Di dalam
reruntuhan, Si Jin yakin Mo Yeon sedang khawatir dan berpikir ia sudah mati.
Dan berpikir ‘jika tahu begini aku terima saja dia kemaren’. Pria muda itu
merasa Si Jin sangat senang dengan keadaan ini. Si Jin menyanggahnya, karena
dia lah yang khawatir sekarang.
Si Jin meminta
pria itu mengulurkan tangannya dan menanyakan namanya. Pria itu menyebut namanya
Kang Min Jae dan bertanya apa yang dilakukan Si Jin dengan tangannya. Si Jin
menulis di balik tangan Min Jae dan itu adalah obat. Min Jae tak mengerti maksud Si Jin.
Si Jin
mengatakan untuk berjaga-jaga jika hanya kau yang bisa selamat. Min Jae tidak
mau karena mereka akan selamat bersama-sama. Si Jin menyuruh Min Jae berhenti
bicara karena tenggorokannya mulai membengkak. Min Jae berpikir dirinya sudah
sekarat.
Si Jin kembali
meyakinkan kalau Min Jae tak akan mati dan menegaskan dirinya adalah pria yang
dapat dipercaya. Menurut Si Jin mata Min Jae sedang sakit, tapi dia sangat
percaya pada tim nya.
Lalu keduanya
mendengar sesuatu, Dae Young muncul dari rerutuhan yang menuntupi jalan keluar.
Min Jae tampak senang. Dae Young mengatakan untuk tugas mendatang, Si Jin harus
berteriak. Kemudian melemparkan botol obat. Dae Young melaporkan Si Jin akan
keluar dan menyiapkan tim medis.
Mo Yeon langsung
ke tempat pintu keluar, melihat Min Jae yang dibawa dengan tandu. Chi Hoo
seperti masih ketakutan atau trauma karena kejadian tadi saat melihat korban
keluar dengan selamat. Mo Yeon memeriksanya dengan menanyaka namanya. Min Jae terbatuk
mengatakan kalau ia akhirnya bisa tidur.
Mo Yeon melihat
tulisan di bagian lengannya, “Kang Min
Jae, golongan darah A, tekananan darah 130/110 pergelangan kaki kiri dan bahu
kanan patah. Jomblo.” Mo Yeon pun teringat pada Ki Bum yang juga ada
tulisan di lengannya saat kecelakaan motor, lalu bertanya siapa yang
menuliskannya.
Dan ia pun
bertanya sama dengan Min Jae. Min Jae
berkata tulisan tentara Ahjussi yang menyelematkannya, dan mengucap syukur
karena ia masih hidup dan bisa melihat dokter yang cantik.
Tiba-tiba Si Jin
keluar memprotes kalau ia bukan Ahjussi. Mo Yeon meminta membawa Min Jae ke
medicube.
Si Jin mendekati
Mo Yeon, memberitahu masih ada satu pasien lagi. Dua tentara datang membawa
tandu, Myeong Juga ikut menanyakan siapa lagi yang terluka. Si Jin mengaku
kalau ia juga korban dan pasien lalu berbaring di tandu.
Mo Yeon hendak
pergi mengobati pasien yang satunya lagi, Si Jin memegang tangan Mo Yeon lalu
bertanya pada Myeong Ju, apa yang ada di benaknya saat melihat Dae Young keluar
karena dirinya yang memerintahkan itu. Myeong Ju mengatakan karena itulah ia
lebih ramah.
Myeong Ju
mengerti, ia akan mengobati pasien satunya lagi, sedangkan Mo Yeon akan merawat
Si Jin. Si Jin merengek kesakitan, Mo Yeon sudah tahu dan akan mengobati, tapi
bagaimana ia bisa mengobati jika Si Jin terus memegang tangannya. Si Jin pun
melepaskan tangan Mo Yeon dan mengeluh kalau Mo Yeon terlihat sangat tenang.
Dae Young
keluar, anak buahnya membawa manager Jin. Manager Jin meminta dirinya dilepaskan.
Lalu berkata semua orang baik-baik saja jadi apa masalahnya. Dae Young tidak dapat
membendung lagi emosinya dan memberinya pukulan, mengumpat manager Jin untuk
mati saja. Si Jin tersenyum dan mengacukan jempol memuji Dae Young yang hebat.
Si Jin melirik
Mo Yeon yang diam mengobati tangannya, lalu mengeluh merasakan perih. Mo Yeon
tetap mengobati tanpa merespon Si Jin. Si Jin merasa Mo Yeon sengaja karena
merasa ahli bedah dan mengaduh kesakitan.
Si Jin nmengeluh,
bahkan setelah selamat, ia tidak dapat jawaban juga. Setelah selesai, Mo
Yeon mananyakan apa Si Jin masih bisa
melawak di saat hampir mati. Si Jin mencari perhatian, mengatakan suntikan Mo
Yeon sakit.
Mo Yeon mengaku
ia sangat khawatir kalau Si Jin bisa saja meninggal. Si Jin mengatakan, ia
percaya pada Mo Yeon , maka ia masuk ke dalam reruntuhan itu. Mo Yeon pasti tak
akan membiarkannya mati. Mo Yeon tahu Si Jin selalu mempertaruhkan nyawanya.Si
Jin menegaskan dirinya, pria yang suka bekerja keras. Dan bagian dari bekerja
keras itu adalah ‘untuk tidak mati.
Tiba-tiba Ki Bum
datang, melaporkan kolenel Park Byung Soo datang. Si Jin hendak melepaskan infusnya untuk pergi
menemui Ki Bum. Mo Yeon menahannya, karena status Si Jin sekarang adalah
pasien. Ia menyuruh Ki Bum mengatakan pada Byung Soo untuk datang ke sini jika
ingin mengatakan sesuatu pada Si Jin.
Kim Bum bingung
karena tak mungkin melalukan itu mengingat dirinya adalah bawahan. Si Jin
menjerit, apa Mo Yeon mau ia ditahan. Mo Yeon memarahi Si Jin yang terus saja
melawan.
Akhirnya Si Jin
memberi hormat pada Byung Soo di ruang rawat. Byung Soo bertanya apa Si Jin
terluka parah. Si Jin menjawab tidak tapi Mo Yeon menyanggah mengatakan Si Jin
terluka parah. Si Jin pun terpaksa mengubah jawabannya kalau ia terluka parah.
Byung Soo
mengatakan pada Mo Yeon, pesawat akan datang menjemput tim medis Haesung lusa
dan pergi ke bandara pukul 13.00. Dan meminta Mo Yeon sebagai ketua tim
memberikan daftar tim yang lengkap.
Manager Jin
masuk ke ruang rawat, menanyakan apa Byung Soo adalah kolonel tentara. dengan
sombongnya meminta Byung Soo mengikutinya.
Manager Jin
memperlihatkan luka di bibirnya, menunjuk Dae Young, Woo Geum dan Si Jin yang
duduk di kursi roda menghadap Byung Soo telah memukulnya. Ia tidak memaafkan
perbuatan ini dan akan menuntut.
Byung Soo setuju
menyelesaikannya dengan menggunakan jalur hukum. Dan mengatakan kalau Manager
Jin hampir membunuh orang dengan excavator. Ia akan memangil Manager Jin dalam
siding militer atas tuduhan percobaan pembunuhan. Manager Jin membela diri
kalau ia bukan tentara.
Byung Soo
berteriak memerintah untuk cepat kemas peralatan kalian karena membiarkan warga
sipil masuk area penyelematan.
Semua langsung
siap sedia, Byung Soo memerintahkan untuk berlari 100 putaran, kecuali Si Jin
yang sedang menerima cairan infus. Tapi Si Jin akan berlari 200 putaran setelah
selesai dengan infusnya. Si Jin pun langsung berdiri berkata ia akan lari
bersama timnya.
Dae Young dan
Woo Geum berlari dengan membawa tas dan senjata, sedangkan Si Jin tidak membawa
apa pun. Si Jin mengeluh karena mereka berdua yang memukul manager Jin, tapi
dirinya juga ikut kena hokum atau memang ia tidak tahu situasi yang sebenarnya.
Dae Young berkata ia akan memukul lebih banyak lagi jika tangannya tidak sakit.
Si Jin mengira
Dae Young mau memukulnya, Dae Young mengataka pada si brengsek itu manajer Jin.
Si Jin merasa waktu mereka yang aneh. Myeong Ju melihat mereka kalau hukuman
itu tidak sepadan dengan pukulan ringan mereka. Seharusnya memukulnya sampai
manager Jin tidak bisa bicara lagi. Si Jin tetap merasa waktu seperti itu juga
aneh.
Dae Young
menanyakan mereka sudah berapa putaran, Woo Geum menjawab 7 putaran. Si Jin
mengatakan sudah 27 putaran, Woo Geum tetap kukuh 7 putaran. Dae Young
mengatakan mereka harus mengikuti yang dikatakan Si Jin 27 putaran.
Si Jin melihat
Mo Yeon bersandar di dinding, dan mengatakan ia harus konsultasi dengan
dokternya soalnya ia sedang sakit sambil berjalan mundur.
Mo Yeon melihat
Si Jin yang akhirnya melepaskan infusnya dan mengatakan ia tidak berbohong
kalau Si Jin membutuhkan istrirahat. Si Jin mengatakan seharusnya Mo Yeon tidak
di sini, karena Mo Yeon bisa menjadi alasannya istrirahat nanti.
Mo Yeon bertanya
apa Si Jin melakukan kesalahan. Si Jin menjawab tidak. Mo Yeon pun tahu ini adalah perintah dan mengeluh
pekerjaan Si Jin terasa tidak adil dan tak fleksibel. Si Jin mengatakan inilah
namanya aturan.
Mo Yeon meminta
Si Jin melupakan aturan itu karena ia berharap Si Jin tetap hidup. Dan
memberikan obat yang diminum setelah 30 menit. Si Jin mengucapkan terima kasih
karena sudah menyelematkannya. Mo Yeon
mengataklan akan memberikan daftar tim medis yang akan diberangkatkan.
Si Jin bertanya
apa sudah membuat daftar, Mo Yeon memberitahu mereka baru akan merapatkannya.
Si Jin menarik tangan Mo Yeon menanyakan, apakah Mo Yeon masuk daftar itu. Mo
Yeon menjawab, kalau ini adalah kesempatannya untuk meninggalkan Si Jin. Si Jin
pun melepaskan tangan Mo Yeon mebiarkannya pergi.
Tim medis sudah
berkumpul. Mo Yeon memberitahu 2 hari lagi pesawat akan menjemput mereka dan masa
sukarelawan sudah selesai. Jadi mereka bisa kembali sekarang atau tinggal di
sini. Tapi ia tidak tahu kapan lagi jadwal pemberangkatan selanjutnya.
Ja Ae mengakat
tangan mengatakan tempat duduknya diberikan pada pasien gegar otak no 8 dan
langsung pergi ke ruang medis. Begitu juga dengan Min Ji yang memberikan tempat
duduknya pada pasien no 10. Sang Hyun bingung dengan keputusan orang-orang yang
mau tinggal.
Dokter lain
meminta maaf karena memutuskan untuk pulang, Sang Hyun setuju mereka seharusnya
pulang bersama. Mo Yeon mengatakan tak perlu minta maaf dan tak enak hati karena mereka semua sudah
sangat membantu.
Beberapa dokter
dan perawat mengangkat tangan ingin kembali ke Korea. Mo Yeon berpikir Sang
Hyun juga mau pulang. Sang Hyun marah dan menegaskan ia tidak akan pulang,
biarkan jiawanya saja yang duduk di pesawat itu. Mo Yeon tersadar kalau Chi
Hoon tak ikut rapat.
Chi Hoon melihat
Min Jae yang sudah memakai kain penyanggah tangan yang patah. Min Jae melihat
Chi Hoon berdiri di depan pintu. Chi Hoon pun memilih pergi.
Min Jae
memanggilnya, mengatakan kalau Chi Hoon itu tidak terlihat seperti dokter dan
pergi meninggalkan Chi Hoon.
Chi Hoon terdiam
saja hingga Mo Yeon mengagetkannya, ia menanyakan apa yang dilakukan juniornya
sampai tidak mengikuti rapat. Chi Hoon hanya bisa minta maaf. Mo Yeon memuji
Chi Hoon yang telah menemukan Min Jae dan memmberitahu pemberangkatan yang
sudah diatur. Mo Yeon memasukkan namanya dalam daftar karena Dr. Jang sudah mau
melahirkan.
Min Jae berjalan
menanyakan pada salah satu pekerja tentang manager Go dan berpikir tidak
mengkhawatirka dirinya. Pekerja itu menunjuk tempat manager Go berada. Min Jae
melihat daftar korban yang meninggal. Min Jae manangis histeris sambil memegang
helm manager Go yang diberi sebelum gempa. Chi Hoon melihatnya dari balik
dinding dan masih merasa bersalah meninggalkan korban.
Di depan
reruntuhan, Si Jin berbicara sebagai komandan dari markas Mohuru dan memberikan
laporan singkat tentang penyelamatan ini. dan mengumumkan gerakan penyelamatan
Mohuru telah resmi berakhir. Ia mengucapkan terima kasih kepada tim medis
Haesung dan tentara Taebaek karena telah bekerja keras.
Dengan sombong
manager Jin berkata mulai hari ini pengelolan lisrik akan dilanjutkan
perusahaan Urk. Jadi terserah jika ia mau menggali apapun dan terhenti
mendengar bunyi sirine.
Si Jin
memberitahu empat hari yang lalu, pada jam yang sama gempa bumi telah terjadi.
Mulai sekarang sirene itu akan dibunyikan untuk memperingati bencana itu,
sejenak menghenikan cipta dan mendoakan para korban.
Dae Young
menyiapkan pasukan yang sedang posisi istrirahat. Si Jin memakai topi
tentaranya, lalu memberikan komando mengheningkan cipta dan semua tentara
memberikan hormat dan yang lainnya menundukkan kepala pada memorial untuk
memperingati korban runtuhnya pembangkit listrik.
Di ruang makan.
Min Ji berpikir sudah terbiasa dengan kematian karena bekerja di rumah sakit
tapi situasinya berbeda sekarang. Ja Ae mengatakan secara fisik korba akan
sembuh tapi mentalnya pasti merasakan trauma.
Sang Hyun
memberitahu ia kan membeli mobil baru saat pulang nanti dan menanyakan pada Ja
Ae mau jenis mobil apa. Ja Ae bingung kenapa harus bertanya padanya.
“Kenapa aku tak
boleh bertanya padamu? Kita telah melalui masa-masa sulit bersama,” ucap Sang
Hyun. Semua junior langsung berteriak menyuruh mereka berpacaran saja. Ja Ae
mau marah tapi terhenti karena banyak bunyi dering telepon.
Ki Bum masuk ke
dalam mengabari jaringan telepon sudah berfungsi, semua dokter dan perawat
sejak tadi memegang ponsel langsung keluar. Ia mengeluh karena mereka sudah
tahu dan tetap membawa ponsel meski tak ada sinyal.
Mo Yeon melihat
ponselnya dan berkata ibunya baik-baik saja karena sudah pergi shopping,
kakinya sudah sembuh dan juga minum banyak kopi. Sang Hyun mengeluh karena
teman-temannya tidak mena nyakan kabarnya.
Min Jin
berteriak kaget, mantan pacarnya akan menikah. Sang Hyun heran kenapa mantan
pacar Min Ji mengirim pesan seperti itu.
Mo Yeon keluar menerima telepon dari
Ji So. Ia memberitahu memutuskan untuk mengirim pasien dan meminta tolong untuk
memeriksanya. Ji Soo mengatakan pesawat itu dikirimkan untuk menjemput kalian.
Stasiun penyiaran panik karena Mo Yeon belum pulang dan bangsal VIP sedang
kacau. Jadi memerluka idola kami. Mo Yeon merasa bangga kalau ia memang dokter
idola.
Ji Soo meminta
Mo Yeon tak usah sok jadi pahlawan dan pulanglah karena Mo Yeon adalah orang
penting baginya. Mo Yeon malah meminta temannya jangankhawatir karena tugas
berbahayanya hampir selesai. Ji Soo bertanya tentang Chi Hoon yang tidak
menelepon istrinya.
Chi Hoon
membiarkan teleponnya bordering. Ia masih belum bisa menerima dirinya yang
meninggalkan pasien untuk meyelematkan dirinya.
Daniel sedang
memperbaiki barang-barang yang rusak karena gempa. Min Ji dan Ja Ae membawa kotak
dan terdiam terkesima melihat ketampanan Daniel. Ja Ae besyukur pria setampan
itu hidup di dunia. Daniel mengambil barang yang dibawa keduanya bertanya apa
alat itu rusak. Min Ji membenarkan.
Daniel menggoda
kalau ia bisa memperbaiki semuanya, kecuali hati seorang wanita. Keduanya langsung
menjerit mendengar gombalan Daniel. Sang Hyun melihat itu dan langsung berlari
mendatanginya. Sang Hyun menyuruh mereka untuk bubar karena tak boleh
berbincang seperti itu.
Si Jin membantu
Dae Young memberi cap pada berkas, Dae Young bertanya apa Si Jin sudah
menelepon ayahnya. Si Jin lebih senang jika ayahnya tidak meneleponnya lalu
bertanya balik. Ia pun teringat Dae Young tak perlu lagi menelepon karena orang
itu ada di sini dan tagihan teleponnya tidak membengkak.
Dae Young
berkata, tidak pernah menyangka kami bekerja dalam area yang sama, mungkin
benca gempa ini yang mempertemukan kami.
“Ya karena
itulah sebaiknya kalian membuat keturunan di sini,” goda Si Jin.
T
iba-tiba Myeong
Jun masuk memanggil Si Jin, mengabari Komandan ingin bicara dengan manantu
kesayangannya. Tapi terhenti karena ada
Dae Young.
Si Jin
memberikan kode, Dae Young melirik ke arah Si Jin. Myeong Jun mematikan telepon
buru-buru. Si Jin panik karena Myeong Ju mematikan telepon dari komandan.
Myeong Ju berkata itu telepan dari ayahnya. Dae Young mengulangi perkataan
Myeong Jun ‘menantu’. Si Jin membela diri kalau yang dikatakan itu ‘kapten’.
Dengan nada
sinis Dae Young mengatakan jangan percaya pada siapa pun di dunia. Apa kalian
menusuknya dari belakang. Si Jin menegaskan tidak pernah melakukan itu. Myeong Ju
menebak, Dae Young sedang cemburu.
Si Jin protes,
Letnan Yoon yang mengatakan menantu, tapi kenapa kau menyalahkan ku? Dasar
pengecut. Ia memilih untuk pergi ingin berobat karena hatinya sangat sakit.
Dae Young
berdiri di depan Myeong Ju dan bertanya, apa Myeong Ju suka masuk ke ruangan
pria sendirian. Myeong Ju malah
mengoda Dae Young yang memang cemburu. Ia akan memberikan hadia yang pasti
disukai Dae Young.
Terdengar Daniel
yang sedeng mengecek radio pemancar yang sudah kembali berfungsi. Mo Yeon
memuju Daniel. Daniel mengatakan salah satu cara merawat pasien yaitu dengan
menggunakan musik, karena musik banyak mengubah banyak hal. Mo Yeon memilihkan
lagu yang diputar dari ponselnya. Semua pasien
terlihat tersenyum mendengar lagu itu meski badan mereka belum pulih.
Ja Ae sedang di
ruangan obat, Sang Hyun datang memberi minuman ke tangan Ja Ae. Ja Ae gugup dan
langsung meminumnya bahkan mengunyah batu es. Sang Hyun tersenym melihat Ja Ae
salah tingkah.
Dae Young dan
Myeong Ju saling berpandangan mendengar lagu yang diputar, Myeong Ju merasa
suasananya sudah romantis. Dae Young hanya diam.
“Kenapa kau diam
saja? Bukannya kau harus melakukan sesuatu sekarang?” tanya Myeong Ju. Myeong
Ju meminta melakukannya sambil melangkah lebih dekat. Dae Young emlangkah
mundur, mengatakan kalau akan pergi bertugas sekarang dan memberi hormat.
Myeong Ju hanya bisa diam.
Si Jin masuk ke
ruangan tempat menyiarkan lagu, memberikan jempolnya pada Daniel yang sudah
berhasil memperbaiki barang itu. Kemudian bertanya lagu apa selanjutnya. Daniel
tak tahu karena Mo Yeon yang memilih lagunya.
“Aku tahu
keadaan seperti ini pasti akan terjadi, harusnya aku tidak ke sini.” Terdengar
suara Mon Yeon sedang menangis, Si Jin dan Daniel bingung.
“Kau akan
menyelamatkanku kan, Yoo Si Jin? Sepertinya aku akan jatuh sebelum kau sampai
di sini. Meskipun begitu, Yoo Si Jin. Kau adalah orang pertama yang akan
menemukan jasadku nanti.” Ucap Mo Yeon dalam rekaman saat berada di tebing dan
akan jatuh ke laut.
“Tapi jika aku
tahu akan mati seperti ini, harusnya aku memberitahukan perasaanku yang
sebenarnya. Aku merasa bahagia bisa dicium oleh pria yang sangat tampan. Aku
merasa sangat bahagia.”
Si Jin tersenyum
mendengarnya Mo Yeon berlari kencang karena suara itu didengar semua orang. Si Jin
tersenyum melihat pintu ruangan terbuka.
Bersambung ke episode 9...
Komentar:
Yeaaa…. Aku ikut
senang, Mo Yeon sudah tak bisa menyangkal lagi sama Si Jin. Si Jin pasti akan
memanfaatkan kesempatan ini. Secara, sekarang ia berada di atas angin.
Duh, enggak
kebayang betapa malunya Mo Yeon karena semua orang mendengarnya. Mau ditaruh
mana itu muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar