Jumat, 01 April 2016

Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 7 Part 1




Setelah mengikatkan tali sepatu Mo Yeon, Si Jin mengungkapkan rasa syukurnya karena Mo Yeon tidak terluka. Si Jin juga meminta maaf karena tidak mengucapkan selamat tinggal sebelum ia pulang kemarin dan tidak bisa menemani Mo Yeon dan berpesan agar Mo Yeon berhati-hati menjaga diri.
 
Mo Yeon menyahut, “Kau juga.” Lalu mereka pun berjalan ke arah yang berlawanan. Mata Mo Yeon terlihat berkaca-kaca.


Sersan Choi berteriak dari luar reruntuhan bagunan yang berlubang, bertanya apakah ada orang di dalam sana dan meminta mereka mengetuk tiga kali untuk memberitahukannya. Salah seorang tentara yang mendengar melalui alat bantu, menggelengkan kepalanya.

Sersan Choi mengira dugaannya pasti salah. Tapi Si Jin berpikir sebaliknya lubang itu adalah titik yang tepat untuk memulai pencarian, karena shift kedua yang bekerja semalam, menyelamatkan diri menggunakan tangga sebelah timur.

Dae Young datang mengatakan bahwa timnya sudah memotong pipa gas. Si Jin bertanya pada Dae Young, bagaimana situasi di tempat Dae Young tadi. Dan Dae Young mengatakan situasi di tempatnya baik-baik saja.
Lalu Young Su muncul, meminta Si Jin dan anak buahnya untuk masuk ke bangunan yang lain. Young Su menunjuk ke arah yang lain. Namun Dae Young mengatakan tidak bisa karena di daerah itu, membahayakan karena kemungkinan batu akan runtuh.


Young Su bersikeras, menurutnya hanya batu-batu kecil saja. Dan lagi, kalau mereka takut, bagaimana mereka melakukan penyelamatan.

Dae Young pun menjadi kesal dan dengan tegas menjelaskan bahwa bangunan yang belum runtuh itu jauh lebih berbahaya walaupun di luar mungkin terlihat baik-baik saja, tapi akan ada kemungkinan besar terjadi guncangan. “Bahkan gerakan kecil saja, bisa menyebabkan kerusakan yang lebih besar”, ucap Dae Young lagi.

Dae Young mengambil sepotong kayu dan memukulnya ke dinding bangunan yang sudah roboh. Beberapa batu berjatuhan, membuat Young Su berlari ketakutan dan berlindung di balik salah seorang tentara.

Tentara yang sedang mendengarkan suara dari dalam bangunan mengatakan bahwa ia mendapatkan sinyal 
suara dari dalam. Si Jin memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan peralatan endoskop dan foto-foto bagian dalam.


Di dalam, Manager Go dan anak buahnya yang tertusuk besi terus saling berbicara. Manager Go menyuruh anak buahnya itu untuk mengetuk lebih keras, namun lama kelamaan anak buahnya itu kehabisan tenaga.
 
Untungnya tak lama kemudian, beberapa pekerja konstruksi yang lain menemukan keberadaan Manager Go. Begitu juga dengan Si Jin dan anak buahnya, mereka mendapatkan gambar posisi dimana para pekerja terjebak.


Si Jin dan anak buahnya berdiskusi bagaimana cara mereka untuk masuk ke dalam. Si Jin berpendapat, yang pertama kali harus mereka lakukan adalah mengangkat beton yang menutupi jalan masuk. Tadinya mereka berencana menggunakan pengebor, tapi berdasarkan informasi dari Young Su, beton yang dipakai di proyek adalah beton yang khusus, jadi butuh lebih dari satu hari untuk melakukannnya.

Young Su menyuruh mereka menggunakan alat berat saja. Tapi Dae Young dengan tegas menolak. Karena tanahnya tidak stabil, maka itu akan semakin membahayakan korban yang selamat.

Young Su sudah tidak sabar lagi, jika memang sulit untuk masuk ke reruntuhan bangunan, maka sebaiknya mereka masuk ke kantor saja karena tidak ada orang yang selamat satu pun di sana dan mengatakan banyak dokumen penting di kantor.

Si Jin jadi emosi, “Apa kau menyuruh kami mementingkan dokumen daripada menyelamatkan nyawa manusia?”.

Young Su juga emosi, mengatakan dia lah orang yang bertanggung jawab di proyek itu,  jadi mereka harus mengikuti perintahnya. Si Jin membalas, “Di lokasi bencana alam, perintah Kapten adalah yang utama. Dan kapten itu adalah aku.”

Young Su terpaksa menurunkan jari tangannya yang tadi menunjuk ke arah Si Jin. Si Jin menyuruh anak buahnya untuk membawa pergi Young Su. Young Su dibawa pergi dengan paksa . Sepanjang jalan, Young Su terus memaki-maki Si Jin.

Si Jin kembali membahas rencana penyelematan dengan Dae Young. Si Jin mengusulkan menggunakan airbag. Tapi Dae Young berpendapat, satu airbag hanya mampu menahan beban 10 ton, jadi mereka membutuhkan 4 airbag yang dipompa sekaligus. Pompa udara yang mereka milik hanya ada satu. Si Jin pun menyarankan menggantinya dengan air. Dan air dapat diambil dari hydrant.

Menurut Dae Young , airbag tidak akan mampu bertahan cukup lama. Si Jin mengatakan airbag hanya penopang sementara. Setelah membuat lubang yang besar, maka mereka akan bisa memasang penopang lainnya.

Dae Young setuju dengan rencana Si Jin dan mereka memerintahkan tentara lainnya untuk melakukan rencana mereka.

Mo Yeon sibuk memeriksa pasien yang kondisinya termasuk gawat darurat. Mo Yeon berniat untuk membawa ke medicube. Tapi ternyata mereka tidak memiliki mobil untuk membawa pasien dan juga ponsel masih belum bisa digunakan.


Ki Bum datang memberikan masing-masing satu radio untuk Mo Yeon dan Ja Ae. Ia mengatakan bahwa radio itu adalah pemberian dari dokter asing yang membawa pasien ke Medicube dan Mo Yeon dapat menggunakan channel 3.


Terdengar suara yang masuk melalui radio, dan itu dari Daniel. Daniel mengatakan, ia membawa pasien yang pendarahan dan retak di kepala dan mau menggunakan ruang operasi, tapi orang-orang di Medicube bilang ia harus meminta izin terlebih dahulu pada Mo Yeon.

Daniel memerdengarkan radionya pada dokter yang berjaga di depan pintu masuk ruang operasi. Mo Yeon memarahi mereka yang tidak tanggap darurat, “Apa kau pikir kita sedang ada di Samcheondong?” Dokter itu mengerti dan membukakan pintu ruang operasi untuk Daniel.



Daniel mengucapkan terima kasih pada Mo Yeon dan mengatakan kalau Ye Hwa bisa membantu Mo Yeon di lapangan. Mo Yeon mengucapkan terima kasih pada Daniel dan menutup pembicaraan mereka. Si Jin juga mendengarkan pembicaraan Mo Yeon dan Daniel. Dan ia tersenyum dan makin bersemangat.

Anak buah Si Jin sedang memasang airbag di antara reruntuhan. Young Su datang lagi, dengan nada mengejek meremehkan kekuatan airbag yang tidak akan mampu bertahan lama dan tidak akan ada siapa pun yang mau masuk kecuali orang itu mau mati.

Si Jin menyahut, kami yang akan masuk ke sana. Setelah anak buahnya melapor bahwa sudah selesai memasang airbag, Si Jin dan yang lainnya pun masuk.


Selesai memasang penyangga di dalam, Si Jin memintah tim medis untuk bersiap di pintu masuk. Dan tak lama, satu persatu pekerja konstruksi yang terjebak, berhasil keluar.


Lalu Mo Yeon menghampiri salah satu pekerja yang kakinya terluka, bertanya nama pekerja itu dan  menjawab namanya Park Yong Man. Ia mengatakan ia baik-baik saja namun jauh di bawah sana ada Manager Go.

Mo Yeon terlihat kaget saat mendengar Manager Go terjebak di dalam. Salah seorang tentara menenangkan Yong Man, mengatakan kalau timnya sedang bersiap untuk pencarian tahap kedua.


Mo Yeon melihat Si Jin mengambil tali yang panjang dan berjalan masuk lagi ke dalam. Mereka saling bertatapan sejenak, tapi tidak mengatakan apa pun.

Myeong Ju bertugas bersama Min Ji, memeriksa seorang pekerja yang kesulitan bernafas. Myeong Ju meminta Min Ji memasangkan infus tapi ternyata persedian infus mereka sudah habis.


Mo Yeon datang dan memberikan botol infus. Ia melihat keadaan pasien dan mendiagnosa terjadi pendarahan di dalam perut. Tiba-tiba pasien kehilangan kesadaran dan Myeong Ju meminta Min Jin menyuntikkan Epinefrin 10 ml.

Myeong Ju akan menekan dada pasien dengan kedua tangannya. Tapi ia kalah cepat, Mo Yeon tiba-tiba memukul keras dada pasien, membuat Myeong Ju kaget. Tak lama, denyut nadi pasien kembali normal.

Myeong Ju mengatakan pasien harus dioperasi dan mereka harus membawanya ke medicube. Tapi Mo Yeon merasa itu tidak mungkin karena di medicube, ruang operasinya pun sudah penuh.

Myeong Ju memikirkan cara lain, membawa pasien dengan helikopter ke markas dan membutuhkan waktu 30 menit, tapi Mo Yeon merasa pasien tidak akan mampu bertahan selama itu. Jadi ia menyarankan untuk melakukan operasi langsung sekarang. Mereka dapat memindahkan pasien ke tempat yang lebih terbuka dan terang.

Myeong Ju keberatan karena lokasi tidak steril dan banyak debu semen. Mo Yeon menyerahkan keputusan akhir pada Myeong Ju, karena pasien itu adalah pasien Myeong Ju. Myeong Ju pun mengikuti saran Mo Yeon. Ia memerintahkan Min Jin mengambil satu set alat operasi. Dengan bantuan Ye Hwa, Myeong Ju dan Mo Yeon memindahkan pasien ke tempat yang lebih baik.

Ki Bum masih ke sana ke sini membagikan radio untuk semua tim medis, hingga ia malah menabrak susunan kotak dan membuat isinya berserak. Dokter wanita yang sedang ada di sana menegur Ki Bum yang banyak bergerak padahal sedang terluka.


Ki Bum merasa tidak enak. Saat Min Ji datang untuk mengambil set operasi, Ki Bum pun disuruh minggir. Wajah Ki Bum terlihat sedih, karena tidak dapat membantu apa pun.


Chi Hoon mengobati wanita yang kakinya terluka. Ia mau menyuntikkan anestesi di kaki wanita itu. Namun wanita itu menolaknya dengan keras. Awalnya Chi Hoon kesal, mengira wanita itu takut disuntik, apalagi ia juga sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan wanita itu.

Wanita itu mengeluarkan foto usg bayi dan mengatakan bahwa itu adalah bayinya. Chi Hoon baru mengerti kenapa wanita itu tidak mau disuntik. Ia meminta wanita itu harus menahan rasa sakit untuk sebentar dan wanita itu menganggukkan kepalanya. Dalam hitungan tiga, Chi Hoon menarik kaki wanita itu. 


Reporter yang memerkenalkan namanya Martin. Ia berbicara dengan Ki Bum yang sama sekali tidak paham bahasa inggris. Ki Bum membawa Martin ke Ja Ae mengatakan saya sibuk.

Sang Hyun datang ke tenda dan Ki Bum membawa Martin ke Sang Hyun. Sama seperti Ja Ae, Sang Hyun juga tidak mau meladeni wartawan itu dan mengatakan ia tidak bisa berbahasa inggris, padahal ia memakai bahasa inggris.

Terdengar suara dari radio Sang Hyun yang meminta seorang dokter kembali ke Medicube karena di sana kekurangan dokter. Sang Hyun menjawab panggilan itu dan mengatakan akan segera ke rumah sakit.


Sang Hyun melihat mobil Martin dan langsung masuk ke dalamnya. Ia berjanji pada Martin akan bersedia diwawancara jika Martin mau mengantarkannya. Martin pun menyetujuinya.

Ki Bum melihat kepergian Sang Hyun dengan tatapan kagum. Ja Ae tiba-tiba muncul, mengatakan bahwa biasanya Sang Hyun itu adalah pria yang suka bersikap konyol, tapi Sang Hyun adalah seorang dokter yang hebat.

Ki Bum mendengar pengumuman di radio bahwa ada yang membutuhkan darah golongan AB. Ki Bum segera mengatakan kalau ia berdarah AB.


Ki Bum datang ke tempat Myeong Ju dan Mo Yeon sedang melakukan operasi. Si Jin datang dan mengatakan kalau Mo Yeon harus ikut dengannya masuk ke dalam bangunan yang roboh.


Si Jin membawa Mo Yeon ke tempat Manager Go terbaring dan tertindih dengan pelat beton. Mo Yeon mengatakan kalau ia akan memberikan pereda sakit dan bertanya apakah Manager Go bisa merasakan kaki dan jari kakinya.

Manager Go mengerutkan wajahnya, berusaha menggerakkan kakinya. Mo Yeon menyenter ke arah kaki Manager Go. Manager Go bertanya apakah Mo Yeon melihat kakinya bergerak. Mo Yeon terdiam melihat kaki dan jari kaki Manager Go sama sekali tidak bergerak.

Manager Go mengatakan kalau tadinya sakit sekali tapi setelah melihat wajah Mo Yeon, rasa sakitnya menghilang. Mo Yeon tersenyum dan mengatakan kalau Manajer Go telah berusaha dengan baik.

Mo Yeon bertanya pada Si Jin yang berdiri di belakangnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat beton itu. Namun Si Jin mengajak Mo Yeon melihat pasien yang lain.


Mo Yeon memasang infus untuk pasien yang tertusuk besi dan berkata pasien itu beruntung karena besinya tidak menusuk jantung pasien itu. Mo Yeon meminta pasien untuk tidak bergerak karena bisa mengenai tulang belakang pasien.

Mo Yeon menyuruh mereka harus membawa pasien itu ke ruang operasi beserta dengan besinya dan ia juga menunjukkan bagian mana yang bisa dipotong oleh tim Si Jin. Namun, Si Jin malah mengajak Mo Yeon membicarakan sesuatu.


Si Jin menjelaskan kalau lokasi Manager Go dan pasien yang tertusuk itu saling berhubungan. Jika mengangkat beton yang menindih Manager Go, maka beton itu akan langsung jatuh mengenai pasien yang tertusuk. Dan jika memotong besi maka gaya beratnya akan berubah dan beton akan semakin menindih Manager Go.

Si Jin menyerahkan keputusan pada Mo Yeon karena Mo Yeon adalah seorang dokter. Mo Yeon harus memutuskan siapa yang memiliki peluang bertahan, maka orang tersebutlah yang akan diselematkan.

Mo Yeon bertanya tak percaya, “Untuk menyelematkan satu pasien, kita harus mengorbankan pasien yang satunya lagi. Itu maksudmu? Jadi kau memintaku memilih siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dibunuh?”

Si Jin meminta Mo Yeon untuk segera memutuskan. Sersan Choi datang, mengatakan bahwa mereka sudah selesai melakukan persiapan. Tapi Mo Yeon mengatakan ia perlu waktu berpikir.

Sersan Choi menyahut, kalau mereka tak punya waktu. Si Jin memberi isyarat agar Sersan Choi memberi Mo Yeon waktu, dan kemudian ia mengatakan pada Mo Yeon, mereka akan menunggu keputusan Mo Yeon. Kemudian Mo Yeon pun pergi.


Young Su mendatangi  Si Jin lagi dan menegurnya karena hanya berdiri diam saja di sana. Ia mendengar salah satu dari korban tidak akan bisa diselamatkan, jadi ia meminta Si Jin cepat menyelamatkan siapa pun dan kemudian mereka bisa mulai masuk ke kantornya.

“Kami mengikuti penyelamatan berdasarkan prioritas,” ujar Si Jin dan langsung pergi. Tapi Young Su menahannya. Young Su mengatakan di kantor ada dokumen kontrak perjanjian dengan pemerintah Urk dan itu sangat penting karena menyangkut keseluruhan proyek itu. Ia mengatakan kalau ia bukannya tidak bersikap patriotisme, ia selalu memilih lagu kebangsaan saat berkaraoke untuk dinyanyikan pertama kali.

Young Su terus mengomel. Menyinggung tugas seorang tentara yang seharusnya lebih mementingkan negara dan tidak perlu mempedulikan para pekerja akan hidup atau mati. Si Jin sangat marah dengan ucapan Young Su. Ia mendekatkan wajahnya pada Young Su.

“Keselamatan warga adalah prioritas utama bagi sebuah negara. Artinya jika orang brengsek sepertimu berada dalam bahaya. Dan negara akan melakukan apa pun untuk menyelamatkanmu. Dan aku sebagai seorang tentara, keselamatan seorang warga merupakan perintah mutlak dari negara.” Ucap Si Jin.

Lalu Si Jin mengambil sekop dan melemparkannya pada Young Su menyuruhnya untuk mengambil dan menggali sendiri jika dokumen itu sangat penting. Young Su tertawa tidak percaya Si Jin akan melakukan itu padanya dan mengancam kalau Si Jin akan mendapat masalah besar. Si Jin mengusir Young Su untuk keluar.


Tiba-tiba seseorang berteriak karena ada beton dan pipa yang jatuh dari atas. Si Jin segera melindungi Young Su. Sebagian beton dan pipa mengenai punggungnya, lau jatuh ke bawah, ke tempat Manager Go berada.

Si Jin menanyakan keadaan tentara yang ada dibawah bersama Manager Go. Mereka mengatakan, mereka baik-baik saja, begitu juga dengan Manager Go.

Young  Su melihat kabel listrik yang putus, mengeluarkan api. Si Jin mengeluarkan pistolnya dan menembak beton yang mengantung di atas dan jatuh tepat di atas kabel yang berapi itu. Ia menanyakan keadaan Young Su. Young Su langsung hilang keberaniannya karena apa yang dikatakan Si Jin barusan terbukti, tetap akan melindungi Young Su saat dalam bahaya. Dan ia tergagap menjawab mengiyakan.

Si Jin menghubungi Sersan Gong melalui radio sambil berjalan melangkahi tangan Young Su. Menyuruhnya memeriksa aliran listrik apa sudah terputus atau belum. Young Su kaget saat melihat ceceran darah yang menetes di lantai dan juga mengenai tangannya. Ternyata darah itu berasal dari punggung Si Jin yang terluka. Young Su semakin ketakutan, melihat sosok Shi Jin yang sesungguhnya.


Mo Yeon dan Ja Ae berada di samping Manager Go, memeriksa keadaannya. Manager Go mengatakan ia memiliki tiga anak, satu laki-laki dan dua perempuan. Mo Yeon tidak mengerti maksud ucapan Manager Go.
“Pria yang di sana… aku tidak tahu banyak tapi sepertinya kalian tidak bisa menyelamatkan kami berdua, ‘kan? Tidak apa-apa. Aku sudah bekerja 30 tahun di konstruksi dan aku mengetahui gambarannya,” ucap Manager Go.

Mo Yeon hanya bisa berjanji akan melakukan yang terbaik untuk mereka berdua. Manager Go menganggukkan kepalanya dan berkata, “Lakukanlah. Terbaring di bawah sini dan bisa melihat langit yang biru, aku merasa sangat beruntung. Aku sudah cukup bekerja dan cukup mengumpulkan uang untuk menguliahkan anakku.” Mo Yeon mengusap matanya.


Mo Yeon mendekati pasien yang tertusuk besi. Pasien itu meminta obat penghilang rasa sakit. Tapi Mo Yeon tidak bisa memberikannya lagi karena pasien itu akan segera dibius dan dioperasi. Ia meminta pasien itu untuk mencoba mengepalkan tangannya.

Pasien itu mencoba menggerakkan jari tangannya dan masih bergerak. Ia menahan tangis, bertanya apakah ia akan mati. Ia memohon agar Mo Yeon menyelamatkannya, ia sudah berusaha untuk tidak bergerak sedikit pun seperti permintaan Mo Yeon. Mo Yeon tersenyum dan mengatakan, “Bagus.”



Myeong Ju masih mengoperasi pasien dan darah Ki Bum masih ditranfusikan ke pasien itu. Myeong Ju menyuruh Ki Bum untuk membelikan makanan untuk pasien yang sedang dioperasinya jika selamat.Ki Bum sangat senang karena itu artinya ia sudah menyelamatkan seseorang. Ia bertanya apa boleh ia memberitahukan Sersan Seo.

“Tolong antri. Karena aku yang pertama duluan menemuinya,” sahut Myeong Ju marah.


Ye Hwa sedang mengambil darah para reporter asing. Martin mengatakan ia datang bukan bertujuan untuk donor darah. Ye Hwa berjanji jika Martin mau melakukan itu, ia akan mendapatkan tiga orang untuk diwawancara, yaitu Kepala RS Haesung, Kepala Proyek Mowuru, dan Kepala Unit Taebaek.

Martin tidak setuju, orang yang ingin diwawancarainya adalah Daniel Spencer. Karena Daniel adalah seorang veteran yang sangat berpengalaman di lokasi bencana. Ye Hwa kesal karena mereka tetap keras kepala, hanya ingin mewawancarai Daniel saja.


Dae Young dan seorang tentara lain masuk ke tempat yang lain. Tidak sengaja, Dae Young malah terperosok ke bawah dan kepanikan itu terdengar melalui radio yang dipegang oleh Ki Bum. Ia langsung minta dibukakan selang transfusinya. Dengan tegas Myeong Ju menyuruh Ki Bum tidur kembali karena kalau tidak pasiennya akan mati. Ia pun terpaksa menurut dan Myeong Ju melanjutkan operasinya.

Myeong Ju terlihat berusaha tetap tenang dan melanjutkan operasi, walaupun tidak bisa konsentrasi. Untungnya, kemudian terdengar suara Dae Young yang melaporkan bahwa keadaannya baik-baik saja. Ki Bum mengungkapkan rasa leganya.  Myeong Ju malah dengan galak langsung menyuruh Ki Bum diam, karena merusak konsentrasinya.
Bersambung ke part 2…

Komentar:
Wah, ternyata apa yang dikatakan Si Jin saat menyelematkan Mo Yeon dari tebing itu benar. Kalau Mo Yeon tidak bisa berpisah darinya. Buktinya, saat Si Jin kembali pulang ke Korea, di Urk malah terjadi bencana gempa. Sudahlah Mo Yeon demi keselamatanmu, terima saja Si Jin. Toh, ada ruginya kan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar