Sesampai di
camp, sikap Si Jin dan Mo Yeon seddikit canggung dan kaku. Sebelum berpisah, mereka
saling memberi hormat. Si Jin menghormat ala tentara dan Mo Yeon membungkuk. Sang
Hyun dan Ja Ae melihat punggung Mo Yeon dan Si Jin, sama-sama dipenuhi oleh
jerami yang kering.
Sang Hyun
tersenyum penuh arti. Ja Ae merasa Mo Yeon dan Si Jin pasti akan merasa malu.
“Mereka mengalami momen yang bahagia tadi,” sahut Sang Hyun, tidak bisa menghentikan
senyumnya.
“Aku merasa
ingin mewawancari Dr, Kang,” sahut Ja Ae.
“Aku ingin
memukul Kapten Yoo,” Ja Ae berpaling menatap Sang Hyun, marah. “Aku ingin
memukulmu,” ucap Ja Ae dan kemudian pergi. Sang Hyun tersenyum senang.
Young Su mengendap-endap
di area pembangkit listrik. Beberapa lampu mobil menyala, lalu Argus muncul
bersama anak buahnya. Young Su sangat kaget dan mengeluarkan brangkas dari dalam
tas ranselnya. Ia berkata baru saja menemukannya dan brangkas itu sudah rusak
serta terkunci.
Anak buah
Argus membawa pergi brangkas itu. Argus mendekati Young Su, mengancam Young Su
dengan pistol karena Young Su terlambat 27 jam 15 menit. Young Su memohon agar
Argus tidak membunuhnya dan ia akan melakukan apa saja, semuanya.
“Tidak… tidak…
Kau akan melakukan tidak harus melakukan semuanya. Hanya melakukan apa yang aku
katakan,” ralat Argus. Young Su baru bisa bernafas lega setelah Argus dan
gengnya pergi.
Setelah
kembali ke markas dan membuka brangkas itu, Argus baru mengetahui brangkas itu kosong.
Young Su sudah menipunya. Anak buah Young Su berencana untuk mencari Young Su
tapi Argus tidak setuju. Karena Young Su sudah memasuki daerah teritori yang
tidak bisa mereka ganggu. Argus menatap brangkas kosong itu dengan marah.
Young Su
ternyata sudah berada di medicube. Ia merecoki Ja Ae, mengaaku sedang terluka.
Myeong Ju datang dan memeriksa hasil rontgen Young Su, yang hasilnya baik-baik saja. Young Su berkeras
bahwa ia tidak mempercayai hasil rontgen medicube dan ingin mendapatkan MRI di
rumah sakit bagus di Korea. “Aku ingin ikut di dalam pesawat itu sebagai
pasien,” tegas Young Su. Ja Ae marah dan mengatakan semua kursinya sudah penuh
dan apa kau pikir kami ini agen travel pribadimu.
Young Su
sangat marah. Memerintahkan mereka berdua melakukan yang ia katakan. Young Su
juga mengatai Myeong Ju yang tidak bersikap sesuai dengan seragamnya itu. Young
Su mengomel dan hampir saja memukul Myeong Ju. Dae Young datang dan menarik
Young Su pergi.
Di luar, Dae
Young melempar Young Su ke tanah. Menantang Young Su untuk dibuatkan luka
separah apa. Dae Young menendang belakang lutut Young Su hingga Young So
terjatuh dan menginjak paha Young Su. Dae Young mengatakan ia akan membantu
Young Su, jadi Young Su tinggal bilang saja padanya. Ingin patah tulang? Ingin
kepalanya berlubang? Dan menempatkanmu di ICU seumur hidup.
Young Su
langsung meminta ampun, ia hanya ingin segera meninggalkan negara itu, oleh
karena itulah ia menjadi putus ada. Dae Young mengatakan akan menghitung sampai
5 dan dalam hitungan itu Young Su harus segera pergi dari camp.
Young Su
meminta maaf sekali lagi. Saat Chi Hoon tiba-tiba muncul di belakang Dae Young,
Young Su memohon agar Chi Hoon mau menyampaikan permintaan maafnya pada dokter
yang tadi. Ternyata Chi Hoon datang untuk memberikan kursi pesawatnya untuk
Young Su.
Keesokan
harinya, Young Su menjadi salah satu penumpang bus yang akan membawa tim medis
dan pasien kembali ke Korea.
Flashback
Young Su
berhasil menemukan brangkas yang berisi berlian dan menelan semua berlian itu.
Lalu Young Su mengunci brangkas yang sudah kosong dan merusak tombol
penguncinya dengan batu.
Flashback End
Tim medis
yang tinggal masih menunggu Chi Hoon dan tidak percaya Chi Hoon tidak akan
berangkat. Min Ji berpikir Young Su telah mencuri kursi Chi Hoon. Ja Ae melihat
jam tangan Min Ji, berpikir jika bus itu tidak berangkat sekarang, mereka akan
ketinggalan pesawat.
Mo Yeon dan
Sang Hyun datang, mengatakan kalau mereka tidak menemukan Chi Hoon dimana pun.
Dan akhirnya bus pun berangkat.
Mo Yeon dan
anak buahnya membicarakan tentang Chi Hoon yang terlihat aneh akhir-akhir ini.
Mereka khawatir sesuatu terjadi pada Chi Hoon.
Sang Hyun
akhirnya berhasil menemukan Chi Hoon. Sang Hyun mnebak kenapa Chi Hoon tidak
kembali ke Korea karena Hee Eun yang sepertinya mungkin bertambah berat badan. Chi
Hoon pun menjadi tidak begitu merindukan Hee Eun seperti mereka masih pengantin
baru.
“Tapi, keinginan tidak ingin pulang ke rumah itu hanya akan bekerja di saat
kau berada di Korea. Tapi sekarang kau berada di ujung dunia. Ini sangat
ekstrim.”
CHi Hoon
mengakui jaraknya memang sangat jauh. Kerena itulah ia tidak bisa melarikan diri sejauh itu, ia
merasa tidak pantas lagi menjadi seorang dokter. Sang Hyun menanyakan apa yang terjadi antara
Chi Hoon dan pasien Kang Min Jae. Mungkin ia bisa membantu.
Tapi Chi Hoon
menolak memberitahukan Sang Hyun atau menerima bantuan dari Sang Hyun karena
itu sama artinya dengan melarikan diri juga. Ia berusaha mengatasinya sendiri.
Jika tidak berhasil, ia akan meminta bantuan Sang Hyun.
Saat di bandara,
dalam antrian akan naik ke pesawat, Young Su melihat salah seorang anak buah
Argus. Ia bersembunyi di balik sebuah dinding. Tak lama, anak buah argus pun
pergi dan mengajak teman-temannya juga.
Young Su
menghela nafas lega. Seorang petugas mendekati Young Su, menanyakan apa yang
bisa ia bantu. Namun Young Su memberi isyarat petugas itu untuk diam dan
menyuruhnya pergi.
Anak buah
Argus kembali ke markas, melaporkan bahwa hingga pesawat berangkat, Young Su
tidak muncul. Ia menduga, Young Su sudah lebih dulu mencurigai mereka dan ia
sudah menyiapkan perangkap bersama beberapa polisi.
Menurut
Argus, Young Su pasti akan menggunakan segala cara untuk keluar dari Urk dan
saat ia bertemu Young Su nanti, ia berjanji akan merobek-robek tubuh Young Su. Argus
memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan ‘mawar’ bukan pistol sebagai hadiah
untuk Kolonel Amang.
“Mawar yang
aku pilih terakhir,” pesan argus lagi. Anak buah argus itu mengajak temannya
pergi.
Terlihat
seorang gadis yang memakai gaun berwarna merah sedang menyisir rambutnya.
Wajahnya terlihat sedih. Dialah mawar yang dimaksud Argus.
Si Jin
mengarahkan senjata pada Mo Yeon yang sedang mencuci wajahnya di dekat tempat
mengambil air. Si Jin mengatur lensa penglihatan supaya bisa melihat Mo Yeon
lebih dekat dan membidikkan cahaya senjata pada Mo Yeon.
Si Jin tersenyum
senang melihat Mo Yeon, apalagi saat Mo Yeon sedang berbicara dengan Min Ji
dengan tersenyum lebar. Si Jin semakin tersenyum melihat Mo Yeon yang terlihat
sangat cantik dan segar.
“Apa kau mau
menembak kepalanya?”, tanya Dae Young yang tiba-tiba muncul. Si Jin menjawab
spontan tembakannya adalah tembakan cinta dan targetnya sangat cantik. Si Jin
terdiam sesaat dan sadar, ia berbicara apa dan dengan siapa dan kemudian
menoleh.
Dae Young
tersenyum, menggoda Si Jin dengan mengatakan pemeriksaan senajat sudah selesai.
Si Jin mengatakan senjatanya baik-baik saja. “Senjatanya mungkin baik-baik
saja, tapi penggunanya sepertinya tidak,” goda Dae Young lagi.
Dae Young
mengatakan kalau ia tidak akan mengganggu Si Jin lagi. Lalu sebuah laporan
masuk melalui walkie talkie Dae Young (nama panggilan dae Young adalah ‘Wolf’)
yang memberitahukan bahwa ‘Yellow Tiger’ akan datang besok sore.
Myeong Ju
yang sedang makan bertanya pada Sersan Choi, siapa “Yellow Tiger’ itu. Sersan
Choi bilang itu adalah panggilan untuk Komandan. “Maksudmu, ayahku?” tanya
Myeong Ju sangat kaget.
Esok harinya,
Si Jin memimpin pasukan untuk memberitahukan secara resmi bahwa komandan akan
datang ke camp mereka sore nanti dan mereka membersihkan seluruh camp.
Saat sedang giat-giatnya kerja bakti, Sersan Choi
datang melapor pada Si Jin bahwa Komandan tidak jadi datang ke camp karena
Komandan dijadwalkan bertemu dengan Kepala Pasukan PBB. Sersan Choi juga
mengatakan Si Jin dan Dr, Kang dipanggil oleh Komandan Batalion. Dae Young dan
Myeong Ju juga diperintahkan untuk datang.
Beberapa
petinggi pasukan menunggu kedatangan Letjen Yoon. Myeong Ju melihat ke arah Dae
Young yang berdiri di sampingnya, Dae Young meminta Myeong Ju untuk tidak mengkhawatirkannya.
Myeong Ju langsung menyangkalnya.
Letjen Yoon
tiba dan menyalami pemimpin batalyon. Ia mengucapkan terima kasih atas
penyambutan mereka.
Setiba di
markas, Letjen Yoon meminta izin pada Komandan Divisi untuk memakai ruangannya
selama 30 menit sebelum briefing untuk kepentingan pribadi. Dan Komandan itu
mengizinkannya.
Letjen Yoon
memanggil Si Jin, Dae Young, Myeong Ju dan Mo Yeon untuk mengikutinya. Setelah
berada di ruangan, Letjen Yoon menyuruh mereka duduk, dengan polosnya Mo Yeon
mengucapkan terima kasih dan langsung berjalan ke arah kursi rapat.
Sementara Si
Jin, Dae Young dan Myeong Ju, dengan gaya tentara, mengatakan tidak perlu, pak.
Mereka hanya berdiri istirahat di sana. Melihat itu, Mo Yeon kebingungan
sendiri dan terpaksa kembali berdiri di samping Si Jin.
Pada Mo Yeon,
Letjen Yoon mengucapkan rasa penghargaannya karena bantuan Mo Yeon terhadap
operasi VIP. Mengatakan, Mo Yeon sudah cocok menjadi tentara. Dengan nada
bercanda, Mo Yeon mengatakan ia orang yang sulit bangun pagi.
Letjen Yoon
tertawa dan berkata, “Mungkin karena itulah kau bisa secantik ini”. Mo Yeon
tersenyum memegang pipinya. Lalu Letjen Yoon mengatakan bahwa hanya itu yang
ingin ia katakan dan berharap akan bertemu lagi dengan Mo Yeon di lain waktu. Mo
Yeon agak kaget dengan pertemuan yang sangat singkat itu dan pamit keluar.
Setelah Mo
Yeon keluar, Letjen Yoon baru membicarakan masalah yang sebenarnya ingin ia
bahas. Ia berbicara sebagai ayah Myeong Ju. Letjen Yoon bertanya pada Si Jin,
apakah Si Jin itu teman atau musuhnya. “Apa kau sungguh tidak tertarik pada
putriku?” tanya letjen Yoon. Myeong Ju menegur ayahnya.
Dengan jujur
Si Jin mengatakan kalau selama tujuh tahun mengenal Myeong Ju, ia tidak memiliki
perasaan tertarik pada Myeon Ju. Baginya, Myeong Ju adalah rekan yang baik.
Letjen Yoon menerima keputusan Si Jin dan menyuruhnya untuk keluar dari
ruangan.
Mo Yeon
sedikit kaget melihat Si Jin yang keluar sangat cepat, tadinya ia mengira
mereka sedang membicarakan hal yang serius. “Memang. Tapi aku diiusir setelah
itu.”
Mo Yeon berpikir
Si Jin dikeluarkan dari penjara, tapi ternyata Si Jin dikeluarkan dari kandidat
menanti idaman. Dan dengan begitu cinta segitiga juga sudah berakhir.
“Bagaimana. Aku
memiliki mantan tunangan, apa kau tetap menyukaiku?” Mo Yeon tersenyum dan
kemudian bertanya apa yang akan terjadi pada Dae Young dan Myeong Ju.
“Entahlah. Sersan Mayor Seo selalu mendapatkan tugas yang sulit,” ucap Shi Jin.
Sekarang
tinggal Dae Young dan Myeong Ju. Ayah menanyakan apakah setelah bertemu kembali
dengan Dae Young, Myeong Ju masih tetap menyukai Dae Young. Myeong Ju
membenarkan.
Ayah pun
bertanya pada Dae Young, apakah Dae Young memiliki perasaan yang sama. Myeong
Ju langsung menyela, meminta ayahnya untuk tidak menyeret Dae Young. Tapi
tiba-tiba Dae Young menjawab, iya, pak. Membuat Myeong Ju kaget dan menatap Dae
Young.
Ayah meminta
jawaban Dae Young, kenapa Dae Young berubah pikiran padahal Dae Young sudah
setuju mundur. Myeong Ju memegang lengan Dae Young, mengatakan bahwa ia tidak
peduli jawaban Dae Young, ia hanya ingin bersama Dae Young.
De Young
melepaskan tangan Myeong Ju, membuat Myeong Ju berpikir Dae Young menolaknya
lagi. Tapi ternyata Dae Young malah menggenggam tangannya. Dae Young mengatakan
pada ayah Myeong Ju bahwa ia hanya ingin menggenggam tangan Myeong Ju.
“Apa kau
pikir kau pantas menggenggam tangan itu?” tanya Letjen Yoon. Dae Young
mengatakan ia bersedia pergi kemana pun yang diperintahkan oleh ayah Myeong Ju
tapi ia tidak akan melepaskan tangan Myeong Ju lagi.
Tanpa menatap
Myeong Ju, ayah menyuruh Myeong Ju keluar. Awalnya Myeong Ju tidak mau keluar
tapi Dae Young meminta Myeong Ju untuk tidak khawatir. dan Myeong Ju menurut
keluar.
Ayah
mengatakan tujuan ia menjadi tentara selama 30 tahun hanyalah 2, yaitu menjadi
seorang komandan yang terhormat dan menjadi seorang ayah yang juga dihormati
oleh anaknya yang juga tentara. Tapi ia menyadari ia gagal mencapai kedua
tujuannya itu karena ia telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan
pribadinya.
Ayah Myeong
Ju mengatakan sekarang ia sudah tahu perasaan Dae Young dan tidak ingin
menghalangi mereka lagi. Ia merestui Dae Young dan Myeong Ju berpacaran dan
juga sudah memikirkan mereka berdua akan menikah. Tapi ia tidak ingin mempunyai
menantu yang hanya berpangkat sersan mayor.
Ayah menyuruh Dae Young berhenti menjadi
tentara dan bekerja di perusahaan milik ibu Myeong Ju. Dan beritahukan
keputusanmu setelah kembali ke Korea.
Si Jin yang
sedang mengisi bahan bakar ke tangki mobil, melihat Mo Yeon sedang melamun dan
bertanya apa yang sedang Mo Yeon pikirkan. Mo Yeon mengatakan ia tidak menegrti
kenapa Si Jin tidak berkencan dengan Myoeng Ju. Myeong Ju masih muda, cerdas,
baik dan berasal dari keluarga baik dan tubuhnya juga bagus.
“Apa aku
harus berpacaran dengan semua wanita yang cantik dan berasal dari keluarga yang
baik?”, tanya Shi Jin.
“Jadi,
menurutmu dia cantik? Aku kan tidak bilang dia cantik,” gerutu Mo Yeon. Si Jin
tertawa, mengatai Mo Yeon sedang cemburu dan menyuruh Mo Yeon memegang pipa
pengisi bahan bakar.
Dengan
bersungut-sungut, Mo Yeon mengikuti keinginan Si Jin, mengambil alih pipa itu.
Mo Yeon masih mengomel tentang Si Jin yang mengatakan Myeong Ju cantik dan
sekarang malah mengalihkan topik pembicaraan. Si Jin mencium Mo Yeon saat ia
menoleh ke arah Si Jin. Mo Yeon bingung apa yang dilakukan Si Jin. Si Jin mengatakan
kalau ia membuat Mo yeon diam dengan cara yang seksi.
Si Jin
menyuruh Mo Yeon kembali bicara dan langsung menciumnya lagi. Mo Yeon kesal tapi ia tidak bisa marah dan bertanya sampai
kapan akan selesai mengisi bahan bakar. Dengan santainya, Si Jin mengatakan
kalau itu sudah selesai dari tadi. Si Jin pun pergi untuk membayar dengan wajah
tersenyum, meninggalkan Mo Yeon yang kesal sendiri.
Saat akan
masuk ke dalam toko, seorang anak kecil berlari keluar dari toko dan dikejar
oleh pemilik toko. Pemilik toko itu mengatakan anak itu pencuri dan ingin memukul
anak itu. Untungnya Si Jin mencegahnya.
Mo Yeon datang,
bertanya apa yang terjadi. Si Jin mengatakan sepertinya anak itu mencuri obat
karena sedang sakit. Si Jin mengajak Mo Yeon membawa anak itu ke Medicube. Mo
Yeon memeriksa dahi anak itu dan melihat ada bintik-bintik di kulit anak itu.
Mo Yeon
berkata mereka tidak bisa membawa anak itu ke Medicube karena anak itu
menderita campak dan itu sangat mudah menular. Mo Yeon mengajak Si Jin ke tempat
tinggal anak itu untuk mencegah virusnya menyebar lebih jauh.
Myeong Ju
mendengar kabar dari Dae Young bahwa ayahnya sudah mengizinkan mereka
berkencan. Myeong Ju sangat senang, antara percaya dan tidak. Ia sempat
berpikir alasan kenapa ayahnya berubah pikiran, apa ia sakit kanker? atau
penyakit berbahaya?
Dae Young
hanya tersenyum lebar. Myeong Ju ingin menelpon sendiri ayahnya karena jika tidak
mendengarkan langsung, ia masih belum percaya. Myeong Ju pamit pergi untuk
menelpon ayahnya.
Dae Young
tersenyum senang melihat Myeong Ju yang berlari ke arah Medicube. Tapi sesaat
kemudian wajahnya berubah keruh.
Si Jin dan Mo
Yeon sudah tiba di tempat tinggal anak itu. Si Jin melapor ke markas bahwa ia
sudah tiba di sebuah kota dan meminta mereka mengecek koordinat GPSnya.
Sersan Choi
melaporkan pada Dae Young bahwa ia mendapatkan laporan dari Si Jin namun
hubungan radio tiba-tiba terputus. Dan anehnya, kota itu tidak ada di dalam
peta. Dae Young menyuruh Sersan Choi untuk mencari Daniel.
Di sana, sudah
banyak anak-anak yang sakit. Saat Mo Yeon bertanya dalam bahasa inggris, tidak
seorang pun menjawab. Si Jin mencoba bertanya dalam bahasa mereka, tapi mereka
masih tidak menjawab.
Seseoang
datang, mengatakan mereka tidak akan mendapatkan makan hingga 3 hari jika
mereka berbicara dengan orang asing. Dan orang itu adalah si ‘Mawar’ itu. Mo
Yeon sangat lega karena akhirnya ada seseorang yang bisa mereka tanyai. Si Jin
memegang pundak Mo Yeon, sepertinya Si Jin mulai merasa keanehan di sana.
Si Jin bertanya
pada gadis itu, apakah akan baik-baik saja jika gadis itu berbicara dengan
mereka. Gadis itu mengatakan aturan itu sudah tidak penting lagi untuknya. Mo
Yeon meminta bantuan gadis itu untuk mengumpulkan anak-anak karena mereka
mengidap campak dan jika tidak diobati, 70% dari mereka akan mati atau cacat.
Namun gadis
itu mengatakan lebih baik mati daripada tinggal di sana. Anak laki-laki akan
menjadi anggota geng dan anak perempuan akan dijual ke germo saat mereka besar.
“Dan hari ini adalah giliranku”, ucapnya lagi. Gadis itu mengatakan akan mau
bekerja sama dengan satu syarat, keluarkan dia dari sana.
Daniel
mengatakan kota yang ditunjuk itu adalah “Kota Berhantu’, yaitu tempat tinggal
anak yatim piatu yang dikuasai oleh geng lokal yang menculik anak-anak dan
membesarkan mereka untuk dijual.
Si Jin mendapat
telpon dari Dae Young, melaporkan apa yang dikatakan Daniel tadi. Saat itulah, ada
sebuah mobil hitam yang datang ke kota itu dan Si Jin mengenali orang itu
adalah Argus. Si Jin meminta Dae young untuk cepat datang karena ia melihat
pemilik kota itu baru saja tiba.
Argus tiba di
depan kota dan semua anak-anak berlari pergi saat Argus tiba. Mo Yeon mendekati
Argus, bertanya apakah Argus wali anak-anak itu. “O… kita kedatangan tamu,” ucap
Argus.
Mo Yeon memerkenalkan
dirinya dan meminta izin membawa anak-anak itu ke posko kesehatan. Argus
mengomentari Mo Yeon terlalu cantik untuk pekerjaan seperti itu.
Si Jin yang
baru datang langsung menjauhkan Mo Yeon dari Argus, berpesan agar Mo Yeon tetap
berada di belakangnya. Argus mengulurkan tangannya, mengatakan senang bertemu
dengan Si Jin lagi.
Si Jin tidak
menerima uluran tangan Argus. Mo Yeon menanyakan apakah Si Jin mengenal pria
itu. Si Jin menjawab, Argus adalah
prajurit Ryan.
Argus melihat
Mo Yeon sekali lagi. Dan mengingat sepertinya Mo Yeon yang datang saat upacara
penghormatan pemakaman temannya beberapa waktu dulu. Argus mengatakan kalau
sepertinya ia berada di atas angin kali ini.
Tiba-tiba
seseorang menembak Argus dari arah belakang, Si Jin langsung mengeluarkan
pistolnya. Ternyata, si gadis itulah yang menembak Argus. Gadis itu berlari
mendekati Si Jin, mengajak Si Jin pergi sekarang juga, karena saat itu adalah
kesempatan terakhir mereka.
Anak buah
Argus meminta Mo Yeon melakukan sesuatu untuk menolong Argus. Namun si gadis
itu melarang, tidak usah menolong argus.
Argus meminta
Mo Yeon menolongnya. Argus juga mencoba menembak ke arah gadis itu tetapi ia
terlalu lemah dan malah tersungkur ke tanah. Mo Yeon menolak menolong Argus
karena nanti Argus akan membunuh semakin banyak orang.
“Selamatkan
dia. Kau harus lakukan tugasmu sebagai dokter. Jika kita harus membunuh
seseorang, aku yang akan melakukannya,” ucap Si Jin sambil memegang pistol ke
arah Argus dan anak buahnya.
Bersambung ke episode 10…
Komentar:
Sepanjang
episode ini banyak momen-momen manisnya tapi endingnya menegangkan. Dan di
sinilah idealis seorang dokter dan tentara disampaikan secara nyata. Meski Mo
Yeon tidak seperti dulu yang akan berjuang untuk kehidupan orang lain dengan
cara mengobatinya, namun kali ini ia justru ingin menyelematkan orang lain dengan
mengorbankan hidup orang lain. Yang mana itu adalah idealis Si Jin sebagai
tentara.
Untungnya
Si Jin mengingatkan hal, Mo Yeon harus melakukan tugasnya sebagai dokter dan ia
akan melakukan tugasnya sebagai tentara. Dan masalah ini juga yang menjadi alasan
Mo Yeon ingin berpisah dengan Si Jin (di episode 2).
Selamat
buat couple Myeong Ju dan Dae Young yang telah mendapat restu dari ayah Myeong
Ju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar