Minggu, 03 April 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 8 Part 2




Di dalam reruntuhan, Si Jin yakin Mo Yeon sedang khawatir dan berpikir ia sudah mati. Dan berpikir ‘jika tahu begini aku terima saja dia kemaren’. Pria muda itu merasa Si Jin sangat senang dengan keadaan ini. Si Jin menyanggahnya, karena dia lah yang khawatir sekarang.
Si Jin meminta pria itu mengulurkan tangannya dan menanyakan namanya. Pria itu menyebut namanya Kang Min Jae dan bertanya apa yang dilakukan Si Jin dengan tangannya. Si Jin menulis di balik tangan Min Jae dan itu adalah obat.  Min Jae tak mengerti maksud Si Jin.

Si Jin mengatakan untuk berjaga-jaga jika hanya kau yang bisa selamat. Min Jae tidak mau karena mereka akan selamat bersama-sama. Si Jin menyuruh Min Jae berhenti bicara karena tenggorokannya mulai membengkak. Min Jae berpikir dirinya sudah sekarat.

Si Jin kembali meyakinkan kalau Min Jae tak akan mati dan menegaskan dirinya adalah pria yang dapat dipercaya. Menurut Si Jin mata Min Jae sedang sakit, tapi dia sangat percaya pada tim nya.


Lalu keduanya mendengar sesuatu, Dae Young muncul dari rerutuhan yang menuntupi jalan keluar. Min Jae tampak senang. Dae Young mengatakan untuk tugas mendatang, Si Jin harus berteriak. Kemudian melemparkan botol obat. Dae Young melaporkan Si Jin akan keluar dan menyiapkan tim medis.


Mo Yeon langsung ke tempat pintu keluar, melihat Min Jae yang dibawa dengan tandu. Chi Hoo seperti masih ketakutan atau trauma karena kejadian tadi saat melihat korban keluar dengan selamat. Mo Yeon memeriksanya dengan menanyaka namanya. Min Jae terbatuk mengatakan kalau ia akhirnya bisa tidur.

Mo Yeon melihat tulisan di bagian lengannya, “Kang Min Jae, golongan darah A, tekananan darah 130/110 pergelangan kaki kiri dan bahu kanan patah. Jomblo.” Mo Yeon pun teringat pada Ki Bum yang juga ada tulisan di lengannya saat kecelakaan motor, lalu bertanya siapa yang menuliskannya.

Dan ia pun bertanya sama dengaMin Jae. Min Jae berkata tulisan tentara Ahjussi yang menyelematkannya, dan mengucap syukur karena ia masih hidup dan bisa melihat dokter yang cantik.
Tiba-tiba Si Jin keluar memprotes kalau ia bukan Ahjussi. Mo Yeon meminta membawa Min Jae ke medicube.

Si Jin mendekati Mo Yeon, memberitahu masih ada satu pasien lagi. Dua tentara datang membawa tandu, Myeong Juga ikut menanyakan siapa lagi yang terluka. Si Jin mengaku kalau ia juga korban dan pasien lalu berbaring di tandu.

Mo Yeon hendak pergi mengobati pasien yang satunya lagi, Si Jin memegang tangan Mo Yeon lalu bertanya pada Myeong Ju, apa yang ada di benaknya saat melihat Dae Young keluar karena dirinya yang memerintahkan itu. Myeong Ju mengatakan karena itulah ia lebih ramah.


Myeong Ju mengerti, ia akan mengobati pasien satunya lagi, sedangkan Mo Yeon akan merawat Si Jin. Si Jin merengek kesakitan, Mo Yeon sudah tahu dan akan mengobati, tapi bagaimana ia bisa mengobati jika Si Jin terus memegang tangannya. Si Jin pun melepaskan tangan Mo Yeon dan mengeluh kalau Mo Yeon terlihat sangat tenang.



Dae Young keluar, anak buahnya membawa manager Jin. Manager Jin meminta dirinya dilepaskan. Lalu berkata semua orang baik-baik saja jadi apa masalahnya. Dae Young tidak dapat membendung lagi emosinya dan memberinya pukulan, mengumpat manager Jin untuk mati saja. Si Jin tersenyum dan mengacukan jempol memuji Dae Young yang hebat.


Si Jin melirik Mo Yeon yang diam mengobati tangannya, lalu mengeluh merasakan perih. Mo Yeon tetap mengobati tanpa merespon Si Jin. Si Jin merasa Mo Yeon sengaja karena merasa ahli bedah dan mengaduh kesakitan.

Si Jin nmengeluh, bahkan setelah selamat, ia tidak dapat jawaban juga. Setelah selesai, Mo Yeon  mananyakan apa Si Jin masih bisa melawak di saat hampir mati. Si Jin mencari perhatian, mengatakan suntikan Mo Yeon sakit.
Mo Yeon mengaku ia sangat khawatir kalau Si Jin bisa saja meninggal. Si Jin mengatakan, ia percaya pada Mo Yeon , maka ia masuk ke dalam reruntuhan itu. Mo Yeon pasti tak akan membiarkannya mati. Mo Yeon tahu Si Jin selalu mempertaruhkan nyawanya.Si Jin menegaskan dirinya, pria yang suka bekerja keras. Dan bagian dari bekerja keras itu adalah ‘untuk tidak mati.

Tiba-tiba Ki Bum datang, melaporkan kolenel Park Byung Soo datang.  Si Jin hendak melepaskan infusnya untuk pergi menemui Ki Bum. Mo Yeon menahannya, karena status Si Jin sekarang adalah pasien. Ia menyuruh Ki Bum mengatakan pada Byung Soo untuk datang ke sini jika ingin mengatakan sesuatu pada Si Jin.

Kim Bum bingung karena tak mungkin melalukan itu mengingat dirinya adalah bawahan. Si Jin menjerit, apa Mo Yeon mau ia ditahan. Mo Yeon memarahi Si Jin yang terus saja melawan.



Akhirnya Si Jin memberi hormat pada Byung Soo di ruang rawat. Byung Soo bertanya apa Si Jin terluka parah. Si Jin menjawab tidak tapi Mo Yeon menyanggah mengatakan Si Jin terluka parah. Si Jin pun terpaksa mengubah jawabannya kalau ia terluka parah.

Byung Soo mengatakan pada Mo Yeon, pesawat akan datang menjemput tim medis Haesung lusa dan pergi ke bandara pukul 13.00. Dan meminta Mo Yeon sebagai ketua tim memberikan daftar tim yang lengkap.

Manager Jin masuk ke ruang rawat, menanyakan apa Byung Soo adalah kolonel tentara. dengan sombongnya meminta Byung Soo mengikutinya.

Manager Jin memperlihatkan luka di bibirnya, menunjuk Dae Young, Woo Geum dan Si Jin yang duduk di kursi roda menghadap Byung Soo telah memukulnya. Ia tidak memaafkan perbuatan ini dan akan menuntut.

Byung Soo setuju menyelesaikannya dengan menggunakan jalur hukum. Dan mengatakan kalau Manager Jin hampir membunuh orang dengan excavator. Ia akan memangil Manager Jin dalam siding militer atas tuduhan percobaan pembunuhan. Manager Jin membela diri kalau ia bukan tentara.

Byung Soo berteriak memerintah untuk cepat kemas peralatan kalian karena membiarkan warga sipil masuk area penyelematan.

Semua langsung siap sedia, Byung Soo memerintahkan untuk berlari 100 putaran, kecuali Si Jin yang sedang menerima cairan infus. Tapi Si Jin akan berlari 200 putaran setelah selesai dengan infusnya. Si Jin pun langsung berdiri berkata ia akan lari bersama timnya.

Dae Young dan Woo Geum berlari dengan membawa tas dan senjata, sedangkan Si Jin tidak membawa apa pun. Si Jin mengeluh karena mereka berdua yang memukul manager Jin, tapi dirinya juga ikut kena hokum atau memang ia tidak tahu situasi yang sebenarnya. Dae Young berkata ia akan memukul lebih banyak lagi jika tangannya tidak sakit.

Si Jin mengira Dae Young mau memukulnya, Dae Young mengataka pada si brengsek itu manajer Jin. Si Jin merasa waktu mereka yang aneh. Myeong Ju melihat mereka kalau hukuman itu tidak sepadan dengan pukulan ringan mereka. Seharusnya memukulnya sampai manager Jin tidak bisa bicara lagi. Si Jin tetap merasa waktu seperti itu juga aneh.

Dae Young menanyakan mereka sudah berapa putaran, Woo Geum menjawab 7 putaran. Si Jin mengatakan sudah 27 putaran, Woo Geum tetap kukuh 7 putaran. Dae Young mengatakan mereka harus mengikuti yang dikatakan Si Jin 27 putaran.

Si Jin melihat Mo Yeon bersandar di dinding, dan mengatakan ia harus konsultasi dengan dokternya soalnya ia sedang sakit sambil berjalan mundur.


Mo Yeon melihat Si Jin yang akhirnya melepaskan infusnya dan mengatakan ia tidak berbohong kalau Si Jin membutuhkan istrirahat. Si Jin mengatakan seharusnya Mo Yeon tidak di sini, karena Mo Yeon bisa menjadi alasannya istrirahat nanti.

Mo Yeon bertanya apa Si Jin melakukan kesalahan. Si Jin menjawab tidak.  Mo Yeon pun tahu ini adalah perintah dan mengeluh pekerjaan Si Jin terasa tidak adil dan tak fleksibel. Si Jin mengatakan inilah namanya aturan.

Mo Yeon meminta Si Jin melupakan aturan itu karena ia berharap Si Jin tetap hidup. Dan memberikan obat yang diminum setelah 30 menit. Si Jin mengucapkan terima kasih karena sudah menyelematkannya.  Mo Yeon mengataklan akan memberikan daftar tim medis yang akan diberangkatkan.

Si Jin bertanya apa sudah membuat daftar, Mo Yeon memberitahu mereka baru akan merapatkannya. Si Jin menarik tangan Mo Yeon menanyakan, apakah Mo Yeon masuk daftar itu. Mo Yeon menjawab, kalau ini adalah kesempatannya untuk meninggalkan Si Jin. Si Jin pun melepaskan tangan Mo Yeon mebiarkannya pergi.

Tim medis sudah berkumpul. Mo Yeon memberitahu 2 hari lagi pesawat akan menjemput mereka dan masa sukarelawan sudah selesai. Jadi mereka bisa kembali sekarang atau tinggal di sini. Tapi ia tidak tahu kapan lagi jadwal pemberangkatan selanjutnya. 

Ja Ae mengakat tangan mengatakan tempat duduknya diberikan pada pasien gegar otak no 8 dan langsung pergi ke ruang medis. Begitu juga dengan Min Ji yang memberikan tempat duduknya pada pasien no 10. Sang Hyun bingung dengan keputusan orang-orang yang mau tinggal.

Dokter lain meminta maaf karena memutuskan untuk pulang, Sang Hyun setuju mereka seharusnya pulang bersama. Mo Yeon mengatakan tak perlu minta maaf  dan tak enak hati karena mereka semua sudah sangat membantu.

Beberapa dokter dan perawat mengangkat tangan ingin kembali ke Korea. Mo Yeon berpikir Sang Hyun juga mau pulang. Sang Hyun marah dan menegaskan ia tidak akan pulang, biarkan jiawanya saja yang duduk di pesawat itu. Mo Yeon tersadar kalau Chi Hoon tak ikut rapat.

Chi Hoon melihat Min Jae yang sudah memakai kain penyanggah tangan yang patah. Min Jae melihat Chi Hoon berdiri di depan pintu. Chi Hoon pun memilih pergi. 

Min Jae memanggilnya, mengatakan kalau Chi Hoon itu tidak terlihat seperti dokter dan pergi meninggalkan Chi Hoon. 

Chi Hoon terdiam saja hingga Mo Yeon mengagetkannya, ia menanyakan apa yang dilakukan juniornya sampai tidak mengikuti rapat. Chi Hoon hanya bisa minta maaf. Mo Yeon memuji Chi Hoon yang telah menemukan Min Jae dan memmberitahu pemberangkatan yang sudah diatur. Mo Yeon memasukkan namanya dalam daftar karena Dr. Jang sudah mau melahirkan.

Min Jae berjalan menanyakan pada salah satu pekerja tentang manager Go dan berpikir tidak mengkhawatirka dirinya. Pekerja itu menunjuk tempat manager Go berada. Min Jae melihat daftar korban yang meninggal. Min Jae manangis histeris sambil memegang helm manager Go yang diberi sebelum gempa. Chi Hoon melihatnya dari balik dinding dan masih merasa bersalah meninggalkan korban. 


Di depan reruntuhan, Si Jin berbicara sebagai komandan dari markas Mohuru dan memberikan laporan singkat tentang penyelamatan ini. dan mengumumkan gerakan penyelamatan Mohuru telah resmi berakhir. Ia mengucapkan terima kasih kepada tim medis Haesung dan tentara Taebaek karena telah bekerja keras.

Dengan sombong manager Jin berkata mulai hari ini pengelolan lisrik akan dilanjutkan perusahaan Urk. Jadi terserah jika ia mau menggali apapun dan terhenti mendengar bunyi sirine.

Si Jin memberitahu empat hari yang lalu, pada jam yang sama gempa bumi telah terjadi. Mulai sekarang sirene itu akan dibunyikan untuk memperingati bencana itu, sejenak menghenikan cipta dan mendoakan para korban.


Dae Young menyiapkan pasukan yang sedang posisi istrirahat. Si Jin memakai topi tentaranya, lalu memberikan komando mengheningkan cipta dan semua tentara memberikan hormat dan yang lainnya menundukkan kepala pada memorial untuk memperingati korban runtuhnya pembangkit listrik.
Di ruang makan. Min Ji berpikir sudah terbiasa dengan kematian karena bekerja di rumah sakit tapi situasinya berbeda sekarang. Ja Ae mengatakan secara fisik korba akan sembuh tapi mentalnya pasti merasakan trauma.

Sang Hyun memberitahu ia kan membeli mobil baru saat pulang nanti dan menanyakan pada Ja Ae mau jenis mobil apa. Ja Ae bingung kenapa harus bertanya padanya.

“Kenapa aku tak boleh bertanya padamu? Kita telah melalui masa-masa sulit bersama,” ucap Sang Hyun. Semua junior langsung berteriak menyuruh mereka berpacaran saja. Ja Ae mau marah tapi terhenti karena banyak bunyi dering telepon.

Ki Bum masuk ke dalam mengabari jaringan telepon sudah berfungsi, semua dokter dan perawat sejak tadi memegang ponsel langsung keluar. Ia mengeluh karena mereka sudah tahu dan tetap membawa ponsel meski tak ada sinyal.


Mo Yeon melihat ponselnya dan berkata ibunya baik-baik saja karena sudah pergi shopping, kakinya sudah sembuh dan juga minum banyak kopi. Sang Hyun mengeluh karena teman-temannya tidak mena nyakan kabarnya.

Min Jin berteriak kaget, mantan pacarnya akan menikah. Sang Hyun heran kenapa mantan pacar Min Ji mengirim pesan seperti itu. 


Mo Yeon keluar menerima telepon dari Ji So. Ia memberitahu memutuskan untuk mengirim pasien dan meminta tolong untuk memeriksanya. Ji Soo mengatakan pesawat itu dikirimkan untuk menjemput kalian. Stasiun penyiaran panik karena Mo Yeon belum pulang dan bangsal VIP sedang kacau. Jadi memerluka idola kami. Mo Yeon merasa bangga kalau ia memang dokter idola.

Ji Soo meminta Mo Yeon tak usah sok jadi pahlawan dan pulanglah karena Mo Yeon adalah orang penting baginya. Mo Yeon malah meminta temannya jangankhawatir karena tugas berbahayanya hampir selesai. Ji Soo bertanya tentang Chi Hoon yang tidak menelepon istrinya.

Chi Hoon membiarkan teleponnya bordering. Ia masih belum bisa menerima dirinya yang meninggalkan pasien untuk meyelematkan dirinya.


Daniel sedang memperbaiki barang-barang yang rusak karena gempa. Min Ji dan Ja Ae membawa kotak dan terdiam terkesima melihat ketampanan Daniel. Ja Ae besyukur pria setampan itu hidup di dunia. Daniel mengambil barang yang dibawa keduanya bertanya apa alat itu rusak. Min Ji membenarkan.

Daniel menggoda kalau ia bisa memperbaiki semuanya, kecuali hati seorang wanita. Keduanya langsung menjerit mendengar gombalan Daniel. Sang Hyun melihat itu dan langsung berlari mendatanginya. Sang Hyun menyuruh mereka untuk bubar karena tak boleh berbincang seperti itu.


Si Jin membantu Dae Young memberi cap pada berkas, Dae Young bertanya apa Si Jin sudah menelepon ayahnya. Si Jin lebih senang jika ayahnya tidak meneleponnya lalu bertanya balik. Ia pun teringat Dae Young tak perlu lagi menelepon karena orang itu ada di sini dan tagihan teleponnya tidak membengkak.

Dae Young berkata, tidak pernah menyangka kami bekerja dalam area yang sama, mungkin benca gempa ini yang mempertemukan kami.

“Ya karena itulah sebaiknya kalian membuat keturunan di sini,” goda Si Jin.
T
iba-tiba Myeong Jun masuk memanggil Si Jin, mengabari Komandan ingin bicara dengan manantu kesayangannya.  Tapi terhenti karena ada Dae Young.

Si Jin memberikan kode, Dae Young melirik ke arah Si Jin. Myeong Jun mematikan telepon buru-buru. Si Jin panik karena Myeong Ju mematikan telepon dari komandan. Myeong Ju berkata itu telepan dari ayahnya. Dae Young mengulangi perkataan Myeong Jun ‘menantu’. Si Jin membela diri kalau yang dikatakan itu ‘kapten’.  

Dengan nada sinis Dae Young mengatakan jangan percaya pada siapa pun di dunia. Apa kalian menusuknya dari belakang. Si Jin menegaskan tidak pernah melakukan itu. Myeong Ju menebak, Dae Young sedang cemburu.


Si Jin protes, Letnan Yoon yang mengatakan menantu, tapi kenapa kau menyalahkan ku? Dasar pengecut. Ia memilih untuk pergi ingin berobat karena hatinya sangat sakit.

Dae Young berdiri di depan Myeong Ju dan bertanya, apa Myeong Ju suka masuk ke ruangan pria sendirian. Myeong Ju malah mengoda Dae Young yang memang cemburu. Ia akan memberikan hadia yang pasti disukai Dae Young. 

Terdengar Daniel yang sedeng mengecek radio pemancar yang sudah kembali berfungsi. Mo Yeon memuju Daniel. Daniel mengatakan salah satu cara merawat pasien yaitu dengan menggunakan musik, karena musik banyak mengubah banyak hal. Mo Yeon memilihkan lagu yang diputar dari ponselnya. Semua pasien terlihat tersenyum mendengar lagu itu meski badan mereka belum pulih. 


Ja Ae sedang di ruangan obat, Sang Hyun datang memberi minuman ke tangan Ja Ae. Ja Ae gugup dan langsung meminumnya bahkan mengunyah batu es. Sang Hyun tersenym melihat Ja Ae salah tingkah.
Dae Young dan Myeong Ju saling berpandangan mendengar lagu yang diputar, Myeong Ju merasa suasananya sudah romantis. Dae Young hanya diam.



“Kenapa kau diam saja? Bukannya kau harus melakukan sesuatu sekarang?” tanya Myeong Ju. Myeong Ju meminta melakukannya sambil melangkah lebih dekat. Dae Young emlangkah mundur, mengatakan kalau akan pergi bertugas sekarang dan memberi hormat. Myeong Ju hanya bisa diam.


Si Jin masuk ke ruangan tempat menyiarkan lagu, memberikan jempolnya pada Daniel yang sudah berhasil memperbaiki barang itu. Kemudian bertanya lagu apa selanjutnya. Daniel tak tahu karena Mo Yeon yang memilih lagunya.

“Aku tahu keadaan seperti ini pasti akan terjadi, harusnya aku tidak ke sini.” Terdengar suara Mon Yeon sedang menangis, Si Jin dan Daniel bingung.

“Kau akan menyelamatkanku kan, Yoo Si Jin? Sepertinya aku akan jatuh sebelum kau sampai di sini. Meskipun begitu, Yoo Si Jin. Kau adalah orang pertama yang akan menemukan jasadku nanti.” Ucap Mo Yeon dalam rekaman saat berada di tebing dan akan jatuh ke laut.

“Tapi jika aku tahu akan mati seperti ini, harusnya aku memberitahukan perasaanku yang sebenarnya. Aku merasa bahagia bisa dicium oleh pria yang sangat tampan. Aku merasa sangat bahagia.”



Si Jin tersenyum mendengarnya Mo Yeon berlari kencang karena suara itu didengar semua orang. Si Jin tersenyum melihat pintu ruangan terbuka.
Bersambung ke episode 9...

Komentar:
Yeaaa…. Aku ikut senang, Mo Yeon sudah tak bisa menyangkal lagi sama Si Jin. Si Jin pasti akan memanfaatkan kesempatan ini. Secara, sekarang ia berada di atas angin.
Duh, enggak kebayang betapa malunya Mo Yeon karena semua orang mendengarnya. Mau ditaruh mana itu muka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar