Selasa, 05 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 9 Part 2




Sesampai di camp, sikap Si Jin dan Mo Yeon seddikit canggung dan kaku. Sebelum berpisah, mereka saling memberi hormat. Si Jin menghormat ala tentara dan Mo Yeon membungkuk. Sang Hyun dan Ja Ae melihat punggung Mo Yeon dan Si Jin, sama-sama dipenuhi oleh jerami yang kering.


Sang Hyun tersenyum penuh arti. Ja Ae merasa Mo Yeon dan Si Jin pasti akan merasa malu. “Mereka mengalami momen yang bahagia tadi,” sahut Sang Hyun, tidak bisa menghentikan senyumnya.

“Aku merasa ingin mewawancari Dr, Kang,” sahut Ja Ae.

“Aku ingin memukul Kapten Yoo,” Ja Ae berpaling menatap Sang Hyun, marah. “Aku ingin memukulmu,” ucap Ja Ae dan kemudian pergi. Sang Hyun tersenyum senang.


Young Su mengendap-endap di area pembangkit listrik. Beberapa lampu mobil menyala, lalu Argus muncul bersama anak buahnya. Young Su sangat kaget dan mengeluarkan brangkas dari dalam tas ranselnya. Ia berkata baru saja menemukannya dan brangkas itu sudah rusak serta terkunci.

Anak buah Argus membawa pergi brangkas itu. Argus mendekati Young Su, mengancam Young Su dengan pistol karena Young Su terlambat 27 jam 15 menit. Young Su memohon agar Argus tidak membunuhnya dan ia akan melakukan apa saja, semuanya.

“Tidak… tidak… Kau akan melakukan tidak harus melakukan semuanya. Hanya melakukan apa yang aku katakan,” ralat Argus. Young Su baru bisa bernafas lega setelah Argus dan gengnya pergi.


Setelah kembali ke markas dan membuka brangkas itu, Argus baru mengetahui brangkas itu kosong. Young Su sudah menipunya. Anak buah Young Su berencana untuk mencari Young Su tapi Argus tidak setuju. Karena Young Su sudah memasuki daerah teritori yang tidak bisa mereka ganggu. Argus menatap brangkas kosong itu dengan marah.


Young Su ternyata sudah berada di medicube. Ia merecoki Ja Ae, mengaaku sedang terluka. Myeong Ju datang dan memeriksa hasil rontgen Young Su, yang  hasilnya baik-baik saja. Young Su berkeras bahwa ia tidak mempercayai hasil rontgen medicube dan ingin mendapatkan MRI di rumah sakit bagus di Korea. “Aku ingin ikut di dalam pesawat itu sebagai pasien,” tegas Young Su. Ja Ae marah dan mengatakan semua kursinya sudah penuh dan apa kau pikir kami ini agen travel pribadimu.
Young Su sangat marah. Memerintahkan mereka berdua melakukan yang ia katakan. Young Su juga mengatai Myeong Ju yang tidak bersikap sesuai dengan seragamnya itu. Young Su mengomel dan hampir saja memukul Myeong Ju. Dae Young datang dan menarik Young Su pergi.


Di luar, Dae Young melempar Young Su ke tanah. Menantang Young Su untuk dibuatkan luka separah apa. Dae Young menendang belakang lutut Young Su hingga Young So terjatuh dan menginjak paha Young Su. Dae Young mengatakan ia akan membantu Young Su, jadi Young Su tinggal bilang saja padanya. Ingin patah tulang? Ingin kepalanya berlubang? Dan menempatkanmu di ICU seumur hidup.

Young Su langsung meminta ampun, ia hanya ingin segera meninggalkan negara itu, oleh karena itulah ia menjadi putus ada. Dae Young mengatakan akan menghitung sampai 5 dan dalam hitungan itu Young Su harus segera pergi dari camp.


Young Su meminta maaf sekali lagi. Saat Chi Hoon tiba-tiba muncul di belakang Dae Young, Young Su memohon agar Chi Hoon mau menyampaikan permintaan maafnya pada dokter yang tadi. Ternyata Chi Hoon datang untuk memberikan kursi pesawatnya untuk Young Su.


Keesokan harinya, Young Su menjadi salah satu penumpang bus yang akan membawa tim medis dan pasien kembali ke Korea.

Flashback
Young Su berhasil menemukan brangkas yang berisi berlian dan menelan semua berlian itu. Lalu Young Su mengunci brangkas yang sudah kosong dan merusak tombol penguncinya dengan batu.
Flashback End

Tim medis yang tinggal masih menunggu Chi Hoon dan tidak percaya Chi Hoon tidak akan berangkat. Min Ji berpikir Young Su telah mencuri kursi Chi Hoon. Ja Ae melihat jam tangan Min Ji, berpikir jika bus itu tidak berangkat sekarang, mereka akan ketinggalan pesawat.

Mo Yeon dan Sang Hyun datang, mengatakan kalau mereka tidak menemukan Chi Hoon dimana pun. Dan akhirnya bus pun berangkat.

Mo Yeon dan anak buahnya membicarakan tentang Chi Hoon yang terlihat aneh akhir-akhir ini. Mereka khawatir sesuatu terjadi pada Chi Hoon.


Sang Hyun akhirnya berhasil menemukan Chi Hoon. Sang Hyun mnebak kenapa Chi Hoon tidak kembali ke Korea karena Hee Eun yang sepertinya mungkin bertambah berat badan. Chi Hoon pun menjadi tidak begitu merindukan Hee Eun seperti mereka masih pengantin baru. 

“Tapi, keinginan tidak ingin pulang ke rumah itu hanya akan bekerja di saat kau berada di Korea. Tapi sekarang kau berada di ujung dunia. Ini sangat ekstrim.”

CHi Hoon mengakui jaraknya memang sangat jauh. Kerena itulah ia  tidak bisa melarikan diri sejauh itu, ia merasa tidak pantas lagi menjadi seorang dokter.  Sang Hyun menanyakan apa yang terjadi antara Chi Hoon dan pasien Kang Min Jae. Mungkin ia bisa membantu.

Tapi Chi Hoon menolak memberitahukan Sang Hyun atau menerima bantuan dari Sang Hyun karena itu sama artinya dengan melarikan diri juga. Ia berusaha mengatasinya sendiri. Jika tidak berhasil, ia akan meminta bantuan Sang Hyun.



Saat di bandara, dalam antrian akan naik ke pesawat, Young Su melihat salah seorang anak buah Argus. Ia bersembunyi di balik sebuah dinding. Tak lama, anak buah argus pun pergi dan mengajak teman-temannya juga.

Young Su menghela nafas lega. Seorang petugas mendekati Young Su, menanyakan apa yang bisa ia bantu. Namun Young Su memberi isyarat petugas itu untuk diam dan menyuruhnya pergi.


Anak buah Argus kembali ke markas, melaporkan bahwa hingga pesawat berangkat, Young Su tidak muncul. Ia menduga, Young Su sudah lebih dulu mencurigai mereka dan ia sudah menyiapkan perangkap bersama beberapa polisi.

Menurut Argus, Young Su pasti akan menggunakan segala cara untuk keluar dari Urk dan saat ia bertemu Young Su nanti, ia berjanji akan merobek-robek tubuh Young Su. Argus memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan ‘mawar’ bukan pistol sebagai hadiah untuk Kolonel Amang.

“Mawar yang aku pilih terakhir,” pesan argus lagi. Anak buah argus itu mengajak temannya pergi.


Terlihat seorang gadis yang memakai gaun berwarna merah sedang menyisir rambutnya. Wajahnya terlihat sedih. Dialah mawar yang dimaksud Argus.


Si Jin mengarahkan senjata pada Mo Yeon yang sedang mencuci wajahnya di dekat tempat mengambil air. Si Jin mengatur lensa penglihatan supaya bisa melihat Mo Yeon lebih dekat dan membidikkan cahaya senjata pada Mo Yeon. 

Si Jin tersenyum senang melihat Mo Yeon, apalagi saat Mo Yeon sedang berbicara dengan Min Ji dengan tersenyum lebar. Si Jin semakin tersenyum melihat Mo Yeon yang terlihat sangat cantik dan segar.


“Apa kau mau menembak kepalanya?”, tanya Dae Young yang tiba-tiba muncul. Si Jin menjawab spontan tembakannya adalah tembakan cinta dan targetnya sangat cantik. Si Jin terdiam sesaat dan sadar, ia berbicara apa dan dengan siapa dan kemudian menoleh.

Dae Young tersenyum, menggoda Si Jin dengan mengatakan pemeriksaan senajat sudah selesai. Si Jin mengatakan senjatanya baik-baik saja. “Senjatanya mungkin baik-baik saja, tapi penggunanya sepertinya tidak,” goda Dae Young lagi.

Dae Young mengatakan kalau ia tidak akan mengganggu Si Jin lagi. Lalu sebuah laporan masuk melalui walkie talkie Dae Young (nama panggilan dae Young adalah ‘Wolf’) yang memberitahukan bahwa ‘Yellow Tiger’ akan datang besok sore.

Myeong Ju yang sedang makan bertanya pada Sersan Choi, siapa “Yellow Tiger’ itu. Sersan Choi bilang itu adalah panggilan untuk Komandan. “Maksudmu, ayahku?” tanya Myeong Ju sangat kaget.


Esok harinya, Si Jin memimpin pasukan untuk memberitahukan secara resmi bahwa komandan akan datang ke camp mereka sore nanti dan mereka membersihkan seluruh camp.


Saat  sedang giat-giatnya kerja bakti, Sersan Choi datang melapor pada Si Jin bahwa Komandan tidak jadi datang ke camp karena Komandan dijadwalkan bertemu dengan Kepala Pasukan PBB. Sersan Choi juga mengatakan Si Jin dan Dr, Kang dipanggil oleh Komandan Batalion. Dae Young dan Myeong Ju juga diperintahkan untuk datang.


Beberapa petinggi pasukan menunggu kedatangan Letjen Yoon. Myeong Ju melihat ke arah Dae Young yang berdiri di sampingnya, Dae Young meminta Myeong Ju untuk tidak mengkhawatirkannya. Myeong Ju langsung menyangkalnya.


Letjen Yoon tiba dan menyalami pemimpin batalyon. Ia mengucapkan terima kasih atas penyambutan mereka.

Setiba di markas, Letjen Yoon meminta izin pada Komandan Divisi untuk memakai ruangannya selama 30 menit sebelum briefing untuk kepentingan pribadi. Dan Komandan itu mengizinkannya.


Letjen Yoon memanggil Si Jin, Dae Young, Myeong Ju dan Mo Yeon untuk mengikutinya. Setelah berada di ruangan, Letjen Yoon menyuruh mereka duduk, dengan polosnya Mo Yeon mengucapkan terima kasih dan langsung berjalan ke arah kursi rapat.

Sementara Si Jin, Dae Young dan Myeong Ju, dengan gaya tentara, mengatakan tidak perlu, pak. Mereka hanya berdiri istirahat di sana. Melihat itu, Mo Yeon kebingungan sendiri dan terpaksa kembali berdiri di samping Si Jin.

Pada Mo Yeon, Letjen Yoon mengucapkan rasa penghargaannya karena bantuan Mo Yeon terhadap operasi VIP. Mengatakan, Mo Yeon sudah cocok menjadi tentara. Dengan nada bercanda, Mo Yeon mengatakan ia orang yang sulit bangun pagi.

Letjen Yoon tertawa dan berkata, “Mungkin karena itulah kau bisa secantik ini”. Mo Yeon tersenyum memegang pipinya. Lalu Letjen Yoon mengatakan bahwa hanya itu yang ingin ia katakan dan berharap akan bertemu lagi dengan Mo Yeon di lain waktu. Mo Yeon agak kaget dengan pertemuan yang sangat singkat itu dan pamit keluar.


Setelah Mo Yeon keluar, Letjen Yoon baru membicarakan masalah yang sebenarnya ingin ia bahas. Ia berbicara sebagai ayah Myeong Ju. Letjen Yoon bertanya pada Si Jin, apakah Si Jin itu teman atau musuhnya. “Apa kau sungguh tidak tertarik pada putriku?” tanya letjen Yoon. Myeong Ju menegur ayahnya.

Dengan jujur Si Jin mengatakan kalau selama tujuh tahun mengenal Myeong Ju, ia tidak memiliki perasaan tertarik pada Myeon Ju. Baginya, Myeong Ju adalah rekan yang baik. Letjen Yoon menerima keputusan Si Jin dan menyuruhnya untuk keluar dari ruangan.


Mo Yeon sedikit kaget melihat Si Jin yang keluar sangat cepat, tadinya ia mengira mereka sedang membicarakan hal yang serius. “Memang. Tapi aku diiusir setelah itu.”

Mo Yeon berpikir Si Jin dikeluarkan dari penjara, tapi ternyata Si Jin dikeluarkan dari kandidat menanti idaman. Dan dengan begitu cinta segitiga juga sudah berakhir.

“Bagaimana. Aku memiliki mantan tunangan, apa kau tetap menyukaiku?” Mo Yeon tersenyum dan kemudian bertanya apa yang akan terjadi pada Dae Young dan Myeong Ju. “Entahlah. Sersan Mayor Seo selalu mendapatkan tugas yang sulit,” ucap Shi Jin.


Sekarang tinggal Dae Young dan Myeong Ju. Ayah menanyakan apakah setelah bertemu kembali dengan Dae Young, Myeong Ju masih tetap menyukai Dae Young. Myeong Ju membenarkan.

Ayah pun bertanya pada Dae Young, apakah Dae Young memiliki perasaan yang sama. Myeong Ju langsung menyela, meminta ayahnya untuk tidak menyeret Dae Young. Tapi tiba-tiba Dae Young menjawab, iya, pak. Membuat Myeong Ju kaget dan menatap Dae Young.

Ayah meminta jawaban Dae Young, kenapa Dae Young berubah pikiran padahal Dae Young sudah setuju mundur. Myeong Ju memegang lengan Dae Young, mengatakan bahwa ia tidak peduli jawaban Dae Young, ia hanya ingin bersama Dae Young.

De Young melepaskan tangan Myeong Ju, membuat Myeong Ju berpikir Dae Young menolaknya lagi. Tapi ternyata Dae Young malah menggenggam tangannya. Dae Young mengatakan pada ayah Myeong Ju bahwa ia hanya ingin menggenggam tangan Myeong Ju.

“Apa kau pikir kau pantas menggenggam tangan itu?” tanya Letjen Yoon. Dae Young mengatakan ia bersedia pergi kemana pun yang diperintahkan oleh ayah Myeong Ju tapi ia tidak akan melepaskan tangan Myeong Ju lagi.

Tanpa menatap Myeong Ju, ayah menyuruh Myeong Ju keluar. Awalnya Myeong Ju tidak mau keluar tapi Dae Young meminta Myeong Ju untuk tidak khawatir. dan Myeong Ju menurut keluar.


Ayah mengatakan tujuan ia menjadi tentara selama 30 tahun hanyalah 2, yaitu menjadi seorang komandan yang terhormat dan menjadi seorang ayah yang juga dihormati oleh anaknya yang juga tentara. Tapi ia menyadari ia gagal mencapai kedua tujuannya itu karena ia telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya.

Ayah Myeong Ju mengatakan sekarang ia sudah tahu perasaan Dae Young dan tidak ingin menghalangi mereka lagi. Ia merestui Dae Young dan Myeong Ju berpacaran dan juga sudah memikirkan mereka berdua akan menikah. Tapi ia tidak ingin mempunyai menantu yang hanya berpangkat sersan mayor.

Ayah menyuruh Dae Young berhenti menjadi tentara dan bekerja di perusahaan milik ibu Myeong Ju. Dan beritahukan keputusanmu setelah kembali ke Korea.


Si Jin yang sedang mengisi bahan bakar ke tangki mobil, melihat Mo Yeon sedang melamun dan bertanya apa yang sedang Mo Yeon pikirkan. Mo Yeon mengatakan ia tidak menegrti kenapa Si Jin tidak berkencan dengan Myoeng Ju. Myeong Ju masih muda, cerdas, baik dan berasal dari keluarga baik dan tubuhnya juga bagus.

“Apa aku harus berpacaran dengan semua wanita yang cantik dan berasal dari keluarga yang baik?”, tanya Shi Jin.

“Jadi, menurutmu dia cantik? Aku kan tidak bilang dia cantik,” gerutu Mo Yeon. Si Jin tertawa, mengatai Mo Yeon sedang cemburu dan menyuruh Mo Yeon memegang pipa pengisi bahan bakar.


Dengan bersungut-sungut, Mo Yeon mengikuti keinginan Si Jin, mengambil alih pipa itu. Mo Yeon masih mengomel tentang Si Jin yang mengatakan Myeong Ju cantik dan sekarang malah mengalihkan topik pembicaraan. Si Jin mencium Mo Yeon saat ia menoleh ke arah Si Jin. Mo Yeon bingung apa yang dilakukan Si Jin. Si Jin mengatakan kalau ia membuat Mo yeon diam dengan cara yang seksi.

Si Jin menyuruh Mo Yeon kembali bicara dan langsung menciumnya lagi. Mo Yeon kesal  tapi ia tidak bisa marah dan bertanya sampai kapan akan selesai mengisi bahan bakar. Dengan santainya, Si Jin mengatakan kalau itu sudah selesai dari tadi. Si Jin pun pergi untuk membayar dengan wajah tersenyum, meninggalkan Mo Yeon yang kesal sendiri.


Saat akan masuk ke dalam toko, seorang anak kecil berlari keluar dari toko dan dikejar oleh pemilik toko. Pemilik toko itu mengatakan anak itu pencuri dan ingin memukul anak itu. Untungnya Si Jin mencegahnya.


Mo Yeon datang, bertanya apa yang terjadi. Si Jin mengatakan sepertinya anak itu mencuri obat karena sedang sakit. Si Jin mengajak Mo Yeon membawa anak itu ke Medicube. Mo Yeon memeriksa dahi anak itu dan melihat ada bintik-bintik di kulit anak itu.

Mo Yeon berkata mereka tidak bisa membawa anak itu ke Medicube karena anak itu menderita campak dan itu sangat mudah menular. Mo Yeon mengajak Si Jin ke tempat tinggal anak itu untuk mencegah virusnya menyebar lebih jauh.


Myeong Ju mendengar kabar dari Dae Young bahwa ayahnya sudah mengizinkan mereka berkencan. Myeong Ju sangat senang, antara percaya dan tidak. Ia sempat berpikir alasan kenapa ayahnya berubah pikiran, apa ia sakit kanker? atau penyakit berbahaya?

Dae Young hanya tersenyum lebar. Myeong Ju ingin menelpon sendiri ayahnya karena jika tidak mendengarkan langsung, ia masih belum percaya. Myeong Ju pamit pergi untuk menelpon ayahnya.

Dae Young tersenyum senang melihat Myeong Ju yang berlari ke arah Medicube. Tapi sesaat kemudian wajahnya berubah keruh.


Si Jin dan Mo Yeon sudah tiba di tempat tinggal anak itu. Si Jin melapor ke markas bahwa ia sudah tiba di sebuah kota dan meminta mereka mengecek koordinat GPSnya.


Sersan Choi melaporkan pada Dae Young bahwa ia mendapatkan laporan dari Si Jin namun hubungan radio tiba-tiba terputus. Dan anehnya, kota itu tidak ada di dalam peta. Dae Young menyuruh Sersan Choi untuk mencari Daniel.


Di sana, sudah banyak anak-anak yang sakit. Saat Mo Yeon bertanya dalam bahasa inggris, tidak seorang pun menjawab. Si Jin mencoba bertanya dalam bahasa mereka, tapi mereka masih tidak menjawab.


Seseoang datang, mengatakan mereka tidak akan mendapatkan makan hingga 3 hari jika mereka berbicara dengan orang asing. Dan orang itu adalah si ‘Mawar’ itu. Mo Yeon sangat lega karena akhirnya ada seseorang yang bisa mereka tanyai. Si Jin memegang pundak Mo Yeon, sepertinya Si Jin mulai merasa keanehan di sana.

Si Jin bertanya pada gadis itu, apakah akan baik-baik saja jika gadis itu berbicara dengan mereka. Gadis itu mengatakan aturan itu sudah tidak penting lagi untuknya. Mo Yeon meminta bantuan gadis itu untuk mengumpulkan anak-anak karena mereka mengidap campak dan jika tidak diobati, 70% dari mereka akan mati atau cacat.

Namun gadis itu mengatakan lebih baik mati daripada tinggal di sana. Anak laki-laki akan menjadi anggota geng dan anak perempuan akan dijual ke germo saat mereka besar. “Dan hari ini adalah giliranku”, ucapnya lagi. Gadis itu mengatakan akan mau bekerja sama dengan satu syarat, keluarkan dia dari sana.


Daniel mengatakan kota yang ditunjuk itu adalah “Kota Berhantu’, yaitu tempat tinggal anak yatim piatu yang dikuasai oleh geng lokal yang menculik anak-anak dan membesarkan mereka untuk dijual.


Si Jin mendapat telpon dari Dae Young, melaporkan apa yang dikatakan Daniel tadi. Saat itulah, ada sebuah mobil hitam yang datang ke kota itu dan Si Jin mengenali orang itu adalah Argus. Si Jin meminta Dae young untuk cepat datang karena ia melihat pemilik kota itu baru saja tiba.

Argus tiba di depan kota dan semua anak-anak berlari pergi saat Argus tiba. Mo Yeon mendekati Argus, bertanya apakah Argus wali anak-anak itu. “O… kita kedatangan tamu,” ucap Argus.



Mo Yeon memerkenalkan dirinya dan meminta izin membawa anak-anak itu ke posko kesehatan. Argus mengomentari Mo Yeon terlalu cantik untuk pekerjaan seperti itu.

Si Jin yang baru datang langsung menjauhkan Mo Yeon dari Argus, berpesan agar Mo Yeon tetap berada di belakangnya. Argus mengulurkan tangannya, mengatakan senang bertemu dengan Si Jin lagi.

Si Jin tidak menerima uluran tangan Argus. Mo Yeon menanyakan apakah Si Jin mengenal pria itu.  Si Jin menjawab, Argus adalah prajurit Ryan.


Argus melihat Mo Yeon sekali lagi. Dan mengingat sepertinya Mo Yeon yang datang saat upacara penghormatan pemakaman temannya beberapa waktu dulu. Argus mengatakan kalau sepertinya ia berada di atas angin kali ini.



Tiba-tiba seseorang menembak Argus dari arah belakang, Si Jin langsung mengeluarkan pistolnya. Ternyata, si gadis itulah yang menembak Argus. Gadis itu berlari mendekati Si Jin, mengajak Si Jin pergi sekarang juga, karena saat itu adalah kesempatan terakhir mereka.

Anak buah Argus meminta Mo Yeon melakukan sesuatu untuk menolong Argus. Namun si gadis itu melarang, tidak usah menolong argus.

Argus meminta Mo Yeon menolongnya. Argus juga mencoba menembak ke arah gadis itu tetapi ia terlalu lemah dan malah tersungkur ke tanah. Mo Yeon menolak menolong Argus karena nanti Argus akan membunuh semakin banyak orang.


“Selamatkan dia. Kau harus lakukan tugasmu sebagai dokter. Jika kita harus membunuh seseorang, aku yang akan melakukannya,” ucap Si Jin sambil memegang pistol ke arah Argus dan anak buahnya.

Bersambung ke episode 10…

Komentar:
Sepanjang episode ini banyak momen-momen manisnya tapi endingnya menegangkan. Dan di sinilah idealis seorang dokter dan tentara disampaikan secara nyata. Meski Mo Yeon tidak seperti dulu yang akan berjuang untuk kehidupan orang lain dengan cara mengobatinya, namun kali ini ia justru ingin menyelematkan orang lain dengan mengorbankan hidup orang lain. Yang mana itu adalah idealis Si Jin sebagai tentara.

Untungnya Si Jin mengingatkan hal, Mo Yeon harus melakukan tugasnya sebagai dokter dan ia akan melakukan tugasnya sebagai tentara. Dan masalah ini juga yang menjadi alasan Mo Yeon ingin berpisah dengan Si Jin (di episode 2).

Selamat buat couple Myeong Ju dan Dae Young yang telah mendapat restu dari ayah Myeong Ju.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar