan. Lali memerintahkan timnya menyiapkan kamar operasi.

Di ruang operasi. Mo Yeon heran melihat Myeong Ju yang datang. Ja Ae memberitahu Sang Hyun sedang tak enak badan. Operasi dimulai. Myeong Ju tak percaya manager Jin menelan berlian. Mo Yeon membenarkan dan sebentar lagi mereka akan melihat berlian berdarah dan melihat beberapa organ sudah rusak lalu meminta Myeon Ju memegang pembuluh lainnya.

Tiba-tiba muncrat dara mengenai Myeong Ju dan Mo Yeon. Myeong Ju minta maaf karena menyentuh pembuluh yang salah. Mo Yeon berkata masih bisa mengatasinya. Dan melihat lender yang menempel di sarung tangannya, menyimpulkan kalau bukanlah pembuluh tapi tumor di kelenjar beningnya terbuka.

Myeong Ju bingung berlian menyebabkan pendarahan dalam, tapi yang menyebabkan limfomanya. Mo Yeon teringat sebelum operasi, manager Jin batuk berdarah. Lalu berteriak untuk menjauhkan tanganmereka. Semua tim langsung menjauh dari manager Jin.

“Dia batuk, kesulitan bernapas, dan hipertrofi di kelenjar getah bening. Semua gejala menunjukkan bahwa dia memiliki virus influenza. Kondisi ini pasti disebabkan oleh tipe virus M. Sampai kita bisa melakukan diagnosis, ruang operasi ini disegel. Selain Dr. Yoon dan aku yang sudah terkontaminasi, yang lainnya harus keluar.” Jelas Mo Yeon.

Ja Ae menanyakan kelanjutan operasinya. Mo Yeon menjawab, ia dan Myeong Ju yang akan menyelesaikannya.

Dae Young dan Si Jin kaget mengetahui virus yang dibawa manager Jin, Si Jin bertanya apa itu virus tipe M. Sang Hyun menjelaskan virus tipe M adalah virus yang diidentifikasi oleh WHO. Diagnosis lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui virus ini adalah M2 atau M3. Dae Yong bertanya apa perbedaannya. 

“M2 berarti virus yang sedikit lebih bahaya dari virus flu. M3 berarti virus yang lebih sedikit lebih aman daripada virus Ebola,” jelas Mo Hyun.

Si Jin dan Dae Young langsung masuk ke medicube dengan wajah panik. Min Ji menahan keduanya agar tidka masuk dan bicara dari depan pintu. Si Jin menanyakan keadaan Mo Yeon, apakah ada yang sakit. Mo Yeon menjawab ia tak akan sakit secepat itu dan harus menuggun hasil test darah.

Dae Young memanggil Myeong Ju. Myeong Ju justru berkomentar ia meras senang Dae Young berlari ke sini lebih cepat daripada paket dari pramugari itu datang. Dae Young berteriak apa Myeong Ju baik-baik saja. Myeong Ju malah mengejek membuat Dae Young ketakutan.


Mo Yeon berjalan ke arah pintu setelah pengambilan darah, Si Jin bertanya apa ada yang bisa dibantu dan meminta mengatakannya saja. Mo Yeon membutuhkan jawaban dan menanyakan siapa wanita yang menuliskan pesan di kartu, wanita yang duduk di kanan atau kiri. Si Jin mengaku di sebelah kiri dan mengatakan wajah wanita itu sangat imut.

Mo Yeon sependapat dengan Si Jin, dan ia ingin Si Jin selalu menjawabnya dengan jujur seperti ini. Si Jin menegaskan untuk jangan bercanda.

Myeong Ju yang selasai mengambil darah menimpali, seperti kami sudah mau mati saja, mereka seperti ingin melakukan semua permintaan terakhir kita. Lalu mengatakan tak perlu khawatir pada Dae Young yang menatapnya panik.    

Ja Ae pun meyakinkan Karena sudah mengambil sampel darah dan bertanya rumah sakit mana yang memilik laboraterium yang bisa melakukan test PCR. Chi Hoon menyahut, rumah sakit di kota bisa melakukan tes di pagi hari. Myeong Ju mengatakan pangkalan militer Amerika juga memiliki laboraterium , jaraknya 20 menit tapi tak yakin mereka mau bekerja sama.

Si Jin meminta menyerahkan sample darah itu padanya dan Dae Young berlari keluar menyiapkan kendaraan. Myeong Ju berkaca-kaca melihat Dae Young berlari cepat dengan panik. Mo Yeon menatap Si Jin yang berusaha menghubungi seseorang.

Di pangkalan militer Amerika, salah satu tentara menerima tiga botol sample dari Si Jin dan Dae Young. Lalu mengatakan tak perlu takut karena wabah virus  menjadi urusan mereka.


Dalam ruang karatina, keadaan manager Jin sudah stabil. Mo Yeon menyimpulkan sudah melakukan operasi yang bisa dilakukan.  Myeong Ju bertanya apa yang dilakukan mereka sekarang. Mo Yeon merasa mereka tinggal menunggu hasilnya.

Dokter keluar dari laboraterium, memberitahukan hasil test sample darah dipastikan mengidap virus M3. Dokter yakin pasien positif dan satu dari dua dokter juga positif terkena virus. Dengan wajah tegang menanyankan siapa orangnya.

Myeong Ju tak percaya melihar berlian berdarah dan bertanya apakah itu sungguhan berlian. Mo Yeon menggoda untuk mengambil satu berlian karena tidak ada yang tahu jumlahnya. Myeong Ju tak menyangka Mo Yeon seperti ini dan mengatakan dengan senyuman Mo Yeon wanita bijaksana.

Dae Young dan Si Jin kembali masuk ke ruang medicube, bahkan Dae Young langsung masuk ke ruang karantina memeluk Myeong Ju. Myeong Ju mengumpat Dae Young gila dan berusaha mendorongnya tapi Dae Young tetap memeluknya. Si Jin juga perlahan ikut masuk. Myeong Ju tahu dirinya positif terkena virus. Air mata Dae Young pun luruh.
Bersambung ke episode 11…

Komentar:
Setelah gempa, penyakit menular dan sekarang virus melanda drama ini. Dan kenyataannya drama ini memang membuat gempa dunia pendramaan, lalu tertular dari satu ke orang lainnya hingga tercipta virus Descendants of the Sun, virus Yoo Si Ji, virus Song Joong Ki menjangkit diriku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar